masyarakat yang secara tradisional punya kedudukan tinggi bangsawan, dan sebagainya. Maka timbulah berbagai masalah masyarakat transisi.
Berbeda dari masyarakat transisi, masyarakat yang modern digambarkan oleh Useem Useem sebagai masyarakat yang. bertatanan luas, dengan berbagai sistem nilai yang secara ter
dinyatakan ada dan orang bebas memilih sistem nilai mana yang akan dianut. Nilai-nilai tradisional pun diakui sebagai salah satu alternatif dan hidup berdampingan dengan nilai-nilai
yang lain. Sebagai konsekuensi dari kondisi masyarakat modern yang dikemukakan Useem Useem tersebut manusia-manusia modern dikatakan juga mempunyai sifat-sifat yang khusus. J.
A. i 1968 mencoba merumuskan ciri-ciri manusia modern ini dan ia mengemukakan pendapat sebagai berikut ini. Seorang manusia modern adalah seorang yang aktif. la merasa bahwa ia
mampu membuat rencana untuk kehidupannya dan ia percaya bahwa rencananya itu akan menjadi kenyataan. Untuk melaksanakan rencananya ini, seorang manusia modern bersedia
untuk menjauhi kerabatnya sendiri karena ia lebih caya kepada inisiatif-inisiatifnya sendiri. Untuk dia, kekeluarga dan kekerabatan bukannya memberikan rasa aman, tetapi malahan
menimbulkan beban. la menghindari peleburan diri kepada kelompoknya dan ingin muncul dengan ide-idennya sendiri, walaupun untuk itu ia harus berbeda pendapat dengan teman-
temannya. Lingkungan yang disukainya adalah kota-kota besar, karena ia melihat lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan ide-idenya dan karirnya di situ ketimbang di daerah-daerah
yang strata sosialnya masih sangat kuat dan kaku.
Deskripsi lain tentang ciri manusia modern diajukah ole A. Reich dalam: D. Wilhelm, 1979. Reich mengemukakan Trilogi kesadaran pada orang-orang modern, sebagai berikut:
a. Kesadaran I : Percaya bahwa keberhasilan ditentukan ole karakter, moralitas, kerja keras
dan peningkatan diri.
b. Kesadaran II: Yakin bahwa apa yang dihasilkan manusia dengan sarana nalar adalah realitas
yang sebenarnya.
c. Kesadaran III:Diri sendiri individual adalah satu-satunya realitas sejati, karena itu manusia
berusaha memulih unsur-unsur non-material dari eksistensi dirinya contoh: manusia bisa mencapai status sosial tinggi tanpa menggunakan simbol
status yang bersifat material.
Dampak dari ciri-ciri manusia modern ini pada kehidupan sehari-hari nampak antara lain dalam hal perubahan nilai anak di mata orang tua. R.A. Bulatao 1979, him. 52, setelah mem-
bandingkan berbagai hasil penelitian tentang nilai anak di berbagai negara yang angka kelahirannya masih tinggi Filipina, Turki, Indonesia dan Muangthai, sudah agak rendah Korea
Selatan, Taiwan, Singapura dan rendah Amerika Serikat dan jerman Barat, menemukan bahwa makin modern suatu masyarakat, struktur ekonominya berubah sedemikian rupa sehingga anak-
anak tidak perlu bekerja lagi dilarang oleh undang-undang, bahkan mereka bukan lagi merupakan jaminan hari tua bagi orang tua. Citra anak tidak lagi merupakan manusia-manusia
produktif yang diharapkan menunjang perekonomian keluarga, akan tetapi anak dipandang sebagai manusia yang memerlukan perawatan khusus dan perhatian khusus. Orang tua tidak lagi
mengharapkan hasil dari anak, tetapi orang tua harus memberi kepada anak. Sebagai imbalannya orang tua mendapat kepuasan psikologik dengan membesarkan anak-anak. Untuk mendapatkan
kepuasan yang lebih besar, orang tua mengurangi jumlah anak.
Perkembangan Peserta DidikDrs. Jumanta, M.Pd.
Pertemuan ke-6,7 STKIP Purnama Kampus Plumpang
Kalau penulis-penulis tersebut di atas secara deskripsi telah menguraikan ciri-ciri masyarakat dan manusia modern, Alfin Toffler dalam bukunya yang terkenal The Third Wave
1981 mengajukan analisis yang dinamis dari masyarakat yang sedang dalam transisi. Tesis Toffler dalam buku itu adalah bahwa sejarah kemanusiaan telah dan akan mengalami tiga
gelombang perubahan: a. Gelombang I
: Revolusi pertanian yang sudah berjalan sejak 3000 tahun yang lalu.
Dengan pertanian, pola kebudayaan manusia berubah. Mulai ada desa- desa, keluarga-keluarga, raja-raja, yang semua berpusat pada tanah
pertanian. Ciri-ciri gelombang I ini antara lain adalah keluarga besar, pemerintahan otoriter, mobilitas sosial rendah, konsumen sekaligus
merangkap produsen, menggunakan energi alam yang bisa dikembangkan kembali atau tidak akan habis kayu, air, sinar
matahari.
b. Gelombang II :
Revolusi Industri, sudah berjalan 300 tahun. Sejak itu terjadi perubahan radikal, industrialisasi, cara hidup yang ketat,
individualisme, keluarga inti, demokrasi mayoritas, penekanan pada ekonomi, spesialisasi, energi habis-pakai minyak, gas bumi,
batubara, pemisahan antara konsumen dan produsen, berkembangnya produksi massal dan; media massa.
c. Gelombang III : Masa pasca-industri yang baru berjalan 3CM tahun yaitu terhitung
pada waktu buku tersebut diterbitkan pada tahun 1981. Pada masa ini manusia ingin kembali kepada hakikatnya sebagai manusia, ingin
lepas dari perannya sebagai bagian dari mesin dan industri. Manusia ingin kembali kepada privacy-nya, bekerja di rumah yang
dihubungkan dengan telekomunikasi telepon, TV, telepon, telex, fascimile dan komputer ke kantor. Orang ingin bekerja sesuai dengan
seleranya sendiri dan kantor-kantor serta toko-toko buka 24 jam oleh karena orang bekerja bergantian. Keluarga batihn mulai ditinggalkan
dan mulai timbul keluarga dengan anak-anak tetapi tanpa suami atau istri, orang-orang; yang tidak menikah dan pasangan-pasangan
homoseksual. Pemerintah dan perusahaan raksasa tidak menjalankan manajemen terpusat lagi tetapi lebih menerapkan sistem desentralisasi.
Demokrasi menjadi demokrasi minoritas dan media dengan sirkulasi terbatas untuk orang-orang tertentu contoh: majalah kedokteran,
buletin RW, radio lokal, video-TV akan muncul menggeser dominasi media yang sifatnya massal koran nasional, radio nasional, TV
nasional. Sumbei energi akan kembali ke sumber lokal yang tidak habis-pakai.
Pertemuan antara gelombang-gelombang ini, menurut Toffler, menimbulkan konflik dan membawa korban fisik maupun mental. Perang orang Amerika melawan Indian adalah contoh
dari konflik masyarakat pra-gelombang dengan masyarakat gelombang I pertanian. Perang saudara di Amerika Serikat dan revolusi Bolsyevik di Rusia merupakan contoh dari konflik
antara gelombang I dan II industri. Sedangkan terorisme, banyaknya broken-home dan meningkatnya kriminalitas yang banyak terjadi akhir-akhir ini merupakan akibat dari konflik
gelombang II dan III pasca-industri.
Perkembangan Peserta DidikDrs. Jumanta, M.Pd.
Pertemuan ke-6,7 STKIP Purnama Kampus Plumpang
B. Remaja dan Masyarakat Transisi