BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan hasil penelitian tesis ini secara garis besar akan dijelaskan dalam tiga bagian: bagian pertama membahas hasil analisa terhadap citra sidik jari
berminyak dan bagian kedua membahas hasil termination dan bifurcation pada citra sidik jari sebelum dan sesudah gabor filter serta bagian ketiga membahas verifikasi
citra sidik jari sebelum dan sesudah gabor filter.
4.1. Hasil Analisa Citra Sidik Jari Berminyak
4.1.1. Pengambilan data sidik jari Data sidik jari yang digunakan dalam penelitian ini berupa citra sidik jari
yang dikondisikan berminyak. Citra sidik jari diambil menggunakan optical sensor fingerprint “DigitalPersona U.are.U 4500” yang diproduksi oleh PT. Solusi
Corporindo Teknologi. Data yang diambil berukuran 154 x 208 piksel dengan type data BMP dan menggunakan notebook type HP ProBook 4420s dengan spesifikasi
processor M430 2,27GHz memori 4 GB DDR3.
02-O-01 02-O-02 02-O-03 02-O-04
02-O-05 02-O-06 02-O-07 02-O-08
Gambar 4.1 Citra Sidik Jari Berminyak
4.1.2.
Normalisasi
Proses normalisasi dilakukan untuk menstandarisasi atau menyeragamkan nilai intensitas suatu citra sidik jari dengan menyesuaikan cakupan derajat keabuan
sehingga berada pada cakupan nilai yang diharapkan. Gambar 4.2 merupakan hasil dari normalisasi suatu citra sidik jari berminyak yang mempunyai nilai mean nol dan
variance satu. Setelah melalui proses normalisasi maka jumlah nilai Piksel dirata- ratakan sepanjang nilai intensitas seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2. Oleh
karena itu normalisasi citra sangat diperlukan untuk meningkatkan kontras antara ridge dan valley pada suatu citra sidik jari.
a b
Gambar 4.2. Hasil normalisasi citra sidik jari, a Citra sidik jari asli; b Citra sidik jari ternormalisasi
4.1.3.
Binerisasi
Binerisasi merupakan proses dimana citra gray scale ditingkatkan ke dalam suatu konversi citra biner. Sebuah citra gray scale mempunyai jumlah tingkat satu
gray scale yang spesifik. Untuk 8 bit citra gray scale bisa merepresentasikan 2
8
- 1 = 255 intensitas atau tingkat abu-abu. Sebagian besar citra sidik jari disimpan sebagai 8
bit, dimana citra gray scale biasanya dalam suatu citra bitmap atau sebagai suatu citra TIFF. Jumlah tingkat abu-abu yang besar, meningkatkan kompleksitas pemrosesan.
Untuk mengatasi hal ini, citra dikonversi ke dalam citra biner. Pada penelitian ini dilakukan dengan memakaibeberapa nilai threshold dengan tujuan untuk melihat
mana yang terbaik dalam proses binerisasi. Adapun nilai threshold yang dipilih adalah 160.
a b Gambar 4.3. Hasil binerisasi dengan nilai threshold,
a Citra asli; b Threshold 160
4.1.4.
Thinning
Setelah melalui beberapa tahapan segmentasi yaitu normalisasi dan binerisasi maka selanjutnya citra sidik jari dilakukan proses thinning. Penerapan algoritma
thinning pada citra sidik jari yang mempertahankan konektivitas sementara struktur ridge akan membentuk bagian penulangan skeleton dari citra biner. Skeleton citra
sidik jari ini kemudian digunakan dalam ekstraksi minutiae selanjutnya. Gambar 4.4. memperlihatkan hasil proses thinning.
a b
Gambar 4.4. Hasil Thinning, a Citra setelah binerisasi; b Thinning
4.1.5. Enhancement dengan Gabor Filter Pada penelitian ini proses enhancement dilakukan dengan menggunakan
gabor filter, dimana citra sidik jari yang telah ternormalisasi dikonvolusi dengan filter gabor. Sehingga pada akhirnya terbentuk citra baru terfilterisasi. Hasil dari proses
orientasi gabor filter untuk enhancement seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.5.
a b Gambar 4.5. Hasil proses gabor filter, a Sebelum gabor, b Sesudah gabor
4.1.6. Minutiae Hal yang dilakukan pada proses Minutiae adalah menentukan vektor ridge
ending dan ridge bifurcation pada sebuah citra sidik jari. Pada penelitian ini, proses minutiae dilakukan terhadap citra asli sidik jari. Minutiae mempunyai 2 jenis yaitu
ridge ending dan ridge bifurcation. Vektor ridge ending adalah titik koordinat x, y dan sudut
θ dari ujung garis jari. Sedangkan vektor ridge bifurcation adalah titik koordinat x, y dan sudut
θ dari garis jari yang berbentuk cabang. Pada penelitian yang saya lakukan setelah melakukan proses enhancement maka minutiae diperlukan untuk
mengetahui jumlah titik minutiae citra asli sidik jari sebelum di enhancement dengan jumlah minutiae citra sidik jari setelah dilakukan enhancement. Hasil dari proses
minutiae ditunjukkan seperti pada Gambar 4.6.
a Citra Asli b Binerisasi
e Thinning f Minutiae
Gambar 4.6. Hasil proses minutiae
4.2. Hasil Termination dan Bifurcation Pada Citra Sidik Jari Sebelum dan