Berjanjang, Sungai Jernih, Padang Damar, Sonsang, Garara dan air panas
Bukit Kili Kecil diindikasikan oleh konsentrasi bikarbonat yang lebih tinggi.
2.3.2. Hasil Analisis Tanah dan Udara Tanah
Konsentrasi Hg tanah, bervariasi antara 45 ppb di A8500 s.d. 6332 ppb
pada batuan teralterasi pada nilai background adalah 1069 ppb. Nilai Hg
yang cukup signifikan diindikasikan dengan nilai 2500 ppb dan nilai antara
400- 2500 ppb yang terletak di sekitar Gabuo Atas, Gabuo Bawah, Buah
Batuang sampai mendekati Batu Berjanjang. Luas anomali tinggi Hg ini
diperkirakan 1,5 km
2
. Sedangkan nilai terendah kurang dari 150 ppb terletak di
bagian tenggara daerah penyelidikan. Konsentrasi CO
2
tanah terendah 0,13 C9500 dan tertinggi 3 . Nilai
background diperoleh 1,41. Nilai CO
2
yang cukup signifikan diindikasikan oleh nilai 1,5 dan antara 1,0–1,5,
terletak di sekitar manifestasi Gabuo Atas, Gabuo Bawah, Buah Batuang
sampai mendekati Batu Berjanjang. Luas anomali sebaran CO
2
bernilai tinggi ini mencapai
± 3 km
2
.
2.3.3. Hasil Analisis Gas
Fumarola Gabuo Atas T = 94,5
o
C ditandai dengan adanya sublimasi belerang sedangkan fumarola
Gabuo Bawah T = 69
o
C tidak dijumpai sublimasi belerang. Komposisi gas yang
terdeteksi pada Gabuo Atas ditunjukkan oleh konsentrasi CO
2
93,77 dan H
2
S 2,66 yang lebih tinggi daripada
konsentrasi N
2
2,06. Sedangkan pada Gabuo Bawah konsentrasi N
2
42,91 sangat tinggi dan lebih tinggi daripada
konsentrasi gas lainnya, seperti CO
2
19,56 dan H
2
S 0,44. Ini mengindikasikan bahwa gas dari Gabuo
Bawah sudah terkontaminasi oleh udara luar. Standart konsentrasi N
2
dalam udara normal sekitar 78.
2.3.4. Pendugaan Suhu Bawah Permukaan
Temperatur bawah permukaan di daerah penyelidikan G. Talang adalah
160
o
C geotermometer SiO
2
sebagai temperatur minimum dan 219
o
C geotermometer gas sebagai temperatur
maksimum, Fournier, 1981 dan Giggenbach, 1988.
2.4. Geofisika 2.4.1. Geomagnetik
Pada peta anomali magnet total Gambar 5 menunjukan adanya beberapa kelurusan anomali
magnet dengan nilai rendahtinggi yang berarah hampir baratlaut-tenggara yang ditafsirkan sebagai
cerminan dari struktur patahan yang mempunyai hubungan erat dengan kenampakan manifestasi
panas bumi. Hasil pengukuran magnet di daerah ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu daerah dengan
nilai besaran anomali magnet tinggi dengan nilai 50 gamma ditafsirkan sebagai batuan yang bersifat
magnetik sebagai batuan vulkanik terdiri dari bongkah andesit sampai lava. Daerah ini muncul
di bagian tengah, utara dan barat laut. Daerah anomali magnet rendah dengan nilai 50 sd -250
gamma, ditafsirkan sebagai batuan bersifat nonmagnetik terdiri dari batuan meta, piroklastika,
menyebar di bagian barat dan baratlaut dan tenggara. Daerah dengan anomali magnet -250
gamma, ditafsirkan sebagai batuan yang nonmagnetik ditafsirkan sebagai daerah ubahan
kuat, terlihat di bagian selatan dan timurlaut daerah penyelidikan.
2.4.2. Gaya Berat
Dengan menggunakan densitas contoh batuan dan hasil estimasi Parasnis, maka
perhitungan anomali Bouguer menggunakan densitas 2,61 gcm
3
.
a. Anomali Bouguer densitas = 2,61 gcm
3
Daerah penyelidikan umumnya didominasi oleh anomali gaya berat negatif , yaitu mulai dari
ujung barat daya sampai kearah timur laut, sedangkan anomali positif hanya terdapat dibagian
ujung timurlaut daerah penyelidikan Gambar 6.
Anomali negatif tinggi yang mendominasi bagian tengah daerah penyelidikan kompleks mata
air panas MAP Cupak Padang Damar - Songsang sampai MAP Batu Berjanjang
diperkirakan berkaitan dengan struktur sesar dan zona hancuran, dan berkaitan dengan daerahzona
ubahan. Nilai anomali negatif sedang yang terdapat
dibagian baratdaya dan agak ke timur laut daerah penyelidikan diperkirakan berkaitan dengan zona
sesar yang terdapat di daerah tsb. Daerah anomali negatif rendah di baratdaya ditempati oleh batuan
vulkanik tua andesit dan breksi tufa, lava andesit dari gunungapi Batino dan fragment breksi dari
endapan sekunder.
Anomali positif yang terdapat di bagian timur laut daerah penyelidikan didominasi oleh
batuan metamorfik filit.
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 32-4
b. Struktur gaya berat
Pola lineasi dari ketiga anomali Bouguer, sisa dan regional
memperlihatkan pola liniasi berarah baratlaut-tenggara, yang disertai dengan
pembelokan dan pengkutuban anomali posistif dan negatif, mencerminkan
arah utama struktur sesar di daerah penyelidikan berarah baratlaut – tenggara
searah dengan sesar Sumatra. Diperkirakan sistem sesar di daerah G.
Talangpenyelidikan merupakan “segmen sistem sesar besar Sumatra
yang bergerak mendatar”. Sedangkan lekuk-lekuk terban pembelokan
anomali dan pengukutuban anomali diperkirakan disebabkan oleh sesar
merencong yang diremajakan kembali sekitar akhir tersier? dengan arah
timurlaut-baratdaya. 2.4.3. Geolistrik dan Head-on
a. Peta tahanan jenis semu AB2 = 500 m
Sebaran tahanan jenis semu secara umum masih memiliki pola
dimana nilai tahanan jenis relatif tinggi di selatan dan merendah ke utara
Gambar 7. Luas anomali Batu Berjanjang masih relatif sama namun
nilai tahanan jenis di B-2900 lebih rendah yaitu 15
Ωm. Yang terlihat menonjol adalah kemunculan anomali
rendah lainnya di tenggaranya dan memiliki luas yang lebih lebar serta
konsetrik ke titik C-2000 di sekitar Air Sirah - Kaladi. Nilai tahanan jenis
terendah adalah 34
Ωm di C-2000. Dengan mempertimbangkan bahwa
kedua anomali rendah ini berkaitan dengan proses hidrotermal yang sama
dari G. Talang, maka kedua anomali ini dikelompokkan menjadi anomali G.
Talang. Namun demikian, anomali G. Talang ini masih belum terlihat
kecenderungan meluas ke arah barat, yakni ke arah kompleks manifestasi
panas bumi G. Talang di Buah Batuang dan Gabuo. Anomali Cupak yang di
utara, nilai tahanan jenis terendah di titik A-10500 dan A-11000 masing-masing
18
Ωm dan 20 Ωm.
b. Peta tahanan jenis semu AB2 = 1000 m