PENDAHULUAN Latar Belakang Pendataan Sebaran Merkuri di Daerah Cineam, Kab.Tasikmalaya, Jawa Barat dan Sangon, Kab. Kulon Progo, D.I. Yogyakarta.
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 10-2
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Salah satu tujuan pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan adalah terciptanya
keserasian hubungan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya dengan cara
pembangunan yang berkelanjutan. Dalam laporan Komisi Sedunia tentang Lingkungan dan
Pembangunan WCED, 1987 pembangunan berkelanjutan didefinisikan sebagai
“pembangunan yang mengusahakan dipenuhinya kebutuhan sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Oleh karenanya
pengelolaan bahan galian harus diupayakan secara optimal sesuai dengan azas konservasi
dan berwawasan lingkungan dengan menekan dampak negatif yang ditimbulkan seminimal
mungkin.
Usaha pertambangan oleh sebagian masyarakat sering dianggap sebagai penyebab
kerusakan dan pencemaran lingkungan. Sebagai contoh, pada kegiatan usaha pertambangan emas
skala kecil, pengolahan bijih dilakukan dengan proses amalgamasi dimana merkuri Hg
digunakan sebagai media untuk mengikat emas. Merkuri banyak digunakan sejak lama oleh para
penambang emas dalam wilayah yang cukup luas. Mengingat sifat merkuri yang berbahaya
dan termasuk logam B3, maka penyebaran logam ini perlu diawasi agar penanggulangannya
dapat dilakukan sedini mungkin secara terarah. Selain itu, untuk menekan jumlah limbah
merkuri, maka perlu dilakukan perbaikan sistem pengolahan yang dapat menekan jumlah limbah
yang dihasilkan akibat pengolahan dan pemurnian emas. Untuk mencapai hal tersebut di
atas, maka diperlukan upaya pendekatan melalui penanganan tailing atau limbah B3 yang
berwawasan lingkungan dan sekaligus peningkatan efisiensi penggunaan merkuri untuk
meningkatkan perolehan recovery logam emas.
Mengingat keadaan diatas maka Subdit Konservasi, Direktorat Inventararisasi Sumber
Daya Mineral telah melakukan kegiatan pendataan sebaran merkuri di lokasi
pertambangan emas skala kecil di Daerah Kecamatan Cineam dan Kecamatan Karangjaya,
Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat dan Daerah Sangon, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.