Representasi Nilai Pendidikan Moral Manusia kepada Alam Semesta dalam

Cerdas, suka memberi, sabar, mempunyai uang saku, petunjuk guru dan masa yang lama Yahnun, 2. Termasuk bagian dari mencari ilmu adalah menulis apa yang telah diperolehnya, karena tulisan merupakan pengikat ilmu. Hafalan seseorang ada batasnya, maka untuk mengingat kembali apa yang dihafalkan adalah melihat tulisan. Data yang mengungkap tentang tulisan adalah syi‘ir Imam Syafi‘i: Al-ilmu shoydun wa al-kitabatu qoyduhu qayyid shuyudaka bi al-hibali al- watsiqah Ilmu bagaikan buruan, dan tulisan adalah pengikatnya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat Yahqof, 1.

3. Representasi Nilai Pendidikan Moral Manusia kepada Alam Semesta dalam

syi’ir puisi Imam Syafi’i Akhlak yang Terpuji Akhlak terpuji pada nilai pendidikan moral manusia kepada alam semesta tergambar dalam bait puisi berikut ini: Taru:mu Al-Izza tsumma tana:mu Lailan Yagushu al-Bahra man thalaba al-la:i Kau ingin mendapatkan kemuliaan tetapi kau terlelap di malam hari, padahal orang yang mencari mutiara, ia harus menyelami lautan Yahlam, 3. BAHASAN 1. Representasi Nilai Pendidikan Moral kepada Tuhan dalam Syi’ir puisi Imam Syafi’i Akhlak yang terpuji Hakama berarti menghukumi atau hikmah, sedangkan kata al- qadla‟ bermakna takdir. Qodlo merupakan ketetapan Allah yang sudah ada sejak za man ‗ azali . Manusia merupakan makhluk lemah yang diciptakan Allah. Semua ketetapan yang Allah tuliskan kepada manusia itu sudah menjadi catatan-Nya, manusia tidak bisa merubahnya, itulah yang dinamakan takdir. Salah satu ketertundukan manusia di hadapan Tuhan adalah menerima takdir Allah yang telah ditimpakan kepadanya. Takdir adalah suatu ketetapan akan garis kehidupan seseorang. Setiap orang lahir lengkap dengan skenario perjalanan kehidupannya dari awal dan akhir. Hal ini dinyatakan dalam Quran bahwa segala sesuatu yang terjadi terhadap diri seorang sudah tertulis dalam induk kitab. Kepercayaan manusia di hadapan Tuhan dari data di atas adalah direalisasikan dalam bentuk menjalankan sesuatu yang baik apa yang telah ditetapkannya yang menjadi takdirnya. Kata nazala al-qadla bermakna ketika Tuhan sudah menakdirkan sesuatu dibumi maka kekuatan sehebat apapun angkasa akan menjadi lemah tidak berdaya. Dari bait puisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sehebat apapun makhluk dibumi ini tidak ada yang bisa mengalahkan kekuatan Tuhan. Hal yang sama juga terjadi pada makhluk Allah yang lain semisal hewan. Hewan juga mempunyai perjalan hidup tersendiri dan mereka melakukan perjalan hidup sesuai dengan kodrat Ilahi. Bait puisi yang artinya ―Singa mati karena kelaparan di tengah hutan belantara, dan daging domba dimakan anjing‖, menunjukkan bahwa salah satu akhlak yang terpuji adalah selalu menerima semua takdir-Nya. Dari pengertian bait puisi tersebut, penyair mengungkapkan bahwa nasib manusia hewan dan makhluk yang ada di muka bumi ini nasibnya ditentukan oleh Allah SWT. Kata tarki al- ma‟ashi bermakna meninggalkan maksiat. Makna asli dari kata Nur adalah cahaya. Akan tetapi, cahaya yang dimaksud dalam puisi ini hidayah Tuhan Allah. Hidayah Allah tidak akan bisa masuk kedalam hati orang yang mencari ilmu selama hatinya masih berbuat maksiat. Maksiat yang dimaksud dalam syi‘ir tersebut adalah maksiat lahir. Maksiat lahir adalah segala perbuatan maksiat dan dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh atau jasad dengan melanggar hukum- hukum Allah SWT. Misalnya maksiat mata. Alasan Imam Syafi‘i menulis puisi ini adalah ketika beliau akan menghafalkan Alqur‘an tetapi tidak satupun ayat yang bisa beliau hafalkan. Kemudian beliau menghadap kepada gurunya Waki‘ untuk berkonsultasi. Akhirnya Waki‘ menyampaikan pesan kepada Imam Syafi‘i agar meninggalkan maksiat ketika mencari ilmu. Satu bentuk akhlak yang terpuji kepada tuhan adalah melakukan sholat malam tahajud merupakan salah sehingga orang yang melakukannya mendapatkan kemuliaan. Makna asli dari sahara al-layali adalah begadang, tapi yang dimaksud adalah qiyamulail sholat malam. Perintah mengerjakan sholat malam termaktub dalam Alqur‘an. Tujuannya adalah agar manusia selalu mengingat kepada Tuhannya. Karena sholat malam dapat meninggikan derajat manusia. Ada empat kunci dalam memperoleh kebahagiaan hidup, yaitu: 1 memelihara prasangka baik; 2 menegakkan sholat malam; 3 memperbanyak membaca Alquran; dan 4 ikhlas dan tawakal atas keputusan Allah. Dari sy i‘ir di atas, sangat tepat bila seseorang menginginkan kemuliaan disisi Allah dia harus melakukan shara al- layali . Arti sebenarnya dari sahara al-layali adalah begadang di tengah malam. Tapi yang dimaksud disini adalah sholat malam qiyamul lail tahajud. Dari kata tersebut bisa dipahami bahwa manusia selaku makhluk lemah hanya bisa berusaha dengan sungguh-sungguh, dan barangsiapa yang ingin kemuliaan maka ia harus mengistiqomahkan sholat malam.

2. Representasi Nilai Pendidikan Moral Manusia terhadap Lingkup Sosial dalam S