IV. MATERI WORKSHOP
SESSI I : INFORMASI DUNIA USAHA I. Pengetahuan Industri dan Perdagangan oleh Bapak DR. Ir Usep Syamsudin, MBA,
PhD
1. Ada beberapa Gap yang mengakibatkan pelayanan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, antara lain:
A. Gap antara Management Perception dengan Customer Expectation B. Gap Service Design dengan Management Perception.
C. dan lain-lain
2. Indonesia banyak mengalami ketinggalan customer service dengan Malaysia dikarenakan sistem pendidikan di Indonesia masih mengandalkan kepada IT otak kiri. Otak kiri yang
dimaksud adalah analisis, data dan lain-lain. Sementara untuk motivasi, imajinasi dan kecerdasan emosional lainnya belum dioptimalkan. Jika keduanya diseimbangkan maka
akan berkembang pengetahuan yang bertanggung jawab.
3. Perdagangan adalah proses tukar menukar didasarkan atas kehendak sukarela dan masing-masing pihak menilai untung rugi dan manfaatnya. Jika ada untung dan manfaat
maka akan tercipta pertukaran. 4. Dalam sessi dijelaskan mengenai :
A. Layanan, gap yang ada dalam layanan; B. Arti dan manfaat perdagangan, termasuk di dalamnya Prinsip-prinsip Perdagangan
Global; C. Environmental Forces yang meliputi Demographic, Economic, Socio-Cultural,
Natural, Technological, Political-Legal; D. Tahapan dalam perkembangan perdagangan;
E. Motivasi masuk ke pasar global; F. Faktor yang mendorong persaingan dalam lingkungan global yang mempengaruhi
industri; G. Perubahan lingkungan 4C;
H. Tantangan yang dihadapi Indonesia meliputi pembahasan trend Globalisasi dan Trend Desentralisasi;
I. Indonesia Menuju Globalisasi; J. Prinsip WTO: Free Trade, No Barrier, National Treatment, Tarif Protection,
Partnership, Non Discrimnination, Reciproxcity; K. Kebijakan Perdagangan;
L. Bidang-bidang Negosiasi WTO; M. Pengecualian MFN;
N. Peningkatan Kinerja Perdagangan Internasional; O. Peningkatan Daya Saing Indonesia;
P. Sistem Produksi, Sistem Manufaktur dan Sistem Perusahaan; Q. Klaster industri dan Lingkungannya;
R. Kesimpulan permasalahan dalam negeri yang harus dihadapi dalam membangun
industri, antara lain: 1 tingginya tingkat kemiskinan;
2 tingginya tingkat pengangguran; 3 perekonomian
termasuk industri tumbuh rendah;
4 terakumulasinya sumber ekonomi pada industri rendah dan beberapa kelompok; S. Pengembangan Sektor Industri Nasional
Halaman 5
Tanya - Jawab :
1. Syahril Sulsel : Ada kesan bahwa lebih baik membeli dari pada membuatnya, produk Sulsel adalah coklat, tetapi tidak ada pabrik coklat di Sulsel. Bagaimana pandangan
Bapak mengenai hal ini. 2. Komang Ardana Bali : UKM dihadapkan pada tuntutan global yang salah satunya
mensyaratkan ecolabeling, ini jelas sudah menjadikan posisi UKM di Indonesia tidak akan berkembang. Telah terjadi high cost economy disemua aspek di Indonesia. Apa
yang bisa dilakukan oleh Sekretariat Kadin untuk berkontribusi dalam hal ini?. 3. Johanis Alex Ninu NTT : Perlu pengembangan daya saing baik mikro maupun makro.
Yg ingin saya tanyakan, dibeberapa kabupaten di NTT tidak ada investasi, tetapi Pemerintah Daerah mengatakan terjadi pertumbuhan XX, apakah betul jika tidak ada
investasi tetap akan ada pertumbuhan?. Jawaban :
1. Bagaimana customer attitude sangat mempengaruhi suatu barang. Jepang adalah contoh negara yang consumer attitude utk mencintai produk dalam negeri sangat baik.
2. High Cost Economy terjadi karena terlalu banyak pungutan yang tidak perlu dengan alasan OTDA. Semangat Pemerintah Daerah adalah terlalu berorientasi pada PAD.
3. Jika sebuah negara memiliki daya saing yang baik, maka akan menarik dari sisi investor. Perhitungannya adalah Capital Output Ration COR, semakin tinggi maka semakin
menarik investor. COR Indonesia 4, Malaysia 7,5 dan Korsel 11.
II. Pengetahuan Penggunaan Produk Dalam Negeri oleh Bapak Adriano dan Bapak Sukma Wijaya dari Departemen Perindustrian RI.
Merupakan pengetahuan dalam rangka menjabarkan ketentuan Keppres 802003 yang salah satunya mengatur penggunaan produk dalam negeri. Melalui Peraturan Menteri
Perindustrian nomor: 11M-INDPER32006 tanggal 14 Maret 2006 tentang Pedoman Teknis Penggunaan Produk Dalam Negeri, maka nara sumber dari Perindustrian
menjabarkan mengenai Permen ini, yang antara lain meliputi :
1. Tata Cara Penilaian Sendiri Capaian bertujan: A. untuk menstandardisasikan cara penilaian capaian tingkat komponen dalam negeri
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penyedia barang dan jasa; B. Sebagai informasi capaian nilai tingkat komponen dalam negeri dari suatu produk
barang jasa yang di produksi di dalam negeri bagi pemerintah serta pengguna barang dan jasa.
C. Sebagai dasar acuan untuk mengevaluasi harga penawaran dari penyedia barang dan jasa pada pelelangantender suatu job order lelang kontrak.
D. Untuk meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. 2. Lingkup penilaian meliputi:
A. Perhitungan Bobot Manfaat Perusahaan BMP terhadap lingkungan perusahaan maupun perekonomian nasional.
B. Perhitungan TKDN Produk barang yang dihasilkan oleh penyedia barang manufakturing dalam negeri.
C. Perhitungan TKDN Layanan jasa yang dihasilkan oleh penyedia jasa dalam negeri. D. Perhitungan TKDN Layanan pengadaan gabungan barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penyedia barang dan jasa dalam negeri. 3. Sessi ini juga membahas mengenai:
A. Perhitungan Bobot Manfaat Perusahaan; B. Kriteria dan Persyaratan BMP;
C. Format Isian BMP;
Halaman 6
D. Perhitungan TKDN Barang; E. Penilaian Terhadap Bahan Baku Komponen;
F. Penilaian Terhadap Tenaga Kerja; G. Penilaian Terhadap Alat Kerja;
H. Dasar Penilaian TKDN; I. Struktur Harga Barang;
J. Format Isian Capaian; K. Perhitungan TKDN Jasa;
L. Penilaian terhadap Tenaga Kerja dan Alat Kerja; M. Persyaratan Penilaian Capaian TKDN Jasa Produsen Tingkat Ke-3 ;
N. Perhitungan TKDN Gabungan Barang dan Jasa dan Formatnya; O. Dokumen Pendukung;
P. Masa Berlaku Penilaian.
Pertanyaan :
1. Ghazali Sulsel : TKDN kontradiktif dengan penghematan anggaran, apa sebaiknya diberikan saja insentif pajak bagi konsumen supaya lebih tertarik beli produk dalam
negeri. 2. Harmon Kadin Indonesia : Apakah TKDN berlaku juga untuk penghitungan CO.
Jawaban :
1. TKDN sebagai bentuk subsidikeberpihakan kepada produk dalam negeri dengan tujuan : membuka lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, mendorong ”added value” sehingga
Indonesia tidak hanya menjual komoditas. Anggaran Pemerintah sebagai salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi.
2. Belum bisa digunakan sebagai referensi SKA. Pertanyaan tersebut akan menjadi masukan, supaya TKDN nanti juga bisa dikembangkan kearah yang lainnya.
SESSI II : INFORMASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BARU BERKAITAN DENGAN DUNIA USAHA
III. Pengetahuan Mengenai Peraturan Perundang-undangan yang Baru oleh Bapak Hariyadi Sukamdani