Perbandingan Antara Metode Limit Equilibrium dan Metode Finite Element Dalam Analisis Stabilitas Lereng

(1)

PERBANDINGAN ANTARA METODE LIMIT EQUILIBRIUM

DAN METODE FINITE ELEMENT

DALAM ANALISIS STABILITAS

LERENG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam Sidang Ujian Sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

05 0404 046

ANDRY SIMATUPANG

BIDANG STUDI GEOTEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2012


(2)

PERBANDINGAN ANTARA METODE LIMIT EQUILIBRIUM

DAN METODE FINITE ELEMENT

DALAM ANALISIS STABILITAS

LERENG

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam Sidang Ujian Sarjana Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

05 0404 046

ANDRY SIMATUPANG

Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing

NIP. 19650325 199103 1 006

Ir.Rudi Iskandar, MT

Diketahui Oleh :

Ketua Departemen Teknik Sipil

NIP. 19561224 198103 1 002

Dr. Ing. Johannes Tarigan

BIDANG STUDI GEOTEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2012


(3)

i

PERBANDINGAN ANTARA METODE LIMIT EQUILIBRIUM

DAN METODE FINITE ELEMENT DALAM ANALISIS

STABILITAS LERENG

Andry Simatupang

NIM: 05 0404 046

Pembimbing: Ir. Rudi Iskandar, MT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MEDAN

JUNI 2012

ABSTRAK

Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai perbandingan metode kestabilan lereng dengan menggunakan metode keseimbangan dan metode elemen hingga. Dari sekian banyak metode analisis kestabilan lereng, yang paling umun digunakan ialah metode keseimbangan yang umum disebut Metode Limit equilibrium yaitu metode Fellenius, motode Bishop Simplified, metode Janbu Simplified, metode Spencer dan metode Morgenstem & Price. Untuk melakukan perhitungan dalam penyelesaian digunakan perangkat lunak limit equilibrium (LEM) untuk analisis keseimbangan batas dan perangkat lunak finite element untuk perhitungan analisis elemen hingga (FEM). Perbedaan utama antara kedua pendekatan analisis adalah bahwa metode LE didasarkan pada keseimbangan statis sedangkan FE metode memanfaatkan hubungan tegangan-regangan.

Untuk memenuhi tujuan penelitian, akan digunakan

Dari hasil analisis, dihasilkan angka keamanan terkecil adalah metode Fellenius (fs = 1.295), metode ini dianggap kurang dapat di andalkan dan baik digunakan untuk analiasa awal. Karena finite element didasarkan pada hubungan tegangan regangan, redistribusi stress pasti lebih baik dalam perhitungan (fs=1.682) sedangkan metode lain memperkirakan angka keamanan lebih tinggi

Bendung Kwala Bekala Kampus USU Kwala Bekala tipe urugan tanah (earth fill dam) dengan tinggi 13 meter, dan pada saat tugas akhir ini disusun bendung belum dibangun sehingga parameter-parameter tanah akan di tentukan.

Kata kunci: stabilitas lereng, angka keamanan, finite element method, limiting equilibrium


(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir yang berjudul “Perbandingan Antara Metode Limit Equilibrium dan Metode Finite Element Dalam Analisis Stabilitas Lereng

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini begitu banyak pihak-pihak yang membantu penulis dalam hal memberi bimbingan, dorongan moril, dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

” ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam menempuh ujian sarjana pada Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

1. Bapak Ir.Rudi Iskandar, MT selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu dan pikiran untuk membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan tugas akhir ini.

2. Bapak Dr.Ir.Roesyanto,MSCE, Bapak Dr.Ir.Sofian A.Silalahi,MSc, dan Ibu Ika Puji Hastuty,ST,MT selaku dosen pembanding yang telah menyediakan waktu untuk menghadiri seminar dan sidang penulis.

3. Bapak Dr.Ing.Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir.Syahrizal, MT. selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil yang telah membimbing dan mendidik penulis selama masa studi pada Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.


(5)

iii 6. Pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera

Utara.

7. Dan kepada kedua orang tua saya terkasih, Richard Simatupang dan Besti Situmorang. Terima kasih atas doa, dukungan moral maupun material, dan motivasi dari Bapak dan Mama selama ini.

8. Saudaraku satu-satunya, Petrus Simatupang, Elfrida Simatupang. Terima kasih atas doa, dan dukungannya selama ini, semoga kita dapat mencapai apa yang kita inginkan.

9. Teman – temanku Togu H Pasaribu (Leto), Eduard Larosa (mado), Ramot Ego, Alpian Kesardi (bezz), Jhonra Volta ( Jhon), Ade, dan kawan – kawan yang ada di Saigon. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 10.Teman-teman seperjuangan 2005. Terima kasih atas dukungan dan

kebersamaan kita selama ini dalam menjalani perkuliahan.

11.Teman-teman Therocker, Aing, Evi, Delly, dan yang lainnya. Terima kasih atas doa, bantuan, dan dukungannya selama ini, semoga kita berhasil dalam mencapai cita-cita yang kita impikan selama ini.

12.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Semoga Tuhan membalas dan melimpahkan rahmat dan anugerahNya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Besar harapan penulis, tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya dan menjadi dorongan bagi penulis untuk berkarya lebih baik lagi pada masa mendatang. Penulis menyadari dalam penyusunan tugas akhir ini


(6)

iv masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penulisan maupun pembahasan, oleh karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan referensi yang dimiliki. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, April 2012

Penulis


(7)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 4

1.3. Metodologi ... 5

1.4. Pembatasan Masalah ... 5

1.5. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 7

2.2. Konsep Stabilitas Lereng ... 8

2.3. LimitEquilibrium ... 10

2.4. Bentuk Permukaan Bidang Longsor ... 13

2.4.1. Permukaan Bidang Longsor Berbentuk Datar ... 14

2.4.2. Permukaan Bidang Longsor Berbentuk Datar ... 16

2.5. Analisis Tegangan Total dan Tegangan Efektif ... 18

2.6. Metode Irisan ... 19

2.6.1. Metode Fellenius/Ordinary ... 14

2.6.2. Metode Simplified Bishop ... 16

2.6.3. Metode Janbu Simplified ... 25

2.6.4. Metode Morgenstern & Price ... 27

2.6.5. Metode Spencer ... 29

2.7. Perbandingan Antar Metode Limit Equilibrium (LEM) ... 31

2.8. FiniteElement ... 34

2.8.1. Metode Finite Element ... 35

2.8.2. Prinsip Metode Finit Element ... 36


(8)

vi 2.9. Perbandingan Metode Finite Element dan Metode Limit

Equilibrium ... 37

BAB III METHODOLOGY 3.1. Sistematika Penelitian ... 39

3.2. Pembatasan Masalah ... 40

3.3. Pemodelan ... 41

3.4. Penggunaan Software ... 42

3.4.1. Perangkat Lunak Limit Equilibrium ... 43

3.4.2. Perangkat Lunak Finite Element ... 43

3.5. Metode Analisis ... 44

3.5.1. Langkah-Langkah Analisis ... 44

3.5.2. PemilihanMetodeAnalisis ... 45

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Program Bantu Komputer LE dan FE 4.2. ... 47

Geometri Input Parameter dan Kondisi Analisis 4.2.1. ... 48

4.2.2. Geometri, Input Parameter ... 48

Kondisi Untuk 4.3. Analisis dan Perhitungan Perangkat Lunak LE ... 51

Analisis ... 50

4.4. Analisis 4.4.1. Kondisi Awal ... 53

Dengan Program Perangkat Lunak LE ... 53

4.4.1.1. Metode Fellenius (Ordinary) ... 53

4.4.1.2. Metode Bishop ... 55

4.4.1.3. Metode Janbu ... 56

4.4.1.4. Metode Morgenstern ... 57

4.4.1.5. Metode Spencer ... 58

4.4.2. Kondisi Bendung Penuh 4.4.2.1. Metode Fellenius (Ordinary) ... 62

... 59

4.4.2.2. Metode Bishop ... 63

4.4.2.3. Metode Janbu ... 64

4.4.2.4. Metode Morgenstern ... 65

4.4.2.5. Metode Spencer ... 66


(9)

vii 4.6. Kelemahan-k

4.7.

elemahan LEM ... 71 Analisis

4.8.

Dengan Perangkat Lunak Finite Element ... 72 Kelemahan-k

4.9.

elemahan FEM ... 76 Perbandingan Antara LEM dan FEM ... 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 5.2.

... 79 Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA


(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik kekuatan geser ... 10

Gambar 2.2 Bentuk-Bentuk Permukaan Bidang Longsor ... 13

Gambar 2.3 Permukaan Longsor Berbentuk Satu Bidang Datar ... 14

Gambar 2.4 Permukaan Longsor Berbentuk Dua Bidang Datar ... 15

Gambar 2.5 Diagram Benda Bebas Blok Pelongsor ... 16

Gambar 2.6 Permukaan Bidang Longsor Berbentuk Silinder ... 17

Gambar 2.7 Gaya-gaya yang bekerja pada irisan ... 19

Gambar 2.8 Grafik untuk menghitung mα Gambar 2.9 Faktor Koreksi pada metode Janbu Simflified ... 27

... 25

Gambar 2.10 Gaya-gaya pada irisan dalam metode Morgenstern Price ... 28

Gambar 2.12 Elemen hingga dari sebuah kontinum Gambar 3.1 Diagram Sistematika Penelitian ... 40

... 35

Gambar 3.1 Pemodelan ... 41

Gambar 4.1 Pemodelan Lereng ... 48

Gambar 4.2 Tampilan Awal Perangkat Lunak limit equilibrium ... 51

Gambar 4.3 Run (memulai perhitungan) analisis LE Morgenstern ... 52

Gambar 4.4 Metode Fellenius Tanpa kenaikan air bidang runtuh Circular ... 54

Gambar 4.5 Metode Fellenius Tanpa kenaikan air bidang runtuh non circular ... 54

Gambar 4.6 metode Bishop Tanpa kenaikan air bidang runtuh Circular .. 55

Gambar 4.7 metode Bishop Tanpa kenaikan air bidang runtuh non-Circular ... 55

Gambar 4.8 Metode Janbu Tanpa kenaikan air bidang runtuh Circular ... 56

Gambar 4.9 Metode Janbu Tanpa kenaikan air bidang runtuh non Circular ... 56

Gambar 4.10 MPM Tanpa kenaikan air air bidang runtuh Circular ... 57

Gambar 4.11 MPM Tanpa kenaikan air air bidang runtuh non circular ... 57

Gambar 4.12 Spencer Tanpa kenaikan air air bidang runtuh Circular... 58

Gambar 4.13 Spenscer Tanpa kenaikan air air bidang runtuh non circular . 58 Gambar 4.14 Tekanan Air Pori ... 60


(11)

ix

Gambar 4.15 Grafik Tekanan Air Pori di sepanjang dasa bendung... 61

Gambar 4.16 Permukaan Bidang Runtuh Metode Fellenius Upstream ... 62

Gambar 4.17 Permukaan Bidang Runtuh Metode Fellenius Downstream .. 62

Gambar 4.18 Permukaan Bidang Runtuh Metode Bishop Upstream ... 63

Gambar 4.19 Permukaan Bidang Runtuh Metode Bishop Downstream .... 63

Gambar 4.20 Permukaan Bidang Runtuh Metode Bishop Upstream ... 64

Gambar 4.21 Permukaan Bidang Runtuh Metode Bishop Downstream ... 64

Gambar 4.22 Permukaan Bidang Runtuh Metode MPM Upstream ... 65

Gambar 4.23 Permukaan Bidang Runtuh Metode MPM Downstream ... 65

Gambar 4.24 Permukaan Bidang Runtuh Metode Spencer Upstream ... 66

Gambar 4.25 Permukaan Bidang Runtuh Metode Spencer Downstream .... 66

Gambar 4.26 Fs Pada Hulu Bendung Konisi Awal ... 67

Gambar 4.27 Fs Pada Hilir Bendung ... 67

Gambar 4.28 Fs Pada Hulu Bendung ... 68

Gambar 4.29 Gaya Yang Bekerja Pada Irisan 3 Fellenius Downstream ... 69

Gambar 4.30 Gaya Yang Bekerja Pada Irisan 3 Janbu Downstream... 69

Gambar 4.31 Gaya Yang Bekerja Pada Irisan 2 Bishop Downstream ... 70

Gambar 4.32 Gaya Yang Bekerja Pada Irisan 2 MPM Downstream ... 70

Gambar 4.33 Gaya Yang Bekerja Pada Irisan 2 MPM Downstream ... 71

Gambar 4.34 Model Geometri Pada Plaxis ... 73

Gambar 4.35 Tahapan perhitungan dengan plaxis ... 73

Gambar 4.36 Faktor keamanan lereng dengan plaxis ... 74

Gambar 4.37 Kondisi Displacement Awal Lereng ... 74

Gambar 4.38 Titik-Titik Plastis Pada Lereng ... 75

Gambar 4.39 Kondisi Tegangan Total ... 76

Gambar 4.40 Kondisi Tegangan Efektif ... 76

Gambar 4.41 Grafik Perbadingan Fs ... 78

Gambar 4.42 Permukan Bidang Longsor Untuk Metode Finite Element ... 78

Gambar 4.43 Permukan Bidang Longsor Untuk Metode Limit Equilibrium ... 79


(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Unknown pada sebuah lereng dengan N irisan ... 20

Tabel 2.2 Perbandingan Angka Keamanan Dari Beberapa Kasus Tabel 2.3 Ciri-ciri Metode Stabilitas Limit Equilibrium... 32

... 31

Tabel 2.4 Perbandingan Metode LE dan FE ... 37

Tabel 3.1 Data Tanah ... 42

Tabel 4.1 Parameter Tanah ... 49

Tabel 4.2 Koordinat-koordinat ... 49

Tabel 4.3 Region ... 50

Tabel 4.4 Muka Air Tanah ... 50

Tabel 4.5 Fs Slope/W Circular slip surface ... 53

Tabel 4.6 Fs Slope/W Non-Circular slip surface ... 53

Tabel 4.7 Koordinat Permukaan bidang runtuh non circular Metode Fellenius ... 53

Tabel 4.8 Koordinat Permukaan bidang runtuh non circular Metode Bishop ... 55

Tabel 4.9 Koordinat Permukaan bidang runtuh non circular Metode Janbu ... 56

Tabel 4.10 Koordinat Permukaan bidang runtuh non circular Metode Janbu ... 57

Tabel 4.11 Koordinat Permukaan bidang runtuh non circular Metode Janbu ... 58

Tabel 4.12 Hasil Analisis Software Slope/W Upstream ... 61

Tabel 4.13 Hasil Analisis Software Slope/W Downstream ... 61


(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Output Perhitungan Program Metode Keseimbangan Batas (Metode Limit Equilibrium)


(14)

i

PERBANDINGAN ANTARA METODE LIMIT EQUILIBRIUM

DAN METODE FINITE ELEMENT DALAM ANALISIS

STABILITAS LERENG

Andry Simatupang

NIM: 05 0404 046

Pembimbing: Ir. Rudi Iskandar, MT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MEDAN

JUNI 2012

ABSTRAK

Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai perbandingan metode kestabilan lereng dengan menggunakan metode keseimbangan dan metode elemen hingga. Dari sekian banyak metode analisis kestabilan lereng, yang paling umun digunakan ialah metode keseimbangan yang umum disebut Metode Limit equilibrium yaitu metode Fellenius, motode Bishop Simplified, metode Janbu Simplified, metode Spencer dan metode Morgenstem & Price. Untuk melakukan perhitungan dalam penyelesaian digunakan perangkat lunak limit equilibrium (LEM) untuk analisis keseimbangan batas dan perangkat lunak finite element untuk perhitungan analisis elemen hingga (FEM). Perbedaan utama antara kedua pendekatan analisis adalah bahwa metode LE didasarkan pada keseimbangan statis sedangkan FE metode memanfaatkan hubungan tegangan-regangan.

Untuk memenuhi tujuan penelitian, akan digunakan

Dari hasil analisis, dihasilkan angka keamanan terkecil adalah metode Fellenius (fs = 1.295), metode ini dianggap kurang dapat di andalkan dan baik digunakan untuk analiasa awal. Karena finite element didasarkan pada hubungan tegangan regangan, redistribusi stress pasti lebih baik dalam perhitungan (fs=1.682) sedangkan metode lain memperkirakan angka keamanan lebih tinggi

Bendung Kwala Bekala Kampus USU Kwala Bekala tipe urugan tanah (earth fill dam) dengan tinggi 13 meter, dan pada saat tugas akhir ini disusun bendung belum dibangun sehingga parameter-parameter tanah akan di tentukan.

Kata kunci: stabilitas lereng, angka keamanan, finite element method, limiting equilibrium


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini telah merambah di segala bidang, demikian pula dengan ilmu teknik sipil. Sebagai contohnya dalam bidang teknik konstruksi, hidrologi, transportasi, dan geoteknik. Bidang geoteknik merupakan bidang ilmu tersendiri dan menitikberatkan pada aplikasi teknik sipil dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan sifat mekanis tanah dan batuan

Akhir-akhir ini sering terjadi bencana tanah longsor yang dikaitkan dengan datangnya musim hujan. Bencana tanah longsor (landslides) banyak terjadi di Indonesia, Jawa Tengah, JawaBarat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Sumatera.

Peristiwa tanah longsor atau dikenal sebagai gerakan massa tanah, batuan atau kombinasinya sering terjadi pada lereng-lereng alami atau buatan. Peristiwa ini sebenarnya merupakan fenomena alam yaitu alam mencari keseimbangan baru akibat adanya gangguan atau faktor yang mempengaruhinya dan menyebabkan terjadinya pengurangan kuat geser serta peningkatan tegangan geser tanah

Perilaku struktur bangunan tanah sangat bergantung pada properties tanah baik yang berada di bawah maupun di sekelilingnya. Meskipun pendekatan secara deterministik telah dipakai secara luas, pada kenyataannya, hampir seluruh properti tanah sangat bervariasi dan kemungkinan bersifat homogen sangat jarang


(16)

2 terjadi Konsep analisis dengan pendekatan probabilitas menjadi solusi mutakhir untuk mengatasi kurang telitinya model deterministik.

Ketidakstabilan adalah permasalahan utama dalam ilmu rekayasa begitu juga dengan rekayasa lereng, sebuah tantangan besar untuk para peneliti dan ahli. Ketidakstabilan dapat diakibatkan curah hujan, kenaikan muka air tanah dan perubahan dalam aktifitas geologi seperti patahan, rekahan dan liniasi. Demikian pula, lereng alami yang telah stabil selama bertahun-tahun tiba-tiba mungkin gagal karena perubahan geometri, kekuatan eksternal dan kehilangan kekuatan geser. Selain itu, stabilitas jangka panjang juga berhubungan dengan pelapukan dan pengaruh kimia yang dapat menurunkan kekuatan geser dan mengakibatkan shear strength tension cracks. Dalam keadaan seperti ini, evaluasi kondisi stabilitas lereng menjadi cukup penting.

Saat massa tanah memiliki permukaan miring, potensi lereng untuk sliding dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah selalu ada. sliding akan terjadi jika tegangan geser terjadi di tanah melebihi kekuatan geser tanah yang sesuai. Namun pertimbangan praktis tertentu membuat analisis stabilitas lereng yang tepat sulit dalam prakteknya.

Sliding mungkin terjadi di sepanjang salah satu dari sejumlah permukaan dan kekuatan geser bervariasi sepanjang waktu Oleh karena itu dalam prakteknya, harus menggunakan faktor keamanan yang sesuai ketika menganalisis stabilitas lereng. Analisis Stabilitas lereng dengan metode Limit Equibrilium (LEM) telah secara luas digunakan, dan merupakan metode yang mudah digunakan dalam analisis stabilitas lereng. Total gaya dengan metode LEM dan momen berkaitan dengan permukaan bidang runtuh diasumsikan melewati massa tanah.


(17)

3 Analisis elemen hingga (FEM) menggunakan model tegangan dan regangan tanah yang terlibat untuk menghitung tegangan dalam massa tanah. Tegangan ini kemudian dapat digunakan untuk menghitung faktor keamanan. Metode analisis stabilitas yang paling cocok dan handal menpunyai cakupan yang luas dan rumit. Metode yang dipilih harus dapat mengidentifikasi kondisi keamanan yang ada dan menyarankan solusi yang layak secara teknis dan ekonomis

Analisis lereng dilakukan untuk menganalisis rancangan yang aman dan ekonomis suatu lereng. I

.

ni adalah penting karena bagian dasar dari studi teknik sipil adalah untuk merancang struktur paling aman kepada masyarakat dan juga ekonomis. Sebelum era komputer, kalkulator adalah satu-satunya cara untuk menghitung faktor keamanan lereng. Namun, para insinyur saat ini memiliki banyak kemungkinan untuk menggunakan analisis perangkat lunak antara lain metode limit equibrilium dan metode finite element.

Metode Limit Equibrilium merupakan suatu pendekatan yang telah banyak digunakan dalam menyelesaikan berbagai masalah praktis terkait dengan analisis stabilitas lereng. Terlepas dari aplikasi yang sukses dalam rekayasa geoteknik antara lereng tanah dan batuan ada beberapa permasalahan.

Metode Limit Equibrilium terkadang dianggap sebagai pendekatan empiris karena dalam penerapannya banyak faktor yang diasumsikan dalam menetapkan persamaan dan karena perpindahan massa tanah atau batuan yang tidak sesuai pada metode ini.

Metode Finite Element (FEM) telah ada selama bertahun-tahun. Namun Metode Finite Element hingga tidak menjadi populer untuk studi analisis stabilitas


(18)

4 lereng akibat kesulitan kebutuhan komputasi yang intens. Selain itu, metode limit equibrilium (LEM) lebih murah dan mudah digunakan karena telah menyediakan angka keamanan yang muncul untuk mewakili kondisi kegagalan di lapangan dalam

Metode elemen hingga (FEM) memberikan solusi perkiraan untuk masalah yang dinyatakan tidak dapat diselesaikan dengan metode konvensional.

banyak situasi.

Namun, pemodelan numerik dibatasi oleh beberapa keterbatasan. Misalnya parameter masukan biasanya tidak diukur dan ketersediaan data ini umumnya sedikit dan juga keterbatasan hardware dan memori komputer serta waktu.

Keterbatasan dan keunggulan yang ditawarkan oleh kedua metode membuat beberapa metode dianggap sebagai metode yang cocok untuk diterapkan dalam praktek nyata. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan kedua metode sebelum memilih metode yang cocok untuk tujuan desain.

1.2. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang, dapatlah diambil suatu rumusan yang akan digunakan sebagai acuan dalam Penulisan Tugas Akhir ini, seberapa besar perbedaan antara Metode Limit Equilibrum (LEM) bila dibandingkan dengan metode lainnya dalam hal penurunan persamaan angka keamanan, dan angka keamanan yang dihasikan dibandingkan dengan Metode Finit Elemen (FEM).


(19)

5 1.3. Metodologi

Penyusunan Tugas Akhir ini dilakukan dengan metode studi literatur, dimana data-data tanah yang akan dikelola diperoleh dari data skunder hasil tes di lapangan, tes di laboratorium. Dan pengolahan data mengunakan dua program komputer yaitu Program Limit Equilibrium (Slope/W) untuk metode limit equibrilium dan Program Finite Element (Plaxis) untuk metode finite element. Hasil perhitungan dari metode limit equibrilium dan metede finite element nantinya akan dibandingkan.

1.4. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terfokus pada rumusan masalah, maka perlu diberikan batasan – batasan. Adapun batasan – batasan masalahnya sebagai berikut :

A. Kasus: Analisis lereng Homogen (Bendung Kwala Bekala Kampus USU Kwala Bekala)

B.

.

Perhitungan menggunakan Program Limit Equilibrium untuk analisis keseimbangan batas dan Program Finite Element untuk analisis

C.

elemen hingga.

D.

Data Perhitungan analisis elemen hingga adalah dari perhitungan Tugas Akhir Eduard J. H. Larosa

Analisis LEM berdasarkan metode Fellenius, Metode Bishop, Metode

1.5. Sistematika Penulisan

Janbu, Metode Spencer , dan Morgenstern Price

Penulisan skripsi ini disajikan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :


(20)

6 Bab ini berisikan latar belakang, tujuan dan manfaat, metodologi, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi konsep dan teori tentang tanah jenis-jenis stabilitas lereng, defenisi angka keamanan, metode analisis stabilitas lereng, prinsip kesetimbangan dan prinsip finite elemen.

BAB III : METODOLOGI

Bab ini berisi tentang pemodelan studi parameter dan penggunaan perangkat lunak (software) dalam perhitungan.

BAB IV : Perbandingan Antara: Metode Limit Equilibrium dan Metode Finite Element Dalam Analisis Stabilitas

Bab ini berisi tentang perhitungan besarnya angka keamanan yang di dapat dari perhitungan masing masing perangkat lunak.

Lereng

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran-saran penulis dari hasil perhitungan Perbandingan Antara Metode Limit Equibrilium Dan Metode Finite Element Dalam Analisis Stabilitas Lereng


(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Nyeri 1. Defenisi Nyeri

Nyeri merupakan kondisi perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibanding suatu penyakit manapun. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Bare dan Smeltzer, 2001, hal. 212). Menurut Telfer (1997), nyeri merupakan fenomena multifaktorial yang subjektif, personal, dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologis, sosial budaya, dan ekonomi (Fraser, D. M., dan Cooper, M. A., 2009, hal. 461).

2. Teori Nyeri

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya ransangan nyeri, diantaranya : Transmisi nyeri, impuls nyeri berjalan sepanjang saraf sensorik ke ganglion akar dorsal dari saraf spinal terkait dan masuk ke dalam kornu posterior medula spinalis. Hal ini disebut neuron pertama. Neuron kedua muncul di kornu posterior, melintang di dalam medula spinalis (persimpangan sensorik) dan mengantarkan impuls melalui medula oblongata, pons varolli dan otak tengah ke talamus. Dari sini impuls berjalan sepanjang neuron ketiga menuju korteks sensorik.

Teori Pengendalian Gerbang (gate control theory), mekanisme hambatan neurol atau spinal terjadi dalam substansi gelatinosa yang terdapat di kornu dorsal


(22)

7

medula spinalis. Impuls saraf yang diterima oleh nosiseptor, reseptor nyeri pada kulit dan jaringan tubuh dipengaruhi oleh mekanisme tersebut. Posisi hambatan menentukan apakah impuls saraf berjalan bebas atau tidak ke medula dan talamus sehingga dapat mentransmisikan impuls atau pesan sensori ke korteks sensorik. Jika hambatan tersebut tertutup, hanya terdapat sedikit konduksi atau bahkan tidak sama sekali. Jika hambatan terbuka, impuls dan pesan dapat melewatinya dan ditransmisikan secara bebas (Fraser, D. M., dan Cooper, M. A., 2009, hal 464).

3. Respon Nyeri

Respon seorang terhadap nyeri bervariasi, ada yang sakit dan ada yang tidak merasakan respon tingkah laku terhadap nyeri yang dialami (Prawihardjo) ada tiga respon pada nyeri yakni psikologis, psikomotor, dan afektif. Keparahan nyeri dan durasinya mempengaruhi respon pada nyeri . Nyeri ringan yang hanya sebentar bisa menghasilkan sedikit atau tidak ada sama sekali respon tingkah laku. Namun nyeri berat yang meskipun hanya sebentar biasanya menghailkan refleks aksi menghindar penyebab nyeri (Perry & Potter, 2000). Sehingga nyeri tidak dapat diukur secara objektif dan hanya bertumpu pada ucapan dan prilaku klien karena hanya klien yang bisa mengetahui nyeri yang dialaminya.

4. Persepsi Nyeri

Persepsi nyeri melibatkan proses sensorik ketika rangsangan nyeri itu muncul. Ini melibatkan interpretasi seseorang terhadap nyerinya . Dalam hal ini diperlukan adanya suatu adaptasi seseorang dalam menghadapi nyeri berulang-ulang yang dialaminya, maka nyeri akan terasa ringan dibandingkan dengan nyeri yang tiba-tiba terjadi tanpa ada persiapan atau adaptasi sebelumnya dari si penderita (Perry & Potter, 2000).


(23)

8

B. Nyeri Haid

1. Defenisi Nyeri Haid

Nyeri haid adalah haid yang terasa nyeri yang dialami 75 % wanita pada saat sepanjang usia reproduktifnya yang disebabkan oleh hormon prostaglandin dalam jumlah berlebihan pada saat menstruasi (Stoppard. 2006. hlm 247).

Nyeri haid nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat prostaglandin. Derajat nyeri dan kadar gangguan tentu tidak sama untuk setiap wanita. Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi. Penyebab nyeri berasal dari otot rahim. Seperti semua otot lainnya, otot rahim dapat berkontraksi dan relaksasi.

Saat menstruasi kontraksi lebih kuat, kontraksi yang terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya prostaglandin. Prostaglandin dibuat oleh lapisan dalam dari rahim. Sebelum menstruasi terjadi zat ini meningkat dan begitu menstruasi terjadi, kadar prostaglandin menurun. Hal ini dapat menjelaskan mengapa sakit cenderung berkurang setelah beberapa hari setelah menstruasi (Proverawati. 2009. hlm 84).

2. Pembagian Jenis Nyeri Haid

Nyeri haid dikategorikan oleh dokter menjadi dua jenis (Stoppard. 2006. hlm. 247).

a. Disminorrea primer

Cenderung mulai dua atau tiga tahun setelah menstruasi dimulai, dan ovulasi telah berlangsung penyebab kelainan ini biasanya tidak ditemukan dan gangguan sering kali hilang pada usia sekitar 25 tahun dan jarang dijumpai setelah kelahiran anak. Namun, ini dapat berlanjut setelah kelahiran anak dan


(24)

9

pada pertengahan usia 30-an. faktor penyebab antara lain faktor psikis, faktor endokrin dan faktor prostaglandin. Teori ini menyatakan bahwa nyeri menstruasi timbul karena peningkatan produksi prostaglandin oleh dinding rahim saat menstruasi.

Ciri-ciri disminore primer adalah terjadi beberapa waktu atau 6 – 12 bulan sejak menstruasi pertama (menarche),rasa nyeri timbul sebelum menstruasi atau di awal menstruasi,berlangsung beberapa jam nyeri hilang timbul,menusuk – menusuk pada umunya di perut bagian bawah, kadang menyebar ke sekitar pinggang, paha, disertai mual, muntah, sakit kepala, diare, sering buang air kecil, berkeringat.

b. Disminorea sekunder

Lebih sering dijumpai pada usia dewasa dan menimbulkan kram perut 1 atau 2 minggu sebelum mulai haid.ini biasanya merupakan gejala suatu kelainan dasar seoerti endometriosis atau perlekatan.

Ciri-ciri disminorea sekunder antar lain,perdarahan berat atau abnormal, nyeri perut dan panggul, sering menimbulkan nyeri senggama, nyeri kram berat, timbul sebelum haid dan berlanjut selama menstruasi lalu mereda secara bertahap setelah menstruasi, nyeri saluran kemih atau usus besar termasuk diare, gangguan kesuburan.

3. Patofisiologi Nyeri Haid Primer

Nyeri haid primer adalah nyeri yang terjadi selama masa menstruasi dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi disebabkan oleh kontraksi dari miometrium yang diinduksi oleh prostaglandin tanpa adanya kelainan patologis pelvis. Pada remaja dengan nyeri haid primer akan dijumpai peningkatan


(25)

10

prostaglandin oleh endometrium dengan pelepasan terbanyak selama menstruasi pada 48 jam pertama dan berhubungan dengan beratnya gejala yang terjadi (Speroff dan Fritz, 2005).

Setelah terjadi proses ovulasi sebagai respon peningkatan produksi progesteron (Guyton dan Hall, 2007), asam lemak akan meningkat dalam fosfolipid membran sel. Kemudian asam arakidonat dan asam lemak omega-7 lainnya dilepaskan dan memulai suatu aliran mekanisme prostaglandin dan leikotrien dalam uterus. Kemudin berakibat pada termediasinya respon inflamasi, tegang saat menstruasi (menstual crmps) (Hillard, 2006).

Hasil metabolisme asam arakodinat adalah prostaglandin (PG) F2-α, yang merupakan sutu cylooksigenase (COX) yang mengakibatkan hipertonus dan vasokonstriksi pada miometrium sehingga terjadi iskemia dan nyeri haid. Selain PGF2-α juga terdapa PGE-2 yang ikut serta menyebabkan nyeri haid primer. Peningktan level PGF2-α dan PGE-2 jelas akan meningkatkan nyeri pada nyeri haid primer. Selanjutnya peran lekotrien adalah meningkatkan sensitivitas serabut syaraf uterus (Hillard, 2006).

Prostaglandin F2∝ (PGF2∝) adalah perantara yang paling berperan dalam terjadinya nyeri haid primer. Prostaglandin ini merupakan stimulan kontraksi miometrium yang kuat serta efek vasokonstiksi pembuluh darah. Peningkatan PGF2∝dalam endometrium diikuti dengan penurunan progesteron pada fase luteal membuat membran lisosomal menjadi tidak stabil sehingga melepaskan enzim lisosomal. Pelepasan enzim ini menyebabkan phospholipase A2 yang berperan pada konvesi fosfolipid menjadi asam arakidonat dan selanjutnya menjadi PGF2∝ dan prostaglandin E2 (PGE2) melalui siklus endoperoxidase


(26)

11

dengan perantara prostaglandin G2 (PGG2) dan prostaglandin H2 (PGH2). Peningkatan kadar prostaglandin ini mengakibatkan peningkatan tonus miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan sehingga menyebabkan nyeri pada saat menstruasi (Braverman dan Sondhelmer, 1997 dalam Mc Lachlan et all, 2002).

4. Pengkajian nyeri

Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menetapkan diagnosa kebidanan yang tepat, untuk menyeleksi terapi yang cocok, dan untuk mengevaluasi respon klien terhadap terapi. Saat mengkaji nyeri, bidan harus sensitif terhadap intensitas ketidaknyamanan klien (Potter & Perry, 2005).

Pengkajian karakteristik nyeri sangat membantu dalam membentuk pola nyeri dan tipe terapi yang digunakan untuk mengatasi nyeri. Adapun karakteristik nyeri meliputi : skala nyeri, lokasi, keparahan, dan pola nyeri, tindakan untuk menghilangkan nyeri dan gejala penyerta. Untuk mengukur intensitas keparahan nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran nyeri yaitu numerical rating scale.

Gambar 1.

Skala Sederhana Intensitas Nyeri Numerical Rating Scale

A | | | | | | | | | | |

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


(27)

12

Dengan kriteria nyeri adalah :

a. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri yang hanya sedikit dirasakan.

b. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

c. Skala 7-9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. d. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Klien sudah tidak dapt berkomunikasi

Klien akan menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan persepsinya tentang intensitas keparahan nyeri (Potter & Perry, 2005).

5. Penatalaksanaan Nyeri Haid

Beberapa pengobatan nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri haid antara lain dengan mnegkonsumsi vitamin E dan penggunaan aromaterapi. Vitamin E merupakan antioksidan alami yang dapat membantu seluruh sel dan jaringan tubuh memperbaiki serta mangatasi peradangan atau inflamasi, salah satunya adalah nyeri. Asupan vitamin E membantu menstabilkan aliran menstruasi dengan memperbaiki lapisan rahim (Vedder, 2007).

Selain mengkonsumsi vitamin E penggunaan aromaterapi dikenal sebagai salah satu cara terapi kesehatan yang aman dan nyaman dengan menggunakan minyak esensil atau saripati hasil ekstraksi bagian-bagian tumbuhan untuk


(28)

13

memperlancar haid. Aromaterapi bekerja dengan mempengaruhi kerja otak, saraf-saraf penciuman yang secara langsung berhubungan dengan hipotalamus, bagian otak yang mengendalikan sistem kelenjar yang mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi aktivitas tubuh, dan mempengaruhi kerja sistem limbik yang berhubungan dengan sirkulasi darah (Price, 2001).

Menurut Andersch dan Milson membagi tingkatan nyeri haid dalam 4 derajat, yaitu:

Tingkat 0 nyeri sangat ringan atau tidak ada dan aktivitas sehari-hari tidak terpengaruh, tingkat I nyeri ringan, tidak memerlukan analgetika dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu, tingkat II nyeri sedang, memerlukan analgetika dan aktivitas sehari-hari terganggu tapi jarang mangkir dari sekolah atau pekerjaan, tingkat III nyeri berat, yang tidak bermakna berkurang dengan analgetika dan tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari timbul keluhan vegetatif misalnya nyeri kepala, kelelahan, mual dan muntah.

C. Terapi Pijat 1. Defenisi

Pemijatan adalah perawatan untuk jaringan lunak di tubuh-kulit, lemak-otot dan jaringan ikat yang mengikat organ serta struktur yang berada di dalamnya. Pemijatan melibatkan serangkaian gerakan, utamanya dengan menggunakan kedua tangan. Setiap gerakan dilakukan dengan cara tertentu untuk mendapatkan efek tertentu. Pemijatan dengan cepat di pagi hari dan menyegarkan (Atkinson, 2011). Pemijatan juga dapat meredakan nyeri pijatan


(29)

14

perut bagian bawah.punggung bawah,dan tungkai bisa meredakan nyeri haid (Stoppard, 2006).

Pemijatan merupakan salah satu jenis penyembuhan tertua. Sejarahnya berasal dari China dan India pada ribuan tahun yang lalu. Saat ini, pemijatan dinikmati oleh orang-orang dari segala usia dan berbagai gaya hidup. Beragam teknik dari budaya yang berbeda dipadukan menjadi berbagai rangkaian pijatan yang memberikan penanganan efektif untuk gangguan kesehatan.

Pemijatan menawarkan berbagai manfaat yang luas bagi tubuh dan pikiran. Fakta ini telah diakui oleh banyak perusahaan yang mengikuti tradisi belahan dunia timur dengan memperkenalkan seni pemijatan di tempat kerja untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas.

2. Manfaat

Manfaat pemijatan dapat dirasakan langsung pada titik yang bermasalah terutama dibagian otot dan persendian dan membantu meredakan rasa nyeri di daerah tertentu, sehingga meredakan gejala ketegangan pada mata, nyeri pada kaki, nyeri pada punggung dan sakit kepala, pemijatan yang teratur bisa membantu meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot serta persendian, memperbaiki mobilaitas dan membantu mencegah rasa nyeri, sakit, kaku yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari, pemijatan dengan gerakan cepat bisa meningkatkan tingkat energi fisik dan mental, dan kewaspadaan mental, pemijatan dengan gerakan yang bersifat menenangkan bisa memberikan relaksasi bagi pikiran, tubuh, dan selanjutnya akan meredakan ketegangan dan rasa cemas, mengurangi bertambahnya dampak akibat stres juga mendorong tubuh untuk berfungsi dengan lebih efektif, pemijatan yang bersifat


(30)

15

merilekskan akan memberikan kualitas tidur yang lebih baik dan sebagai gantinya meningkatkan tempramen serta kesehatan pada umumnya.

3. Persiapan dan Cara Melakukan

Persiapan yang dilakukan yaitu luangkan waktu untuk menyelesaikan rangkaian pemijatan yang dilakukan sendiri. Pemijatan ini dilakukan sebaiknya pada pagi hari. Apabila memakai beberapa perhiasan seperti jam, cincin, atau gelang sebaiknya di lepas. Gunakan minyak esenssial seperti minyak kelapa hijau. Sediakan matras dan bantal untuk sandaran tubuh. Periksa postur tubuh sehingga dapat melakukan pemijatan sendiri tanpa mengalami ketegangan atau peregangan berlebihan.

Ada 10 langkah pemijatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri haid yaitu dan tiga langkah tekhnik pendinginannya.

Pertama mulailah pemijatan dengan duduk di lantai ,tempatkan kedua tangan di pangkuan, bernapaslah dalam-dalam dan perlahan, ketika saat mengambil napas, bayangkan sedang menyerap cahaya berwarna merah muda yang naik dari arah jari jemari kaki dan bergerak melalui seluruh tubuh yang membuat merasa lembut dan feminin. Ketika menghembuskan napas, cobalah menyingkirkan ketegangan dan pikiran negatif apapun.

Kedua tempatkanlah satu tangan di bagian solar plexus, daerah berbentuk segitiga yang terbentuk oleh beberapa rusuk bagian bawah. Letakkan telapak tangan lainnya sedikit dibawah pusar.duduklah dengan tenang selama 2 atau 3 menit,bernapaslah dengan irama yang normal.


(31)

16

Ketiga dengan tangan kiri masih berada di solar plexus, gunakan telapak tangan kanan untuk membuat 10 kali gerakan melingkar di sekitar pusar dengan lembut.

Keempat tempatkan kedua telapak tangan di bagian perut, dengan posisi kebawah. Gerakan kedua tangan ke atas, dengan gerakan memutar ke arah luar hingga saling menjauh. Pertemukan kembali kedua tangan di bagian bawah lingkaran, lanjutkan hingga membentuk dua lingkaran lagi. Ulangilah sesering mungkin. Dengan demikian mengikuti gerakan yang sama.

Kelima dengan menggunakan kedua tangan seperti pada langkah 4, kali ini buatlah gerakan memutar yang lembut dengan ruas ujung jemari.

Keenam usaplah seluruh daerah tekanan seperti mengelus. Gerakkan kedua tangan dengan perlahan dan tangan kearah atas, gerakkan bergantian atau bersamaan tergantung mana yang terasa paling baik.

Ketujuh letakkan kedua tangan kedua sisi pinggang dengan posisi ibu jari mengarah ke perut dan jemari lainnya berada di bagian pinggang. Dengan permukaan jemari tangan, buatlah gerakan mengusap yang ringan dan memutar di seluruh bagian pinggang. Lanjutkan selama itu terasa menyenangkan. Lakukan peregangan hanya sejauh bisa menjangkaunya dengan nyaman.

Kedelapan dengan kedua tangan pada kedua sisi tulang belakang dan ujung jemari mengarah ke bawah, gelincirkan kedua tangan dengan kuat ke arah bawah dari pinggang hingga bokong. Jika sudah merasa nyaman, gunakan bagian belakang tangan ulangilah sebanyak 3 kali.


(32)

17

Kesembilan gunakan ruas ujung jari untuk bekerja lebih mendalam ke area ketegangan mana pun di pinggang. Temukan titik masalah dan redakan dengan gerakan meremas yang lembut.

Kesepuluh lemaskan punggung anda dengan gerakkan mengusap menggunakan kedua tangan bergantian. Gunakan telapak tangan (bagian belakang tangan, jika ini terasa lebih nyaman) untuk memberikan usapan ke atas, dari bokong ke pinggang. Satu tangan bergerak mengikuti yang lainnya untuk mengusap seluruh area.

Kesebelas pertemukan kedua telapak kaki anda hingga saling menempel dan tahanlah dengan kedua tangan. Ambillah napas mendalam dan hembuskan. Kemudian condongkan tubuh ke depan sejauh yang bisa dilakukan dengan nyaman.Tahanlah peregangan ini hingga hitungan ke-5, bernapaslah dengan normal.

Keduabelas perlahan duduklah dan ambillah napas mendalam beberapa kali. Silangkan kedua pergelangan kaki anda. Angkat kedua tangan anda di atas kepala dan dengan perlahan buatlah lingkaran sebanyak tiga kali untuk meredakan ketegangan di bahu.

Dan yang terakhir berbaringlah dengan kedua tangan berada di atas perut. Berbaringlah tanpa bergerak selama beberapa menit untuk merampungkan rangkaian latihan.


(33)

18

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESA, DAN DEFENISI OPERASIONAL

A.Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi efektivitas pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian terapi pijat dan variabel dependen adalah intensitas nyeri haid. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang diidentifikasi berdasarkan intensitas nyeri haid sesudah diberikan terapi pijat. Hasil yang diharapkan adalah terdapat penurunan intensitas nyeri haid setelah diberikan terapi pijat. Secara skematis, kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian terapi pijat terhadap intensitas nyeri haid.

Remaja puteri yang mengalami

nyeri haid

Kelompok intervensi yang diberikan terapi pijat

Kelompok kontrol Tanpa terapi pijat

Intensitas nyeri haid


(34)

19

C. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Cara Ukur

Hasil Ukur

Skala Ukur 1. Variabel

dependen Nyeri haid

Nyeri haid adalah nyeri yang berupa kram pada perut bagian bawah yang dialami wanita segera setelah permulaan haid dan biasanya menetap sepanjang hari pertama dan dapat berlangsung selama 48 jam .

Format observasi dengan menggunakan skala nyeri post intervensi

Skala nyeri responden

Rasio

2. Variabel independen Terapi pijat

Terapi pijat yang dilakukan 1 x 1 hari selama 30 menit saat menjelang haid Format observasi 0=tidak dilakukan 1=dilakuk an Nominal


(35)

20

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen yang bersifat two group postest yaitu rancangan yang berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dimana rancangan ini menggunakan kelompok intervensi dan kontroluntuk mengidentifikasi pengaruh pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid. Desain ini digambarkan :

Kelompok Perlakuan Post-test

X I 01

Y 0 01

Skema 4.1. Desain Penelitian Keterangan:

X : Kelompok intervensi Y : Kelompok kontrol I : Perlakuan

0 : Tidak diberikan perlakuan 01: pengukuran intensitas nyeri haid


(36)

21

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Negeri 11 Medan kelas XI Tahun 2012 yang mengalami nyeri haid primer yaitu 43 siswi.

2. Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Dengan teknik ini seluruh populasi dijadikan sampel. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yang dipilih berdasarkan kelas dan dibagi menjadi dua kelompok, kemudian satu kelompok diberi intervensi, dan satu kelompok sebagai kelompok kontrol.

Kriteria sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Mengalami nyeri haid

b. Tidak mendapat tindakan lain atau mengkonsumsi obat-obatan. c. Bersedia menjadi responden.

d. Usia 14-17 tahun.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 11 Medan alasan peneliti memilih lokasi ini karena SMA Negeri 11 Medan merupakan lembaga pendidikan yang memiliki letak strategis dan dianggap sesuai dengan karakteristik responden.

D. Waktu Penelitian

Proses pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni tahun 2012.


(37)

22

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Univeritas Sumatera Utara dan izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kantor wilayah Medan tembusan untuk Kepala SMA Negeri 11 Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan prinsip etik penelitian, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat penelitian dan prosedur penelitian. Terkait dengan subjek penelitian, prinsip etika penelitian adalah mengatur perlindungan terhadap partisipan dan pertanggungjawaban peneliti terhadap subjek penelitian dalam bentuk informed consent yaitu kesediaan yang disadari oleh subjek penelitian calon responden secara sosial. Calon responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent dan disebut responden. Tetapi calon responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.

Dalam upaya mencapai informed consent tersebut, etika penelitian juga mengatur tentang adanya anonimitas dan kerahasiaan. Peneliti menjanjikan bahwa identitas subjek penelitian akan dirahasiakan dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun berdasarkan kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Instrumen penelitian ini terdiri dari data demografi responden dan skala nyeri.


(38)

23

Data kuesioner demografi responden terdiri dari 4 pertanyaan yaitu usia, suku, agama dan siklus haid. Selanjutnya untuk menilai intensitas nyeri haid adalah kuesioner skala nyeri sesudah diberikan terapi pijat. Hasil dari pengukuran skala nyeri haid responden di tulis di lembar observasi.

G. Uji Validitas dan Realibilitas

Alat ukur harus diuji validitas dan realibilitasnya. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah valid dan reliabel, sehingga tidak perlu lagi diuji validitas dan realibilitasnya. Alat ukur skala nyeri yang digunakan adalah Numerical Rating Scale (NRS) yaitu alat pendeskripsi dengan skala 0-10 (Potter & Perry, 2005).

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan telah mendapat izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kantor Wilayah tembusan Kepala Sekolah SMA Negeri 11 Medan.

Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada siswi yang mengalami nyeri haid sesuai dengan kriteria penelitian. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjumpai calon responden di sekolah setelah terlebih dahulu menanyakan keluhan yang dialami, dengan dibantu oleh pihak sekolah, dalam hal ini peneliti dibantu oleh ibu Zubaidah Ritonga, S.Pd dalam menjelaskan kepada responden mengenai penelitian yang dilakukan. Setelah peneliti menjumpai calon responden maka peneliti menjelaskan tujuan, manfaat penelitian, prosedur penelitian dan apa yang dirasakan setelah diberikan terapi pijat serta cara pengisian kuesioner.


(39)

24

Kemudian peneliti meminta kesediaan calon responden yang memenuhi kriteria penelitian diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) dan mengisi kuesioner data demografi. Setelah itu, peneliti kemudian meminta nomor telepon seluler responden untuk meminta kerjasama responden saat responden mengalami haid, responden menghubungi peneliti, kemudian peneliti menjumpai responden.

Dalam hal ini, peneliti memisahkan antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Pada kelompok kontrol, peneliti hanya mengukur intensitas nyeri responden. Sedangkan pada kelompok intervensi peneliti dan dibantu oleh guru-guru SMA Negeri 11 Medan memberikan terapi pijat. Terapi pijat diberikan 1 kali selama 30 menit, nyeri yang di alami responden di ukur dengan Skala Numerik (Numerical Rating Scale).

I. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah seluruh data terkumpul melalui beberapa tahap yaitu, editing untuk memeriksa data responden, kemudian diberi nomor responden untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, kemudian merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka (coding) untuk memudahkan melakukan analisa data, selanjutnya memasukkan data (entry) ke computer dan dilakukan pengolahan data dengan tehnik komputerisasi.

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karekteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat ketegorik meliputi usia, suku, agama, dan siklus haid dicari frekuensi dan persentase. Data yang bersifat


(40)

25

numerik meliputi skala nyeri, dicari mean, dan standar deviasinya kemudian disajikan dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh pemberian terapi pijat terhadap nyeri haid. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistic uji t-independent digunakan untuk membandingkan nyeri haid pada kelompok intervensi dan kontrol. Taraf signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (p) < 0.05 maka H0 ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Dan data disajikan dalam bentuk tabel.


(41)

26

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas Terapi Pijat dalam Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Puteri di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012”, diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada 21 orang responden dengan intervensi pemberian terapi pijat dan 22 orang responden tanpa diberikan terapi pijat sebagai kelompok kontrol pada remaja puteri SMA Negeri 1l Medan Tahun 2012 yang mengalami nyeri haid yang menjadi subjek penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 27 Maret sampai 5 Mei 2012, menguraikan karakteristik demografi responden, analisis intensitas nyeri haid pada kedua kelompok serta analisis perbedaan intensitas nyeri haid pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Untuk mempermudah pemahaman hasil penelitian tentang penatalaksanaan nyeri haid dengan terapi pijat di SMA Negeri 11 Medan, dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu inpartu meliputi umur, paritas, pendidikan dan mencari mean, dan standar deviasi skala nyeri persalinan.

1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Remaja Puteri Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol

Hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 21 orang kelompok intervensi sebagian besar responden berada pada usia 16 tahun sebanyak 10 orang (47,6%),


(42)

27

suku responden sebagian besar adalah Batak sebanyak 13 orang (61,9%), seluruh responden beragama Islam sebanyak 21 orang (100%) dan siklus haid yang dialami responden sebagian besar berada pada siklus 28 hari yaitu sebanyak 15 orang (71,4%).

Sedangkan pada dari 22 orang pada kelompok kontrol sebagian besar responden berada pada usia 15 dan 16 tahun sebanyak 9 orang (40,9%), suku responden sebagian besar adalah Batak sebanyak 13 orang (59,1%), seluruh responden beragama Islam sebanyak 22 orang (100%) dan siklus haid yang dialami responden sebagian besar berada pada siklus 30 hari yaitu sebanyak 13 orang (59,1%). Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik Remaja Puteri SMA Negeri 11 Medan pada Kelompok Intervensi

dan Kelompok Kontrol (n=43) Karakteristik

Remaja Puteri

Kelompok intervensi Kelompok kontrol

F % F %

Usia

• 14 tahun

• 15 tahun

• 16 tahun

• 17 tahun

1 7 10 3 4.8 33.3 47.6 14.3 1 9 9 3 4.5 40.9 40.9 13.6 Suku • Jawa • Batak 8 13 38.1 61.9 9 13 40.9 59.1 Agama

• Islam 21 100 22 100

Siklus haid

• 28 hari

• 30 hari

15 6 71.4 28.6 9 13 40.9 59.1


(43)

28

1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid pada Remaja Putri Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi

Hasil penelitian pada kelompok intervensi diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi pijat rata-rata 5,76 dengan standar deviasi 1,300, min-max 5-9 dan 95% CI nya adalah 1,53-2,94. Sesudah dilakukan terapi pijat rata-rata 3,52 dengan standar deviasi 0,928, min-max 2-6 dan 95% CI nya adalah 1,53-2,94. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi

Di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan

Intervensi

5,76 1,300 5 - 9 1,53 – 2,94

Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan

Intervensi

3,52 0,928 2 – 6 1,53 – 2,94

1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid pada Remaja Putri Sebelum dan Sesudah dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol Hasil penelitian pada kelompok kontrol diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan terapi pijat rata-rata 6,13 dengan standar deviasi 1,64, min-max 3-9 dan 95% CI nya adalah 0,43-2,38. Sesudah dilakukan terapi pijat rata-rata 4,72 dengan standar deviasi 1,54 min-max 2-7 dan 95% CI nya adalah 0,43-2,38. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.


(44)

29

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja Putri Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol

Di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan

Intervensi

6,13 1,64 3 - 9 0,43 – 2,38

Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan

Intervensi

4,72 1,54 2 - 7 0,43 – 2,38

2. Analisis Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t-independent test yaitu mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat pada kelompok intervensi dan kontrol.

2.1 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi

Hasil penelitian diperoleh rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi adalah 5,76 dengan standar deviasi 1,300. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode terapi pijat 3,52 dengan standar deviasi 0,928. Beda mean 2,24 diperoleh Pvalue 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini.


(45)

30

Tabel 5.4

Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi di SMA Negeri 11 Medan

2.2 Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol

Hasil penelitian diperoleh rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 6,13 dengan standar deviasi 1,64. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 6,13 dengan standar deviasi 1,54. Beda mean 1,40 diperoleh p value 0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini.

Variabel Mean SD Beda

Mean

Pvalue N

Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan

Intervensi

5,76 1,300

2,24 0,000

21

Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan

Intervensi


(46)

31

Tabel 5.5

Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol di SMA Negeri 11 Medan

2.3 Perbandingan Intensitas Nyeri Sesudah di Lakukan Terapi pijat Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Hasil penelitian intensitas nyeri pada kelompok intervensi sesudah dilakukan terapi pijat diperoleh rata-rata skala nyeri 3,52 dengan standar deviasi 0,928 dan standar error 0,202. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 4,72 dengan standar deviasi 1,548 dan standar error 0,330. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,004 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan dari skala nyeri haid sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi dan kontrol. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.

Variabel Mean SD Beda

Mean

Pvalue n

Intensitas Nyeri Sebelum dilakukan

Intervensi

6,13 1,64

1,40 0,005

22

Intensitas Nyeri Sesudah dilakukan

Intervensi


(47)

32

Tabel 5.6

Perbandingan Intensitas Nyeri Haid Sesudah di Lakukan Terapi pijat Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di SMA Negeri 11 Medan

Variabel Mean SD SE P value N

Kelompok Intervensi

3,52 0,928 0,202

0,004 44

Kelompok Kontrol

4,72 1,548 0,330

B.Pembahasan

1. Interpretasi dan diskusi hasil

Pada Penelitian ini membandingkan intensitas nyeri haid pada kelompok yang diberi terapi pijat dengan kelompok yang tidak diberi terapi pijat pada remaja putri SMA Negeri 11 Medan. Terapi pijat diberikan pada responden kelompok intervensi selama 15 menit pada saat responden mengalami nyeri haid.

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik demografi responden yang berhubungan dengan usia, responden pada kelompok intervensi mayoritas berusia 16 tahun sebanyak 10 orang (47,6%),dan pada kelompok kontrol mayoritas berusia 15 dan 16 tahun sebanyak 9 orang (40,9%). Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa keseluruhan jumlah responden yang mengalami nyeri haid berada pada usia di bawah 25 tahun. Pernyataan ini mendukung pendapat Stoppard (2010) yang menyatakan bahwa 80% wanita muda dibawah 25 tahun mengalami nyeri haid dan akan hilang pada saat umur 25 tahun.


(48)

33

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik demografi responden yang berhubungan dengan suku dan agama, sebagian besar responden pada kelompok intervensi bersuku batak yaitu sebanyak 13 orang (61,9%),dan pada responden kelompok kontrol juga mayoritas bersuku batak sebanyak 13 orang (59,1%), dan pada kedua kelompok tersebut beragama Islam (100%). Mengacu pada keyakinan dan nilai- nilai Budaya mempengaruhi cara individu untuk mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri dan bagaimana bereaksi terhadap nyeri dan bagaimana seseorang dapat mengekspresikan rasa nyeri tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat nyeri haid yang dialami responden pada kedua kelompok dimulai dari tingkat nyeri ringan sampai sedang. Pernyataan ini dapat dilihat pada lampiran terlihat bahwa skala intensitas nyeri haid pada kelompok intervensi sesudah dilakukan intervensi bervariasi mulai dari skala 2 sampai dengan skala 6. Dalam hal ini jumlah responden yang mengalami nyeri haid skala 2 adalah sebanyak 4 orang, skala 3 adalah sebanyak 9 orang, skala 4 adalah sebanyak 8 orang, skala 5 adalah sebanyak 1 orang dan skala 6 adalah sebanyak 1 orang. Pada kelompok kontrol skala nyeri juga terlihat bervariasi mulai dari skala 2 sampai dengan skala 7. Dalam hal ini jumlah responden yang mengalami nyeri haid skala 2 adalah sebanyak 3 orang, skala 3 sebanyak 2 orang, skala 4 sebanyak 2 orang , skala 5 sebanyak 9 orang, skala 6 sebanyak 3 orang dan skala 7 adalah sebanyak 3 orang. Perbedaan indkator nyeri haid yang dirasakan seseorang tidak bisa menjadi indikator bagi yang lainnya karena sifatnya yang sangat pribadi.


(49)

34

Pendapat diatas mendukung pendapat dari Mahon (1994) yang mengatakan bahwa nyeri bersifatsubyektif, sangat individual, dan berbeda pada setiap individu. Tingkat nyeri ini juga dapat mempengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor psikis, dimana nyeri dapat diperberat oleh keadaan psikis seseorang.

Pada peneliian ini semua faktor yang di anggap berkontribusi terhadap nyeri di abaikan, untuk diminimalkan adanya pengaruh perlakuan yang lain terhadap pemberian terapi pijat ,maka dianjurkan bagi semua responden untuk tidak melakukan tindakan apapun seperti mengubah posisi tubuh seperti meringkuk atau menungging dan juga mengkonsumsi obat- obatan penurun nyeri selama menjadi responden dalam penelitian ini. Dimana hal tersebut dapat berpengaruh terhadap penurunan nyeri haid dan membiaskan hasil penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa intensitas nyeri pada kelompok intervensi sesudah dilakukan terapi pijat diperoleh rata-rata skala nyeri 3,52 dengan standar deviasi 0,928 dan standar error 0,202. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 4,72 dengan standar deviasi 1,548 dan standar error 0,330. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,004 maka dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh signifikan dari skala nyeri haid sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok intervensi dan kontrol di SMA Negeri 11 Medan.

Pernyataan diatas mendukung pendapat Stoppard (2006) yang mengemukakan Pemijatan adalah perawatan untuk jaringan lunak di tubuh – kulit, lemak- otot dan jaringan ikat yang mengikat organ serta struktur yang berada di dalamnya. Pemijatan melibatkan serangkaian gerakan, utamanya dengan menggunakan kedua tangan. Setiap gerakan dilakukan dengan cara tertentu untuk mendapatkan efek tertentu.


(50)

35

Pemijatan juga dapat meredakan nyeri haid seperti perut bagian bawah, punggung dan tungkai.

Berdasarkan uraian di atas maka diambil kesimpulan bahwa hipotesis penelitian diterima, karena terdapat perbedaan yang signifikan nyeri haid pada kelompok yang diberi terapi pijat dan kelompok yang tidak diberi terapi pijat.

2. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami peneliti saat penelitian Februari-April 2012 dengan jumlah responden 45 orang remaja puteri ada responden yang dijumpai tidak mendapat haid pada saat melakukan penelitian adalah 2 orang.

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Kebidanan

Dari hasil penelitian telah diketahui bahwa pemberian terapi pijat sebagai salah satu tekhnik pengobatan tekhnik relaksasi yang berpengaruh terhadap pengurangan nyeri haid pada remaja puteri SMA Negeri 11 Medan. Jadi terapi pijat dapat digunakan dalan asuhan Kebidanan pada remaja puteri yang mengalami nyeri haid tanpa efek samping.


(51)

36

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang “efektivitas terapi pijat dalam penanganan nyeri haid pada remaja puteri di SMA Negeri 11 Medan tahun 2012 “ dapat disimpulkan bahwa:

1. Karakteristik demografi responden pada kelompok intervensi sebagian besar remaja puteri berusia 16 tahun sebanyak 10 orang (47,6%), suku responden sebagian besar adalah Batak sebanyak 13 orang (61,9%), seluruh responden beragama Islam sebanyak 21 orang (100%) dan siklus haid yang dialami responden sebagian besar berada pada siklus 28 hari yaitu sebanyak 15 orang (71,4%). Sedangkan pada dari 22 orang pada kelompok kontrol sebagian besar responden berada pada usia 15 dan 16 tahun sebanyak 9 orang (40,9%), suku responden sebagian besar adalah Batak sebanyak 13 orang (59,1%), seluruh responden beragama Islam sebanyak 22 orang (100%) dan siklus haid yang dialami responden sebagian besar berada pada siklus 30 hari yaitu sebanyak 13 orang (59,1%).

2. Intensitas nyeri responden pada kelompok intervensi rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode terapi pijat adalah 5,76 dan sesudah dilakukan metode terapi pijat adalah 3,52 diperoleh nilai p=0,000. Pada kelompok kontrol rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode terapi pijat adalah 6,13 dan sesudah dilakukan metode terapi pijat pada kelompok kontrol 4,72 diperoleh nilai p=0,005.


(52)

37

3. Hasil uji statistik t-independent test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah diberikan terapi pijat didapatkan nilai p adalah 0,004, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan metode terapi pijat terhadap intensitas nyeri haid pada Remaja Putri di SMA Negeri 11 Medan.

B.Saran

1. Bagi Praktek Kebidanan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian terapi pijat dapat memberikan manfaat untuk mengurangi nyeri haid pada remaja puteri SMA. Oleh sebab itu penting untuk diinformasikan dan di terapkan disetiap praktek Kebidanan, guna membantu remaja yang mengalami nyeri haid.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini perlu di integrasikan dalam mata kuliah asuhan kebidanan pada remaja puteri tentang kesehatan reproduksi (KESPRO) sebagai pengembangan ilmu.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan desain penelitian yang bersifat quasy eksperimen dengan menggunakan kelompok intervensi dan kontrol yang diukur pre dan post test agar diperoleh hasil yang lebih baik.

4. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi pijat terhadap nyeri haid, sehingga diharapkan dapat menjadikan tambahan informasi bagi masyarakat tentang manfaat lain dari terapi pijat yang bisa dilakukan secara mandiri di kehidupan sehari-hari.


(53)

38

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, 2011 . A Practicial guide to Self Massage. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer

Bobak IM, dkk, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi Keempat. Jakarta : EGC.

Hutahaean, Seri, 2009. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi. Jakarta: Trans Info Media.

Nursalam, 2003 . Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Potter, P. A., dan Perry, A. G, 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Stoppard, Miriam, 2009. Ensiklopedia Kehamilan Dan Kelahiran. Jakarta: Erlangga. Sumarah, dkk, 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya.

Suyanto, Ummi, 2009. Riset Kebidanan Metedologi dan AplikasiMitra. Yogyakarta: Cendikia Press.

Uliyah, Musrifatul, dkk, 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Febri, 2009. Nyeri haid dibuka 24/11/11 pada situs:

Nyapatrien, 2010. Teknik Mengurangi Rasa Nyeri, dibuka 24/11/11 pada situs:

Qittun. 2008. Konsep Dasar Nyeri, dibuka 8/12/2011 pada situs:


(54)

39

Lampiran 1

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat,

Nama Saya Helmi Wardah Nasution, sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Terapi Pijat Dalam Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Puteri di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012”.

Nyeri haid adalah nyeri menjelang atau selama haid, satu dari gejala-gejala ginekologik yang paling sering di keluhkan oleh wanita, dengan gejala nyeri di perut bagian bawah sebelum dan selama haid, sering kali disertai rasa mual dan muntah (Prawirohardjo, 2008).

Manfaat diberikan terapi pijat adalah dapat meredakan nyeri pijatan perut bagian bawah.punggung bawah,dan tungkai bisa meredakan nyeri haid (Stoppard, 2006).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberianterapi pijat dalam penanganan nyeri haid pada remaja puteri SMA. Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada saudari tentang :

a. data demografi yang terdiri dari usia, suku, agama, dan siklus haid,

b. kuesioner tentang skala nyeri haid sebelum dan sesudah pemberian terapi pijat ,

c. memberikan contoh dan gambar cara pemijatan .

Partisipasi saudari bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti.


(55)

40

Untuk penelitian ini saudari tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila saudari membutuhkan penjelesan, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Helmi Wardah Nasution

Alamat : Jl. Letda Sudjono gg Tapsel no 17 B. Medan No. Hp : 085261313128

Terima kasih saya ucapkan kepada saudari yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan saudari dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan saudari bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2012

Peneliti


(56)

41

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang “Efektivitas Terapi Pijat Dalam Penanganan Nyeri Haid Pada Remaja Puteri Di SMA Negeri 11 Medan Tahun 2012”. Maka dengan ini Saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, 2012


(57)

42

Lampiran 3

KUESIONER

EFEKTIVITAS TERAPI PIJAT DALAM PENANGANAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTERI SMA NEGERI 11 MEDAN

No. Responden

Kuuesioner ini terdiri atas 2 bagian yaitu :

A. Data Demografi

B. Skala pengukuran intensitas nyeri

A. Data Demografi

Petunjuk : Silahkan isi pada titik-titik, atau beri tanda (X) pada kotak yang sesuai dengan jawaban Saudari!

Jika ada yang kurang jelas, silahkan bertanya kepada peneliti !.

1. Usia :

2. Suku : 3. Agama :

4. Siklus haid : ... Hari


(58)

1

B. Skala pengukuran intensitas nyeri (Numerical Rating Scale)

SETELAH PEMBERIAN TERAPI PIJAT

Petunjuk : Tandai skala nyeri berikut ini dengan tanda silang (X) yang menurut saudari dapat mewakili tingkat/intensitas nyeri haid yang Saudari rasakan saat ini !.

Intensitas nyeri yang Saudari rasakan setelah diberikan ramuan jahe adalah:

| | | | | | | | | |

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Sangat nyeri

Dengan kriteria nyeri adalah:

e. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana saudari masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.

f. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, saudari mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Saudari dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

g. Skala 7-9 meupakan nyeri berat dimana saudari sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. h. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Saudari sudah tidak dapt


(59)

2

B. Skala pengukuran intensitas nyeri (Numerical Rating Scale)

TANPA PEMBERIAN TERAPI PIJAT

Petunjuk : Tandai skala nyeri berikut ini dengan tanda silang (X) yang menurut saudari dapat mewakili tingkat/intensitas nyeri haid yang Saudari rasakan saat ini !.

Intensitas nyeri yang Saudari rasakan saat ini adalah :

| | | | | | | | | |

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Sangat nyeri

Dengan kriteria nyeri adalah:

i. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana saudari masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.

j. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, saudari mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Saudari dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

k. Skala 7-9 meupakan nyeri berat dimana saudari sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. l. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Saudari sudah tidak dapt


(60)

3

Lampiran 4

PROTAP PENELITIAN

1. Memberikan informed concent kepada responden

2. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sebelum dilakukan intervensi

3. Melakukan Pijat selama 30 menit

4. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sesudah dilakukan intervensi


(61)

(62)

(63)

(64)

7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Helmi Wardah Nst

Tempat/tanggal lahir : Medan, 23 Desember 1986

Agama : Islam

Alamat : Jl. Letda Sudjono Gg. Tapsel No. 17 B Riwayat Pendidikan :

Tahun 1993 - Tahun 1999 : SD Swasta Budi Satria Medan Tahun 1999 - Tahun 2002 : SMP Negeri 17 Medan

Tahun 2002 - Tahun 2005 : SMA Negeri 11 Medan

Tahun 2007 - Tahun 2010 : D-III Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2011 - Tahun 2012` : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara


(1)

B. Skala pengukuran intensitas nyeri (Numerical Rating Scale)

TANPA PEMBERIAN TERAPI PIJAT

Petunjuk : Tandai skala nyeri berikut ini dengan tanda silang (X) yang menurut saudari dapat mewakili tingkat/intensitas nyeri haid yang Saudari rasakan saat ini !.

Intensitas nyeri yang Saudari rasakan saat ini adalah :

| | | | | | | | | |

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri Sangat nyeri

Dengan kriteria nyeri adalah:

i. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana saudari masih dapat berkomunikasi dengan baik. Nyeri hanya sedikit dirasakan.

j. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, saudari mendesis, menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Saudari dapat mendeskripsikan rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan alih posisi.

k. Skala 7-9 meupakan nyeri berat dimana saudari sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi. l. Skala 10 merupkan nyeri sangat berat. Saudari sudah tidak dapt


(2)

3

Lampiran 4

PROTAP PENELITIAN

1. Memberikan informed concent kepada responden

2. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sebelum dilakukan intervensi

3. Melakukan Pijat selama 30 menit

4. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sesudah dilakukan intervensi


(3)

(4)

(5)

(6)

7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Helmi Wardah Nst

Tempat/tanggal lahir : Medan, 23 Desember 1986

Agama : Islam

Alamat : Jl. Letda Sudjono Gg. Tapsel No. 17 B Riwayat Pendidikan :

Tahun 1993 - Tahun 1999 : SD Swasta Budi Satria Medan Tahun 1999 - Tahun 2002 : SMP Negeri 17 Medan

Tahun 2002 - Tahun 2005 : SMA Negeri 11 Medan

Tahun 2007 - Tahun 2010 : D-III Akademi Kebidanan Hafsyah Medan Tahun 2011 - Tahun 2012` : D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara