Pengertian Korupsi dan Tindak Pidana Korupsi

Unsur-unsur subjektif dari suatu tindakan adalah: 1 Kesengajaan atau ketidaksengajaan dolus atau culpa. 2 Maksud atau voornemen pada suatu percobaan atau poging. 3 Berbagai maksud atau oogmerk seperti yang terdapat misalnya di dalam kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan. 4 Merencanakan terlebih dahulu atau voorbedachte raad, seperti yang terdapat di dalam kejahatan pembunuhan 5 Perasaan takut seperti antara lain terdapat di dalam rumusan tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP. Sedangkan unsur-unsur objektif dari suatu tindak pidana adalah: 1 Sifat melawan hukum atau wederrechtlijkheid. 2 Kualitas dari si pelaku, misalnya keadaan sebagai serorang pegawai negeri dalam kejahatan menurut Pasal 415 KUHP. 3 Kualitas yakni hubungan antara suatu tindakan sebagai penyebab dengan suatu kenyataan sebagai akibat. 29

3. Pengertian Korupsi dan Tindak Pidana Korupsi

Tidak ada definisi baku dari tindak pidana korupsi tipikor. Akan tetapi secara umum, pengertian Tipikor adalah suatu perbuatan curang yang merugikan 29 Leden Marpaung, Op. Cit., hal. 10 keuangan negara atau penyelewengan atau pengelapan uang negara untuk kepentingan pribadi dan orang lain 30 Menurut Lilik Mulyadi, di dalam bukunya, tindak pidana korupsi adalah merupakan salah satu bagian dari hukum pidana khusus di samping mempunyai spesifikasi tertentu yang berbeda dengan hukum pidana umum, seperti adanya penyimpangan hukum acara serta apabila ditinjau dari materi yang diatur, tindak pidana korupsi secara langsung maupun tidak langsung dimaksudkan menekan seminimal mungkin terjadinya kebocoran dan penyimpangan terhadap keuangan dan perekonomian negara. 31 a. Inggris, yaitu corruption, corrupt; Secara estimologi kata tindak pidana korupsi terdiri dari dua kata yaitu tindak pidana dan korupsi. Mengenai istilah tindak pidana didalam skripsi ini telah di uraikan terlebih dahulu di halaman-halaman sebelumnya. Sedangkan pengertian atau asal kata korupsi menurut Fockema Andreae, kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus yang selanjutnya disebutkan bahwa corruptio itu berasal pula dari kata asal corrumpere, suatu kata dalam bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun ke banyak bahasa Eropa seperti: b. Prancis, yaitu corruptio; c. Belanda, yaitu corruptie korruptie. 30 Aziz Syamsuddin, Tindak Pidana Khusus. Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hal. 15. 31 Lilik Mulyadi, Bunga Rampai Hukum Pidana: Perspektif, Teoretis dan Praktis, Bandung: PT Alumni, 2008, hal. 153. Dapat atau patut diduga istilah korupsi berasal dari bahasa Belanda dan menjadi bahasa Indonesia, yaitu “korupsi”. Dalam kamus umum Belanda Inonesia yang disusun oleh Wijosasito, corruptie yang juga disalin menjadi corruptien dalam bahasa Belanda mengandung arti perbuatan korup, penyuapan. 32 Pengertian dari korupsi secara harfiah menurut John M. Echols dan Hasan Shadaly, berarti jahat atau busuk, sedangkan menurut A.I.N Kramer SR mengartikan kata korupsi sebagai: busuk, rusak, atau dapat disuap. Dalam The Lexicon Webster Dictionary, kata korupsi berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah, seperti dapat dibaca dalam The Lexicon Webster Dictionary sebagai berikut: 33 korupsi tersebut meliputi kegiatan-kegiatan yang tidak patut yang berkaitan dengan kekuasaan, aktivitas-aktivitas pemerintah, atau usaha- usaha tertentu untuk memperoleh kedudukan secara tidak patut, serta kegiatan lainnya seperti penyogokan. Corruption {L.corruption n-} The act of corruption or the state of being corrupt; futrefactive decomposition, pitrid matter; moral perversion; depravity, perversion of integrity; corrupt or dishonest proceedings, bribery; perversion from state of purity; debasement as of a language; a debased from of a word The Lexion 1978 Pengertian korupsi menurut Gurnar Myrdal dalam bukunya berjudul Asian Drama, Volume II adalah: To include not only all forms of improper or selfish exercise of power and influence attached to a public officer or the special position one occupties in the public life but also the activity of the bribers. 32 Ermansjah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama KPK Kajian Yuridis Normatif UU Nomor 31 Tahun 1999 Juncto UU Nomor 20 Tahun 2001 Versi UU Nomor 30 Tahun 2002, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 6 33 Ibid, hal. 7 Kalau Gurnar Myrdal tampak mengunakan istilah korupsi dalam arti luas yang meliputi juga kolusi dan nepotisme, maka helbert Edelherz suka mengunakan istilah white collar crime untuk perbuatan pidana korupsi. Di dalam buku helbert Edelherz berjudul The Investigation of White Collar Crime, A Manual for Law Enforcement Agencies, perbuatan pidana korupsi disebut sebagai berikut: 34 Kemudian arti korupsi yang telah diterima dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia, disimpulkan oleh Poerwadarminta: “korupsi ialah perbuatan perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya”. White collar crime: an illegal act or services of illegal acts committed by nonphysical means and by concealment or guile, to obtain or property, to avoid the payment or loss of money or property, to obtain business or personal advantage. Kejahatan kerah putih: suatu perbuatan atau serentetan perbuatan yang bersifat ilegal yang dilakukan secara fisik, tetapi dengan akal bulusterselubung untuk mendapatkan uang atau kekayaan serta menghindari pembayaranpengeluaran uang atau kekayaan atau untuk mendapat bisniskeuntungan pribadi. 35 Sedangkan pengertian tindak pidana korupsi pada Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terdapat dalam pasal 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9,10, 11, 12, 12 B, dan 13., 14, 15, 16. Pasal-pasal ini juga meliputi jenis tindak pidana korupsi. Namun di sini Penulis hanya menjelaskan pengertian tindak pidana korupsi 34 Ibid, hal. 7 35 Ibid, hal. 8 menurut Pasal 2 ayat 1 dikarenakan putusan pengadilan pada skripsi ini dikenakan pada pasal tersebut. Adapun isi dari Pasal 2 ayat 1 antara lain: “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 empat tahun dan paling lama 20 dua puluh tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar Rupiah”.

F. Metode Penelitian