Preferensi Makan Tikus Pohon (Rattus tiomanicus Mill.) dan Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L ) terhadap Umpan dan Rodentisida

PREFERENSI MAKAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill.)
DAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.),
TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA

FATMAWATI

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Preferensi Makan
Tikus Pohon (Rattus tiomanicus Mill.) dan Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L.)
terhadap Umpan dan Rodentisida adalah benar karya saya dengan arahan dari

dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015
Fatmawati
NIM A34110098

iv

v

ABSTRAK
FATMAWATI. Preferensi Makan Tikus Pohon (Rattus tiomanicus Mill.) dan
Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L.) terhadap Umpan dan Rodentisida.
Dibimbing oleh SWASTIKO PRIYAMBODO.
Tikus merupakan satwa liar yang berasosiasi dengan kehidupan manusia
dan menjadi hama penting dalam bidang pertanian, perkebunan, dan permukiman.

Saat ini, tikus pohon (R. tiomanicus) dan tikus rumah (R. rattus diardii) sangat
mengganggu dan menimbulkan kerugian. Upaya pengendalian tikus hama yang
sering dilakukan adalah pengendalian secara non kimiawi dan kimiawi
(rodentisida). Penelitian ini bertujuan mengevaluasi tersedianya rodentisida yang
disukai tikus pohon dan tikus rumah untuk mengendalikan tikus pohon dan tikus
rumah di gudang gabah, beras, dan jagung secara efektif dan efisien. Kegiatan
penelitian ini berlangsung mulai September hingga Desember 2014. Metode yang
digunakan adalah uji dua pilihan (bi choice test) selama tiga hari berturut-turut
dengan menggunakan rodentisida dengan bahan aktif selulosa, brodifakum 1,
brodifakum 2, bromadiolon, seng fosfida, dan umpan dasar (gabah, beras, jagung).
Data diolah menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Hasil dari pengujian bi
choice test menunjukkan bahwa tikus pohon dan tikus rumah lebih menyukai
umpan dibandingkan rodentisida. Rodentisida yang banyak dikonsumsi oleh tikus
pohon adalah seng fosfida dan bromadiolon vs jagung, pada tikus rumah adalah
bromadiolon vs jagung. Bromadiolon dan seng fosfida dapat digunakan dalam
pengendalian tikus pohon, serta bromadiolon terhadap tikus rumah di gudang
jagung. Tikus pohon mengalami kematian terbesar pada perlakuan seng fosfida vs
umpan dan tikus rumah pada bromadiolon vs umpan masing-masing sebanyak 7
dari 15 ekor. Secara umum, tikus mengalami penurunan bobot tubuh setelah
mengonsumsi rodentisida dalam jumlah cukup.

Kata kunci : brodifakum, bromadiolon , preferensi, seng fosfida, selulosa.

vi

vii

ABSTRACT
FATMAWATI. Feeding Preference of Wood Rat (Rattus tiomanicus Mill.) and
House Rat (Rattus rattus diardii L.) to Bait and Rodenticides. Supervised by
SWASTIKO PRIYAMBODO.
Rat is wild animal which associates with human life and becomes important
pests in agriculture, plantations, and settlements. Currently, wood rat (R.
tiomanicus) and house rat (R. rattus diardii) is very annoying and causing
damage. Efforts to control rats conducted using both non chemicals and chemicals
(rodenticides). The aim of this research is to investigate which rodenticides are
preferred by wood rats and house rats to control them in the unhulled rice, rice,
and corn warehouse effectively and efficiently. The research have been done
from September to December 2014. The method used is bi choice test in three
days continuously with several active ingredients that is cellulose, brodifacoum 1,
brodifacoum 2, bromadiolone, zinc phosphide, and base bait (unhulled rice, rice,

corn). The data has been analized by completely randomized design. Result of the
bi choice test showed that wood rat and house rat preferred bait than rodenticide.
Wood rat consumed more zinc phosphide and bromadiolone when it was
compared with corn, house rat also bromadiolone vs corn. Bromadiolon and zinc
phosphide could be used to control wood rat, and bromadiolone to house rat in
corn warehouse. The highest death of wood rat on zinc phosphide compared bait
treatment and house rat on bromadiolone compared bait each 7 out of 15 rats. In
general, decrease in weight of rat body occurs after consumed enough
rodenticides.
Key words: brodifacoum, bromadiolone, cellulose, preference, zinc phosphide.

viii

ix

©

Hak Cipta milik IPB, tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

x

PREFERENSI MAKAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill.)
DAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.),
TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA

FATMAWATI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Departemen Proteksi Tanaman


DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

xii

xiv

xv

PRAKATA
Alhamdulillahirobbilalamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat
Alloh SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Preferensi Makan Tikus Pohon (Rattus
tiomanicus Mill.) dan Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L.) terhadap Umpan dan
Rodentisida”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.Si.

selaku dosen pembimbing skripsi yang banyak memberi motivasi, bimbingan,
saran, materi, waktu, dan hal lainnya. Prof Dr. Ir. Meity Suradji Sinaga, M.Sc.
selaku dosen penguji tamu yang telah memberikan kritik dan saran untuk
penyempurnaan penulisan skripsi. Seluruh Staff Departemen Proteksi Tanaman
IPB baik Dosen Pengajar, Laboran, Petugas Teknis, dan yang lainnya. Keluarga
tercinta Ibu, Ayah, Kakak-Kakak, beserta keluarga yang lainnya untuk kasih
sayang, doa, serta dukungan yang selalu diberikan. Teman-teman Laboratorium
Vertebrata Hama (Tika Sri Amelia, Mutia Ayu Puspita, Arief Yana Fuji Lestari),
Elfrida Oktaviani, Reni Mulyani, Ulfah Hafizah, Septian Rizki, Endang Darsini
dan yang lainnya atas bantuan dan motivasi yang telah diberikan selama penulis
melakukan penelitian. Teman-teman seperjuangan angkatan 48 di Departemen
Proteksi Tanaman,. Ungkapan terima kasih juga kepada mahasiswa BUD Adaro
Indonesia dan PT Adaro Indonesia serta semua pihak yang terkait dalam
pembiayaan penulis selama menempuh studi di Institut Pertanian Bogor.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015

Fatmawati


xvi

xvii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat dan Bahan
Metode Penelitian
Preparasi Hewan Uji
Preparasi Umpan dan Rodentisida

Pengujian Ketertarikan Tikus terhadap Umpan dan Rodentisida
Konversi Umpan
Rasio Konsumsi Rodentisida terhadap Umpan
Rancangan Percobaan
Peubah yang Diamati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Ketertarikan Tikus Pohon terhadap Umpan dan Rodentisida
Rasio Konsumsi Rodentisida/Umpan pada Tikus Pohon
Kematian dan Konsumsi Rodentisida pada Tikus Pohon
Perubahan Bobot Tubuh Tikus Pohon
Uji Ketertarikan Tikus Rumah terhadap Umpan dan Rodentisida
Rasio Konsumsi Rodentisida/Umpan pada Tikus Rumah
Kematian dan Konsumsi Rodentisida pada Tikus Rumah
Perubahan Bobot Tubuh Tikus Rumah
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


xvii
xviii
xix
xix
1
1
2
2
3
3
3
3
3
4
4
5
5
5
5

6
6
7
7
9
10
11
12
13
14
14
14
15
17
18

xviii

xix

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

Konsumsi rerata umpan dan rodentisida terhadap tikus pohon
Rasio konsumsi rodentisida terhadap umpan pada tikus pohon
Kematian dan konsumsi tikus pohon pada saat perlakuan
Konsumsi rerata umpan dan rodentisida terhadap tikus rumah
Rasio konsumsi rodentisida terhadap umpan pada tikus rumah
Kematian dan konsumsi tikus rumah pada saat perlakuan

6
7
8
10
11
12

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Tikus pohon dan tikus rumah
Jenis rodentisida yang digunakan
Bobot awal dan bobot akhir tikus pohon pada beberapa perlakuan
Bobot awal dan bobot akhir tikus rumah pada beberapa perlakuan

3
4
9
13

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4
5
6

Analisis ragam rasio rodentisida terhadap gabah pada tikus pohon
Analisis ragam rasio rodentisida terhadap beras pada tikus pohon
Analisis ragam rasio rodentisida terhadap jagung pada tikus pohon
Analisis ragam rasio rodentisida terhadap gabah pada tikus rumah
Analisis ragam rasio rodentisida terhadap beras ada tikus rumah
Analisis ragam rasio rodentisida terhadap jagung pada tikus rumah

17
17
17
17
17
17

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi
pembangunan perekonomian suatu bangsa. Peranan sektor pertanian sebagai
pembentukan produk domestik bruto, penciptaan lapangan kerja, peningkatan
pendapatan masyarakat, penyediaan pangan, peningkatan sektor industri dan jasa,
dan perolehan devisa. Pertanian dalam arti luas meliputi subsektor tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, dan peternakan (Daryanto 2009).
Dari lima subsektor tersebut yang dapat dikembangkan dan merupakan komoditas
unggulan nasional adalah subsektor perkebunan. Peluang pengembangan tanaman
perkebunan semakin memberikan harapan, berkaitan dengan pengembangan
industri perkebunan yang menghasilkan produk hulu hingga hilir. Dukungan
pemerintah yang semakin kuat terhadap usaha perkebunan rakyat dan semakin
luasnya pangsa pasar akan menumbuhkan berbagai industri yang membutuhkan
bahan baku dari produk perkebunan (Hidayat 2010).
Komoditas perkebunan mempunyai potensi dan perkembangan yang cukup
besar, namun usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak lepas dari kendala baik
dari hulu hingga hilir. Organisme pengganggu tanaman merupakan salah satu
kendala yang dihadapi meliputi hama, patogen, dan gulma. Kendala ini menjadi
sangat penting karena dapat menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas
komoditas pertanian. Salah satu hama penting dalam usaha pertanian hulu hingga
hilir adalah tikus.
Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi
kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun
permukiman (Meehan 1984). Tikus pohon (Rattus tiomanicus Mill.) merupakan
salah satu kendala bagi usaha peningkatan produksi perkebunan di Indonesia, oleh
karena itu banyak tanaman perkebunan yang mengalami kerugian besar. Hama
tersebut dapat merusak pada beberapa tanaman perkebunan seperti kelapa sawit,
tebu, dan kakao. Tikus rumah (Rattus rattus diardii L.) merupakan salah satu jenis
tikus yang menjadi hama penting di perkebunan dan permukiman. Banyak
kerusakan yang disebabkan oleh tikus rumah pada berbagai jenis permukiman di
perkotaan (rumah, hotel, restoran, rumah sakit, dan sebagainya) (Priyambodo
2006).
Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengendalikan tikus antara
lain dengan cara sanitasi, kultur teknis, fisik, mekanik, biologi, dan kimiawi.
Metode pengendalian yang masih sering digunakan secara kimiawi yaitu dengan
menggunakan umpan beracun (rodentisida sintetik). Penggunaan rodentisida
sintetik dinilai lebih efektif dibandingkan dengan cara yang lain, sehingga cara ini
umum digunakan, meskipun dianggap kurang ramah lingkungan dan dapat
membunuh organisme bukan sasaran. Penggunaan pestisida yang efektif dapat
dilakukan dengan menerapkan pest management yaitu pendekatan pengendalian
hama secara bijaksana dalam arti melakukan tindakan pengendalian kimiawi
sesuai anjuran serta penuh kehati-hatian dan perhitungan (Sigit 2006).
Menurut Priyambodo (2003), pengendalian tikus cara kimiawi sampai saat
ini masih banyak mengalami kendala, terutama pada pengendalian dengan
menggunakan rodentisida. Menurut Buckle dan Smith (1996) rodentisida adalah

2
bahan kimia yang digunakan dalam mengendalikan tikus. Bentuk fisik rodentisida
di pasaran terdiri dari bahan aktif, formulasi tepung yang harus dicampur umpan,
dan umpan siap pakai. Seng fosfida merupakan rodentisida dalam bentuk bahan
aktif, sedangkan selulosa, brodifakum, dan bromadiolon adalah siap pakai
(Priyambodo 2003). Salah satu kendala penggunaan rodentisida adalah kejeraan
tikus dan trauma manusia dengan kegagalan dalam pengendalian. Rodentisida
kurang disukai dan kurang menarik perhatian tikus karena di lapangan terdapat
pakan tikus yang melimpah. Perlu dilakukan penelitian preferensi berbagai jenis
rodentisida dibandingkan dengan umpan dasar dalam mengendalikan tikus rumah
dan tikus pohon.
Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi tersedianya rodentisida yang
disukai tikus, untuk pengendalian tikus pohon dan tikus rumah di gudang gabah,
beras, dan jagung secara efektif dan efisien.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah untuk memberikan informasi mengenai jenis
rodentisida yang efektif dan efisien untuk mengendalikan tikus pohon dan tikus
rumah di gudang gabah, beras, dan jagung, sehingga dapat digunakan sebagai
referensi untuk pengendalian tikus pohon dan tikus rumah.

3

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga bulan Desember 2014
di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Institut
Pertanian Bogor (IPB) Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah electronic top loading balance for animal untuk
menimbang umpan serta bobot tikus sebelum dan sesudah perlakuan, kandang
tikus yang terbuat dari ram kawat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 40 cm (p x l x
t), bumbung bambu sebagai tempat persembunyian tikus, cawan sebagai tempat
umpan, gelas sebagai tempat minum, serta sendok.
Bahan yang digunakan yaitu tikus pohon (R. tiomanicus), tikus rumah (R.
rattus diardii), rodentisida siap pakai selulosa, brodifakum 1, brodifakum 2, dan
bromadiolon, rodentisida dengan bahan aktif seng fosfida yang harus ditambah
dengan umpan gabah dan sedikit minyak nabati. Umpan yang digunakan adalah
gabah, beras, jagung, serta air minum.
Metode Penelitian
Preparasi Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah tikus pohon dan tikus rumah yang
diperoleh dari penangkapan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Tikus dari
lapang diadaptasikan terlebih dahulu dalam kurungan pemeliharaan selama 3 hari
dengan diberi pakan gabah dan minum setiap hari (Nazarreta 2012). Tikus yang
digunakan adalah tikus dewasa yang sehat, tidak bunting, tidak cacat, dengan
bobot lebih dari 70 g.

Gambar 1 Tikus pohon (atas) dan tikus rumah (bawah)

4
Penentuan bobot tikus dilakukan dengan cara memasukkan seekor tikus ke
dalam kantung plastik besar, kemudian plastik diikat erat dan ditimbang pada
timbangan elektronik. Bobot tikus adalah selisih plastik dengan dan tanpa tikus di
dalamnya.
Preparasi Umpan dan Rodentisida
Umpan yang digunakan adalah gabah, beras, dan jagung pipilan yang
diperoleh dari toko bahan makanan dan toko pakan ternak sekitar Kampus IPB,
Dramaga. Umpan yang digunakan ditimbang sebesar 20% dari bobot tubuh tikus.
Rodentisida yang digunakan adalah selulosa, brodifakum 1, brodifakum 2,
bromadiolon dalam bentuk siap pakai dan seng fosfida dalam bentuk bahan aktif
yang harus dicampur dengan gabah dan minyak nabati dengan komposisi 1% seng
fosfida + 99% umpan gabah dan minyak nabati. Rodentisida tersebut diperoleh
dari Laboratorium Vertebrata Hama, IPB. Rodentisida yang digunakan ditimbang
sebesar 10% dari bobot tubuh tikus.

(a)

(b)

(d)

(c)

(e)

Gambar 2 Jenis rodentisida yang digunakan. Rodentisida selulosa (a), brodifakum
1 (b), brodifakum 2 (c), bromadiolon (d), dan seng fosfida (e)
Pengujian Ketertarikan Tikus terhadap Umpan dan Rodentisida
Pengujian ketertarikan tikus terhadap umpan dan rodentisida dilakukan
dengan menggunakan uji dua pilihan (bi choice test). Pengujian tersebut
dilakukan untuk mengetahui ketertarikan tikus terhadap umpan dan rodentisida
yang diuji. Pengujian ini menggunakan 50 ekor tikus pohon dan 50 ekor tikus
rumah. Tikus pohon dan tikus rumah pada kandang yang terpisah diberi perlakuan
selulosa vs gabah, beras, jagung; brodifakum 1 vs gabah, beras, jagung;
brodifakum 2 vs gabah, beras, jagung; bromadiolon vs gabah, beras, jagung; dan

5
seng fosfida vs gabah, beras, jagung. Pemberian umpan dan rodentisida dilakukan
selama 3 hari berturut-turut sesuai dengan perlakuan dan dihitung konsumsinya.
Setelah itu, tikus ditimbang untuk mendapatkan bobot akhir perlakuan. Setiap
perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Pengamatan dilakukan setiap hari terhadap
jumlah umpan dan rodentisida yang dikonsumsi dengan cara mengurangi bobot
awal dan bobot akhir yang diberikan, termasuk umpan dan rodentisida yang
tercecer di bagian dasar kurungan.
Konversi Umpan
Semua data yang diperoleh dari pengujian tikus rumah dan tikus pohon
dikonversi terlebih dahulu ke 100 g bobot tikus, dengan rumus sebagai berikut :

Konversi umpan/rodentisida (g) = Konsumsi sebenarnya (g) x 100%
Rerata bobot (g)
Rerata bobot tikus (g) = Bobot awal (g) + bobot akhir (g)
2
Rasio Konsumsi Rodentisida terhadap Umpan
Rasio konsumsi rodentisida terhadap umpan didapat dari pembagian
rodentisida yang dikonsumsi dengan jumlah total umpan yang dikonsumsi dikali
100%.
Rasio konsumsi (%) =

Konsumsi rodentisida (g)
x 100%
Konsumsi rodentisida + umpan (g)

Rancangan Percobaan
Analisis ragam dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan 2 jenis hewan uji, 15 perlakuan, dan 5 ulangan. Pengolahan data
setelah dikonversi 100 g bobot tikus dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak Microsoft Office Excell 2010. Analisis secara statistika menggunakan
program SAS For Windows versi 9.1.3, uji lanjut dengan Uji Duncan pada taraf
nyata 5%. Perlakuan bi choice test (umpan dan rodentisida) diuji menggunakan
uji t dengan P=5%.
Peubah yang Diamati
Peubah yang diamati dalam pengujian ini adalah jumlah umpan dan
rodentisida yang dikonsumsi pada uji dua pilihan dan uji tanpa pilihan, kematian
hewan uji, bobot tikus sebelum dan sesudah perlakuan.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Ketertarikan Tikus Pohon terhadap Umpan dan Rodentisida
Hasil yang diperoleh dari pengujian masing-masing umpan (gabah, beras,
jagung) dan rodentisida selulosa, brodifakum 1, dan brodifakum 2 menunjukkan
bahwa umpan dikonsumsi lebih tinggi dibandingkan rodentisida dan berbeda
nyata (P

Dokumen yang terkait

Pengujian preferensi pakan, perangkap dan umpan beracun pada tikus rumah, Rattus rattus diardii L. dan mencit rumah, Mus musculus L.

3 30 44

Tingkat Kejeraan Racun dan Umpan Tikus Sawah (Rattus argentiventer Rob. & Klo.), Tikus Rumah (Rattus rattus diardii Linn.), dan Tikus Pohon (Rattus tiomanicus Mill.)

0 11 59

Uji preferensi rodentisidadan umpan serta efikasi rodentisida terhadap tikus pohon [Rattus tiomanicus Mill.] dan Tikus rumah [Rattus rattus diardii Linn]

0 5 74

Perancangan dan pengujian perangkap, pengujian jenis rodentisida dalam pengendalian tikus pohon [Rattus tiomanicus Mill], tikus rumah [Rattus rattus diardii Linn], dan tikus sawah [Rattus argentiventer Rob. dan Klo] di laboratorium

0 8 56

Pengujian umbi gadung (Doscorea hispida dennst.) sebagai rodentisida botanis siap pakai dalam pengendalian tikus rumah (Rattus rattus diardii linn.) Dan tikus sawah (Rattus argentiventer rob. & klo.)

0 10 69

Pemanfaatan bagian daun dan biji tumbuhan kacang babi (Tephrosia sp.) sebagai bahan rodentisida nabati untuk mengendalikan tikus sawah(Rattus argentiventer)dan tikus rumah (Rattus rattus diardii)

0 6 23

Rodentisida Botanis Dioscorea Hispida Dalam Pengendalian Rattus . rattus Diardii dan Rattus argentiventer

0 6 11

Pengujian repelensi dari empat jenis tanaman terhadap Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L.)

1 8 36

Uji Rodentisida Kadaluarsa Pada Tikus Pohon (Rattus Tiomanicus Mill.) Dan Tikus Rumah (Rattus Rattus Diardii L.).

0 5 33

Tikus Wistar (Rattus norvegicus)

0 1 3