�
1
= 371
√3 ∠0° − 9,2788 ∠ − 46,1678°
�
1
= 214,1969499 − 6,426 − �6,69346
�
1
= 207,771 + �6,69346
�
1
= 207,88 ∠1,8452°
�
�
= 207,88
2
130 3
�
�
= 997,248 Ω
�
�
= 371
√3 1,97
− 4,2164 �
�
= 104,513 Ω
4.4. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Dari percobaan mencari parameter-paremeter motor dapat dibuat rangkaian ekivalen perphasa dari motor induksi seperti pada gambar.
Universitas Sumatera Utara
v
5,8509 Ω
j4,508 Ω
j6,762 Ω
j104,513 Ω
997,248 Ω
Z3 3,5601 Ω
S
Langkah pertama menyederhanakan Rc dan Xm menjadi Z
3 :
3
1 Z
=
M C
JX R
1 1 +
=
M C
X J
R −
1
=
� ���,���
−
� ���,���
Sehingga nilai Z
3
menjadi:
Z
3
= 10,8341154 – j103,3775694
Ω
Sehingga rangkaian ekuivalen menjadi:
Universitas Sumatera Utara
v
5,8509 Ω
j4,508 Ω
j6,762 Ω
Z3 3,5601 Ω
S
Karena pada saat blok rotor besar slip=1 maka nilai R
2 1
=3,5601 Antara Z
3
dan R
2 1
, X
2 1
adalah paralel sehingga bila disederhanakan menjadi:
1
1
EK
Z
=
1 10,8341154−�103,3775694
+
1 3,5601+�6,762
Bila diselesaikan maka diperoleh hasilnya
Z
EK1
= 4,0972784 + j7,024175178
Ω
Rangkaian ekivalennya menjadi:
v
5,8509 Ω
j4,508 Ω
Zek1
Universitas Sumatera Utara
Besar impedansi total adalah Z
EK
= 5,8509+J4,508 + 4,0972784 + j7,024175178
Z
EK
= 9,9481784 + j11,53217518
Ω Z
total
= �9,9481784
2
+ 11,53217518
2
Z
total
= 15,23014504
θ =
arc tan
-1
11,53217518 9,9481784
θ =
49,21745195 Z
EK
= 15,23014504
∠ 49,21745195
Besarnya arus yang mengalir pada belitan stator pada saat terjadi blok rotor dengan supply tegangan nominal adalah:
I
BR
=
���∠�° 15,23014504 ∠ 49,21745195 °
I
BR
= 14,44503643
∠ -49,21745195 I
BR
= 14,4 A
4.5 Percobaan Pengukuran Thermal Transient Motor Induksi 4.5.1 Rangkaian Percobaan
Universitas Sumatera Utara
K L R S T
R S
T S
1 A
V
G M
A
2
P T
D C
2
V
2
~
P T
A C
A
2
PTDC
S
2
S
3
Gambar 4.5.1. Rangkaian Percobaan Pengukuran Thermal Transient Motor Induksi
4.5.2 Prosedur Percobaan
1. Motor induksi dikopel dengan mesin arus searah, Semua Switch dalam keadaan terbuka, pengatur tegangan dalam kondisi minimum.
2. Hubungan belitan stator dibuat hubungan Y. yang akan diukur adalah satu dari ketiga belitan stator
3. Rangkaian belitan stator dihubungkan dengan suplai tegangan dc. 4. Tegangan suplai dinaikan sampai pada nilai tertentu.
5. Ketika tegangan menunjukkan pada besaran 60 volt, penunjukan alat ukur voltmeter dan ampermeter dicatat..
6. Ketika arus nominal mesin telah tercapai, penunjukan alat ukur voltmeter V
1
dicatat. 7. Switch S
3
kemudian ditutup, PTDC
2
dinaikkan sampai penunjukan ampermeter A
3
mencapai harga arus penguat nominal mesin arus searah.
Universitas Sumatera Utara
8. Switch S
2
ditutup dan PTDC
1
dinaikkan sehingga mesin arus searah memblok putaran motor induksi dan putaran berhenti. Kemudian
penunjukan alat ukur A
1
,W dan T dicatat. 9. Pengukuran diulang beberapa kali untuk mendapatkan nilai yang paling
baik.
4.5.3 Data Hasil Percobaan
Keadaan Normal Pengukuran dilakukan
setelah 10 detik Sesaat setelah Block Rotor
selama 10 detik 10 detik setelah Blok Rotor
dilepas V Volt
I A
V Volt
I A
P Watt
V Volt I
A 60
5,64 60
3,537 353,24
60 4,615
Tabel 4.5.1. Data Hasil Percobaan Pengukuran Thermal Transient Motor Induksi
4.5.4 Analisa Data
• Tahanan Stator pada keadaan normal :
�
��
=
60 5,64
= 10,638 Ω
Karena hubungan pada stator adalah Y, maka R
dc
adalah
Universitas Sumatera Utara
�
��
=
10,638 2
= 5,319 Ω
�
��
= 1,1 �5,319
= 5,8509 Ω
Maka tahanan Stator adalah
�
1
= �
�
= 5,8509 Ω
• Tahanan stator pada saat terjadi Block Rotor :
�
��
=
�
��
�
2��
�
��
=
353,24 3,537
2
R
BR
= 28,235 Ω
Maka tahanan Stator pada saat block rotor adalah
�
1
= �
�
= 28,235 Ω
• Tahanan stator pada saat 10 detik setelah Block Rotor dilepas :
Universitas Sumatera Utara
�
��
=
60 4,615
= 13 Ω
Karena hubungan pada stator adalah Y, maka R
dc
adalah �
��
=
13 2
= 6,5 Ω
�
��
= 1,1 � 6,5
= 7,15 Ω
Maka tahanan Stator adalah
�
1
= �
�
= 7,15 Ω
4.6. Analisa Thermal Transient Motor Induksi Dalam Waktu Tertentu.