NEGOSIASI 2. MEDIASI TIMBUL KERUGIAN LHORANG ADA SENGKETA PARA PIHAK PARA PIHAK SEPAKAT

PRINSIP DASAR Penyelesaian sengketa lingkungan hidup yang ditempuh di luar pengadilan , pada prinsipnya adalah: Suatu upaya untuk mendorong peningkatan dan pengutamaan musyawarah dalam penyelesaian setiap sengketa lingkungan hidup yang terjadi antara para pihak, yang berkaitan dengan kerugian yang diderita oleh salah satu pihak akibat perbuatan pihak lain. Lanjutan......... Prinsip mengutamakan penyelesaian sengketa lingkungan hidup adalah melalui kesepakatan secara musyawarah dan mufakat. Alternatif penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan diharapkan dapat meningkatkan ketaatan masyarakat terhadap sistem nilai yang berasaskan musyawarah. Rekomendasi tindak lanjut Verifikasi pengaduan Identifikasi sengketa LH Mengundang pencemarperusak klarifikasi sengketa LH Mengakui dan mau bermusyawarah Negosiasi Mediasi Arbitrasi Proses negosiasi atau mediasi atau arbitrasi Tidak ada kesepakatan Pelaksanaan pengawasan DI LUAR PENGADILAN OLEH INSTANSI LH Ada kesepakatan Pengadilan Pengadilan Tidak Mengakui Undang masyarakat Para pihak PARA PIHAK YANG BERSENGKETA PERUSAHAAN vs PERUSAHAAN MASYARAKAT vs PERUSAHAAN NEGARAPEMERINTAH vs PERUSAHAAN IDENTIFIKASI SENGKETA LH 1. Memeriksa kebenaran terjadinya kerugian akibat pencemaran danatau kerusakan lingkungan; 2. Identifikasi jenis kerugian yg timbul; 3. Identifikasi tindakan tertentu untuk pemulihan lingkungan dan mencegah dampak lingkungan yang lebih parah; 4. Menghitung nilai kerugian akibat pencemaran danatau kerusakan lingkungan. MENGUNDANG PARA PIHAK YG BERSENGKETA 1. Temui pihak pencemarperusak LH terlebih dahulu, selanjutnya temui pihak yang dirugikan untuk presentasi hasil verifikasi pengaduan sengketa advokasi PSLH di luar pengadilan, agar tidak terjadi perdebatan yg mempersulit terjadinya kesepakatan untuk musyawarah 2. Selanjutnya pertemukan para pihak utk meyakinkan keuntungan penyelesaian sengketa LH di luar pengadilan sekaligus menawarkan pilihan forum musyawarah PSLH di luar pengadilan PSLH DI LUAR PENGADILAN KERUGIAN MASYARAKAT KERUGIAN NEGARA Memfasilitasi para pihak utk PSLH di luar pengadilan: a. Fasilitasi tempat, datainformasi, konsultasi b. Menyediakan mediator, Arbiter Negosiasi dg pencemar perusak LH untuk membayar ganti kerugian dan atau tindakan tertentu DI LUAR PENGADILAN 1. Win-win solution 2. Efisiensi biaya dan waktu 3. Menumbuhkan rasa memiliki terhadap proses perundingan 4. Tercipta hubungan baik antara para pihak 5. Selaras dengan budaya KELEMAHAN PSLH DI LUAR PENGADILAN 1. Kurang memiliki kekuatan hukum untuk ditaati oleh para pihak, khususnya bagi penanggung jawab usaha kegiatan; 2. Yang diselesaikan seringkali bukan sengketa lingkungan hidup, tetapi sengketa sosialnya

1. Kesepakatan antara PT. Pertamina RU VI Balongan dengan masyarakat di 22 desa di 4

kecamatan di Kabupaten Indramayu, membayar ganti kerugian masyarakat sebesar Rp. 11.479.555.860 untuk 1788 nelayan dan petani tambak, tahap II 2012, tahap I 2009 sebesar 86.313.191.600 milyar untuk 8.196 nelayan dan petani tambak.

2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup antara Masyarakat Desa Bulan-bulan, Desa

Perupuk dan Desa Pematang Panjang, Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara dengan PTPN IV Kabun Tanah Itam Ulu, PT. Socfindo Kebun Tanah Gambus, dengan melakukan tindakan tertentu berupa perbaikan pengelolaan lingkungan terhadap kanal Titi Merah di Provinsi Sumatera Utara 2012.

3. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup antara PT. PGE Area Lahendong dengan petani

yang terkena dampak uap panas akibat kegiatan PT. PGE Area Lahendong, Kota Tomohon, Sulut, melakukan tindakan tertentu berupa perbaikan pengelolaan lingkungan hidup 2011. SEBAGAI FASILITATOR SEBAGAI PIHAK

1. Kesepakatan antara KLH dengan PT. PZ

Cusson Indonesia Tangerang, melakukan tindakan tertentu dan mebayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 1. 099.696.500 2012.

2. Kesepakatan antara KLH dengan PT. Injatama

Bengkulu, melakukan tindakan tertentu berupa perbaikan pengelolaan lingkungan 2012.

3. Kesepakatan antara KLH dengan RSUD Bangli,

Provinsi Bali melakukan tindakan tertentu berupa perbaikan pengelolaan lingkungan 2012.

4. Kesepakatan antara KLH dengan PT. S2P

Cilacap melakukan perbaikan pengelolaan lingkungan 2012.

5. Kesepakatan antara KLH dengan PT. HEC

Gresik melakukan perbaikan pengelolaan lingkungan 2012.

6. Kesepakatan antara KLH dengan Masyarakat

Pemotong dan Peternak Hewan Desa Segoroyoso, Pleret, bantul, DIY 2012.

7. Kesepakatan antara KLH dengan PT. Madubaru,

DIY 2012.

4. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

antara Masyarakat RW 013, Jatibening Estate, Jatibening,Pondok Gede, Bekasi dengan PT. Jasa Marga Cabang Jakarta – Cikampek 2013.

5. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

antara Keluarga Besar Suku Kapauku Amungme dengan PT. Freeport Indonesia , Mimika Papua 2013.

6. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

antara Keluarga Besar Suku Kapawe Kamoro dengan PT. Freeport Indonesia, Mimika Papua 2013. SEBAGAI FASILITATOR SEBAGAI PIHAK

8. Kesepakatan antara KLH dengan PT. BIG

Tangerang, melakukan tindakan tertentu dan mebayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 193.750.581 2013.

9. Kesepakatan antara KLH dengan PT. SC Kota

Cimahi, melakukan tindakan tertentu dan membayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 140.407.470 2013.

10. Kesepakatan antara KLH dengan PT. GNM Banten, melakukan tindakan tertentu dan

membayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 112.774.145 2013.

11. Kesepakatan antara KLH dengan PT. Dewa Sutratex II Cimahi, melakukan perbaikan

pengelolaan lingkungan dan membayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 747.015.500 2013.

12. Kesepakatan antara KLH dengan PT. TBJ Lingga, Kepulauan Riau, melakukan perbaikan

pengelolaan lingkungan dan membayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 162.000.000. 2013.