dan melaksankan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kerja; c membayar biaya pelayanan penempatan TKW di luar negeri sesuai
peraturan perundangan; d TKW wajib membayar biaya pengurusan dokumen jatidiri, pemeriksaan kesehatan dan psikologi, pelatihan kerja
dan sertifikasi kompetensi kerja; e wajib melaporkan kedatangan, keberadaan, kepulangan TKW kepada perwakilan RI di negara
penempatan; dan f Tenaga Kerja Wanita perseorangan wajib melapor pada instansi pemerintah dan perwakilan RI dan wajib mempunyai
KTKLN Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri. Sehubungan dengan hak dan kewajiban TKW maka dengan dibentuknya Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004, sesuai pasal 86 yang menetapkan tentang
kewajiban negara dalam membina dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKW dalam upaya melaksanakan
terpenuhinya hak TKW baik yang berangkat melalui pelaksanaan penempatan TKW maupun yang berangkat secara mandiri serta
melakukan upaya diplomatik untuk menjamin hak dan perlindungan TKW di negara penempatan, melakukan pembinaan dalam bidang
informasi sumberdaya manusia dan perlindungan TKW.
4. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita yang Bekerja di Luar Negeri, meliputi Perlindungan saat Pra Penempatan, Perlindungan
pada Masa Penempatan, dan Perlindungan pada Pasca Penempatan
a. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat Pra Penempatan
Hasil penelitian ditemukan bahwa perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat pra penempatan yang tertulis dalam Panduan
Bekerja adalah sangat sesuai 30 dan sudah sesuai 66,67 serta kurang sesuai 3,33.
Perlindungan Tenaga Kerja Wanita pada saat pra penempatan secara optimal difocuskan dalam PAP Pembekalan Akhir Penempatan
dan uji kompetensi yang memiliki legalitas oleh BLK dan lembaga uji komptensi yang memiliki legalitas dari instansi terkait. Karenanya
masalah pelatihan bagi Tenaga Kerja Wanita sesama di asrama PJTKI menjadi hal yang sangat penting, karena dengan pelatihan yang baik dan
profesionalisme akan didapat TKW yang prima dan tidak mengecewakan pihak pengguna jasa
user
di luar negeri. Sebelum TKW diberangkatkan
harus memiliki persiapan fisik, mental dan keterampilan yang memadai, bilamana perlu dilengkapi pemahaman mengenai identitas majikan dan
agensi yang menyalurkan mereka. Oleh sebab itu ketika terjadi masalah di negara penempatan dengan TKW karena minimnya pengetahuan akan
menyulitkan perlindungan dan pemenuhan hak-hak TKW.
Upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan perlindungan di dalam negeri, misalnya pemerintah melalui Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi melalui Permenakertrans NO. PER.23MENV 2006 Jo. Permenakertrans NO. PER. 23MENX2007 tentang Asuransi
Tenaga Kerja sudah berupaya membekali TKITKW dengan asuransi. Dengan aturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu perusahaan
asuransi diperbolehkan memungut biaya asuransi dari TKITKW. Tujuan membekali TKITKW dengan asuransi apabila TKW mendapat masalah
maka pihak asuransi yang akan membantu TKW.
b. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat Masa Penempatan
Hasil penelitian ditemukan bahwa perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat masa penempatan yang tertulis dalam Panduan
Bekerja adalah sangat sesuai 26,67 dan sudah sesuai 66,67 serta kurang sesuai 6,66. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita
pada saat masa penempatan adalah dalam rangka mengoptimalkan Lembaga Perlindungan di dalam negeri yang telah melakukan upaya
bekerjasama dengan Badan Perlindungan di negara penempatan yang meliputi: 1 Menempatkan TKW melalui mitra usaha, a Penempatan
TKW pada pengguna perseorangan harus melalui mitra usaha di negara tujuan dan b Mistra usaha harus berbentuk badan hukum yang
didirikan sesuai peraturan perundangan; 2 Menempatkan TKW di luar negeri dan dilengkapi dengan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri
KTKLN;
3 Pelaksanaan
penempatan TKW
swasta wajib
mengikutsertakan TKW yang diberangkatkan ke luar negeri dalam program asuransi; dan 4 Selama masa di penampungan, pelaksanaan
penempatan TKW swasta wajib memperlakukan calon TKW secara wajar dan manusiawi.
Oleh sebab itu pada saat masa penempatan pihak PJTKI akan dikenakan sanksi pidana, apabila melanggar ketentuan yang ada dalam
peraturan perundangan seperti: a. Menempatkan TKITKW yang tidak memenuhi syarat.
b. Menempatkan TKITKW yang tidak lulus uji kompetensi Ps. 45 UU
No. 39 Tahun 2004. c. Menempatkan TKITKW yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan
psikologi Ps. 50 UU No. 39 Tahun 2004. d. Menempatkan TKITKW yang tidak mempunyai dokumen Ps. 51
UU No. 39 Tahun 2004. e. Menempatkan TKITKW di luar negeri tanpa perlindungan program
asuransi Ps. 68 UU No. 39 Tahun 2004.
f. Memperlakukan calon Tenaga Kerja Wanita secara tidak wajar dan tidak manusiawi Ps. 70 ayat UU No. 39 Tahun 2004.
g. Menempatkan TKITKW tidak melalui mitra usaha Ps. 24 UU No. 39 Tahun 2004.
h. Menempatkan TKITKW di luar negeri untuk kepentingan perusahaan sendiri tanpa ijin tertulis dari Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Ps. 26 ayat 1 UU No. 39 Tahun 2004. i. Menempatkan TKITKW yang sedang mengikuti pendidikan dan
pelatihan Ps. 46 UU No. 39 Tahun 2004. j. Menempatkan TKITKW yang tidak mempunyai KTKLN Ps. 64
UU No. 39 Tahun 2004. k. Tidak memberangkatkan TKITKW ke luar negeri yang telah
memenuhi syarat kelengkapan dokumen Ps. 67 UU No. 39 Tahun 2004.
c. Perlindungan terhadap Tenaga Kerja Wanita pada saat Pasca Penempatan