Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat Pasca Penempatan

Oleh sebab itu pada saat masa penempatan pihak PJTKI akan dikenakan sanksi pidana, apabila melanggar ketentuan yang ada dalam peraturan perundangan seperti: a. Menempatkan TKITKW yang tidak memenuhi syarat. b. Menempatkan TKITKW yang tidak lulus uji kompetensi Ps. 45 UU No. 39 Tahun 2004. c. Menempatkan TKITKW yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan psikologi Ps. 50 UU No. 39 Tahun 2004. d. Menempatkan TKITKW yang tidak mempunyai dokumen Ps. 51 UU No. 39 Tahun 2004. e. Menempatkan TKITKW di luar negeri tanpa perlindungan program asuransi Ps. 68 UU No. 39 Tahun 2004. f. Memperlakukan calon Tenaga Kerja Wanita secara tidak wajar dan tidak manusiawi Ps. 70 ayat UU No. 39 Tahun 2004. g. Menempatkan TKITKW tidak melalui mitra usaha Ps. 24 UU No. 39 Tahun 2004. h. Menempatkan TKITKW di luar negeri untuk kepentingan perusahaan sendiri tanpa ijin tertulis dari Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ps. 26 ayat 1 UU No. 39 Tahun 2004. i. Menempatkan TKITKW yang sedang mengikuti pendidikan dan pelatihan Ps. 46 UU No. 39 Tahun 2004. j. Menempatkan TKITKW yang tidak mempunyai KTKLN Ps. 64 UU No. 39 Tahun 2004. k. Tidak memberangkatkan TKITKW ke luar negeri yang telah memenuhi syarat kelengkapan dokumen Ps. 67 UU No. 39 Tahun 2004.

c. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat Pasca Penempatan

Hasil penelitian ditemukan bahwa perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat pasca penempatan yang tertulis dalam Panduan Bekerja adalah sangat sesuai 30 dan sudah sesuai 66,67 serta kurang sesuai 3,33. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat pasca penempatan yang dimaksudkan adalah agar diupayakan setiap pemulangan TKW yang bermasalah atau yang tidak termasuk TKW cuti harus mendapatkan persetujuan PJTKI yang menempatkan. Peningkatan pelayanan advokasi terhadap TKW serta bantuan konsultan dan pelayanan hukum kepada TKW. Sebagai suatu contoh di Kuala Lumpur Malaysia telah dibentuk upaya perlindungan dan advokasi yang telah ditangani oleh Satuan Tugas Pelayanan dan Perlindungan WNI SATGAS PPWNI. Untuk masalah TKW yang bekerja di sektor informal seperti pembantu rumah tangga karena berbagai faktor menuju kepulangannya ke tanah air gajinya tidak dibayar oleh majikan. Sehubungan dengan hal tersebut, KBRI melalui SATGAS PPWNI berupaya membantu menegosiasikan pembayaran gaji dengan majikanagensi. Bagi TKW menjelang kepulangannya ke Indonesia karena kontrak kerja habis, akan tetapi ternyata ada masalah yaitu tengah mengalami proses hukum di pengadilan, SATGAS PPWNI juga memberi pelayanan perlindungan dengan menyediakan pengacara. Termasuk menyediakan pos layanan di pelabuhan pada waktu pemulangan TKW ke Indonesia. Bila dirujuk dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 pasal 7 dijelaskan bahwa kewajiban pemerintah memberikan perlindungan kepada TKITKW selama masa pra penempatan, masa penempatan dan masa purna penempatan. Hal ini sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 ditetapkan sebagai berikut, tujuan penempatan dan perlindungan calon TKITKW adalah untuk 1 Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi dan 2 Menjamin dan melindungi calon TKITKW sejak didalam negerisebelum berangkat, selama bekerja di negara penempatan, dan sampai pulang kembali ke daerah asal SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat doisimpulkan sebagai berikut: 1.Penyusunan Panduan Bekerja bagi Tenaga Kerja Wanita yang akan bekerja ke luar negeri sistematika isimaterinya meliputi: a. Proses rekrutmen calon Tenaga Kerja Wanita yang akan bekerja ke luar negeri. b. Kelengkapan dokumen Tenaga Kerja Wanita yang akan bekerja di luar negeri yang meliputi: - Pada saat pra penempatan - Pada saat di asrama PJTKI - Pada saat pemberangkatan - Pada saat di negara penempatan - Pada saat kepulangannya ke Indonesia. c. Hak dan kewajiban Tenaga Kerja Wanita yang bekerja di luar negeri d. Perlindungan Tenaga Kerja Wanita yang bekerja di luar negeri.  Proses rekrutmen calon Tenaga Kerja Wanita meliputi: 1 KTP; 2 Kartu Keluarga; 3 Ijazah Terakhir; 4 Akte kelahiran; 5 Surat ijin orang tuawali bagi TKW yang belum kawin; 6 Surat ijin suami bagi calon TKW yang sudah kawin; 7 Calon TKW sekurang-kurangnya umur 18 tahun kecuali yang bekerja di perseorangan berusia 21 tahun; 8 Sehat jasmani dan rohani; 9; Tidak dalam keadaan hamil; dan 10. Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus SLTP atau sederajat.  Kelengkapan dokumen Tenaga Kerja Wanita yang akan bekerja di luar negeri pada saat di asrama PJTKI: 1 Paspor; 2 Kartu Perserta Asuransi KPA; 3 Visa kerja; 4 Surat Perjanjian penempatan; 5 Surat Perjanjian kerjaKontrak Kerja; 6 Sertifikat pelatihan; 7 Surat keterangan PAP; 8 Surat keterangan kelakuan baik; 9 Kartu KTKLN; dan 10 Tiket keberangkatan  Kelengkapan dokumen Tenaga Kerja Wanita yang akan bekerja di luar negeri pada saat pemberangkatan: 1. Paspor dan visa kerja, 2. Perjanjian kerja, 3. Kartu Peserta Asuransi, 4. Buku tabungan di bank, 5. Tiket penerbangan, 6. Buku Tenaga Kerja Indonesia, 7. Surat keterangan sehat dari dokter , 8. Surat rekomendasi bebas fiskal Luar Negeri  Pada saat Tenaga Kerja Wanita di negara penempatan: 1. Kewajiban Tenaga Kerja Wanita untuk melaporkan kedatangannya dan keberadaannya kepada perwakilan RI yaitu KBRI di negara penempatan, 2. Kewajiban Tenaga Kerja Wanita apabila mengalami masalah di negara penempatan harus lapor ke KBRI agar membantu menyelesaikan masalah ketenagakerjaan pada saat di negara lain.  Kelengkapan surat-surat pada saat Tenaga Kerja Wanita pulang ke Indonesia: 1 Tiket penerbangan ke Indonesia, 2 Paspor, 3 Kartu Peserta Asuransi, 4 Bukti Pembayaran Gaji, 5 Bukti transfer uang ke Indonesia, 6 Cek yang sah bila diberikan cek, 7 Perjanjian kerja.  Hak dan kewajiban sebagai Tenaga Kerja Wanita: 1bekerja di luar negeri, 2 memperoleh informasi yang benar tentang pasar kerja luar negeri dan prosedur penempatan Tenaga Kerja Wanita, 3 memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama, 4 bebas menganut agama dan keyakinan, 5 memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku, 6 mendapat jaminan perlindungan hukum, 7 mendapat jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan ke tempat asal, 8 memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli. Sedangkan kewajiban sebagai Tenaga Kerja Wanita yang bekerja di luar negeri: 1mentaati peraturan perundangan baik didalam negeri maupun di luar negeri; 2 mentaati dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja; 3 membayar biaya pelayanan penempatan TKW di luar negeri sesuai peraturan perundangan; 4 TKW wajib membayar biaya pengurusan dokumen jatidiri, pemeriksaan kesehatan dan psikologi, pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja; 5 wajib melaporkan kedatangan, keberadaan, kepulangan TKW kepada perwakilan RI di negara penempatan; dan 6Tenaga Kerja Wanita perseorangan wajib melapor pada instansi pemerintah dan perwakilan RI dan wajib mempunyai KTKLN.  Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita yang bekerja di luar negeri - Perlindungan pada saat pra penempatan difocuskan pada pembekalan akhir penempatan dan uji kompetensi. - Perlindungan pada saat masa penempatan adalah: 1 menempatkan Tenaga Kerja Wanita melalui mitra usaha, 2 menempatkan TKW di luar negeri dilengkapi dengan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri - Perlindungan terhadap TKW pada saat pasca penempatan: agar diupayakan setiap pemulangan TKW yang bermasalah atau tidak termasuk TKW cuti harus mendapatkan persetujuan dari PJTKI yang menempatkan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Panduan Bekerja bagi TKW yang akan Bekerja ke Luar negeri