Langkah 4: Menentukan Centroid baru pada metode K-Means Langkah 5: Menentukan Jarak Setiap Objek dengan Setiap Centroid Baru

51 2:hal.110.

g. Langkah 7: Interpretasi Cluster pada metode K-Means

Setelah cluster terbentuk maka tahap selanjutnya adalah memberi ciri spesifik untuk menggambarkan isi cluster tersebut dan berdasarkan tabel rata-rata jumlah kasus penyakit di tiap kecamatan, maka diperoleh sebagai berikut : 1 Cluster 1 beranggotakan tiga kecamatan dimana cluster pertama memiliki rata-rata kasus penyakit yang paling tinggi dari ketiga cluster yaitu 9500,733 dan dapat dikelompokkam menjadi kelompok kecamatan dengan jumlah kasus penyakit yang rawan. 2 Cluster 2 beranggotakan 59 kecamatan dimana cluster kedua memiliki rata-rata kasus penyakit yang lebih tinggi dari cluster 2 dan lebih rendah dari cluster 1 yaitu 996,7288 Sehingga cluster 2 dapat dikelompokkam menjadi kelompok kecamatan dengan jumlah kasus penyakit yang cukup rawan. 3 Cluster 3 beranggotakan 16 kecamatan dimana cluster ketiga memiliki rata-rata kasus penyakit yang paling rendah dari ketiga cluster yaitu 618,7375. Sehingga cluster 3 dapat dikelompokkam menjadi kelompok kecamatan dengan jumlah kasus penyakit yang rendah atau kelompok kecamatan yang memiliki tingkat kesehatan yang baik. Dari hasil pengclusteran yang telah terbentuk diperoleh kelompok daerahkecamatan dengan tingkat kesehatan yang baik hingga rawan penyakit berturut-turut adalah cluster 3, cluster 2, cluster 1, yang digambarkan pada peta propinsi D.I.Yogyakarta berikut : 4 a t d s b Gamb Keteran

4. Pemilihan a. Perhitung

Dari pr telah dijelask dihitung sim s b pada me 1 Simpa Sebelum simpangan b baku kelomp bar 4. Peta ilu ngan : = = = n Metode T gan Simpan roses pengel kan sebelum mpangan bak etode comple angan baku d m menghitu baku kelomp pok ke-k s k ustrasi daera Daerah den Daerah den Daerah den Terbaik deng ngan Baku d lompokan m mnya telah di ku dalam ke ete linkage s dalam kelom ung nilai pok ke-k. Be : 52 ah hasil clus ngan tingkat k ngan tingkat k ngan tingkat k gan Simpan dengan Met menggunakan iperoleh 3 c elompok s w sebagai berik mpok s w s w terlebih erikut diberik ter dengan m kesehatan ba kesehatan ku kesehatan ya ngan Baku tode Comple n metode c luster. Kemu w dan simpa kut : dahulu d kan contoh p metode K-M aik urang baik ang rawan p ete Linkage complete lin udian selanj angan antar dilakukan p perhitungan Means enyakit nkage yang utnya akan kelompok perhitungan simpangan 53 Dengan melihat pada lampiran 11hal.104, berikut diberikan contoh perhitungan simpangan baku kelompok ke-k s k : s 1 = = , , , , … , , = 156,6184 Untuk hasil keseluruhan nilai s k sebagai berikut : Tabel 4.1 Simpangan Baku Metode complete linkage Cluster Simpangan baku Cluster I 156,6184 Cluster II 886,7579 Cluster III 732,8346 Jadi dapat dihitung nilai simpangan baku dalam kelompok s w sebagai berikut: s w = ∑ = s 1 + s 2 + s 3 = , , , = 592,0703 2 Simpangan baku antar kelompok s b Dengan melihat pada lampiran 11 hal.110 maka dapat dihitung simpangan baku antar kelompok s b dengan terlebih dahulu menghitung rataan keseluruhan kelompok sebagai berikut : , , , 54 = 4433,659 Dengan perhitungan nilai s b sebagai berikut : = = , , , , , , = 4660,703 Selanjutnya dari nilai rasio minimum s w terhadap s b , dalam hal ini metode yang baik dilihat dari nilai rasio yang minimum Barakbah dan Arai.2007 sebagai berikut: x 100 = , , = 0,127035

b. Perhitungan Simpangan Baku dengan Metode Average Linkage

Dari proses pengelompokan menggunakan metode average linkage yang telah dijelaskan sebelumnya telah diperoleh 3 cluster. Kemudian selanjutnya akan dihitung simpangan baku dalam kelompok s w dan simpangan antar kelompok s b pada metode average linkage sebagai berikut : 1 Simpangan baku dalam kelompok s w Sebelum menghitung nilai s w terlebih dahulu dilakukan perhitungan simpangan baku kelompok ke-k. Berikut diberikan contoh perhitungan simpangan baku kelompok ke-k s k : Dengan melihat pada lampiran 11 hal.110, berikut diberikan contoh perhitungan