Hasil Spektroskopi FITR (Undefined)

43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Spektroskopi FITR

Hasil spectrum spektroskopi FTIR 870 1080 4 00 0.0 3 00 0 2 00 0 1 50 0 1 00 0 4 50 .0 6 .5 8 1 0 1 2 1 4 1 6 1 8 2 0 2 2 2 4 2 6 2 8 3 0 3 1.0 cm-1 T L abora to ry T es t Re s u glukosa 108 mldl glukosa 136 mldl glukosa 99 mldl 3463.15 1651.70 3432.03 1652.01 3465.17 1652.05 Gambar 4.1 Spectra FTIR 3 sample darah dengan kadar glukosa 99, 108,136 mgdl Berdasarkan hasil spektrum pada gambar diatas, dapat dianalisa bahwa spektum FTIR sample darah berada pada rentang bilangan gelombang 4000-450 cm -1 . Terdapat beberapa pita serapan absorbansi maksimum transmitansi maksimum pada tiap konsentrasi kandungan glukosa sample darah yaitu terletak 44 pada bilangan gelombang 3463.15 cm -1 untuk sample darah dengan konsentrasi kadar glukosa 99mgdl, untuk sample darah dengan konsentrasi kadar glukosa 108 mgdl pita serapan absorbansi maksimum terletak pada bilangan gelombang 3432.03 cm -1 dan yang terakhir pada bilangan gelombang 3465.17 cm -1 pita serapan absorbansi maksimum terjadi untuk sample darah dengan kadar glukosa 136 mgdl. Daerah serapan absorbansi max transmitansi min pada bilangan gelombang 3463.15, 3432.03 dan 3465.17 mengindikasikan kehadiran gugus fungsi O-H asam karboksilat.Pada rentang bilangan gelombang 1080 cm -1 dan 870 cm -1 mengalami transmitansi max absorbansi min hal ini mengindikasikan adanya gugus fungsi C-O dan C-H. Pada saat transmitansi mencapai nilai maksimum pada bilangan gelombang 1080 cm -1 untuk sample darah dengan kadar glukosa 99mgdl,870 cm -1 untuk sample darah dengan kadar glukosa 108 mgdl dan 136 mgdl tidak menunjukkan adanya jenis vibrasi apapun karena berkas sinar yang terlalu banyak ditransmisikan sehingga tidak terjadi vibrasi. Pada saat ketiga jenis sample darah mengalami absorbansi maksimum transmitansi minimum, terdeteksi adanya jenis vibrasi regangan C-H pada bilangan gelombang diatas 3400 cm -1 , hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah sinar yang diserap sehingga banyak molekul yang saling berinteraksi sehingga menimbulkan vibrasi jenis tersebut . 45 Tabel 4.1 Hasi Spektroskopi FTIR aNilai Absorbansi dan panjang gelombang spektrum FTIR bNilai Absorbansi maksimum dan Transmitansi maksimum pada tiap konsentrasi a b Gambar 4.2 Grafik hubungan linear absorbansi max terhadap perubahan konsentrasi Konsentrasi alat ukur A=log 10 I I λ nm 99 mgdl A 1

0.76 λ

1 3448.84 A 2 0.64 λ 2 1651,57 A 3 0,57 λ 3 618,85 108 mgdl A 1

0,68 λ

1 3411,24 A 2 0,63 λ 2 1651,98 A 3 0,57 λ 3 659,32 136 mgdl A 1

0.68 λ

1 3410,05 A 2 0,65 λ 2 1651,99 A 3 0,62 λ 3 616,85 Transmitansi Max Konsentrasi alat ukur 29.5 99 mgdl 28.7 108 mgdl 25.4 136 mgdl A= log 10 I I max Konsentrasi alat ukur 0.76 99 mgdl 0.68 108 mgdl 0.68 136 mgdl 46 Gambar 4.3 Grafik hubungan linear transmitansi max terhadap perubahan konsentrasi Dari hasil spectra diatas bila ditarik grafik hubungan antara absorbansi maksimum dengan tingkat konsentrasi gula dalam sample darah pada gambar 4.2, tampak bahwa semakin besar absorbansi penyerapan sinar maka tingkat konsentrasinya akan semakin rendah. Akan tetapi hal ini tidak sesuai saat konsentrasi 136 mgdl, pada kondisi ini spectrum yang tampak justru menunjukkan peningkatan nilai absorbansinya. Apabila ditarik garis linier hubungan antara besar konsentrasi dengan absorbansinya akan didapat persamaan y=-0.001x+0.881, grafik hubungan atara keduanya tersebut memiliki tingkat penyimpangan 0,63 dari garis linier yang seharusnya. Oleh karena itu nilai absorbansi belum bisa dijadikan rujukan karena nilai yang dihasilkan belum stabil. Ketidakstabilan nilai absorbansi yang didapat bisa saja terjadi karena 47 sample yang diujikan masih terlalu sedikit, sehingga hasil spektrum yang didapat belum cukup signifikan. Bagian sinar yang diserap tingkat absorbansi akan tergantung pada berapa banyak molekul yang berinteraksi dengan sinar, semakin banyak molekul yang berinteraksi dengan sinar maka akan semakin besar nilai absorbansinya, karena pada sample dalam penelitan ini adalah darah memiliki zat warna yang kuat tajam berupa larutan pekat maka akan diperoleh nilai absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengan sinar. Pada grafik selanjutnya gambar 4.3, hubungan antara transmitansi dengan perubahan konsentrasi menunjukkan hasil yang cukup baik karena jauh lebih stabil. Dapat disimpulkan hubungan antara keduanya adalah jika nilai transmitansinya tinggi maka akan semakin besar pula tingkat konsentrasinya. Bila ditarik garis linier antara keduanya akan didapat persamaan y=-0.112x+40.72, hasil tersebut cukup baik karena hanya memiliki 0,002 derajat penyimpangan dari garis linier yang seharusnya. Oleh karena itu data transmitansi dapat digunakan sebagai rujukan yang lebih stabil untuk dimanfaatkan dalam pengembangan sensor pendeteksi kadar gula dalam darah. 48

4.2 Hasil Spektroskopi UV-Vis