melakukan pengembangan produk dan teknologi, peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas, serta peningkatan kualitas produk dan pelayanan.
Daya saing ekspor suatu komoditas adalah kemampuan suatu komoditas untuk memasuki pasar luar negeri yang kemudian memiliki kemampuan untuk
mempertahankan pasar tersebut. Daya saing suatu komoditas dapat diukur atas perbandingan pangsa pasar market share komoditi tersebut pada kondisi pasar
yang tetap. Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditas untuk memberikan keuntungan secara terus-menerus dan kemampuan memperbaiki
pangsa pasar market share. Oleh sebab itu pengukuran daya saing dapat dilakukan dengan pendekatan keuntungan dan pangsa pasar.
Pengukuran daya saing dapat juga dilihat dari rasio orientasi ekspor bersih yaitu perbedaan ekspor dan impor industri tertentu, yang diekspresikan sebagai
persentase rata-rata produksi dan konsumsi domestik. Tanda pengukuran tersebut menunjukkan apakah industri tersebut merupakan net-exportir atau net-importir,
dan ukuran absolut tersebut mengindikasikan kepentingan perdagangan secara relatif. Analisis daya saing dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
Constant Market Share CMS yang dikembangkan oleh Richardson, dan Indeks Revealed Comparative Advantage RCA yang dikembangkan oleh Ballasa.
B. Constant Market Share CMS
Constant Market Share CMS mengukur dinamika tingkat daya saing ekspor, yang menggambarkan efek pertumbuhan ekspor, sehingga dapat diketahui
apakah ekspor suatu komoditas mengalami peningkatan expansions atau penurunan contraction di pasaran dunia yang didasarkan pada pangsa share
pasar periode sebelumnya. CMS menggambarkan pertumbuhan ekspor dengan tiga efek komposisi, yaitu:
1 efek pertumbuhan standar growth effect yang mengambarkan keuntungan
yang diperoleh suatu negara dari kegiatan ekspor yang dilakukan akibat pertumbuhan perdagangan komoditas tersebut di pasar dunia,
82
2 efek distribusi pasar distribution market effect yang menunjukkan
kemampuan memfokuskan dan mempercepat pertumbuhan pasar ekspor suatu komoditas dari suatu negara, dan
3 efek sisa residual effect yang menggambarkan daya saing komoditas suatu
negara di pasar ekspor. Pengukuran efek pertumbuhan dalam analisis CMS pada penelitian ini
digunakan formulasi yang digunakan oleh Kumar dan Vaidya 1999, dengan formulasi sebagai berikut:
j j
j j
j j
S XO
XWO S
XO S
XWO S
XO .
. .
.
1
Keterangan: XO
= perubahan total ekspor komoditi i dari tahun 1 dan 0 S
= share ekspor komoditi i pada pasar komoditi i dunia tahun 0 XWO = perubahan total komoditi i dunia dari tahun 1 dan 0
S
j
= share ekspor komoditi i pada negara j, tahun 0 XO
j
= perubahan ekspor komoditi i di negara j dari tahun 1 dan 0 XO
j 1
= jumlah ekspor komoditi i ke negara j pada tahun 1 S
j
= perubahan share komoditi i di negara j 1 dan 0 = periode waktu 1 = tahun sekarang; 0 = tahun sebelumnya
Formulasi pengukuran daya saing dengan CMS menjelaskan tiga efek yang menggambarkan apakah ekspor suatu negara mengalami perubahan lebih
kecil, sama, atau lebih besar dari laju pertumbuhan ekspor rata-rata dunia pertumbuhan standar. Untuk itu, deviasi negatif antara pertumbuhan ekspor
suatu negara denngan pertumbuhan standar dapat dikarenakan oleh tiga hal, yaitu: a pertumbuhan permintaan dunia memang melambat, b masalah
distribusi pasar dunia dari negara eksportir, dan c masalah daya saing dalam harga dan kualitas. Ketiga komponen ini dapat dianalisis dengan:
a. Bahagian pertama dari sebelah kanan persamaan menunjukkan efek pertumbuhan standar, yang mengukur perubahan peningkatan atau
penurunan ekspor komoditi i akibat perubahan pertumbuhan ekspor komoditi i di pasar dunia.
83
b. Bahagian kedua menunjukkan efek distribusi pasar, yang menggambarkan perkembangan pasar ekspor komoditi i pada berbagai negara.
c. Bahagian ketiga merupakan efek residual yang menggambarkan daya saing ekspor komoditi i yang tidak diakibatkan oleh efek pertumbuhan standar dan
distribusi pasar, akan tetapi daya saing akibat keunggulan mutu produk atau harga.
Daya saing ekspor komoditi i akan dijelaskan oleh komposisi ketiga efek tersebut:
a. Apabila efek pertumbuhan standar bernilai positif, maka faktor utama yang mengakibatkan peningkatan ekspor komoditi i adalah pertumbuhan ekspor
komoditi i di pasar dunia. b. Apabila efek distribusi pasar yang bernilai positif mengindikasikan
pertumbuhan ekspor komoditi i ditentukan oleh pertumbuhan ekspor pada negara-negara yang mengalami pertumbuhan impor komoditi i yang tinggi,
atau pasar ekspor komoditi i mengalami perkembangan. c. Apabila efek residual yang bernilai positif mengindikasikan daya saing ekspor
komoditi i akibat keunggulan mutu atau harga adalah kuat, sedangkan apabila efek residual bernilai negatif mengindikasikan daya saing ekspor komoditi i
lemah dilihat dari aspek mutu dan harga.
C. Indeks Revealed Comparative Advantage RCA