Uji Rodentisida Kadaluarsa Pada Tikus Pohon (Rattus Tiomanicus Mill.) Dan Tikus Rumah (Rattus Rattus Diardii L.).

i

UJI RODENTISIDA KADALUARSA
PADA TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill.)
DAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.)

MUTIA AYU PUSPITA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

ii

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Uji Rodentisida

Kadaluarsa pada Tikus Pohon (Rattus tiomanicus Mill.) dan Tikus Rumah (Rattus
rattus diardii L.) adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2015
Mutia Ayu Puspita
NIM. A34110011

iv

v

ABSTRAK
MUTIA AYU PUSPITA. Uji Rodentisida Kadaluarsa pada Tikus Pohon (Rattus
tiomanicus Mill.) dan Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L.). Dibimbing oleh
SWASTIKO PRIYAMBODO.

Tikus merupakan hewan perusak utama pada berbagai bahan pangan dan
sumber patogen pada manusia. Tikus mampu mengonsumsi bahan pangan terutama
biji-bijian, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Selain itu, tikus juga dapat
menyebabkan kerusakan bangunan dan menyebarkan bibit penyakit terhadap
manusia. Tikus yang sering dijumpai karena bersifat merugikan yakni tikus pohon
dan tikus rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi dan
keefektifan rodentisida kadaluarsa. Penelitian berlangsung mulai September 2014
sampai Februari 2015. Penelitian ini dilakukan dalam dua uji yakni uji preferensi
dan uji efikasi. Keduanya dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Tikus lebih
memilih mengonsumsi umpan dibandingkan dengan rodentisida kadaluarsa pada
uji preferensi, sementara pada uji efikasi rodentisida kadaluarsa yang paling banyak
dikonsumsi dan menyebabkan kematian yakni bromadiolon dan flokumafen.
Rodentisida kadaluarsa kurang efektif untuk mengendalikan tikus.
Kata kunci: Kematian, konsumsi, rodentisida kadaluarsa, tikus.

ABSTRACT
MUTIA AYU PUSPITA. Test of Expired Rodenticides of Wood Rat (Rattus
tiomanicus Mill.) and House Rat (Rattus rattus diardii L.). Supervised by
SWASTIKO PRIYAMBODO.
Rat is one of the main pest for food and harm for human. Rat can consume

all variants of food especially grain, beans or nuts, and tubers. Rat can destroy
building and spread disease. Rat that commonly found in Indonesia is wood rat and
house rat. The purpose of this research was to investigate the preference and
effectiveness of expired rodenticide. Research was started in September 2014 until
Februari 2015. There were two tests in this research. The first test was bi choice test
or preference test between food and expired rodenticed and the second was efficacy
test with no choice test to expired rodenticide. Expired rodenticide had given for
both test in 3 days continously. Rat prefer chose food than expired rodeticide in the
preference test. On the efficacy test bromadiolone and flocoumafen was the most
consumed and caused death. Expired rodenticide is less efective to control rats.
Keywords: Consumed, death, expired rodenticides, rats.

vi

xi

UJI RODENTISIDA KADALUARSA
PADA TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill.)
DAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.)


MUTIA AYU PUSPITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

xii

xiv

xv


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir yang berjudul “Uji Rodentisida Kadaluarsa pada Tikus Pohon (Rattus
tiomanicus Mill.) dan Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L.)”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Swastiko Priyambodo,
M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberi masukan,
kritikan, dan bimbingannya untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih juga
kepada bapak Dr. Ir. Bonny P. W. Soekarno, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran serta kritikan yang membangun dalam penyelesaian skripsi ini
dan seluruh staf dosen laboran kependidikan yang telah memberikan pembelajaran
kepada penulis kurang lebih 4 tahun ini. Orang tua tersayang Ayah, Ibu, dan Varin
yang telah memberikan motivasi terbesar. Teman Laboratorium Vertebrata Hama
(Fatmawati, Tika Sri Amelia, dan Ariefyana), teman seperjuangan (Nurul
Noviyanti, Vera Rachmawati, Retno Dewi, Navida Syafaati, dan Mutiara Shinta),
rekan rekan PTN 48, keluarga di tempat kos Fairus Atas, serta rekan rekan UKM
Karate IPB yang senantiasa membantu penulis menyelesaikan studi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Musfian Agung yang telah banyak berkontribusi

dalam penelitian maupun penggarapan skripsi ini baik secara langsung maupun
tidak langsung. Tidak lupa kepada program Beasiswa Bidik Misi yang telah
membantu penulis mendapatkan bantuan dana.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

Mutia Ayu Puspita

xvi

xvii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tujuan
Manfaat Penelitian
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Alat dan Bahan
Metode Penelitian
Preparasi Hewan Uji
Preparasi Umpan dan Rodentisida
Uji Preferensi Rodentisida Kadaluarsa
Konversi Umpan
Rasio Konsumsi Rodentisida terhadap Umpan
Perhitungan Dosis Letal
Rancangan Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Ketertarikan dan Rasio Konsumsi Tikus Pohon
terhadap Umpan dan Rodentisida
Rasio Konsumsi Rodentisida/Umpan pada Tikus Pohon
Kematian dan Konsumsi Rodentisida pada Tikus Pohon
Perubahan Bobot Tubuh Tikus Pohon
Uji Ketertarikan Tikus Rumah dan Rasio Konsumsi

terhadap Umpan dan Rodentisida
Rasio Konsumsi Rodentisida/Umpan pada Tikus Rumah
Kematian dan Konsumsi Rodentisida pada Tikus Rumah
Perubahan Bobot Tubuh Tikus Rumah
Uji Efikasi Rodentisida Kadaluarsa
Gejala Keracunan
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xviiii
xviiii
xviiii
1
1
2
2

3
3
3
3
3
3
4
5
5
5
5
6
6
6
6
7
8
9
9
9

10
11
12
14
16
16
16
17
18
19

xviii

DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6

Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9

Rerata konsumsi umpan dan rodentisida pada tikus pohon
Rasio konsumsi rodentisida terhadap total konsumsi (%) tikus pohon
Kematian dan konsumsi tikus pohon pada saat perlakuan
Rerata konsumsi umpan dan rodentisida pada tikus rumah
Rasio konsumsi rodentisida terhadap umpan (%) pada tikus rumah
Kematian dan konsumsi tikus rumah pada saat perlakuan
Konsumsi umpan beracun dan gabah pasca perlakuan pada uji efikasi
Kematian tikus pohon pada saat perlakuan efikasi
Kematian tikus rumah pada saat perlakuan efikasi

6
7
7
9
10
10
12
13
13

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5

Tikus pohon (kiri) dan tikus rumah (kanan)
Jenis umpan dan rodentisida yang digunakan
Bobot awal (■) dan bobot akhir (□) tikus pohon
Bobot awal (■) dan bobot akhir (□) tikus rumah
Gejala keracunan rodentisida antikoagulan

3
4
8
11
15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

Analisis ragam rasio konsumsi rodentisida terhadap gabah
Analisis ragam rasio konsumsi rodentisida terhadap beras
Analisis ragam rasio konsumsi rodentisida terhadap jagung
Analisis ragam rasio konsumsi rodentisida terhadap gabah
Analisis ragam rasio konsumsi rodentisida terhadap beras
Analisis ragam rasio konsumsi rodentisida terhadap jagung

18
18
18
18
18
18

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tikus merupakan hewan perusak utama pada berbagai bahan pangan. Tikus
mampu mengonsumsi bahan pangan dalam jumlah besar, baik berupa biji-bijian,
kacang-kacangan, maupun umbi-umbian (Winarno 2006). Tempat penyimpanan
atau gudang pangan adalah salah satu lokasi yang sangat digemari oleh tikus, karena
di tempat itu tersedia makanan yang melimpah (Surachman 2007). Tikus juga dapat
menyebabkan kerusakan bangunan dan menyebarkan patogen. Kerugian yang
berarti dalam kaitannya dengan kesehatan masyarakat adalah tikus dapat berperan
sebagai vektor beberapa penyakit menular. Penyakit yang ditularkan oleh tikus
dikenal dengan zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan oleh hewan vertebrata
kepada manusia secara alami (Winarno 2006).
Keberadaan tikus di suatu tempat dapat diketahui dengan beberapa cara
walaupun pada umumnya ditandai dengan adanya benda yang dirusak. Penentuan
akurat terhadap infestasi tikus dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap bahan
makanan atau aktivitas sarang dan tanda-tanda pergerakan tikus dari sarang ke
daerah makanan (Chandra 2007). Beberapa tanda yang dapat digunakan untuk
mengetahui kehadiran tikus yakni feses atau kotoran tikus, kerusakan di bangunan,
noda olesan, sarang, bau, dan keberadaan tikus hidup maupun mati (Meehan 1984).
Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara,
yakni pengendalian secara kimiawi dan non kimiawi. Pengendalian secara kimiawi
yaitu penggunaan rodentisida. Rodentisida adalah bahan kimia yang digunakan
untuk mematikan tikus. Pengendalian tikus secara non kimiawi dapat dilakukan
dengan pengendalian secara kultur teknis, sanitasi, fisik mekanis, dan biologis atau
hayati (Priyambodo 2003).
Penggunaan umpan beracun atau rodentisida sudah banyak dilakukan.
Manusia mengaplikasikan pengendalian tersebut dengan meletakkan umpan
beracun pada run way tikus. Umpan beracun secara garis besar terdiri dari bahan
aktif racun (poison), umpan (bait), dan bahan tambahan (additives). Berdasarkan
cara kerjanya, racun tikus dibagi menjadi dua golongan yakni racun akut dan racun
kronis (antikoagulan) (Meehan 1984).
Racun akut bekerja cepat dengan merusak sistem syaraf. Racun kronis
bekerja lambat dengan cara menghambat proses koagulasi atau penggumpalan
darah serta memecah pembuluh darah kapiler (Priyambodo 2003). Ada banyak jenis
rodentisida, tetapi jenis rodentisida yang paling banyak digunakan adalah racun
antikoagulan seperti warfarin, dikumarol, kumaklor, kumafuril, brodifakum,
bromadiolon, dan flokumafen. Aplikasi rodentisida ini harus dicampur dengan
umpan atau pakan tikus (Sudarmo 2007).
Banyak pertanyaan dari perusahaan pest control dan perusahaan perkebunan
tentang efektivitas rodentisida kadaluarsa untuk digunakan. Tanggal kadaluarsa
adalah waktu yang tertera pada kemasan yang menunjukkan batas waktu
diperbolehkannya obat/racun tersebut dikonsumsi atau diaplikasikan karena
diharapkan masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Masa kadaluarsa
berhubungan dengan stabilitas obat/racun dan masa simpan obat/racun. Suatu
obat/racun yang dalam kondisi baik yaitu tidak adanya perubahan efek dalam obat

2
tersebut (Sulistya 2014). Dengan demikian diperlukan penelitian tentang preferensi
dan efikasi dari rodentisida kadaluarsa terhadap hewan sasaran.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat preferensi antara umpan
dan rodentisida kadaluarsa serta keefektifan dari rodentisida kadaluarsa.
Manfaat Penelitian
Rodentisida kadaluarsa yang sudah tidak terpakai dapat digunakan kembali
jika hasil penelitian menunjukkan bahwa rodentisida tersebut masih efektif. Hal ini
dapat mengurangi jumlah rodentisida yang tidak terpakai.

3

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2014 hingga bulan Februari
2015 di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Institut
Pertanian Bogor (IPB) Bogor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yakni electronic top loading balance for animal
(timbangan) yang digunakan untuk menimbang bobot umpan dan tikus sebelum dan
sesudah perlakuan, kandang tikus yang terbuat kawat dengan ukuran sebesar 50 cm
x 50 cm x 40 cm dari masing masing kandang, bumbung bambu yang digunakan
sebagai tempat persembunyian tikus, cawan yang digunakan untuk wadah umpan,
gelas untuk wadah air, serta sendok untuk mengambil umpan dan rodentisida.
Bahan yang digunakan yaitu tikus pohon (Rattus tiomanicus), tikus rumah
(Rattus rattus diardii), rodentisida dengan bahan aktif kumatetralil, brodifakum,
bromadiolon, dan flokumafen. Umpan yang digunakan adalah gabah, beras,
jagung, serta air minum.
Metode Penelitian
Preparasi Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan terdiri dari dua jenis tikus yakni tikus pohon
(Rattus tiomanicus) dan tikus rumah (Rattus rattus diardii) yang telah diperoleh
dari hasil penangkapan di daerah sekitar Kampus IPB Dramaga tepatnya di
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Berdasarkan penelitian sebelumnya
(Nazaretta 2012) tikus yang telah diperoleh sebelumnya diadaptasikan dalam
kandang tikus untuk pemeliharaan selama 3 hari dengan diberi pakan gabah dan air
minum setiap harinya. Tikus yang akan digunakan yaitu tikus dewasa yang sehat,
tidak bunting, tidak cacat, dengan bobot lebih dari 70 gram.

Gambar 1 Tikus pohon (kiri) dan tikus rumah (kanan)
Preparasi Umpan dan Rodentisida
Umpan yang digunakan dalam penelitian adalah gabah, beras, dan jagung.
Ketiga bahan tersebut didapatkan dari toko pakan ternak di sekitar kampus IPB
Dramaga. Umpan yang digunakan sebanyak 20% dari bobot tikus. Sementara

4
rodentisida kadaluarsa yang digunakan yaitu rodentisida berbahan aktif
kumatetralil, brodifakum, bromadiolon, dan flokumafen. Pemberian rodentisida
sebanyak 10% dari bobot tubuh tikus. Kadaluarsa rodentisida berbahan aktif
kumatetralil pada Maret 2014, brodifakum pada Mei 2010, bromadiolon pada Juni
2013, dan flokumafen pada tahun 2012.

(a)

(b)

(c)

(d)
(e)
(f)
(g)
Gambar 2 Jenis umpan dan rodentisida yang digunakan. Umpan gabah (a), beras
(b), dan jagung (c). Rodentisida berbahan aktif kumatetralil (d),
brodifakum (e), bromadiolon (f), flokumafen (g).
Uji Preferensi Rodentisida Kadaluarsa
Uji preferensi rodentisida kadaluarsa terhadap umpan dilakukan dengan
menggunakan uji dua pilihan (bi choice test). Pada uji ini digunakan 50 ekor tikus
pohon dan 50 ekor tikus rumah. Sebelum diberi perlakuan, tikus ditimbang terlebih
dahulu untuk diketahui bobot awal dari tikus tersebut. Pada setiap kandang terdiri
dari satu ekor tikus. Tikus tersebut diberi perlakuan rodentisida kadaluarsa dari 4
jenis bahan aktif dan perlakuan pakan dari 3 jenis serealia secara bersamaan selama
tiga hari berturut-turut. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Dari hasil
penelitian akan diketahui jenis rodentisida yang masih dikonsumsi oleh tikus
walaupun tersedia pilihan umpan.
Uji Efikasi Rodentisida Kadaluarsa
Uji ini dilakukan terhadap 50 ekor tikus pohon dan 50 ekor tikus rumah.
Pemberian rodentisida kadaluarsa dengan umpan tidak dilakukan secara bersamaan.
Dengan demikian tikus tersebut dipaksa untuk mengonsumsi rodentisida kadaluarsa
selama tiga hari berturut-turut. Setelah pemberian perlakuan rodentisida kadaluarsa
dilakukan perlakuan gabah pasca perlakuan selama 7 hari berturut-turut. Peubah
yang diamati adalah konsumsi rodentisida kadaluarsa dan lama kematian tikus uji
serta gejala keracunannya. Setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali.

5
Konversi Umpan
Semua data yang diperoleh dari pengujian tikus rumah dan tikus pohon
dikonversi terlebih dahulu ke 100 g bobot tikus, dengan rumus sebagai berikut :
Konversi umpan/rodentisida (g) = Konsumsi sebenarnya (g) x 100%
Rerata bobot (g)
Rerata bobot tikus (g) = Bobot awal (g) + bobot akhir (g)
2
Rasio Konsumsi Rodentisida terhadap Umpan
Rasio konsumsi rodentisida terhadap umpan didapat dari pembagian
rodentisida yang dikonsumsi dengan jumlah total umpan yang dikonsumsi dikali
100%.
Rasio konsumsi (%) =

Konsumsi rodentisida (g)
x 100%
Konsumsi rodentisida + umpan (g)

Perhitungan Dosis Letal
Rodentisida kadaluarsa dari masing-masing bahan aktif dihitung besar dosis
letalnya dengan perhitungan konsumsi rodentisida yang dikonsumsi (mg) dikalikan
dengan persentase bahan aktif dari rodentisida tersebut dan dibagi bobot tubuh tikus
(kg).
Dosis Letal (mg/kg) = Konsumsi rodentisida (mg) x persentase bahan aktif (%)
Bobot tubuh tikus (kg)
Rancangan Percobaan
Analisis ragam dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2
jenis hewan uji, 12 perlakuan (4 rodentisida kadaluarsa dan 3 pakan serealia), dan
5 ulangan pada uji preferensi. Pada uji efikasi menggunakan 2 jenis hewan uji, 4
perlakuan rodentisida kadaluarsa, dan 5 ulangan. Pengolahan data setelah
dikonversi 100 g bobot tikus dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
Microsoft Office Excell 2013. Analisis statistika menggunakan program SAS For
Windows versi 9.1.3, uji lanjut dengan Uji Duncan pada taraf nyata 5%. Untuk uji
perlakuan bi choice test (umpan dan rodentisida) digunakan uji t dengan p=5%.

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Ketertarikan dan Rasio Konsumsi Tikus Pohon
terhadap Umpan dan Rodentisida
Hasil yang diperoleh dari pengujian masing-masing umpan (gabah, beras,
jagung) dan rodentisida dengan bahan aktif kumatetralil, brodifakum vs gabah dan
beras, bromadiolon vs jagung, dan flokumafen tampak bahwa umpan dikonsumsi
lebih banyak dan berbeda nyata dibandingkan racun (Tabel 1). Artinya, tikus pohon
lebih memilih mengonsumsi umpan dibandingkan dengan rodentisida yang telah
disediakan. Menurut Nurihidayati (2010), tikus pohon lebih menyukai
mengonsumsi gabah dibandingkan dengan umpan lainnya karena gabah merupakan
umpan yang sering ditemui di habitat asalnya.
Tabel 1 Rerata konsumsi umpan dan rodentisida pada tikus pohon
Konsumsi
Jenis
Jenis umpan
rodentisida
Rodentisida
Umpan
Kumatetralil

Brodifakum

Bromadiolon

Flokumafen

Gabah
Beras
Jagung
Gabah
Beras
Jagung
Gabah
Beras
Jagung
Gabah
Beras
Jagung

0.030
0.073
0.110
0.188
0.147
4.847
1.829
2.754
0.697
0.472
0.028
0.463

9.020
5.874
2.635
6.708
5.237
0.406
4.922
3.668
4.615
5.157
5.586
3.277

P
F
Perlakuan
3
199.253581
66.417860
0.19
0.8996
Galat
16
5504.631297 344.039456
Total
19
5703.884877
Lampiran 4 Analisis ragam rasio konsumsi rodentisida terhadap gabah (kolom)
pada tikus rumah
Sumber
Db
JK
KT
F
Pr>F
Perlakuan
3
8334.74628 2778.24859
13.98
F
Perlakuan
3
2476.46286
825.48672
1.75
0.1966
Galat
16
7535.07812
470.94238
Total
19
1011.54097
Lampiran 6 Analisis ragam rasio konsumsi rodentisida terhadap jagung (kolom)
pada tikus rumah
Sumber
Db
JK
KT
F
Pr>F
Perlakuan
3
5741.84614 1913.94721
2.49
0.0970
Galat
16
12275.82375 767.23898
Total
19
18017.66539

19

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 25 Agustus 1993 dari pasangan
Tanto Ardianto dan Heny Sukma Ria sebagai anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis menempuh pendidikan dari SMA Negeri 1 Kota Sukabumi dan lulus pada
tahun 2011 serta diterima di Institut Pertanian Bogor, Departemen Proteksi
Tanaman, Fakultas Pertanian di tahun yang sama melalui jalur SNMPTN
Undangan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum
Vertebrata Hama pada tahun ajaran 2013/2014 dan Entomologi Umum pada
2014/2015. Penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Karate IPB dan menjadi
Sekretaris Umum pada tahun 2011/2012, Kepala Divisi Inventaris dan
Kewirausahan tahun 2012/2013, dan Badan Pengawas Organisasi 2014/2015.
Bulan Juli-Agustus 2014, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi di Kabupaten
Subang, Kecamatan Cikaum, Jawa Barat.

Dokumen yang terkait

Pengujian preferensi pakan, perangkap dan umpan beracun pada tikus rumah, Rattus rattus diardii L. dan mencit rumah, Mus musculus L.

3 30 44

Tingkat Kejeraan Racun dan Umpan Tikus Sawah (Rattus argentiventer Rob. & Klo.), Tikus Rumah (Rattus rattus diardii Linn.), dan Tikus Pohon (Rattus tiomanicus Mill.)

0 11 59

Uji preferensi rodentisidadan umpan serta efikasi rodentisida terhadap tikus pohon [Rattus tiomanicus Mill.] dan Tikus rumah [Rattus rattus diardii Linn]

0 5 74

Perancangan dan pengujian perangkap, pengujian jenis rodentisida dalam pengendalian tikus pohon [Rattus tiomanicus Mill], tikus rumah [Rattus rattus diardii Linn], dan tikus sawah [Rattus argentiventer Rob. dan Klo] di laboratorium

0 8 56

Pengujian umbi gadung (Doscorea hispida dennst.) sebagai rodentisida botanis siap pakai dalam pengendalian tikus rumah (Rattus rattus diardii linn.) Dan tikus sawah (Rattus argentiventer rob. & klo.)

0 10 69

Preferensi Makan Tikus Pohon (Rattus tiomanicus Mill.) dan Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L ) terhadap Umpan dan Rodentisida

0 15 38

Pemanfaatan bagian daun dan biji tumbuhan kacang babi (Tephrosia sp.) sebagai bahan rodentisida nabati untuk mengendalikan tikus sawah(Rattus argentiventer)dan tikus rumah (Rattus rattus diardii)

0 6 23

Rodentisida Botanis Dioscorea Hispida Dalam Pengendalian Rattus . rattus Diardii dan Rattus argentiventer

0 6 11

Pengujian repelensi dari empat jenis tanaman terhadap Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L.)

1 8 36

Tikus Wistar (Rattus norvegicus)

0 1 3