pengawasan2014 1 pengawasan2014 1

(1)

Rapat Koordinasi Program Dekonsentrasi

Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup,

Jakarta, 18-19 Maret 2014

Oleh:

Unit Kerja Asdep Penyelesaian Sengketa LH KLH

PENYELESAIAN SENGKETA

LINGKUNGAN HIDUP


(2)

1. Instrumen Penegakan Hukum Lingkungan

2. Pengertian

3. Mengapa setiap orang berhak meyampaikan pengaduan

4. Mengapa Instansi LH Wajib Menyelesaikan Sengketa LH

5. Peran Instansi LH dalam Penyelesaian Sengketa LH

6. Pembagian tanggung jawab PSLH

7. Cara Penyelesaian Sengketa LH

8. PSLH di Luar Pengadilan

a. Keuntungan & Kelemahan

b. Mekanisme

8. PSLH Melalui Pengadilan

a. Keuntungan & Kelemahan

b. Mekanisme

9.

Ganti rugi akibat pencemaran dan/atau perusakan LH

10. Evaluasi pelaksanaan PSLH

11. Capaian KLH dalam PSLH dan Contoh PSLH di luar pengadilan

dan melalui pengadilan (MENLH sbg penggugat)


(3)

INSTRUMEN

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

PENYELESAIAN

SENGKETA LH

DI PENGADILAN

PENYELESAIAN

SENGKETA LH

DI LUAR

PENGADILAN

U U

NO. 32 / 2009

PLH

1

3

2a

2b

PENEGAKAN

HUKUM PIDANA

PENGADUAN &

PENERAPAN SANKSI


(4)

PENEGAKAN HUKUM

LINGKUNGAN

UPAYA UNTUK MENCAPAI KETAATAN

TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DI BIDANG PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN

LINGKUNGAN (UMUM DAN/ATAU INDIVIDUAL)

MELALUI PENGAWASAN DAN PENERAPAN (ATAU

ANCAMAN) SARANA HUKUM ADMINISTRASI,

PERDATA DAN PIDANA


(5)

SENGKETA LH

Perselisihan antara 2 pihak atau lebih yg

timbul dari kegiatan yang berpotensi dan/atau

telah berdampak terhadap lingkungan hidup


(6)

(7)

MENGAPA SETIAP ORANG BERHAK MENGADU

TTG DUGAAN PENC/PERUSAKAN LH

Pasal 65 ayat (1) dan (5) UU No.32 Th 2009

(1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan

sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia

(5) Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup


(8)

MENGAPA INSTANSI LH DAERAH WAJIB

MENYELESAIKAN SENGKETA LH?

Mandat Pasal 63 ayat (1) huruf q dan huruf aa:

Dalam rangka perlindungan dan pengelolaan LH Pemerintah

bertugas dan berwenang:

q. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kerjasama dan penyelesaian

perselisihan antar daerah serta penyelesaian sengketa LH

aa. Melakukan penegakan hukum lingkungan

Mandat Pasal 63 ayat (2) huruf k dan s:

Dalam perlindungan dan pengelolaan LH pemerintah provinsi

bertugas dan berwenang:

k.

Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kerjasama dan

penyelesaian perselisihan antar kabupaten/kota serta

penyelesaian sengketa LH;


(9)

Mandat Pasal 63 ayat (3) huruf h dan p

Dalam perlindungan dan pengelolaan LH pemerintah kab/kota

bertugas dan berwenang:

h. Memfasilitasi penyelesaian sengketa lingkungan;

p. Melakukan penegakan hukum lingkungan pada tingkat

kab/kota


(10)

PERAN INSTANSI LH DALAM

PENYELESAIAN SENGKETA LH

Terjadi pencemaran

dan/atau perusakan LH yg

mengakibatkan kerugian

masyarakat

Terjadi pencemaran

dan/atau perusakan LH yg

mengakibatkan kerugian

lingkungan (negara)

Sebagai pihak yg mewakili

Negara

untuk

menyelesaikan

sengketa LH dg pencemar

dan/atau perusak LH, di luar

atau melalui pengadilan

Sebagai Fasilitator dalam

penyelesaian sengketa LH

(di luar atau melalui

pengadilan) antara

masyarakat korban dengan

pencemar dan/atau perusak LH


(11)

Cara Penyelesaian Sengketa LH

MELALUI

PENGADILAN

(In-court)

DI LUAR

PENGADILAN


(12)

PEMBAGIAN TANGGUNG JAWAB PSLH

ANTAR INSTANSI LH

KLH

Penyelesaian sengketa LH

ttg:

1. Usaha/keg yg izin LH

diterbitkan MENLH;

2. Usaha/keg yg izin LH

diterbitkan

Gub/Bupati/Walikota,

terjadi pelanggaran

serius, namun tdk

dilakukan PSLH;

3. Sengketa LH yang

diadukan ke BLH

Prov/Kab/Kota, namun

tdk ditindaklanjuti;

4. Sengketa LH lintas batas

negara & lintas provinsi.

BLH Kab/Kota

BLH Provinsi

Penyelesaian sengketa LH

ttg:

1.

Usaha/keg yg izin LH

diterbitkan Gubernur;

2.

Usaha/keg yg izin LH

diterbitkan

Bupati/Walikota, namun

tdk dilakukan PSLH

setelah dilakukan

pembinaan oleh BLH

Kab/Kota;

3.

Sengketa LH yg

diadukan ke BLH

Kab/Kota, namun tidak

ditindaklanjuti;

4.

Sengketa LH lintas

kab/kota;

Penyelesaian

sengketa LH ttg:

1.

Usaha/keg yg

izin LH

diterbitkan

Bupati/Walikota;

2.

Sengketa LH yg

terjadi di wilayah

kab/kota;


(13)

PENYELESAIAN SENGKETA LH

LINGKUNGAN MELALUI


(14)

TATA CARA PENGADUAN & PENANGANAN PENGADUAN

LINGKUNGAN

(berdasarkan PerMenLH No. 9/2010)

max 21 hari Pengadu (lisan atau tertulis) kades/lurah/camat bupati/BLH kab/kota gubernur/BLH provinsi Menteri LH/KLH Verifikasi lap non-lingkungan instansi sektoral tindak lanjut unit kerja / instansi terkait lingkungan

telaah & klasifikasi

Penegakan hukum pidana Penyelesaian Sengketa LH Sanksi administrasi

tdk terbukti terbukti yang diadukan bukan kewenangan IPP kewenangan IPP instansi LH berwenang


(15)

BAGAIMANA MENENTUKAN

TINDAK LANJUT VERIFIKASI LAPANGAN

•Langgar peraturan/ izin

• LH cemar/ rusak

• Menimbulkan kerugian org/ LH

Langgar peraturan/ izin

tdk taat sanksi admi-nistrasi

LH cemar/ rusak

memenuhi unsur tindak pidana formil atau materiil sanksi administrasi Penyelesaian sengketa LH melalui pengadilan Penegakan hukum pidana

•langgar peraturan/ izin LH

•LH belum tercemar /rusak/tercemar/ rusak ringan Penyelesaian sengketa LH di luar pengadilan

1 2 3

Info ke pengadu & yg diadukan

Para pihak tdk bersedia bermusyawarah Para pihak bersedia bermusyawarah tidak melanggar peraturan/izin LH/ pengaduan tidak terbukti 4


(16)

TINDAK LANJUT HASIL VERIFIKASI

PENGADUAN (terbukti)

Penerapan

Sanksi Administrasi

Rekomendasi

Penegakan Hukum

Perdata(PSLH)

Rekomendasi

Penegakan Hukum

Pidana

1. Terjadi

pelanggaran thd

izin lingkungan

2. Belum terjadi

pencemaran/peru-sakan lingkungan

atau terjadi ringan

1. Berpotensi atau telah

menimbulkan

penc/perusakan

lingkungan LH.

2. Berpotensi atau telah

menimbulkan kerugian

masyarakat dan/atau

LH

3. Telah terjadi sengketa

LH.

1.

Tidak menaati

sanksi administrasi

2.

Ada bukti awal

terjadinya tindak

pidana formil atau

materiil sbgmn

diatur dlm Pasal

98, 99, 101 s/d 115

UU 32/2009


(17)

PENYELESAIAN

SENGKETA LH DI LUAR

PENGADILAN

(Ps 85-86)

TUJUAN

FORUM

1. NEGOSIASI

2. MEDIASI

3. ARBITRASI

TIDAK BERLAKU

TINDAK PIDANA YG

DIATUR DALAM

UU 32/2009

1. TERJADI PENC/

DAN ATAU

PERUSAKAN LH

2. TIMBUL KERUGIAN

LH/ORANG

3. ADA SENGKETA

PARA PIHAK

4. PARA PIHAK

SEPAKAT

BERMUSYAWARAH

KAPAN

Kesepakatan mengenai:

1. Bentuk & besarnya ganti rugi.

2. Tindakan pemulihan akibat penc/

perusakan LH .

3. Tindakan tertentu utk menjamin tdk

terulangnya

penc/perusakan LH 4. Tindakan utk

mencegah timbulnya dampak negatif thd LH.


(18)

PRINSIP DASAR

Penyelesaian sengketa lingkungan hidup

yang ditempuh

di luar pengadilan

, pada

prinsipnya adalah:

Suatu upaya untuk mendorong

peningkatan dan

pengutamaan

musyawarah dalam

penyelesaian setiap

sengketa lingkungan hidup yang terjadi

antara para pihak, yang berkaitan dengan

kerugian yang diderita oleh salah satu


(19)

Lanjutan...

Prinsip mengutamakan penyelesaian

sengketa lingkungan hidup adalah melalui

kesepakatan secara musyawarah dan

mufakat.

Alternatif penyelesaian sengketa

lingkungan hidup

di luar pengadilan

diharapkan dapat meningkatkan ketaatan

masyarakat terhadap sistem nilai yang


(20)

Rekomendasi tindak lanjut

Verifikasi pengaduan Identifikasi sengketa LH

Mengundang pencemar/perusak (klarifikasi sengketa LH)

Mengakui dan mau bermusyawarah

Negosiasi Mediasi Arbitrasi

Proses negosiasi atau mediasi atau arbitrasi

Tidak ada kesepakatan

Pelaksanaan & pengawasan

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA LH

DI LUAR PENGADILAN OLEH INSTANSI LH

Ada kesepakatan

Pengadilan

Pengadilan

Tidak Mengakui

Undang masyarakat & Para pihak


(21)

PARA PIHAK YANG BERSENGKETA

PERUSAHAAN

vs

PERUSAHAAN

MASYARAKAT

vs

PERUSAHAAN


(22)

IDENTIFIKASI SENGKETA LH

1.

Memeriksa kebenaran terjadinya kerugian akibat

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan;

2.

Identifikasi jenis kerugian yg timbul;

3.

Identifikasi tindakan tertentu (untuk pemulihan

lingkungan dan mencegah dampak lingkungan

yang lebih parah);

4.

Menghitung nilai kerugian akibat pencemaran


(23)

KLARIFIKASI SENGKETA LH DENGAN

MENGUNDANG PARA PIHAK YG BERSENGKETA

1.

Temui pihak pencemar/perusak LH terlebih

dahulu, selanjutnya temui pihak yang dirugikan

untuk presentasi hasil verifikasi pengaduan/

sengketa & advokasi PSLH di luar pengadilan,

agar tidak terjadi perdebatan yg mempersulit

terjadinya kesepakatan untuk musyawarah

2.

Selanjutnya pertemukan para pihak utk

meyakinkan keuntungan penyelesaian sengketa

LH di luar pengadilan sekaligus menawarkan

pilihan forum musyawarah PSLH di luar

pengadilan


(24)

FASILITASI/NEGOSIASI/MEDIASI

PSLH DI LUAR PENGADILAN

KERUGIAN MASYARAKAT

KERUGIAN NEGARA

Memfasilitasi para pihak utk

PSLH di luar pengadilan:

a. Fasilitasi tempat,

data/informasi, konsultasi

b. Menyediakan mediator,

Arbiter

Negosiasi dg pencemar/

perusak LH untuk

membayar ganti kerugian

dan atau tindakan tertentu


(25)

KEUNTUNGAN PSLH

DI LUAR PENGADILAN

1.

Win-win solution

2.

Efisiensi biaya dan waktu

3.

Menumbuhkan rasa memiliki terhadap

proses perundingan

4.

Tercipta hubungan baik antara para

pihak


(26)

KELEMAHAN PSLH

DI LUAR PENGADILAN

1.

Kurang memiliki kekuatan hukum untuk

ditaati oleh para pihak, khususnya bagi

penanggung jawab usaha /kegiatan;

2.

Yang diselesaikan seringkali bukan

sengketa lingkungan hidup, tetapi

sengketa sosialnya


(27)

CONTOH PENYELESAIAN SENGKETA LH

DI LUAR PENGADILAN

1. Kesepakatan antara PT. Pertamina RU VI Balongan dengan masyarakat di 22 desa di 4 kecamatan di Kabupaten Indramayu,

membayar ganti kerugian masyarakat sebesar Rp. 11.479.555.860 untuk 1788 nelayan dan petani tambak, tahap II (2012), tahap I (2009 sebesar 86.313.191.600 milyar untuk 8.196 nelayan dan petani tambak).

2. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup antara Masyarakat Desa Bulan-bulan, Desa Perupuk dan Desa Pematang Panjang,

Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara dengan PTPN IV Kabun Tanah Itam Ulu, PT. Socfindo Kebun Tanah Gambus, dengan

melakukan tindakan tertentu berupa perbaikan pengelolaan lingkungan terhadap kanal Titi Merah di Provinsi Sumatera Utara (2012). 3. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup

antara PT. PGE Area Lahendong dengan petani yang terkena dampak uap panas akibat

kegiatan PT. PGE Area Lahendong, Kota

Tomohon, Sulut, melakukan tindakan tertentu berupa perbaikan pengelolaan lingkungan hidup (2011).

SEBAGAI FASILITATOR

SEBAGAI PIHAK

1. Kesepakatan antara KLH dengan PT. PZ Cusson Indonesia Tangerang, melakukan tindakan tertentu dan mebayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 1. 099.696.500 (2012). 2. Kesepakatan antara KLH dengan PT. Injatama

Bengkulu, melakukan tindakan tertentu berupa perbaikan pengelolaan lingkungan (2012).

3. Kesepakatan antara KLH dengan RSUD Bangli, Provinsi Bali melakukan tindakan tertentu

berupa perbaikan pengelolaan lingkungan (2012).

4. Kesepakatan antara KLH dengan PT. S2P (Cilacap) melakukan perbaikan pengelolaan lingkungan (2012).

5. Kesepakatan antara KLH dengan PT. HEC (Gresik) melakukan perbaikan pengelolaan lingkungan (2012).

6. Kesepakatan antara KLH dengan Masyarakat Pemotong dan Peternak Hewan Desa

Segoroyoso, Pleret, bantul, DIY (2012).

7. Kesepakatan antara KLH dengan PT. Madubaru, DIY (2012).


(28)

CONTOH PENYELESAIAN SENGKETA LH

DI LUAR PENGADILAN

4. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup antara Masyarakat RW 013, Jatibening

Estate, Jatibening,Pondok Gede, Bekasi dengan PT. Jasa Marga Cabang Jakarta – Cikampek ( 2013).

5. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup antara Keluarga Besar Suku Kapauku

(Amungme) dengan PT. Freeport Indonesia , Mimika Papua (2013).

6. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup antara Keluarga Besar Suku Kapawe

(Kamoro) dengan PT. Freeport Indonesia, Mimika Papua (2013).

SEBAGAI FASILITATOR

SEBAGAI PIHAK

8. Kesepakatan antara KLH dengan PT. BIG Tangerang, melakukan tindakan tertentu dan mebayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 193.750.581 (2013).

9. Kesepakatan antara KLH dengan PT. SC Kota Cimahi, melakukan tindakan tertentu dan membayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 140.407.470 (2013).

10. Kesepakatan antara KLH dengan PT. GNM Banten, melakukan tindakan tertentu dan membayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 112.774.145 (2013).

11. Kesepakatan antara KLH dengan PT. Dewa Sutratex II Cimahi, melakukan perbaikan

pengelolaan lingkungan dan membayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 747.015.500 (2013).

12. Kesepakatan antara KLH dengan PT. TBJ

Lingga, Kepulauan Riau, melakukan perbaikan pengelolaan lingkungan dan membayar ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 162.000.000. (2013).


(29)

PENYELESAIAN SENGKETA LH

LINGKUNGAN MELALUI MELALUI


(30)

PENYELESAIAN

SENGKETA LH MELALUI PENGADILAN

(Ps 87-92)

1

2

1. Unsur kesalahan tidak Perlu dibukti-kan oleh penggugat 2. Besarnya nilai ganti

rugi yg dibebankan pd pencemar/

perusak LH dpt ditetapkan sampai batas tertentu 3. Berlaku bg keg/

usaha yg menggu-nakan B3, mengha-silkan limbah B3/ menimbulkan ancaman serius bg LH TANGGUNGJAWAB MUTLAK (STRICT LIABILITY)

HAK GUGAT

MASY

P

E

R

O

R

A

N

G

A

N

4

HAK GUGAT

LSM

1. Gugatan utk melakukan tindakan tertentu 2. Tanpa tuntutan

ganti rugi,kecuali pengeluaran riil 3. Persyaratan LSM: a. berbadan hukum b. AD/ART melestarikan fungsi LH c. melaksanakan keg sesuai AD/ ART

minimal 2 th

5

P

E

R

W

A

K

I

L

A

N

HAK GUGAT PEM I S N S T A N S I L H D A E R A H

3

K

N

L

H

1.

TERJADI PENC/

PERUSAKAN LH

2.

TIMBUL

KERUGIAN

LH/ORANG

3.

ADA SENGKETA

PARA PIHAK

4.

PARA PIHAK

TIDAK SEPAKAT

BERMUSYAWA-RAH


(31)

KEUNTUNGAN PSLH

MELALUI PENGADILAN

Memiliki kekuatan hukum untuk ditaati

(daya paksa)


(32)

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA

LINGKUNGAN MELALUI PENGAJUAN


(33)

TATA CARA PENGADUAN & PENANGANAN PENGADUAN

LINGKUNGAN

(berdasarkan PerMenLH No. 9/2010)

max 21 hari Pengadu (lisan atau tertulis) kades/lurah/camat bupati/BLH kab/kota gubernur/BLH provinsi Menteri LH/KLH Verifikasi lap non-lingkungan instansi sektoral tindak lanjut unit kerja / instansi terkait lingkungan

telaah & klasifikasi

Penegakan hukum pidana

Penyelesaian

Sengketa LH

Sanksi administrasi

tdk terbukti terbukti yang diadukan bukan kewenangan IPP kewenangan IPP instansi LH berwenang


(34)

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA LH

MELALUI PENGADILAN OLEH INSTANSI LH

Fasilitasi masy dalam pengajuan gugatan

ganti kerugian dan/atau tindakan

tertentu ke PN

inventarisasi data sengketa LH

Kerugian masyarakat Kergian negara

Persidangan

Putusan

Eksekusi

Mengajukan gugatan ganti kerugian dan/ atau tindakan tertentu

Ke PN

Persidangan

Putusan

Eksekusi

Rekomendasi tindak lanjut verifikasi pengaduan


(35)

KELEMAHAN PSLH

MELALUI PENGADILAN

1.

Win-lose solution

2.

Tidak efisien biaya dan waktu

3.

Tercipta hubungan buruk antara para

pihak


(36)

PENGHITUNGAN GANTI KERUGIAN AKIBAT

PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LH

Jenis kerugian akibat

pencemaran dan/atau

perusakan LH

Dasar Hukum

Peraturan Menteri Negara

LH No.13 Th 2011 tentang

Ganti Kerugian Akibat

Pencemaran dan/atau

Perusakan LH

1. Kerugian krn tdk dikelolanya air limbah,

emisi, limbah B3; atau

2. Kerugian utk mengganti biaya verifikasi

pengaduan dan inventarisasi sengketa

LH;

3. Kerugian utk mengganti biaya

penanggulangan & pemulihan LH;

4. Kerugian LH (hak milik publik);

5. Kerugian masyarakat.


(37)

EVALUASI PELAKSANAAN

PENYELESAIAN SENGKETA LH


(38)

CAPAIAN KLH DALAM PENYELESAIAN

SENGKETA LH TH 2013

PROSES VERIFIKASI

SENGKETA LH

PSLH DI LUAR

PENGADILAN

PSLH MELALUI

PENGADILAN

65 SENGKETA LH

SELESAI DILAKUKAN

VERIFIKASI

13 KESEPAKATAN

PSLH DI LUAR

PENGADILAN

6 GUGATAN YANG

DIDAFTARKAN KE PN

DAN 3 PERKARA

PERDATA SERTA TUN

YANG DIPUTUS


(39)

PELAKSANAAN PENYELESAIAN SENGKETA

LH OLEH INSTANSI LH DAERAH

1.

Diprioritaskan pada cara penyelesaian snegketa LH melalui

musyawarah di luar pengadilan.

2.

Yang diselesaikan lebih pada masalah sosialnya, bukan ganti rugi

akibat pencemaran dan/atau perusakan LH dan/atau tindakan mitigasi

LH.

3.

Kesepakatan penyelesaian sengketa LH yang telah ditandatangani

dan dilaksanakan pembayaran ganti ruginya, masih menimbulkan

ketidakpuasan masyarakat yang dirugikan.

4.

Hak Gubernur atau Bupati atau Kepala Instansi LH Provinsi atau

Kab/Kota belum pernah didayagunakan.

5.

Adanya kendala psikologis dan politis dalam penerapan hak gugat

tersebut.

6.

Peran instansi LH Daerah sebagai pihak yg mewakili negara

menyelesaikan sengketa LH dg pihak pencemar dan/atau perusak LH

belum diterapkan.


(40)

PELAKSANAAN HAK GUGAT MASYARAKAT

DAN ORGANISASI LH

1.

Pelaksanaan hak gugat masyarakat secara perwakilan

(Class

Action)

sering dirancukan dengan pelaksanaan hak gugat

Organisasi LH.

2.

Masyarakat dan Organisasi LH mengalami kesulitan biaya dan

pembuktian dalam pelaksanaan hak gugat tersebut.

3.

Sebagian Organisasi LH belum memenuhi persyaratan untuk

dapat mengajukan gugatan ke pengadilan.

4.

Organisasi LH masih mengajukan gugatan ganti rugi dalam

bentuk uang sbg konversi pencemaran dan/atau kerusakan LH.

5.

Sebagian Organisasi LH menuntut terlalu banyak terhadap KLH.

6.

Instansi LH Daerah belum berperan maksimak dalam

pemberian bantuan atau bimbingan dalam penerapan gugat

masyarakat dan organisasi LH.


(41)

CONTOH PENYELESAIAN SENGKETA LH

MELALUI PENGADILAN (MENLH sbg PENGGUGAT)

PT. BARAWAJA

(Makasar,2009)

1. Pencemaran air limbah (melebihi BML dan saluran ilegal), open dumping limbah sludge IPAL & pencemaran air tanah

2. Gugatan :

a. Perbaikan pengelolaan air limbah dan limbah B3 b. Ganti rugi materiil 8,7 M &

imateriil 100 M

c. Biaya pemulihan tanah

tercemar : 3.933.936 dolar US

3. Putusan PN:

a. Menerima sebagian

gugatan yi memerintahkan PT.Dupantex utk

memperbaiki pengelolaan air limbah dan limbah B3 & b. Menolak gugatan

pembayaran ganti rugi & biaya pemulihan LH

4. Putusan PT : menguatkan putusan PN

5. Putusan Kasasi: menolak kasasi yang diajukan MENLH

PT. DUPANTEX

(Pekalongan, 2008)

1. Gangguan kebisingan,

pencemaran udara,

open dumping slag &

pencemaran air tanah

2. Gugatan :

a. Perbaikan

pengelolaan

lingkungan

b. Ganti rugi materiil

10 M & imateriil 4,45

Milyar.

3.

Putusan PN Makasar :

Seluruh gugatan tdk

diterima

4.

Putusan PT:

menguatkan putusan

PN

SELAT NASIK

(Belitung,2009)

1. Kerusakan lingkungan akibat pertambangan pasir kwarsa

2. Gugatan:

a. Pemulihan LH b. Ganti rugi materiil

32 M

3. Putusan PN:

Membayar Ganti rugi sebesar 32 Milyar

4. Putusan PT:

Menguatkan putusan PN

5. PT. Indo Pasir Kwarsa mengajukan kasasi

6. Putusan MA menerima permohonan Kasasi.

7. MENLH mengajukan peninjauan kembali (PK, 2014);

8. Status terakhir

menunggu putusan PK dari MA.


(42)

CONTOH PENYELESAIAN SENGKETA LH

MELALUI PENGADILAN (MENLH sbg PENGGUGAT)

PT. Merbau Pelalawan

(Riau, 2013)

1. Kerusakan lingkungan akibat

pembakaran hutan dan/atau lahan di kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Kab. Nagan Raya, Aceh.

2. Gugatan :

a. Tindakan pemulihan lahan yang terbakar sebesar Rp. 251.765.250.000

b. Ganti rugi materiil melalui kas negara sebesar Rp. 114.303.419.000

c. Memerintahkan tergugat utk tdk membakar di lahan gambut yang terbakar seluas 1.000 ha.

3. Putusan PN:

a. Menerima sebagian

gugatan yi memerintahkan

PT. Kalista Alam membayar ganti rugi sebesar 114.303.419.000

b. melakukan tindakan pemulihan sebesar Rp. 251.765.250.

4. Status terakhir:

Tergugat mengajukan banding ke PT Aceh.

PT. Kalista Alam

(Aceh, 2013)

1. Kerusakan lingkungan akibat illegal logging di Kabupaten Pelalawan, Riau 2. Gugatan :

a. Tergugat melakukan penebangan hutan di luar lokasi Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) dan melakukan penebangan hutan di dalam lokasi IUPHHK-HT, dengan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah perbuatan melanggar hukum.

b. Ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 16.244.574.805.000.

3. Putusan PN Pekanbaru : Seluruh gugatan tidak diterima

4. Status terakhir

Penggugat mengajukan banding ke PT. Riau


(43)

CONTOH PENYELESAIAN SENGKETA LH

MELALUI PENGADILAN (MENLH sbg TERGUGAT)

GUGATAN PT.JOM

(Batam, 2011)

1. Perpanjangan izin

penempatan tailing ke dasar laut kepada PT. NNT.

a. MENLH tdk berwenang menerbitkan izin;

b. Penerbitan izin tdk sesuai dg prosedur (PUU).

2. Gugatan :

Pencabutan izin

3. Putusan PTUN Jkt:

a. Mengakui hak gugat Bupati Sumbawa Barat. b. Menolak gugatan

pencabutan izin krn MENLH berwenang menerbitkan izin & telah sesuai prosedur (PUU).

4. WALHI mengajukan banding ke PTTUN Jakarta (13-4-2012).

5. Putusan PTTUN menguatkan putusan PTUN Jkt;

6. Putusan Kasasi MA: menolak permohonan kasasi dari penggugat.

GUGATAN WALHI Cs dan Bupati SUMBAWA BARAT

(2012)

1. Penyidikan dugaan tindakan pidana impor limbah B3 oleh PT. JOM (MENLH melakukan

perbuatan melawan hukum sehingga mengganggu investasi.

2. Gugatan :

a. KLH melakukan perbuatan melawan hukum (PMH).

b. Ganti rugi materiil & imateriil serta penyitaan seluruh aset KLH.

3. Putusan PN Jaktim;

KLH telah melakukan PMH dan menolak gugatan materiil, imateriil dan sita aset KLH (13-11-2009.)

4. MENLH mengajukan

banding ke PT (2-12-2010).

5. Putusan PT menguatkan PN Jaktim

GUGATAN YAYASAN CITRA KEADILAN

(SUMUT, 2014))

1. Keberatan kegiatan

PLTA PT. Inalum yg

mengakibatkan

pencemaran LH.

2. Gugatan:

a. Tuntutan biaya

pemulihan

lingkungan sebesar

2 trilun dan

b. Ganti rugi materiil

sebesar 1 milyar.

3. Penggugat mencabut


(44)

T E R IM A K A S I H


(1)

PELAKSANAAN PENYELESAIAN SENGKETA

LH OLEH INSTANSI LH DAERAH

1.

Diprioritaskan pada cara penyelesaian snegketa LH melalui

musyawarah di luar pengadilan.

2.

Yang diselesaikan lebih pada masalah sosialnya, bukan ganti rugi

akibat pencemaran dan/atau perusakan LH dan/atau tindakan mitigasi

LH.

3.

Kesepakatan penyelesaian sengketa LH yang telah ditandatangani

dan dilaksanakan pembayaran ganti ruginya, masih menimbulkan

ketidakpuasan masyarakat yang dirugikan.

4.

Hak Gubernur atau Bupati atau Kepala Instansi LH Provinsi atau

Kab/Kota belum pernah didayagunakan.

5.

Adanya kendala psikologis dan politis dalam penerapan hak gugat

tersebut.

6.

Peran instansi LH Daerah sebagai pihak yg mewakili negara

menyelesaikan sengketa LH dg pihak pencemar dan/atau perusak LH

belum diterapkan.


(2)

PELAKSANAAN HAK GUGAT MASYARAKAT

DAN ORGANISASI LH

1.

Pelaksanaan hak gugat masyarakat secara perwakilan

(Class

Action)

sering dirancukan dengan pelaksanaan hak gugat

Organisasi LH.

2.

Masyarakat dan Organisasi LH mengalami kesulitan biaya dan

pembuktian dalam pelaksanaan hak gugat tersebut.

3.

Sebagian Organisasi LH belum memenuhi persyaratan untuk

dapat mengajukan gugatan ke pengadilan.

4.

Organisasi LH masih mengajukan gugatan ganti rugi dalam

bentuk uang sbg konversi pencemaran dan/atau kerusakan LH.

5.

Sebagian Organisasi LH menuntut terlalu banyak terhadap KLH.

6.

Instansi LH Daerah belum berperan maksimak dalam

pemberian bantuan atau bimbingan dalam penerapan gugat

masyarakat dan organisasi LH.


(3)

CONTOH PENYELESAIAN SENGKETA LH

MELALUI PENGADILAN (MENLH sbg PENGGUGAT)

PT. BARAWAJA

(Makasar,2009)

1. Pencemaran air limbah (melebihi BML dan saluran ilegal), open dumping limbah sludge IPAL & pencemaran air tanah

2. Gugatan :

a. Perbaikan pengelolaan air limbah dan limbah B3 b. Ganti rugi materiil 8,7 M &

imateriil 100 M

c. Biaya pemulihan tanah

tercemar : 3.933.936 dolar US

3. Putusan PN:

a. Menerima sebagian

gugatan yi memerintahkan PT.Dupantex utk

memperbaiki pengelolaan air limbah dan limbah B3 & b. Menolak gugatan

pembayaran ganti rugi & biaya pemulihan LH

4. Putusan PT : menguatkan putusan PN

5. Putusan Kasasi: menolak kasasi yang diajukan MENLH

PT. DUPANTEX

(Pekalongan, 2008)

1. Gangguan kebisingan,

pencemaran udara,

open dumping slag &

pencemaran air tanah

2. Gugatan :

a. Perbaikan

pengelolaan

lingkungan

b. Ganti rugi materiil

10 M & imateriil 4,45

Milyar.

3.

Putusan PN Makasar :

Seluruh gugatan tdk

diterima

4.

Putusan PT:

menguatkan putusan

PN

SELAT NASIK

(Belitung,2009)

1. Kerusakan lingkungan akibat pertambangan pasir kwarsa

2. Gugatan:

a. Pemulihan LH b. Ganti rugi materiil

32 M

3. Putusan PN:

Membayar Ganti rugi sebesar 32 Milyar

4. Putusan PT:

Menguatkan putusan PN

5. PT. Indo Pasir Kwarsa mengajukan kasasi

6. Putusan MA menerima permohonan Kasasi.

7. MENLH mengajukan peninjauan kembali (PK, 2014);

8. Status terakhir

menunggu putusan PK dari MA.


(4)

CONTOH PENYELESAIAN SENGKETA LH

MELALUI PENGADILAN (MENLH sbg PENGGUGAT)

PT. Merbau Pelalawan

(Riau, 2013)

1. Kerusakan lingkungan akibat

pembakaran hutan dan/atau lahan di kawasan Ekosistem Leuser (KEL) di Kab. Nagan Raya, Aceh.

2. Gugatan :

a. Tindakan pemulihan lahan yang terbakar sebesar Rp. 251.765.250.000

b. Ganti rugi materiil melalui kas negara sebesar Rp. 114.303.419.000

c. Memerintahkan tergugat utk tdk membakar di lahan gambut yang terbakar seluas 1.000 ha.

3. Putusan PN:

a. Menerima sebagian

gugatan yi memerintahkan

PT. Kalista Alam membayar ganti rugi sebesar 114.303.419.000

b. melakukan tindakan pemulihan sebesar Rp. 251.765.250.

4. Status terakhir:

Tergugat mengajukan banding ke PT Aceh.

PT. Kalista Alam

(Aceh, 2013)

1. Kerusakan lingkungan akibat illegal logging di Kabupaten Pelalawan, Riau 2. Gugatan :

a. Tergugat melakukan penebangan hutan di luar lokasi Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman (IUPHHK-HT) dan melakukan penebangan hutan di dalam lokasi IUPHHK-HT, dengan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah perbuatan melanggar hukum.

b. Ganti kerugian lingkungan sebesar Rp. 16.244.574.805.000.

3. Putusan PN Pekanbaru : Seluruh gugatan tidak diterima

4. Status terakhir

Penggugat mengajukan banding ke PT. Riau


(5)

CONTOH PENYELESAIAN SENGKETA LH

MELALUI PENGADILAN (MENLH sbg TERGUGAT)

GUGATAN PT.JOM

(Batam, 2011)

1. Perpanjangan izin

penempatan tailing ke dasar laut kepada PT. NNT.

a. MENLH tdk berwenang menerbitkan izin;

b. Penerbitan izin tdk sesuai dg prosedur (PUU).

2. Gugatan :

Pencabutan izin

3. Putusan PTUN Jkt:

a. Mengakui hak gugat Bupati Sumbawa Barat. b. Menolak gugatan

pencabutan izin krn MENLH berwenang menerbitkan izin & telah sesuai prosedur (PUU).

4. WALHI mengajukan banding ke PTTUN Jakarta (13-4-2012).

5. Putusan PTTUN menguatkan putusan PTUN Jkt;

6. Putusan Kasasi MA: menolak permohonan kasasi dari penggugat.

GUGATAN WALHI Cs dan Bupati SUMBAWA BARAT

(2012)

1. Penyidikan dugaan tindakan pidana impor limbah B3 oleh PT. JOM (MENLH melakukan

perbuatan melawan hukum sehingga mengganggu investasi.

2. Gugatan :

a. KLH melakukan perbuatan melawan hukum (PMH).

b. Ganti rugi materiil & imateriil serta penyitaan seluruh aset KLH.

3. Putusan PN Jaktim;

KLH telah melakukan PMH dan menolak gugatan materiil, imateriil dan sita aset KLH (13-11-2009.)

4. MENLH mengajukan

banding ke PT (2-12-2010).

5. Putusan PT menguatkan PN Jaktim

GUGATAN YAYASAN CITRA KEADILAN

(SUMUT, 2014))

1. Keberatan kegiatan

PLTA PT. Inalum yg

mengakibatkan

pencemaran LH.

2. Gugatan:

a. Tuntutan biaya

pemulihan

lingkungan sebesar

2 trilun dan

b. Ganti rugi materiil

sebesar 1 milyar.

3. Penggugat mencabut


(6)

T E R IM A K A S I H