3
dapat dimiliki dan digunakan sendiri Self Monitoring Blood Glucose dengan harga yang murah serta praktis dalam penggunaannya.
Saat ini alat pengontrol gula darah sudah ada yang digital, akan tetapi alat ini masih memiliki kelemahan karena masih bersifat kurang stabil, sensor
memiliki efek samping, dan belum dapat dipakai secara berulang dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu diperlukan referensi mengenai sifat optis
glukosa darah, untuk dapat digunakan dalam menentukan sensor yang tepat sehingga kemungkinan eror hasil pembacaan sensor pada alat pengontrol gula
darah dapat dikurangi. Hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai data acuan pembuatan alat pengukur glukosa secara non-invasive tanpa melukai,
yaitu mendeteksi kadar glukosa dalam darah tanpa jarum suntik yang saat ini sedang ramai dikembangkan, alat seperti ini akan lebih banyak digunakan oleh
penderita diabetes karena pemakaiannya yang tidak menimbulkan rasa sakit akibat bekas luka tusukan jarum suntik.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah sifat optis dapat diketahui dengan menentukan intensitas serta panjang gelombang yang memiliki nilai absorbansi maksimum A
maks
pada berkas sample glukosa darah?
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh sample glukosa dan metode yang digunakan. Sample senyawa yang dipakai dalam penelitian ini adalah sample darah manusia
dalam tiga kondisi kadar glukosa yang berbeda-beda yaitu 99 mgdl,108 mgdl dan 136 mgdl. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini sebatas
4
penggunaan alat spektroskopi UV-Visible dengan daerah sinar Ultra violet berada pada range panjang gelombang 200-400nm, sedangkan untuk sinar tampak
berada pada range 400-750 nm
2
dan penggunaan alat spektroskopi FTIR dengan range absorpsi untuk daerah infra merah pertengahan 2,5-50µm
3
.
1.4 Tujuan Penelitian
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik gula darah terhadap sifat optiknya. Sifat optik yang dimaksud yaitu panjang gelombang absorpsi
maksimum dan trasnmitansi maksimum yang berhasil ditangkap oleh spektroskopi UV-Vis dan Spektroskopi FTIR. Penilitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui hubungan Absorbansi maksimum dan transmitansi maksimum terhadap perubahan tingkat konsentrasi sample.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai data referensi sifat optis dari senyawa glukosa untuk mendesain sensor glukosa pada alat pengukur gula darah
pribadi Self Monitoring Blood Glucose yang praktis, ekonomis bahkan tanpa harus melukai tubuh non-ivasive.
1.6 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan dalam penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
2
Sandra Hermanto,Teknik analisa spektroskopi, spektroskopi serapan molekul UV-Vis.
3
Robert M Silverstein ,
Spectrometric identification of organic compounds,sixth edition
5
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diterangkan secara singkat mengenai latar belakang, tujuan, manfaat, permasalahan, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dijelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan bahasan tugas akhir ini seperti definisi gula darah, definisi DM Diabetes mellitus spektroskopi UV-
Visible, spektroskopi FTIR Fourier Transform Infra Red, proses freeze draying.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan tentang waktu dan tempat penelitian, metode pengambilan data yang mencangkup pengambilan sample darah, menguji kandungan glukosa
dalam darah, pengambilan data dengan spektoskopi FTIR, memproses darah dengan freeze draying, serta pengambilan data dengan spektroskopi UV- Vis.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Membahas tentang hasil dan pembahasan dari spektrum yang telah direkam dari hasil kerja alat spektroskopi FTIR dan UV-Vis.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diambil dari hasil analisa serta saran- saran yang diharapkan dapat mengembangkan tugas akhir ini.
6
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Gula Darah
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu pada kadar glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau kadar glukosa serum,
diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya kadar gula darah bertahan
pada batas-batas yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmoll 70-150 mgdl. Kadar ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi
hari, sebelum orang makan. Kadar glukosa dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu humoral factor seperti hormon insulin, glucagon,
kortisol. Faktor eksogen antara lain jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan.
4
Nama lain dari gula darah adalah glucose, sedangkan rumus senyawa kimianya adalah C
6
H
12
O
6
dan memiliki berat molekul 180 gmol. Kandungan gula darah manusia 70-100 ml tiap 100 ml darah. Berikut adalah struktur glukosa
darah:
4
John W, Kimball biology page
7
Gambar 2.1 Struktur molekul glukosa
5
Kadar gula dalam darah dapat diukur dengan pengukuran kadar gula standard menggunakan bahan plasma darah yang berasal dari pembuluh vena.
Plasma darah adalah bagian cair dari darah. Intinya adalah darah yang sudah tidak mengandung bahan-bahan padat lagi seperti sel darah merah hematokrit dan
yang lainnya. Pada alat pengukur gula darah portable yang banyak terdapat di pasaran, metode mendapatkan plasma dari darah dengan melakukan penyaringan
darah yang diambil yang dilakukan oleh strip tempat menaruh sediaan darah yang diambil. Kemudian darah pada strip terdeteksi oleh sensor glukosa yang terdapat
pada alat pengukur gula darah digital tersebut. Pengukuran kadar gula darah sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah darah diambil dari vena.
Pengukuran darah vena dan kapiler pada saat puasa memberikan hasil yang identik pada saat puasa tetapi tidak untuk pengukuran 2 jam setelah makan
dimana hasil dari darah kapiler menunjukkan nilai yang lebih tinggi.
5
5
Valery Tuchin,Handbook of optical sensing of glucose in biological fluids and tissue
8
Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis Diabetes MellitusDM dalam satuan mgdl.
6
2.2 Definisi Penyakit Diabetes Mellitus