dengan perantara prostaglandin G2 PGG2 dan prostaglandin H2 PGH2. Peningkatan kadar prostaglandin ini mengakibatkan peningkatan tonus
miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan nyeri pada saat menstruasi Braverman dan Sondhelmer, 1997 dalam Mc Lachlan et all,
2002.
4. Pengkajian nyeri
Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menetapkan diagnosa kebidanan yang tepat, untuk menyeleksi terapi
yang cocok, dan untuk mengevaluasi respon klien terhadap terapi. Saat mengkaji nyeri, bidan harus sensitif terhadap intensitas ketidaknyamanan klien Potter
Perry, 2005. Pengkajian karakteristik nyeri sangat membantu dalam membentuk pola
nyeri dan tipe terapi yang digunakan untuk mengatasi nyeri. Adapun karakteristik nyeri meliputi : skala nyeri, lokasi, keparahan, dan pola nyeri, tindakan untuk
menghilangkan nyeri dan gejala penyerta. Untuk mengukur intensitas keparahan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu
numerical rating scale.
Gambar 1. Skala Sederhana Intensitas Nyeri
Numerical Rating Scale
A | | | | | | | | | | | 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 Tidak nyeri
Sangat nyeri
Dengan kriteria nyeri adalah : a.
Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri yang hanya sedikit dirasakan.
b. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis,
menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan
alih posisi. c.
Skala 7-9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon
terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. d.
Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak dapt berkomunikasi Klien akan menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan
persepsinya tentang intensitas keparahan nyeri Potter Perry, 2005.
5. Penatalaksanaan Nyeri Haid
Beberapa pengobatan nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid antara lain dengan mnegkonsumsi vitamin E dan
penggunaan aromaterapi. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang dapat membantu seluruh sel dan jaringan tubuh memperbaiki serta mangatasi
peradangan atau inflamasi, salah satunya adalah nyeri. Asupan vitamin E membantu menstabilkan aliran menstruasi dengan memperbaiki lapisan rahim
Vedder, 2007. Selain mengkonsumsi vitamin E penggunaan aromaterapi dikenal sebagai
salah satu cara terapi kesehatan yang aman dan nyaman dengan menggunakan minyak esensil atau saripati hasil ekstraksi bagian-bagian tumbuhan untuk
memperlancar haid. Aromaterapi bekerja dengan mempengaruhi kerja otak, saraf- saraf penciuman yang secara langsung berhubungan dengan hipotalamus, bagian
otak yang mengendalikan sistem kelenjar yang mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi aktivitas tubuh, dan mempengaruhi kerja sistem limbik yang
berhubungan dengan sirkulasi darah Price, 2001. Menurut Andersch dan Milson membagi tingkatan nyeri haid dalam 4 derajat,
yaitu: Tingkat 0 nyeri sangat ringan atau tidak ada dan aktivitas sehari-hari tidak
terpengaruh, tingkat I nyeri ringan, tidak memerlukan analgetika dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu, tingkat II nyeri sedang, memerlukan analgetika dan
aktivitas sehari-hari terganggu tapi jarang mangkir dari sekolah atau pekerjaan, tingkat III nyeri berat, yang tidak bermakna berkurang dengan analgetika dan
tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari timbul keluhan vegetatif misalnya nyeri kepala, kelelahan, mual dan muntah.
C. Terapi Pijat 1. Defenisi