GEOFISIKA TERPADU Gaya Berat

bertemperatur tinggi 94 C, tipe air sulfat dan didukung dengan pengkayaan 18 O, maka temperatur bawah permukaan yang berhubungan dengan reservoir panas bumi diperkirakan sekitar 250 o C. Konsentrasi Hg tanah yang relatif tinggi 200ppb mendukung posisi zona upflow G. Lawu yang ada di seputar manifestasi fumarol dan air panas Kawah Candradimuka.

IV. GEOFISIKA TERPADU Gaya Berat

Penyebaran anomali Bouguer memperlihatkan nilai berkisar antara 96 mgal sampai 146 mgal. Secara umum, anomali Bouguer memperlihatkan nilai tinggi di bagian barat daerah survei dan merendah di daerah timur dengan pola lineasi anomali Bouguer memperlihatkan arah baratlaut – tenggara dan pola degradasi nilai yang kuat dari baratdaya ke timurlaut. Kontras anomali tinggi cukup jelas di sekitar daerah Tawangmangu – mata air panas Tasin dan anomali rendahnya di daerah tubuh Gunung Lawu Gambar 8. Gambar 8. Peta anomali Bouguer daerah panas bumi G. Lawu Peta anomali sisa memperlihatkan beberapa anomali rendah yang menonjol, yaitu di sekitar mata air panas Cumpleng di baratlaut daerah survei, di daerah Tawangmangu, di tubuh Gunung Mongkrang-Jobolarangan, dan lereng baratdaya Gunung Lawu dimana daerah fumarola berada. Anomali Cumpleng memiliki nilai sekitar antara -24 s.d –10 mgal, berada di daerah yang di permukaannya didominasi oleh batuan sedimen yang diperkirakan tebal. Sisi timurlaut dari anomali rendah Cumpleng memiliki batas yang tegas dengan anomali posisif, dengan kelurusan kontur baratlaut- tenggara yang cenderung menerus hingga timurlaut Tawangmangu. Pada daerah anomali rendah Tawangmangu memiliki nilai sekitar antara -4 s.d 0 mgal secara permukaan ditempati secara dominan oleh batuan vulkanik terutama piroklastik, namun kemungkinan tipis dan pada beberapa tempat terdapat singkapan batuan sedimen. Anomali rendah Gunung Mongkrang- Jobolarangan berada di daerah kompleks tubuh vulaknik tua Lawu dan ditempati secara dominan oleh batuan vulkanik produk lebih tua dari kompleks G. Lawu. Anomali rendah kemungkinan berasosiasi dengan daerah hancuran pusat-pusat vulkanik, dimana meskipun batuan dominannya vulkanik namun secara keseluruhan gross memiliki kontras densitas yang lebih rendah terhadap daerah sekitar. Kasus yang sama untuk anomali rendah Candradimuka-Tamansari yang memiliki kontras densitas lebih rendah terhadap sekitarnya karena merupakan daerah hancuran pusat-pusat erupsi G. Lawu Muda. Anomali tinggi di kaki barat G. Lawu bertepatan dengan batuan vulkanik produk G. Lawu Muda. Anomali tinggi ini mungkin diakibatkan oleh batuan magmatisme Pra- Tersier pegunungan selatan Jawa yang mungkin tertutup oleh produk muda G. Lawu. Anomali tinggi Cemorosewu dan anomali tinggi baratdaya mata air panas Tasin juga mungkin terkait dengan batuan magmatisme Pra-Tersier di bawah batuan vulkanik G. Lawu Gambar 9. Gambar 9. Peta anomali Bouguer sisa daerah panas bumi G. Lawu Geomagnet Pada peta anomali magnet total, terlihat anomali rendah dengan nilai relatif kecil dibanding sekitarnya tersebar di tengah dengan pola kontur membuka ke arah G.Lawu -1500 nT dan membentuk kontur- kontur tertutup dengan nilai yang semakin merendah -2200 nT. Anomali rendah di bagian ini ditafsirkan sebagai respon magnetik batuan yang menempati daerah tersebut, mulai dari lava yang telah mengalami ubahanan sampai breksitufa. Intesitas pelapukan dan ubahan terjadi dalam skala yang variatif, dengan intesitas cukup kuat di bagian tengah yang dicirikan dengan nilai anomali yang sangat rendah. Manifestasi panas bumi di utara Fumarola Taman Sari Bawah dan Candradimuka berada dalam anomali rendah yang masih membuka ke arah G.Lawu. Sedangkan anomali rendah di sisi barat mulai dari bagian tengah membentuk kontur tertutup memanjang utara-selatan dengan nilai yang relatif rendah sekitar -1500 sd 1750. Anomali ini ditafsirkan sebagai respon batuan piroklastik yang sifat magnetisnya telah mengalami penurunan, baik akibat suhu panas saat keluar dari permukaan ataupun akibat pelapukan, begitu pula anomali rendah di sekitar AP. Tasin, yang mungkin akibat suhu panas yang dilewati oleh manifestasi dalam perjalan ke permukaan. Anomali magnet tinggi yang mengelompok cukup jelas di sisi tenggara dan tengah daerah penyelidikan. Pola anomali tinggi di tenggara di duga sangat erat kaitannya dengan keberadaan lava G. Jobolarang dan G. Mongkrang dimana keduanya membentuk suatu rim kawah yang dapat dilihat dari permukaan. Pola anomali tinggi di bagian tengah diapit oleh anomali rendah dengan bentuk kontur yang memanjang berarah baratdaya-timurlaut. Anomali tinggi ini diperkirakan sebagai respon lava G.Lawu Tua yang penyebarannya ke arah barat, dengan sifat magnetis yang masih masif tetapi permukaannya telah ditutupi oleh tufa. Pada peta anomali magnet tersebut, terindikasi beberapa liniasi kontur yang diduga mencerminkan suatu sesar maupun kelurusan dari daerah penyelidikan. Pola kelurusan struktur sesar? pertama yang diduga berarah umum barat-timur, terletak di bagian tengah penyelidikan dicirikan oleh segmen-segmen sesar-sesar kecil yang konsisten muncul mulai dari timur sampai barat dengan arah yang bervariasi F1, F10, F9 dan F11 tetapi berpola barat-timur. Kelurusan lain yang terindikasi berarah hampir utara-selatan atau baratdaya- timurlaut N15 . Kelurusan-kelurusan ini terdapat di bagian barat F5 dan F12, tengah F2,F6 dan F15 dan timur F7. Selain struktur yang diperkirakan tersebut di atas, terdapat 1 kelurusan berarah tenggara-baratlaut dibagian tengah F3 dan F13 Gambar 10. Gambar 10. Peta anomali magnet total daerah panas bumi Lawu Geolistrik Sebaran tahanan jenis semu pada bentangan AB2 1000 meter, memperlihatkan sebaran tahanan jenis semu relatif rendah yang hampir mendominasi daerah Gunung Lawu dan secara umum tersebar di sebelah baratdaya puncak Gunung Lawu. Nilai tahanan jenis semu di sekitar mata air panas dan fumarol Kawah Candradimuka memperlihatkan pola yang membesar ke arah selatan. Sebaran tahanan jenis rendah yang begitu meluas seiring dengan semakin dalamnya penetrasi arus memperlihatkan bahwa kecuali di daerah pusat-pusat vulkanisme G. Lawu, sebaran batuan vulkanik di daerah sekitarnya ke arah barat tidak tebal dan di bawahnya tersebar luas batuan sedimen yang konduktif. Pada daerah pusat vulkanisme G. Lawu, baik muda maupun tua, bertepatan dengan sebaran tahanan jenis lebih tinggi. Karena pengaruh sebaran batuan sedimen yang konduktif, prospek panas bumi tidak terlihat jelas dari peta sebaran tahanan jenis rendah Gambar 11. Gambar 11. Peta tahanan jenis semu AB2 = 1000 m daerah panas bumi Lawu Magnetotelluric MT Sebaran tahanan jenis dari data MT memperlihatkan sebaran tahanan jenis rendah 20 Ohm-m yang tersebar di sekitar fumarol Candradimuka dan fumarol Tamansari Bawah dan membentuk pola kontur yang membuka ke arah puncak Gunung Lawu. Sebaran tahanan jenis rendah ini mulai terlihat pada elevasi 2000 meter di atas permukaan laut dpl. Tahanan jenis rendah ini cenderung terus melebar seiring dengan bertambahnya kedalaman hingga elevasi 1000 m dpl. Mulai dari elevasi tersebut, tahanan jenis rendah kembali mengecil sampai pada elevasi 0 m dpl. Tahanan jenis rendah yang berada di sekitar fumarol Candradimuka dan melebar ke arah baratdaya puncak Gunung Lawu diinterpretasikan sebagai respon dari batuan ubahan yang diperkirakan merupakan batuan penudung pada sistem panas bumi di daerah ini. Tahanan jenis rendah yang berada di selatan puncak Gunung Lawu, yang terdapat di sekitar kaki Gunung Jobolarangan diperkirakan merupakan respon dari batuan piroklastik yang relatif jenuh air, sehingga bersifat konduktif. Sedangkan tahanan jenis rendah yang terdapat di sebelah barat dan baratdaya puncak Gunung Lawu diinterpretasikan sebagai respon dari batuan sedimen yang merupakan basemen daerah ini Gambar 12. Berdasarkan pemodelan tahanan jenis 2D dari data MT, sebaran tahanan jenis rendah yang diinterpretasikan sebagai batuan penudung tersebar di sekitar fumarol dan menerus ke arah barat puncak Gunung Lawu dengan pola sebaran yang cenderung membuka ke arah puncak. Sebaran tahanan jenis rendah ini tersebar dari permukaan tanah hingga kedalaman 1500 meter dengan ketebalan sekitar 1000 – 1500 meter. Reservoir panas bumi diperkirakan berada di bawah batuan penudung dan dicirikan dengan respon tahanan jenis yang lebih tinggi dari batuan penudung. Puncak reservoir ini diperkirakan berada di bawah fumarol Candradimuka dimana puncaknya berada pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Puncak reservoir ini semakin mendalam ke arah barat mengikuti lereng topografi Gunung Lawu Gambar 13 dan 14. Gambar 12. Sebaran tahanan jenis berdasarkan elevasi Baratlaut Tenggara s u s MAP Jenawi Fumarol Candradimuka Fumarol Tamansari Bawah Clay Cap Gambar 13. Interpretasi dari model tahanan jenis 2D Gambar 14. Model Konseptual Daerah Panasbumi Gunung Lawu

V. PENGEBORAN LANDAIAN SUHU