Kapasitas Panas dan Panas Spesifik Panas Pada Motor Induksi Rotor Sangkar

dibangkitkan pada tahanan tersebut. Untuk selang waktu tertentu besarnya energi panas yang dibangkitkan pada tahanan tersebut adalah: � = �. � = � � . �. � Joule Watt.s 3.3.6 Dimana: H = Energi panas yang dibangkitkan Joule I = arus yang mengalir di tahanan tersebut Ampere t = selang waktu sekon R = Besarnya resistansi dari tahanan tersebut Ohm

3.4. Kapasitas Panas dan Panas Spesifik

Kapasitas panas dapat diartikan sebagai energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur dari suatu benda dengan berat tertentu. Besar energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu benda dengan massa tertentu dirumuskan dengan: � = �. ∆� Joule 3.4.1 Dimana: Q = Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur Joule C = Kapasitas Panas JouleºC ΔT = Perubahan suhu ºC Besarnya kapasitas panas bergantung terhadap panas spesifik dan berat benda tersebut. Jadi besarnya energi yang diperlukan untuk menaikkan temperatur suatu benda dengan berat tertentu dapat diketahui dengan persamaan 3.4.2: � = �. ∆� = �. �. ∆� Joule 3.4.2 Dimana: Universitas Sumatera Utara Q = Energi yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur Joule m = Berat benda kg ΔT = Perubahan suhu ºC c = panas spesifik Joulekg.ºC Dari Persamaan 3.3.6 dan 3.4.2 dapat diketahui bahwa besarnya energi panas pada suatu konduktor yang dialiri arus sebanding dengan energi panas H yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur suatu benda Q, yang dapat dirumuskan dengan persamaan 3.4.3 : � � . �. � = �. �. �� 3.4.3

3.5. Panas Pada Motor Induksi Rotor Sangkar

Pada motor induksi rotor sangkar, panas yang biasanya ditinjau adalah bagian stator. Hal ini disebabkan karena pada bagian stator memiliki batasan terhadap temperatur yang lebih rendah dibandingkan rotor. Kenaikan panas pada motor induksi dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu: a. Jenis pendinginan. b. Transfer panas. c. Temperatur lingkungan tempat motor berada. d. Dan beban yang dipikul motor yang mana beban tersebut berpengaruh terhadap besarnya arus pada saat motor dioperasikan. Universitas Sumatera Utara

3.5.1. Jenis Pendinginan

Hampir secara keseluruhan jenis pendinginan motor induksi menggunakan pendingin udara dengan metode pendinginan udara tidak langsung atau yang biasa disebut indirect air cooling. Disebut pendinginan tidak langsung karena konduktor pada belitan tidak berhubungan langsung dengan udara pendingin yang dikarenakan kehadiran isolasi pada belitan.

3.5.2. Transfer Panas Pada motor Induksi

Panas yang dihasilkan oleh belitan stator tidak akan tinggal pada belitan, akan tetapi panas yang dihasilkan akan di buang didisipasikan ke bagian-bagian lain dari mesin tersebut, salah satu proses pembuangan panas tersebut adalah melalui transfer panas. Transfer panas pada motor induksi bergantung kepada besarnya panas yang dihasilkan belitan, konstruksi dari motor, dan metode pendinginan motor. Transfer panas pada motor induksi dibedakan menjadi tiga bagian yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Gambar 3.5.1 Transfer Panas Pada Motor Induksi Universitas Sumatera Utara

a. Konduksi