Pendahuluan Tujuan Sasaran Waktu Lokasi

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 1

BAB I PEREMAJAAN KEBUN

1. Pendahuluan

Luas areal kakao nasional pada tahun 2013 mencapai 1.740.612 Ha atau sekitar 95 dikelola oleh rakyat yang melibatkan sekitar 1,66 juta KK petani. Dari areal tersebut seluas 446.265 Ha merupakan Tanaman Belum Menghasilkan TBM, 878.253 Ha Tanaman Menghasilkan TM dan 416.095 Ha 24 Tanaman Tidak MenghasilkanTanaman Rusak TTMTR. Kondisi tanaman yang tidak menghasilkanrusak tersebut cukup luas yang meliputi tanaman tua, tanaman yang terserang hama penyakit dengan kondisi berat dan tidak produktif. Dalam rangka meningkatkan produksi dan mutu kakao pada tahun 2009 sampai 2013 telah dilaksanakan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao seluas 457.963 Ha termasuk di dalamnya kegiatan peremajaan seluas 80.180 Ha. Setelah tahun 2013 pemerintah tetap memperhatikan kakao sebagai komoditas strategis baik untuk petani muapun bagi devisa negara. Untuk itu pada tahun 2015 pemerintah melaksanakan pengembangan kakao disamping melalui APBN Murni juga melalaui APBN-P. Dalam rangka melaksanakan peremajaan kebun perlu ditetapkan Pedoman Teknis sebagai acuan teknis bagi Dinas Provinsi Yang Membidangi Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 2 Perkebunan dalam menyusun Petunjuk Pelaksanaan Juklak yang selanjutnya dipedomani oleh Dinas Kabupaten Yang Membidangi Perkebunan dalam menyusun Petunjuk Teknis Juknis. Bila kegiatan dialokasikan di Provinsi, maka Juklak dan Juknis disusun oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

2. Tujuan

Memperbaiki tanaman yang sudah tua, rusak, tidak produktif, dan terserang berat oleh hama dan penyakit melalui penggantian tanaman.

3. Sasaran

Terlaksananya peremajaan kebun kakao yang tanamannya sudah tua, rusak, tidak produktif, dan terserang berat hama dan penyakit seluas 8.650 ha yang tersebar di 20 kabupaten di 7 Provinsi.

4. Ruang Lingkup

Peremajaan kebun merupakan upaya penggantian tanaman yang tidak produktif tuarusak dengan tanaman baru sesuai standar teknis dengan menggunakan bahan tanaman benih bina dengan teknik perbanyakan vegetatif.

4.1. Persyaratan Kebun

Kebun kakao yang akan diremajakan adalah kebun dengan kondisi antara lain: Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 3 - Tanamannya sudah tua umur 20 tahun atau rusak. - Jumlah tegakanpopulasi tanaman 50 dari jumlah standar 1.000 pohonHa. - Terserang berat Organisme Pengganggu Tumbuhan OPT utama hama PBK dan Helopeltis spp. serta penyakit Vascular Streak DiebackVSD dan Busuk Buah. - Lahan berupa hamparanberkelompok yang memenuhi persyaratan teknis.

4.2. Benih

Menggunakan benih bina dengan teknik perbanyakan vegetatif sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.90PermentanOT.140 92013 tentang Standar Operasional Prosedur Penetapan Kebun Sumber Benih, Sertifikasi Benih dan Evaluasi Kebun Sumber Benih Tanaman Kakao.

4.3. Pestisida

Menggunakan insektisida dan fungisida yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian dengan dosis sesuai anjuran.

4.4. Pupuk

- Pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk compound non subsidi Formula Khusus. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 4 - Dikemas dalam karung bertuliskan “Pupuk Pengembangan Kakao APBN-P 2015”, pada karung ditulis nama provinsi, kandungan pupuk, berat bersih pupuk perkemasan 50kg, nama dan alamat penyedia dan produsen. - Berbentuk granule butirantabletbriket dengan formula khusus. - Untuk Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, NTT, dan Maluku Utara menggunakan jenis dan dosis yang telah ditetapkan berdasarkan hasil analisa tanah.

4.5. Peralatan

- Alat semprot knapsack sprayer 0,4 unit per hektar. Spesifikasi knapsack sprayer sebagaimana pada lampiran. - Gergaji pangkas 1 unit per hektar. Spesifikasi gergaji pangkas sebagaimana pada lampiran . 4.6. Bantuan Upah Kerja Penyediaan dana APBN-P untuk bantuan insentif kerja bagi petani peserta untuk pembongkaranpenebangan dan penanaman kakao sebesar Rp. 750.000.- tujuh ratus lima puluh ribu per hektar. Bantuan upah kerja diserahkan segera setelah pencairan dana secara tunai kepada petanikelompok tani atau melalui rekening tabungan kelompokpetani sesuai dengan tahapan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 5 pekerjaan yang telah diselesaikan oleh petani. 5. Pelaksanaan 5.1. Persiapan

a. Sosialisasi

Dinas Provinsi dan Kabupaten yang membidangi perkebunan bersama-sama melakukan sosialisasi kegiatan pengembangan kakao berkelanjutan tahun 2015 khususnya kegiatan Peremajaan kepada petani kakao dan stakeholder lainnya di lokasi kegiatan.

b. Penetapan petani peserta

1 Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan melakukan inventarisasi CPCL. Seleksi calon petani peserta dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut: a Petani - Pemilik kebun - Berdomisili di wilayah kegiatan yang dibuktikan dengan identitas lengkap seperti KTP dan Kartu Keluarga KK - Bersedia melaksanakan kegiatan peremajaan dan mengikuti ketentuan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, merawat kebun dan tidak mengganti tanaman kakao dengan komoditi Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 6 lain membuat pernyataan tertulis. - Berusia 21 tahun ke atas atau telah menikah - Tergabung dalam kelompok tani kakao yang merupakan kelompok sasaran - Jumlah anggota kelompok sasaran 20-30 orang. b Kebun - Luas kebun yang dapat mengikuti kegiatan maksimal 3 tiga hektar per petani peserta. - Lahan harus dapat disertifikasi. - Memenuhi persyaratan kebun seperti pada butir 4.1. 2 Calon petani Calon Lahan CPCL peserta hasil inventarisasi ditetapkan Kepala Dinas Kabupaten Yang Membidangi Perkebunan atas nama Bupati setelah berkoordinasi dengan Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan, untuk ditetapkan sebagai petani peserta. Bagi satker tidak mandiri penetapan CPCL sebagai petani peserta oleh Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan atas usulan Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 7

c. Pemberdayaan Petani

Petani peserta yang sudah ditetapkan, diikut sertakan dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan sesuai kurikulum yang ditetapkan oleh Ditjen. Perkebunan.

d. Pengadaan Bahan dan Peralatan

Pengadaan bahan dan alat kegiatan peremajaan dilaksanakan mengacu kepada Perpres No. 70 Tahun 2012 beserta perubahannya. 1 Benih - Pengadaan benih kakao dilakukan oleh ULP Provinsi. - Benih kakao yang diadakan adalah benih bina dengan teknik perbanyakan vegetatif sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.90PermentanOT.14092013 tentang Standar Operasional Prosedur Penetapan Kebun Sumber Benih, Seritikasi Benih dan Evaluasi Kebun Sumber Benih Tanaman Kakao. 2 Pupuk Pengadaan pupuk untuk peremajaan dilaksanakan oleh ULP Provinsi. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 8 3 Peralatan Pengadaan peralatan dilaksanakan oleh Dinas provinsi yang membidangi Perkebunan. 4 Pestisida - Pengadaan pestisida untuk kegiatan peremajaan dilaksanakan oleh ULP Provinsi.

5.2. Pra-Tanam a. Pembongkaranpenebangan pohon kakao

- Pembongkaranpenebangan pohon kakao dilakukan oleh petani peserta. - Tanaman tua ditebang, kebun dibersihkan dari sisa-sisa tanaman tidak dengan membakar.

b. Pemupukan

- Pupuk diberikan 1 satu kali, yaitu pada saat tanamawal musim hujan. - Jenis dan dosis pupuk yang dipergunakan merujuk kepada rekomendasi hasil analisa tanah yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian.

5.3. Penanaman kakao

- Benih kakao yang berasal benih bina dengan teknik perbanyakan vegetatif, ditanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan. - Penanaman kakao dilakukan pada awal musim penghujan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 9 - Pengendalian OPT dilakukan dengan menggunakan pestisida yang didasarkan atas hasil pengamatan.

5.4. Aplikasi Pestisida

Penggunaan pestisida dilakukan sesuai dengan kebutuhan dilapangan.

6. Waktu

Pengembangan kakao berkelanjutan tahun 2015 melalui kegiatan peremajaan tanaman dilaksanakan pada tahun 2015.

7. Lokasi

Peremajaan tanaman kakao dilaksanakan di 20 Kabupaten di 7 Provinsi pelaksana kegiatan pengembangan kakao berkelanjutan tahun 2015 dengan rincian sebagaimana pada l ampiran. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Kakao Berkelanjutan Tahun 2015 10

BAB II REHABILITASI KEBUN

1. Pendahuluan

Luas areal Tanaman Menghasilkan TM tahun 2013 mencapai 878.253 ha, pada tahun 2009- 2013, melalui Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao, telah dilakukan rehabilitasi tanaman seluas 218.793 ha dengan cara sambung samping. Pada tahun 2014 dan 2015 pengembangan kakao tetap dilanjutkan namun tidak dengan kegiatan Gernas Kakao tetapi dilaksanakan dengan Tugas Pembantuanmelalui kegiatan Pengembangan Kakao. Dalam rangka melaksanakan kegiatan rehabilitasi perlu ditetapkan Pedoman Teknis sebagai acuan teknis bagi Dinas Provinsi Yang Membidangi Perkebunan dalam menyusun Petunjuk Pelaksanaan Juklak yang selanjutnya dipedomani oleh Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan dalam menyusun Petunjuk Teknis Juknis. Bila kegiatan dialokasikan di Provinsi, maka Juklak dan Juknis disusun oleh Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan.

2. Tujuan

Memperbaiki kondisi tanaman kakao pada kebun- kebun yang kurang produktif dan terserang hama dan penyakit.