Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil (Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor)
i
DAMPAK INDUSTRI PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI
GURANDIL
(Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor)
AMI KUSUMA HANDAYANI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Industri
Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Gurandil Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Ami Kusuma Handayani
NIM I34110054
ii
iii
ABSTRAK
AMI KUSUMA HANDAYANI. Dampak Industri Pertambangan Emas Tanp Izin
terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil Kasus Desa Pangkal Jaya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh IVANOVICH
AGUSTA.
Kehadiran industri di suatu wilayah pasti akan menimbulkan reaksi dari
masyarakat sebagai bentuk responnya. Berbagai perubahan yang terjadi akibat
respons terhadap pembangunan industri dan dampak yang menyertainya akan
beragam tergantung pada definisi subyektif yang dipengaruhi kepentingan pribadi
dan nilai sosial masyarakat. Dampak industri pertambangan dapat mempengaruhi
gaya hidup masyarakat pedesaan dilihat dari perubahan aspek aktivitas, minat, dan
pendapat seseorang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
acak sederhana (simple random sampling) dan menggunakan rank Spearman
untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil dari penelitian ini adalah
adanya dampak industri pertambangan yang tinggi dilihat dari perubahan tingkat
kesempatan kerja menjadi penambang liar. Terdapat hubungan positif yang
sedang antara dampak industri pertambangan dengan respons masyarakat karena
masyarakat mengalami perubahan yang tinggi dilihat dari kesempatan kerja,
tingkat pengeluaran dan tingkat pendapatan. Begitupun dengan respons
masyarakat dengan gaya hidup terdapat hubungan positif yang sedang
dikarenakan perubahan gaya hidup masyarakat yang tinggi.
Kata Kunci: industri, pertambangan, gaya hidup, respons masyarakat
ABSTRACT
AMI KUSUMA HANDAYANI. Gold mining without authorization effect toward
gurandil social and economy life case of Pangkal Jaya Village, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor. Supervised by IVANOVICH AGUSTA.
Rural industrialization was synergy in order to promote the economic
empowerment of rural farmers.Various changes that occur in response to
industrial development and the accompanying impact will vary depending on a
subjective definition of the affected private interests and social values of the
society. The impact of the mining industry can affect people's lifestyles
countryside views of change aspects activities, interests, and one person's opinion.
The method used in this study is a randomized method (simple random sampling)
and using the Spearman rank to analyze the relationship between variables. The
results of this study is the impact of the mining industry seen from the change rate
of employment become illegal miners. There is a moderate positive relationship
between the impact of the mining industry to the community because the
community's response to the changes lofty views of employment, the level of
expenditure and income level. Likewise with the public response to the lifestyle
there is a positive relationship are due to changes in lifestyle society.
Keywords: industry, mining, lifestyle, community response
iv
v
DAMPAK INDUSTRI PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI
GURANDIL
(Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor)
AMI KUSUMA HANDAYANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
vi
vii
Judul Skripsi : Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil Kasus Desa Pangkal Jaya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Nama
: Ami Kusuma Handayani
NIM
: I34110054
Disetujui oleh
Dr Ivanovich Agusta, SP MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
viii
ix
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Skripsi berjudul “Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin
terhadap Kehidupann Sosial dan Ekonomi Gurandil Kasus Desa Pangkal Jaya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor” ini dengan baik. Laporan ini disusun
sebagai syarat pelaksanaan penelitian pada Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Selain itu laporan ini juga disusun sebagai bentuk kepedulian penulis terhadap
masyarakat pedesaan khususnya dalam bidang pertanian dan sangat berguna
dalam memperluas wawasan penulis dalam menganalisis hubungan pengaruh
industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat pedesaan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Masyarakat Desa Pangkal Jaya, khususnya tiga puluh lima responden
gurandil dan beberapa informan yang sudah bersedia merelakan sedikit
waktu untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk penulisan
skripsi.
2. Hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta Hj Dra Novi Andayani
Praptiningsih, MSi dan Ir Agung Nugroho Hartono, adik tersayang
Rahmatallah dan Hidayatullah yang selalu mendoakan dan senantiasa
melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis.
3. Dr Ivanovich Agusta, SP Msi, dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak mencurahkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan
yang sangat berarti selama penulisan skripsi ini.
4. Teman-teman tercinta Syahwil Hidayat, Fatimah Solihah, Sifna Audia
Qalabi, Mutiara Irfarinda, Yuana Zahra, Debby Faradiba, Singit dan I
Made Astu Pradnyana atas dukungan dan semangatnya layaknya keluarga.
5. Teman-teman BEM FEMA 2014/2015, khususnya Divisi Pengembangan
Olahrga Budaya dan Seni (PBOS) atas semangatnya.
6. Teman-teman seperjuangan SKPM 48 atas semangat dan kebersamaan
selama ini.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang dampak industri
pertambangan.
Bogor, Mei 2015
Ami Kusuma Handayani
x
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Masalah Penelitian
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
4
PENDEKATAN TEORETIS
5
Tinjauan Pustaka
5
Konsep Dampak Industri Pertambangan
5
Konsep Respons Masyarakat
6
Konsep Gaya Hidup
7
Kerangka Pemikiran
11
Hipotesis Penelitian
11
Definisi Operasional
11
PENDEKATAN LAPANGAN
17
Metode Penelitian
17
Lokasi dan Waktu Penelitian
17
Teknik Pengambilan Responden dan Informan
17
Teknik Pengumpulan Data
18
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
18
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
21
Kondisi Geografis dan Keadaan Lingkungan
21
Kondisi Demografi dan Sosial Budaya
22
Kependudukan
22
Ketenagakerjaan
23
Pendidikan
24
Kondisi Sarana dan Prasarana
24
Struktur Sosial dan Kebudayaan
25
Pola Adaptasi Ekologis
26
xii
xiii
DAMPAK INDUSTRI PERTAMBANGAN
27
Tingkat Kesempatan Kerja
27
Tingkat Migrasi
28
RESPONS MASYARAKAT
31
Tingkat Jual Beli Lahan
31
Tingkat Pendidikan
34
Tingkat Pendapatan
36
Tingkat Pengeluaran
37
GAYA HIDUP
39
Tingkat Aktivitas
39
Tingkat Minat
43
Tingkat Opini
45
HUBUNGAN ANTARA DAMPAK INDUSTRI PERTAMBANGAN,
47
RESPONS MASYARAKAT DAN GAYA HIDUP
Hubungan Dampak Industri Pertambangan dengan Respons Masyarakat
47
Hubungan Respons Masyarakat dengan Gaya Hidup
48
SIMPULAN DAN SARAN
51
Simpulan
51
Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN
55
RIWAYAT HIDUP
76
xiv
xv
DAFTAR TABEL
1
Perbandingan konsep indikator industri pertambangan
6
2
Perbandingan konsep indikator respons msyarakat
7
3
Perbandingan konsep indikator gaya hidup
9
4
Definisi operasional industri pertambangan
11
5
Definisi operasional respons masyarakat
12
6
Definisi operasional gaya hidup
14
7
Pemilihan informan
18
8
Jenis dan metode pengumpulan data
18
9
Luas lahan menurut jenis penggunaan di Desa Pangkal Jaya
18
10
Jumlah penduduk Desa Pangkal Jaya
22
11
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Pangkal Jaya
23
12
Usia penduduk Desa Pangkal Jaya
23
13
Jumlah rumah tangga per RW Desa Pangkal Jaya
23
14
Data pendidik sekolah formal dan non formal Desa Pangkal Jaya
24
15
Tingkat pendidikan penduduk Desa Pangkal Jaya
24
16
Data sarana dan prasarana pendidikan Desa Pangkal Jaya
25
17
Data kelompok budaya dan kesenian Desa Pangkal Jaya
25
18
Tempat peribadatan Desa Pangkal Jaya
26
19
Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis pekerjaan di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
28
20
Jumlah dan persentase responden berdasarkan migrasi masuk di beli
lahan di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
29
21
Jumlah dan persentase beli lahan di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
31
22
Jumlah dan persentase perolehan lahan milik responden di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
31
23
Jumlah dan persentase penjual lahan milik responden di Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
32
24
Jumlah dan persentase penggunaan lahan milik responden di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
32
25
Jumlah dan persentase luas tanah bangunan yang ditinggali di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
34
xvi
xvii
26
Jumlah dan persentase tingkat pendidikan istri dan anak di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
36
27
Jumlah dan persentase tingkat pendapatan responden di Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
36
28
Jumlah dan persentase tingkat pengeluaran responden di Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
37
29
Jumlah dan persentase umur responden di Desa Pangkal Jaya tahun
2015
39
30
Jumlah dan persentase kegiatan sosial yang dilakukan responden di
Desa Pangkal Jaya tahun 2015
40
31
Jumlah dan persentase frekuensi kegiatan sosial yang dilakukan
responden di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
40
32
Jumlah dan persentase liburan yang dilakukan responden di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
41
33
Jumlah dan persentase media hiburan televisi yang dimiliki responden
di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
41
34
Jumlah dan persentase olahraga sepakbola yang dilakukan responden
di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
42
35
Jumlah dan persentase media komunikasi handphone yang dimiliki
responden di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
42
36
Jumlah dan persentase jenis lantai bangunan tempat tinggal responden
di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
43
37
Jumlah dan persentase jenis dinding bangunan tempat tinggal
responden di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
43
38
Persentase persepsi aktivitas di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
45
39
Persentase persepsi minat di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
46
40
Persentase persepsi opini di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
47
41
Jumlah dan persentase tingkat gaya hidup responden di Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
47
42
Hasil uji korelasi Rank Spearman dampak industri pertambangan
dengan respons masyarakat
50
43
Hasil uji korelasi Rank Spearman respons masyarakat dengan gaya
hidup
51
xviii
xix
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
Kerangka pemikiran
Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati
Pendidikan terakhir responden
10
33
35
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
Jadwal pelaksanaan penelitian
Sketsa Desa Pangkal Jaya
Hasil uji reliabilitas dan uji korelasi Rank Spearman
Hasil reduksi data kualitatif berdasarkan topik terkait Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
Deskripsi statistik pengeluaran pangan di Desa Pangkal Jaya tahun
2015
58
59
60
61
6
Deskripsi statistik pengeluaran sandang di Desa Pangkal Jaya tahun
2015
65
7
Riwayat Hidup
66
5
62
111
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya
jumlah pengangguran terbuka dalam periode beberapa tahun terakhir ini terus
meningkat. Selain itu masalah yang dihadapi Indonesia adalah pendapatan
perkapita yang masih rendah dibandingkan dengan negara berkembang lainnya
seperti Thailand dan Malaysia. Salah satu alternatif yang mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan pendapatan adalah dengan mengembangkan
sektor yang potensial. Salah satu sektor yang potensial tersebut adalah sektor
industri. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan
nasional dalam menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan
terhadap
kehidupan
masyarakat.
Perubahan
tersebut
meliputi
dampak pembangunan industri terhadap sosial ekonomi masyarakat dan
lingkungan sekitar industri. Menurut data statistik dari BPS (Biro Pusat Statistik)
tahun 2013 angka produksi minyak bumi dan gas alam terus menurun dari tahun
ke tahun. Demikian dengan angka produksi bahan tambang emas terus menurun
dalam 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013
produksi emas per kg berturut-turut 127.716, 106.316, 76.763, 69.291 dan 59.066.
Data tersebut menujukan penurunan produksi hasil tambang yang signifikan. Oleh
karena itu diperlukan adanya penanggulangan baik dalam menghadapi masalah
kelangkaan minyak bumi maupun hasil tambang seperti emas. Karena diramalkan
dalam beberapa tahun kedepan sumberdaya tersebut akan habis.
Pengembangan industri yang berkembang pesat menjadi perhatian
pemerintah. Hal ini dibuktikan sejalan dengan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 yaitu Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara. Peraturan ini meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan usaha pertambangan, perlu mewajibkan modal asing untuk mengalihkan
sebagian sahamnya kepada Indonesia. Menurut Sulistyaningsih (2013)
pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan tidak
langsung, pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan
pengaruh tidak langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian penduduk
setempat ke bidang industri dan jasa/perdagangan. Pengaruh langsung dan tidak
langsung tersebut juga ada yang positif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah
menciptakan keanekaragaman kehidupan ekonomi dan menciptakan lapangan
kerja baru yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan pengaruh
negatifnya adalah munculnya kecemburuan sosial dari pemuda setempat karena
adanya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. Pengaruh negatif lainnya
adalah berkurangnya lahan pertanian yang menyebabkan petani yang hanya
memiliki sedikit lahan dan tidak memiliki keterampilan serta tingkat pendidikan
yang rendah menjadi tersingkir.
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat akan menimbulkan
ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada didalam masyarakat, sehingga
menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat
2
yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah mencapai peradaban tertentu,
berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai
tahap tertentu yang diakui tingkat IPTEK dan unsur budaya lainnya. Dengan
demikian, masyarakat tadi telah mengalami proses perubahan sosial yang berarti,
sehingga taraf kehidupannya makin kompleks. Proses tersebut tidak terlepas dari
berbagai perkembangan, perubahan, dan pertumbuhan yang meliputi aspek-aspek
demografi, ekonomi, organisasi, politik, IPTEK dan lainnya.
Minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidup dan
barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Gaya hidup
seseorang berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lainnya, ada orang
yang cepat mengikuti perubahan gaya hidup atau trend masa kini dan ada juga
orang yang tidak terlalu memperhatikan hal tersebut. Orang yang mengutamakan
gaya hidup akan selalu berusaha mengikuti perkembangan produk masa kini,
walaupun untuk memperolehnya harus mengeluarkan biaya yang cukup besar
asalkan dapat mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup konsumtif adalah gaya
hidup yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, hal ini terjadi
pada kehidupan masyarakat yang telah mengalami perubahan secara signifikan
semenjak adanya industrialisasi. Istilah gaya hidup konsumtif diartikan sebagai
aktifitas yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan
menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa, yang menjadi masalah ketika
kecenderungan yang sebenarnya wajar pada masyarakat ini dilakukan secara
berlebihan. Budaya konsumen atau mengkonsumsi barang dan gaya hidup
masyarakat kita sudah jauh mengalami perubahan, menuju budaya dan perilaku
kehidupan yang konsumtif. Perilaku dan gaya hidup konsumtif ternyata bukan
hanya milik orang kaya dan orang kota, melainkan juga ditiru bahkan dilkakukan
oleh kelompok kelas bawah dan masyarakat yang ada di desa. Hal ini sudah
dirasakan dan membudaya di masyarakat.
Desa Pangkal Jaya merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah lebih kurang 377 hektar
dengan jarak 2 kilometer dari ibukota kecamatan, 45 kilometer dari ibukota
kabupaten dan 187 kilometer dari ibukota propinsi. Desa Pangkal Jaya terletak di
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Desa Pangkal Jaya merupakan wilayah
pongkor penambangan emas sehingga banyak terdapat penambang liar (gurandil)
sebagai mata pencaharian penduduk sekitar. Kegiatan dan usaha pertambangan
yang terus meningkat pada dasarnya memberikan lapangan pekerjaan yang
bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat pedesaan.
Kondisi tersebut secara langsung akan berdampak pada kecenderungan
berperilaku dan modernisasi masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, pertanyaan
yang akan dibahas dalam proposal penelitian ini adalah sejauhmana dampak
industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat pedesaan.
3
Masalah Penelitian
Menurut Purwanto (2003), pembangunan industri di pedesaan akan
membawa dampak seperti penyempitan lahan pertanian, peningkatan arus migrasi,
terbukanya desa bagi kegiatan ekonomi dan munculnya peluang kerja dan
berusaha di bidang non pertanian. Hal tersebut berdampak pada makin banyaknya
pendatang yang bekerja di pabrik-pabrik, di kawasan industri, menyebabkan
kepadatan penduduk meningkat. Lahan pertanian yang makin sempit akibat alih
fungsi lahan untuk pembangunan industri dan sarana penunjangnya dipaksa untuk
menampung jumah penduduk yang terus meningkat sehingga mengakibatkan
merosotnya kegiatan ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian. Oleh karena
itu, menjadi penting bagi peneliti untuk menganalisis sejauh mana dampak
industri pertambangan mempengaruhi respon masyarakat?
Gaya hidup menurut Plummer (2003) adalah cara hidup yang diidentifikasi
melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat seseorang. Penilaian gaya hidup
dapat dilakukan melalui analisa psikografik. Psikografik merupakan teknik
analisis untuk mengetahui gaya hidup konsumen sehingga dapat dikelompokkan
berdasarkan karakteristik gaya hidupnya. Gaya hidup merupakan sebuah
penggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya (Kottler, 2002). Menurut Susanto (2010) gaya hidup adalah
perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap
seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu
banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagainya. Sumarwan (2003) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang
mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Oleh karena itu, menjadi penting
bagi peneliti untuk menganalisis sejauh mana respons masyarakat
mempengaruhi gaya hidup masyarakat?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menganalisis pengaruh dampak
industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat pedesaan dan secara
khusus untuk:
1. Menganalisis sejauh mana dampak industri pertambangan mempengaruhi
respons masyarakat di pedesaan.
2. Menganalisis sejauh mana respons masyarakat mempengaruhi gaya hidup
masyarakat pedesaan.
4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak
yang berminat maupun yang terkait dengan masalah petani dalam penerapan
strategi nafkah petani, khususnya kepada :
1. Civitas Akademika untuk memperoleh pengetahuan tentang dampak
industri pertambangan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
pedesaan. Hasil penelitian dapat menjadi salah satu sumber informasi
mengenai hubungan dampak industri pedesaan, respons masyarakat dan
gaya hidup serta menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dalam
kajian ilmu pengetahuan mengenai Peti dan gaya hidup.
2. Masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tentang dampak industri
pertambangan dan perubahan gaya hidup. Penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai dampak
indsutri pertambangan liar di daerah sekitar tempat tinggal mereka. Selain
itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan masyarakat untuk
lebih memahami keterlibatan dan peran mereka dalam respons masyarakat
dan gaya hidup.
3. Pemerintah untuk menyusun arah kebijakan mengenai industri
pertambangan terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
menyusun dan mengambil keputusan berkaitan dengan Pertambangan
Emas Tanpa Izin (Peti) agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
dapat turut berkontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat khususnya komunitas gurandil.
5
PENDEKATAN TEORETIS
Tinjauan Pustaka
Dampak Industri Pertambangan
Industri mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan
pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua
usaha dan kegiatan dibidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan
pengertian secara sempit, industri atau industri pengolahan adalah suatu kegiatan
yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam hal ini termasuk
kegiatan jasa industri dan pekerja perakitan (assembling). Dalam istilah ekonomi,
industri mempunyai dua pengertian. Pertama, industri merupakan himpunan
perusahaan-perusahaan sejenis, contoh industri kertas berarti himpunan
perusahaan-perusahaan penghasil kertas. Kedua, industri adalah sektor ekonomi
yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah barang mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Yustika (2000) menyatakan bahwa
pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan
berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja yang dari semula bermata
pencaharian utama pada sektor pertanian, bergeser ke sektor lain seperti pada
sektor industri, serta perdagangan dan jasa.
Ketika satu negara telah mencapai tahapan dimana sektor industri sebagai
leading sector maka dapat dikatakan negara tersebut sudah mengalami
industrialisasi (Yustika, 2000). Dapat dikatakan bahwa industrialisasi sebagai
transformasi struktural dalam suatu negara. Oleh sebab itu, proses industrialisasi
dapat didefenisikan sebagai proses perubahan struktur ekonomi dimana terdapat
kenaikan kontribusi sektor industri dalam permintaan konsumen, PDB, ekspor dan
kesempatan kerja (Chenery, 1996). Industrialisasi dalam pengertian lain adalah
proses modernisasi ekonomi yang mencakup seluruk sektor ekonomi yang
mempunyai kaitan satu sama lain dengan industri pengolahan. Artinya
industrialisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi
dengan sektor industri pengolahan sebagai leading sector. Rahardjo (1984)
menyatakan bahwa proses industrialisasi berpengaruh lebih luas lagi yaitu
membawa gejala ekonomi berupa perkembangan infrastruktur dan perdagangan
dengan proses kapitalisasi (akumulasi dan konsentrasi modal), persaingan
ekonomi, gejala sosial berupa demokratisasi dan pertentangan kelas, serta gejala
budaya berupa timbulnya gaya hidup yang produktif dan konsumtif, persepsi yang
rasional, antisipatif dan pragmatis. Akibatnya hubungan antar manusia (human
relations) menjadi berubah, demikian juga struktur sosial masyarakat di
sekitarnya. Industrialisasi yang semula sebagai sebuah sistem yang diterapkan
dalam usaha-usaha produksi pabrik, kemudian mempengaruhi komunitas
(masyarakat) secara keseluruhan. Adanya industri yang sering kali diikuti oleh
masuknya para pendatang baru di desa sebagai tenaga kerja berdampak pada
perubahan pemilikan dan pemanfaatan tanah. Terjadi jual-beli tanah pekarangan
maupun tanah sawah sebagai upaya untuk mendukung kegiatan perindustrian.
6
Menurut Purwanto (2003), pembangunan industri di pedesaan akan
membawa dampak seperti penyempitan lahan pertanian, peningkatan arus migrasi,
terbukanya desa bagi kegiatan ekonomi dan munculnya peluang kerja dan
berusaha di bidang non pertanian. Hal tersebut berdampak pada makin banyaknya
pendatang yang bekerja di pabrik-pabrik, di kawasan industri, menyebabkan
kepadatan penduduk meningkat. Lahan pertanian yang makin sempit akibat alih
fungsi lahan untuk pembangunan industri dan sarana penunjangnya dipaksa untuk
menampung jumah penduduk yang terus meningkat sehingga mengakibatkan
merosotnya kegiatan ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian. Namun di sisi
lain, hal yang juga tak bisa dipungkiri, masuknya industri ini juga membuka
peluang bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Tabel 1 Perbandingan konsep indikator industrialisasi
Chenery (1996)
Rahardjo (1984)
Purwanto (2003)
Kenaikan
Permintaan
Terbukanya Kegiatan
Ekspor
Ekonomi
Kenaikan Kesempatan Perkembangan
Muncul Peluang Kerja
Kerja
Perdagangan
Bidang Non Pertanian
Perkembangan
Penyempitan Lahan
Infrastruktur
Pertanian
Pertentangan Kelas
Gaya Hidup Konsumtif
Peningkatan Arus Migrasi
Respons Masyarakat
Purwanto (2003) memaparkan jika kehadiran industri di suatu wilayah
pasti akan menimbulkan reaksi dari masyarakat sebagai bentuk responnya.
Berbagai perubahan yang terjadi akibat respons terhadap pembangunan industri
dan dampak yang menyertainya akan beragam tergantung pada definisi subyektif
yang dipengaruhi kepentingan pribadi dan nilai sosial dari masyarakat yang
bersangkutan. Proses merespons terlebih dulu diawali dengan interpretasi
masyarakat. Dalam hal ini bagaimana interpretasi masyarakat atas industri yang
ada di lingkungannya. Di dalam proses pendifinisian gejala pembangunan industri
tersebut terlibat pula kepentingan pribadi dan nilai-nilai sosial yang dianut
masing-masing warga tersebut. Dalam penelitian Sulasmono (1994) dilihat jika
respon kaitannya dengan definisi subyektif seseorang hanyalah kepentingan
ekonomi dan kepentingan politik. Kelas atas masyarakat cenderung lebih siap
untuk merespon peluang-peluang usaha yang muncul. Faktor pengalaman (sudah
menekuni dunia usaha) dan ketersediaan modal yang umumnya dimiliki kelas atas
membuat mereka lebih siap menangkap peluang. Kehadiran industri besar
semakin memperbesar peluang warga kelas atas untuk mengakumulasi kekayaan
lewat dunia usaha. Kelas bawah masyarakat tidak siap memanfaatkan peluang
usaha yang ada karena tiadanya modal (dahulukan selamat, takut mengambil
resiko).
Purwanto (2003) menyatakan bahwa berbagai perubahan yang terjadi
akibat masuknya industri ini menjadi faktor pendorong (stimulus) bagi
masyarakat petani untuk melakukan perubahan atau penyesuaian dalam aktivitas
ekonomi keluarganya. Adapun menurut Sulasmono (1994) bahwa faktor status
7
politik berpengaruh pada kemampuan warga masyarakat untuk merespons
peluang-peluang yang bersifat terbatas. Pemanfaatan peluang terbatas (seperti
menjadi pegawai kantor dan Satkam pabrik, atau memasok makanan pekerja
pabrik dan memperdagangkan limbah padat industri) memerlukan koneksi dengan
pihak pabrik. Oleh karena itu elit formal lebih mampu merespons peluangpeluang yang bersifat terbatas tersebut. Bentuk responnya seperti antara lain
menyediakan tempat pemondokan, transportasi ojek atau mendirikan toko dan
warung untuk memenuhi kebutuhan para pekerja pabrik. Latar belakang
keagamaan juga mempengaruhi respon masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung
dan menginternal dalam masyarakat dapat mendorong masyarakat untuk menutup
diri atau juga bahkan terbuka karena memang diperbolehkan oleh agama. Terkait
ini menarik untuk melihat hasil penelitian Sulasmono (1994) mengungkapkan
bahwa tidak terdapat petunjuk bahwa agama berpengaruh terhadap bentuk-bentuk
respons masyarakat terhadap pembangunan industri besar dan akibat-akibat
iringannya. Sikap menutup diri warga Abangan terhadap kaum pendatang, bukan
dipengaruhi oleh status mereka sebagai orang Abangan, tetapi lebih berkaitan
dengan status mereka sebagai bekas anggota partai terlarang.
Tabel 2 Perbandingan Konsep Indikator Respon Masyarakat Terhadap
Industrialisasi
Purwanto (2003)
jual beli lahan
tingkat pendidikan meningkat
tingkat pendapatan meningkat
Sulasmono (1994)
Pemanfaatan peluang terbatas
peluang-peluang usaha yang muncul
Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Winata (2006) didefinisikan secara luas bagaimana
orang-orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas-aktivitas), apa yang mereka
pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka (opini-opini).
Gaya hidup dapat dipandang sebagai pola unik dari hidup seseorang dimana
mempengaruhi dan direfleksikan dengan perilakunya. Jadi, gaya hidup adalah
pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya,
kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.
Gaya hidup mencakup lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang,
akan tetapi hal itu menyangkut keseluruhan bentuk tindakan dan interaksi
sepenuhnya. Penelitian gaya hidup dengan menggunakan variabel-variabel AIO
(activities, interests and opinions) telah digunakan sejak tahun 1970 oleh para
peneliti.
Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur
dibandingkan dibandingkan dengan kepribadian. Gaya hidup menurut (Engel,
Blackwell dan Miniard, 1995) didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan
menggunakan uang dan waktunya (pattern in which people live and spend time
and money). Psikografik merupakan konsep yang terkait dengan gaya hidup.
Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang
memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data
yang sangat besar. Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen
8
pasar. Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan
demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO
(activity, Interest, Opinion), yaitu pengukuran kegiatan, minat, dan pendapat
konsumen. Pendekatan psikografik sering dipakai produsen dalam
mempromosikan produknya (Sumarwan, 2003). Untuk memahami bagaimana
gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrumen untuk
mengukur gaya hidup yang berkembang, sebagaimana yang ditulis oleh Haryanto
(2005) dalam penelitiannya bahwa di dalam kajian literatur mengindikasikan tiga
pendekatan untuk mengeksplorasi profil gaya hidup yaitu Pendekatan analitis dan
sintesis, Pendekatan Value and Lifestyle (VALS), dan Pendekatan Activities,
Interests, and Opinions (AIO). Pendekatan analitis dan sintesis menjelaskan lima
dimensi untuk mengungkap gaya hidup, yaitu Morfologi, Hubungan sosial,
Domain, Makna, dan Style.
Penelitian Walker dan Li (2006) menemukan bahwa gaya hidup pada
masing-masing kelas yaitu kelas satu berorientasi pada sub-urban, gaya hidup
auto-oriented dengan tempat tinggal yang lebih besar, parkir offstreet, banyak
rumah single, dan waktu perjalanan ke tempat kerja lebih pendek, kualitas sekolah
yang bagus, tempat belanja menengah atas (toko khusus dan lapangan).
Christensen (2009) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel
karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda antara organisme, situasi atau
lingkungan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Activities,
Interests, and Opinions (AIO).
Gaya hidup merupakan sebuah penggambarkan keseluruhan diri seseorang
yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler, 2002). Menurut Susanto (2010)
gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan
kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang
berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di
masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya
hidup global dan lain sebagainya. Plummer (2003) gaya hidup adalah cara hidup
individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Gaya hidup
adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam
hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan,
dan cinta.
Gaya hidup merupakan ciri sebuah negara modern, atau yang biasa disebut
dengan modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat
modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan
tindakan sendiri atau orang lain. Gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang
membedakan antara satu orang dengan orang yang lain. Dalam interaksi sehari
hari kita bisa menerapkan suatu gagasan tentang gaya hidup tanpa perlu
menjelaskan apa yang dimaksud. Oleh sebab itu gaya hidup merupakan bagian
dari kehidupan sosial sehari hari dunia modern dan gaya hidup berfungsi dalam
interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang
tidak hidup dalam masyarakat modern. Dari berbagai pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan
dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan
bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup
9
dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor
demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan
dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator
penyusunnya dari karakteristik konsumen. Perubahan sosial, baik pada fungsi
maupun struktur sosial yang di dukung oleh nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaan adalah terjadi sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas.
Nilai dan norma-norma kebudayaan itu tidak mudah diubah begitu saja, karena
diintroyeksikan dalam jiwa dan keyakinan para anggota masyarakat seperti halnya
terjadi dalam proses sosialisasi. Dalam rangka menguraikan dan membahas suatu
gejala kehidupan manusia yang disebut perubahan sosial, akan dapat bermanfaat
bila berasumsi bahwa perubahan adalah normal, wajar, pada dasarnya tidak
mengandung trauma, terdapat pula perubahan yang beraneka ragam, dan terbuka
bagi setiap masyarakat.
Tabel 3 Perbandingan konsep indikator gaya hidup
Walker (2006)
Aktivitas:
- Bekerja
- Kegiatan Sosial
- Komunitas
- Liburan
- Hiburan
Susanto (2010)
Aktivitas:
- Bekerja
- Kegiatan Sosial
- Komunitas
- Liburan
- Hiburan
- Olahraga
- Belanja
Minat:
- Media informasi
- Keluarga
- Rumah
- Pekerjaan
- Rekreasi
Minat:
- Media informasi
- Keluarga
- Rumah
- Pekerjaan
- Rekreasi
- Gaya
- Makanan
- Pencapaian
Opini:
- Masa Depan
- Diri Sendiri
- Pendidikan
- Budaya
- Karakteristik Bangunan
- Desain
- Ekonomi
- Lokasi
Pendapat:
- Masa Depan
- Diri Sendiri
- Pendidikan
- Budaya
- Karakteristik Bangunan
- Desain
- Ekonomi
- Lokasi
- Produk
Kottler (2002)
Aktivitas:
- Pekerjaan
- Hobi
- Kegiatan Sosial
- Liburan
- Hiburan
- Keanggotaan Klub
- Komunitas
-Belanja
- Olahraga
Minat:
- Keluarga
- Rumah
- Pekerjaan
- Komunitas
- Rekreasi
- Fashion
- Makanan
- Media
- Pencapaian
Opini :
- Terhadap Diri Sendiri
- Isu-isu Sosial
- Politik
- Bisnis
- Ekonomi
- Pendidikan
- Produk-produk
- Masa Depan
- Kebudayaan
10
Kerangka Pemikiran
Tujuan dari penelitian ini salah satunya adalah mengetahui adanya
hubungan antara dampak industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat
pedesaan. Berdasarkan kerangka analisis adanya kebijakan pertambangan dapat
mempengaruhi berkembangnya sektor industri pertambangan. Pembangunan
industri pedesaan yang demikian tentu akan menimbulkan dampak pada daerah
dimana industri tersebut berada. Namun yang jelas kehadiran industri tersebut
menimbulkan kesempatan semakin terbukanya untuk bekerja di luar bidang
pertanian, yang sebelumnya merupakan bidang pekerjaan yang dominan. Dari
dampak tersebut menimbulkan respon dari masyarakat. Kehadiran industri tidak
dapat dipungkiri menarik arus migrasi penduduk untuk bekerja sebagai gurandil.
Masyarakat desa yang sudah banyak bekerja sebagai gurandil dan juga ditambah
lahan pertanian yang sudah menurun karena tersingkir oleh pabrik industri
menimbulkan kesempatan kerja di bidang pertanian menjadi semakin rendah.
Maka terjadilah perubahan pemilikan tanah yang diperoleh dari para petani
maupun penduduk asli pemilik lahan tersebut. Demikian respon lain masyarakat
dengan bertambahnya mata pencaharian baru didesanya. Kehadiran industri
berakibat pada perubahan sosial ekonomi yang meliputi kegiatan ekonomi, psikis
dan relasi sosial. Perubahan pada pemilikan dan pemanfaatan lahan berimbas juga
pada perubahan profesi, perubahan pendapatan dan pengeluaran. Perubahan ini
menyebabkan pula pada perubahan pendapatan. Dengan hadirnya industri ini
ternyata mempunyai pengaruh terhadap kondisi psikologis masyarakat.
Begitupula dengan modernisasi yang terjadi akan sangat berdampak pada gaya
hidup yang berbeda dengan sebelumnya. Gaya hidup yang diukur dari minat,
aktivitas, dan pendapat seseorang dapat diukur apakah gaya hidup masyarakat
tersebut tinggi atau rendah. Respons masyarakat dengan adanya jual beli lahan,
tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran dan tingkat pendapatan yang meningkat
juga sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat pedesaan.
X1. Dampak Industri
Pertambangan:
X1.1 Tingkat
Kesempatan Kerja
X1.2 Tingkat Migrasi
Kebijakan
Industri
Pertambangan
X2.
Respons
Masyarakat:
X2.1 Tingkat Jual
Lahan
X2.2Tingkat Beli
Lahan
X2.3 Tingkat
Pendidikan
X2.4 Tingkat
Pendapatan
X2.5 Tingkat
Pengeluaran
Keterangan:
: Hubungan (kuantitatif)
: Hubungan (kualitatif)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Y. Gaya Hidup:
Y1. Tingkat
Aktivitas
Y2. Tingkat Minat
Y3. Tingkat Opini
11
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas, maka
hipotesis penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1. H0: Tidak terdapat hubungan antara dampak industri pertambangan
dengan respon masyarakat pedesaan
H1: Terdapat hubungan antara dampak industri pertambangan dengan
respon masyarakat pedesaan
2. H0: Tidak terdapat hubungan antara respons masyarakat dengan gaya
hidup masyarakat pedesaan
H1: Terdapat hubungan antara respons masyarakat dengan gaya hidup
masyarakat pedesaan
Definisi Operasional
Dampak Industri Pertambangan
Rahardjo (1984) menyatakan bahwa proses industrialisasi berpengaruh
lebih luas lagi yaitu membawa gejala ekonomi berupa perkembangan infrastruktur
dan perdagangan dengan proses kapitalisasi (akumulasi dan konsentrasi modal),
persaingan ekonomi, gejala sosial berupa demokratisasi dan pertentangan kelas,
serta gejala budaya berupa timbulnya gaya hidup yang produktif dan konsumtif,
persepsi yang rasional, antisipatif dan pragmatis. Akibatnya hubungan antar
manusia (human relations) menjadi berubah, demikian juga struktur sosial
masyarakat di sekitarnya.
Tabel 4 Definisi operasional dampak industri pertambangan
No
Variabel
Definisi
Indikator
Operasional
1
Tingkat
Pekerjaan utama
1: PNS POLRI
Kesempatan dalam perolehan
2: Swasta
Kerja
pendapatan utama
3:Pedagang
dalam KK
4: Buruh
5: Petani
6: Wiraswasta
7: Ternak
2
Tingkat
Migrasi
Migrasi adalah
proses perpindahan
penduduk atau
gerak penduduk
dari luar desa ke
desa peneliti yang
dinyatakan dalam
jiwa
Jenis
Data
Ordinal
8:Tidak Bekerja
X ≤ ½ SD : Ordinal
rendah
½ SD < X < ½
SD : sedang
X ≥ ½ SD :
tinggi
Hasil Lapangan:
Rendah: migrasi
≤ 1.319
Sumber
Rujukan
Kariyasa,
Siregar,
Suradisa
stra, dan
Yusdja
BPS
(2005)
12
Sedang: 1.319 <
migrasi < 1.821
Tinggi: migrasi
≥ 1.821
Respons Masyarakat
Purwanto (2003) memaparkan jika kehadiran industri di suatu wilayah
pasti akan menimbulkan reaksi dari masyarakat sebagai bentuk responnya.
Berbagai perubahan yang terjadi akibat respons terhadap pembangunan industri
dan dampak yang menyertainya akan beragam tergantung pada definisi subyektif
yang dipengaruhi kepentingan pribadi dan nilai sosial dari masyarakat yang
bersangkutan.
Tabel 5 Definisi operasional respons masyarakat
No
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
1
Tingkat
Lahan
Jual Jual beli lahan
adalah luas lahan
yang dijual atau
dibeli oleh rumah
tangga, diukur
dengan meter
persegi (m2)
2
Tingkat
Pendapatan
Rata-rata hasil (X)
kerja berupa uang
yang diperoleh tiap
individu per bulan,
tingkat pendapatan
diukur berdasarkan
rataan pendapatan
rumah tangga
responden
Jenis
Data
X ≤ ½ SD : Ordinal
rendah
½ SD < X <
½
SD
:
sedang
X ≥ ½ SD :
tinggi
Hasil
lapangan:
Rendah : luas
tanah ≤ 35 m2
Sedang : 35
m2 < luas
tanah < Rp
60 m2
Tinggi : luas
tanah ≥ Rp
60 m2
X ≤ ½ SD : Ordinal
rendah
½ SD < X <
½
SD
:
sedang
X ≥ ½ SD :
tinggi
Hasil
lapangan:
Rendah :
pendapatan ≤
Rp
Sumber
Rujukan
BPS
(2005)
BPS
(2005)
13
3
Tingkat
Pendidikan
4
Tingkat
Pengeluaran
Menurut UU
Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003
Tingkat pendidikan
atau sering disebut
dengan jenjang
pendidikan adalah
tahapan pendidikan
yang ditetapkan
berdasarkan tingkat
perkembangan
peserta didik, tujuan
yang akan dicapai
dan kemampuan
yang dikembangkan.
Jenjang pendidikan
formal terdiri dari
pendidikan dasar,
pendidikan
menengah dan
pendidikan tinggi
Rata-rata (X)
konsumsi/pengeluara
n untuk pemenuhan
kebutuhan pangan,
pendidikan dan
kesehatan (nonpangan). Pengukuran
tingkat pengeluaran
didasarkan pada
pengeluaran rumah
tangga responden
untuk pemenuhan
kebutuhan pangan
dan pendidikan dan
jasa (non-pangan).
1.932.174,6,Sedang : Rp
1.932.174,6,< pendapatan
< Rp
4.612.968,3,Tinggi
:
pendapatan ≥
Rp
4.612.968,3,1.SD
Ordinal
2. SMP
3. SMA
4. Kuliah
5 Pendidikan
Non Formal
X ≤ ½ SD : Ordinal
rendah
½ SD < X <
½
SD
:
sedang
X ≥ ½ SD :
tinggi
Hasil
Lapangan:
Rendah :
pengeluaran
≤ Rp
1.324.317,8,Sedang : Rp
1.324.317 <
pengeluaran
< Rp
BPS
(2005)
BPS
(2005)
14
6.615.339,3,Tinggi
:
pengeluaran
≥
Rp
6.615.339,3,Gaya Hidup
Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur
dibandingkan dibandingkan dengan kepribadian. Gaya hidup menurut (Engel,
Blackwell dan Miniard, 2005) didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan
menggunakan uang dan waktunya (pattern in which people live and spend time
and money). Plummer (2003) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang
mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Activities, Interests, and Opinions (AIO).
Tabel 6 Definisi operasional gaya hidup
No
Variabel
Definisi Operasional
1
Kegiatan
Sosial
Kegiatan seseorang
dalam
memanfaatkan
waktunya untuk
membantu orang lain
2
Liburan
3
Hiburan
4
Komunitas
5
Olahraga
Kegiatan seseorang
dalam memanfaatkan
waktunya untuk
berekreasi
Kegiatan seseorang
dalam memanfaatkan
waktunya untuk
melepas kejenuhan
Kegiatan seseorang
bersama
sekelompok orang
dalam
memanfaatkan
waktunya untuk
masyarakat dan
lingkungan
Kegiatan seseorang
dalam memanfaatkan
waktunya untuk
berolahraga
Indikator
1.Posyandu
2.Donor
Darah
3.Kerja Bakti
4.Karang
Taruna
5.Pengajian
1.Tempat
Rekreasi
2.Menonton
bioskop
1. Televisi
2. Koran
3. Majalah
4. Radio
1.Pengajian
2.Karang
Taruna
3.Posyandu
1.Bulu
Tangkis
2.Basket
3.Sepak Bola
Jenis
Data
Ordinal
Sumber
Rujukan
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
15
6
7
Media
Komunikasi
Alat komunikasi dan
teknologi yang
digunakan untuk
berinteraksi sosial
Jenis lantai Merupakan jenis
bangunan
lantai bangunan
tempat
terluas yang menjadi
tinggal
tempat tinggal rumah
tangga.
8
Jenis
dinding
terluas
Merupakan jenis
dinding bangunan
terluas yang menjadi
tempat tinggal rumah
tangga.
9
Aktivitas
Berbagai jenis
kegiatan yang
dilakukan seseorang
untuk memanfaatkan
waktunya
10
Minat
Berbagai prioritas
yang dianggap
seseorang penting
disekitarnya
11
Opini
Pandangan-pandangan
seseorang, baik
terhadap diri sendiri
maupun lingkungan
sekitar
4.Voli
5.Lainnya
1.Handphone Ordinal Kottler
2.Radio
(2002)
3.Internet
4.Telepon
1.Tanah
Ordinal BPS
2.Bambu
(2005)
3.Kayu
murah
4.Kayu
mahal
5.Keramik
1.Rumbia
Ordinal BPS
2.Bambu
(2005)
3.Kayu
kualitas
rendah
4.Tembok bata
5.Tembok
beton
1. Sangat
Tidak Setuju
2. Tidak
Setuju
3. Setuju
4. Sangat
Setuju
1. Sangat
Tidak Setuju
2. Tidak
Setuju
3. Setuju
4. Sangat
Setuju
1. Sangat
Tidak Setuju
2. Tidak
Setuju
3. Setuju
4. Sangat
Setuju
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
16
17
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data
kualitatif. Penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan penelitian sensus
individu masyarakat. Metode kuantitatif dilakukan melalui pengisian kuesioner.
Pendekatan kuantitatif ini diharapkan dapat menjawab bagaimana hubungan
industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat di Desa Pangkal Jaya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Data kualitatif dikumpulkan dengan
menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan. Hasil uraian
dijelaskan secara inferensial dan terfokus pada hubungan antara variabel dampak
industrialisasi, respons masyarakat dan gaya hidup untuk menguji hipotesa.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor. Wilayah ini termasuk dalam wilayah pengembangan industri.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan karena adanya pengembangan industri di
Desa Pangkal Jaya yaitu dengan adanya penambangan emas. Penelitian
dilaksanakan dalam waktu tiga bulan, terhitung mulai bulan Januari 2015 sampai
dengan Maret 2015. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi,
kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan
perbaikan laporan skripsi.
Teknik Pengambilan Responden dan Informan
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat yang bekerja sebagai
penambang tanpa izin yang ada di Desa Pangkal Jaya Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor. Berdasarkan populasi tersebut, dibentuklah kerangka sampling
dari masyarakat Desa Pangkal Jaya yang terdiri dari beberapa kampung.
Selanjutnya ditentukan sampel penelitian sebanyak 35 orang responden.
Pengambilan sample atau responden dalam penelitian ini menggunakan teknik
“simple random sampling”. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu.
Pada awalnya, teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan jumlah populasi
masyarakat yang ada di Desa Pangkal Jaya yang bekerja sebagai penambang liar
kemudian dibentuk kerangka sampel dan diberi nomor urut pada seluruh daftar
populasi yang terdapat dalam kerangka sampel tersebut dan di acak dengan
menggunakan Microsoft Exel untuk memilih 35 responden. Informan adalah
orang yang menceritakan tentang lingkungannya atau pihak-pihak lain. Adapun
informan yang diambil adalah instansi terkait dalam penelitian ini seperti kantor
Desa Pangkal Jaya Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, tokoh masyarakat
seperti ketua RT, ketua RW, serta masyarakat yang memiliki pengaruh kuat di
dalam desa tersebut. Informan juga dikatakan sebagai pihak yang dapat
mendukung keberlangsungan informasi penelitian secara lancar.
18
Tabel 7 Pemilihan informan
Kerangka Berfikir
Dampak Industri Pertambangan
Respons Masyarakat
Gaya Hidup
Informan
-Ketua RT/RW
-Pak Usup
-Gurandil
-Ketua RT/RW
-Pak Jaya
-Gurandil
-Pak Heri
-Gurandil
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pengambilan data primer dan sekunder, wawancara mendalam kepada
responden dan informan, melakukan pengamatan berperan serta secara langsung
dilapangan dan penyebaran kuesioner.
Tabel 8 Jenis dan metode pengumpulan data
No
1
Kebutuhan data
Survei
(sumber data)
Sensus Gurandil
yang ada ditempat
Sumber data dari
sensus gurandil
Metode
Data sekunder
(sumber data)
-
Peta desa dan data
Sumber data dari
monografi
Desa
kantor Desa Lulut
Pangkal Jaya
Dampak industri Sumber data dari
pertambangan
wawancara
kepada
responden
menggunakan
panduan kuesioner
2
3
Respons
masyarakat
4
5
Sumber data dari
wawancara
kepada
responden
menggunakan
panduan kuesioner
Gaya
hidup Sumber data dari
masyarakat
wawancara
kepada
gurandil
responden
menggunakan
panduan kuesioner
-
-
Wawancara
mendalam (sumber
data)
Sumber data dari
wawancara
mendalam
kepada
informan
dengan
panduan pertanyaan
Sumber data dari
wawancara
mendalam
kepada
informan
dengan
panduan pertanyaan.
Sumber data dari
wawancara
mendalam
kepada
informan
dengan
panduan pertanyaan.
19
Pengamatan dilakukan agar penelit
DAMPAK INDUSTRI PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI
GURANDIL
(Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor)
AMI KUSUMA HANDAYANI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Industri
Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Gurandil Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2015
Ami Kusuma Handayani
NIM I34110054
ii
iii
ABSTRAK
AMI KUSUMA HANDAYANI. Dampak Industri Pertambangan Emas Tanp Izin
terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil Kasus Desa Pangkal Jaya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh IVANOVICH
AGUSTA.
Kehadiran industri di suatu wilayah pasti akan menimbulkan reaksi dari
masyarakat sebagai bentuk responnya. Berbagai perubahan yang terjadi akibat
respons terhadap pembangunan industri dan dampak yang menyertainya akan
beragam tergantung pada definisi subyektif yang dipengaruhi kepentingan pribadi
dan nilai sosial masyarakat. Dampak industri pertambangan dapat mempengaruhi
gaya hidup masyarakat pedesaan dilihat dari perubahan aspek aktivitas, minat, dan
pendapat seseorang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
acak sederhana (simple random sampling) dan menggunakan rank Spearman
untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hasil dari penelitian ini adalah
adanya dampak industri pertambangan yang tinggi dilihat dari perubahan tingkat
kesempatan kerja menjadi penambang liar. Terdapat hubungan positif yang
sedang antara dampak industri pertambangan dengan respons masyarakat karena
masyarakat mengalami perubahan yang tinggi dilihat dari kesempatan kerja,
tingkat pengeluaran dan tingkat pendapatan. Begitupun dengan respons
masyarakat dengan gaya hidup terdapat hubungan positif yang sedang
dikarenakan perubahan gaya hidup masyarakat yang tinggi.
Kata Kunci: industri, pertambangan, gaya hidup, respons masyarakat
ABSTRACT
AMI KUSUMA HANDAYANI. Gold mining without authorization effect toward
gurandil social and economy life case of Pangkal Jaya Village, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor. Supervised by IVANOVICH AGUSTA.
Rural industrialization was synergy in order to promote the economic
empowerment of rural farmers.Various changes that occur in response to
industrial development and the accompanying impact will vary depending on a
subjective definition of the affected private interests and social values of the
society. The impact of the mining industry can affect people's lifestyles
countryside views of change aspects activities, interests, and one person's opinion.
The method used in this study is a randomized method (simple random sampling)
and using the Spearman rank to analyze the relationship between variables. The
results of this study is the impact of the mining industry seen from the change rate
of employment become illegal miners. There is a moderate positive relationship
between the impact of the mining industry to the community because the
community's response to the changes lofty views of employment, the level of
expenditure and income level. Likewise with the public response to the lifestyle
there is a positive relationship are due to changes in lifestyle society.
Keywords: industry, mining, lifestyle, community response
iv
v
DAMPAK INDUSTRI PERTAMBANGAN EMAS TANPA IZIN
TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL DAN EKONOMI
GURANDIL
(Kasus Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor)
AMI KUSUMA HANDAYANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
vi
vii
Judul Skripsi : Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin terhadap
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Gurandil Kasus Desa Pangkal Jaya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Nama
: Ami Kusuma Handayani
NIM
: I34110054
Disetujui oleh
Dr Ivanovich Agusta, SP MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
viii
ix
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Skripsi berjudul “Dampak Industri Pertambangan Emas Tanpa Izin
terhadap Kehidupann Sosial dan Ekonomi Gurandil Kasus Desa Pangkal Jaya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor” ini dengan baik. Laporan ini disusun
sebagai syarat pelaksanaan penelitian pada Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Selain itu laporan ini juga disusun sebagai bentuk kepedulian penulis terhadap
masyarakat pedesaan khususnya dalam bidang pertanian dan sangat berguna
dalam memperluas wawasan penulis dalam menganalisis hubungan pengaruh
industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat pedesaan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
karena dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada:
1. Masyarakat Desa Pangkal Jaya, khususnya tiga puluh lima responden
gurandil dan beberapa informan yang sudah bersedia merelakan sedikit
waktu untuk memberikan informasi yang bermanfaat untuk penulisan
skripsi.
2. Hormat dan terimakasih kepada orang tua tercinta Hj Dra Novi Andayani
Praptiningsih, MSi dan Ir Agung Nugroho Hartono, adik tersayang
Rahmatallah dan Hidayatullah yang selalu mendoakan dan senantiasa
melimpahkan kasih sayangnya kepada penulis.
3. Dr Ivanovich Agusta, SP Msi, dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak mencurahkan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan
yang sangat berarti selama penulisan skripsi ini.
4. Teman-teman tercinta Syahwil Hidayat, Fatimah Solihah, Sifna Audia
Qalabi, Mutiara Irfarinda, Yuana Zahra, Debby Faradiba, Singit dan I
Made Astu Pradnyana atas dukungan dan semangatnya layaknya keluarga.
5. Teman-teman BEM FEMA 2014/2015, khususnya Divisi Pengembangan
Olahrga Budaya dan Seni (PBOS) atas semangatnya.
6. Teman-teman seperjuangan SKPM 48 atas semangat dan kebersamaan
selama ini.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis dan pembaca dalam memahami lebih jauh tentang dampak industri
pertambangan.
Bogor, Mei 2015
Ami Kusuma Handayani
x
xi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Masalah Penelitian
3
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
4
PENDEKATAN TEORETIS
5
Tinjauan Pustaka
5
Konsep Dampak Industri Pertambangan
5
Konsep Respons Masyarakat
6
Konsep Gaya Hidup
7
Kerangka Pemikiran
11
Hipotesis Penelitian
11
Definisi Operasional
11
PENDEKATAN LAPANGAN
17
Metode Penelitian
17
Lokasi dan Waktu Penelitian
17
Teknik Pengambilan Responden dan Informan
17
Teknik Pengumpulan Data
18
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
18
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
21
Kondisi Geografis dan Keadaan Lingkungan
21
Kondisi Demografi dan Sosial Budaya
22
Kependudukan
22
Ketenagakerjaan
23
Pendidikan
24
Kondisi Sarana dan Prasarana
24
Struktur Sosial dan Kebudayaan
25
Pola Adaptasi Ekologis
26
xii
xiii
DAMPAK INDUSTRI PERTAMBANGAN
27
Tingkat Kesempatan Kerja
27
Tingkat Migrasi
28
RESPONS MASYARAKAT
31
Tingkat Jual Beli Lahan
31
Tingkat Pendidikan
34
Tingkat Pendapatan
36
Tingkat Pengeluaran
37
GAYA HIDUP
39
Tingkat Aktivitas
39
Tingkat Minat
43
Tingkat Opini
45
HUBUNGAN ANTARA DAMPAK INDUSTRI PERTAMBANGAN,
47
RESPONS MASYARAKAT DAN GAYA HIDUP
Hubungan Dampak Industri Pertambangan dengan Respons Masyarakat
47
Hubungan Respons Masyarakat dengan Gaya Hidup
48
SIMPULAN DAN SARAN
51
Simpulan
51
Saran
52
DAFTAR PUSTAKA
53
LAMPIRAN
55
RIWAYAT HIDUP
76
xiv
xv
DAFTAR TABEL
1
Perbandingan konsep indikator industri pertambangan
6
2
Perbandingan konsep indikator respons msyarakat
7
3
Perbandingan konsep indikator gaya hidup
9
4
Definisi operasional industri pertambangan
11
5
Definisi operasional respons masyarakat
12
6
Definisi operasional gaya hidup
14
7
Pemilihan informan
18
8
Jenis dan metode pengumpulan data
18
9
Luas lahan menurut jenis penggunaan di Desa Pangkal Jaya
18
10
Jumlah penduduk Desa Pangkal Jaya
22
11
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Pangkal Jaya
23
12
Usia penduduk Desa Pangkal Jaya
23
13
Jumlah rumah tangga per RW Desa Pangkal Jaya
23
14
Data pendidik sekolah formal dan non formal Desa Pangkal Jaya
24
15
Tingkat pendidikan penduduk Desa Pangkal Jaya
24
16
Data sarana dan prasarana pendidikan Desa Pangkal Jaya
25
17
Data kelompok budaya dan kesenian Desa Pangkal Jaya
25
18
Tempat peribadatan Desa Pangkal Jaya
26
19
Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis pekerjaan di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
28
20
Jumlah dan persentase responden berdasarkan migrasi masuk di beli
lahan di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
29
21
Jumlah dan persentase beli lahan di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
31
22
Jumlah dan persentase perolehan lahan milik responden di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
31
23
Jumlah dan persentase penjual lahan milik responden di Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
32
24
Jumlah dan persentase penggunaan lahan milik responden di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
32
25
Jumlah dan persentase luas tanah bangunan yang ditinggali di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
34
xvi
xvii
26
Jumlah dan persentase tingkat pendidikan istri dan anak di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
36
27
Jumlah dan persentase tingkat pendapatan responden di Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
36
28
Jumlah dan persentase tingkat pengeluaran responden di Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
37
29
Jumlah dan persentase umur responden di Desa Pangkal Jaya tahun
2015
39
30
Jumlah dan persentase kegiatan sosial yang dilakukan responden di
Desa Pangkal Jaya tahun 2015
40
31
Jumlah dan persentase frekuensi kegiatan sosial yang dilakukan
responden di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
40
32
Jumlah dan persentase liburan yang dilakukan responden di Desa
Pangkal Jaya tahun 2015
41
33
Jumlah dan persentase media hiburan televisi yang dimiliki responden
di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
41
34
Jumlah dan persentase olahraga sepakbola yang dilakukan responden
di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
42
35
Jumlah dan persentase media komunikasi handphone yang dimiliki
responden di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
42
36
Jumlah dan persentase jenis lantai bangunan tempat tinggal responden
di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
43
37
Jumlah dan persentase jenis dinding bangunan tempat tinggal
responden di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
43
38
Persentase persepsi aktivitas di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
45
39
Persentase persepsi minat di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
46
40
Persentase persepsi opini di Desa Pangkal Jaya tahun 2015
47
41
Jumlah dan persentase tingkat gaya hidup responden di Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
47
42
Hasil uji korelasi Rank Spearman dampak industri pertambangan
dengan respons masyarakat
50
43
Hasil uji korelasi Rank Spearman respons masyarakat dengan gaya
hidup
51
xviii
xix
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
Kerangka pemikiran
Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati
Pendidikan terakhir responden
10
33
35
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
Jadwal pelaksanaan penelitian
Sketsa Desa Pangkal Jaya
Hasil uji reliabilitas dan uji korelasi Rank Spearman
Hasil reduksi data kualitatif berdasarkan topik terkait Desa Pangkal
Jaya tahun 2015
Deskripsi statistik pengeluaran pangan di Desa Pangkal Jaya tahun
2015
58
59
60
61
6
Deskripsi statistik pengeluaran sandang di Desa Pangkal Jaya tahun
2015
65
7
Riwayat Hidup
66
5
62
111
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya
jumlah pengangguran terbuka dalam periode beberapa tahun terakhir ini terus
meningkat. Selain itu masalah yang dihadapi Indonesia adalah pendapatan
perkapita yang masih rendah dibandingkan dengan negara berkembang lainnya
seperti Thailand dan Malaysia. Salah satu alternatif yang mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan pendapatan adalah dengan mengembangkan
sektor yang potensial. Salah satu sektor yang potensial tersebut adalah sektor
industri. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan
nasional dalam menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan
terhadap
kehidupan
masyarakat.
Perubahan
tersebut
meliputi
dampak pembangunan industri terhadap sosial ekonomi masyarakat dan
lingkungan sekitar industri. Menurut data statistik dari BPS (Biro Pusat Statistik)
tahun 2013 angka produksi minyak bumi dan gas alam terus menurun dari tahun
ke tahun. Demikian dengan angka produksi bahan tambang emas terus menurun
dalam 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013
produksi emas per kg berturut-turut 127.716, 106.316, 76.763, 69.291 dan 59.066.
Data tersebut menujukan penurunan produksi hasil tambang yang signifikan. Oleh
karena itu diperlukan adanya penanggulangan baik dalam menghadapi masalah
kelangkaan minyak bumi maupun hasil tambang seperti emas. Karena diramalkan
dalam beberapa tahun kedepan sumberdaya tersebut akan habis.
Pengembangan industri yang berkembang pesat menjadi perhatian
pemerintah. Hal ini dibuktikan sejalan dengan diberlakukannya Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 yaitu Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara. Peraturan ini meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan usaha pertambangan, perlu mewajibkan modal asing untuk mengalihkan
sebagian sahamnya kepada Indonesia. Menurut Sulistyaningsih (2013)
pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan tidak
langsung, pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan
pengaruh tidak langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian penduduk
setempat ke bidang industri dan jasa/perdagangan. Pengaruh langsung dan tidak
langsung tersebut juga ada yang positif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah
menciptakan keanekaragaman kehidupan ekonomi dan menciptakan lapangan
kerja baru yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan pengaruh
negatifnya adalah munculnya kecemburuan sosial dari pemuda setempat karena
adanya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. Pengaruh negatif lainnya
adalah berkurangnya lahan pertanian yang menyebabkan petani yang hanya
memiliki sedikit lahan dan tidak memiliki keterampilan serta tingkat pendidikan
yang rendah menjadi tersingkir.
Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat.
Perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat akan menimbulkan
ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada didalam masyarakat, sehingga
menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat
2
yang bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah mencapai peradaban tertentu,
berarti telah mengalami evolusi kebudayaan yang lama dan bermakna sampai
tahap tertentu yang diakui tingkat IPTEK dan unsur budaya lainnya. Dengan
demikian, masyarakat tadi telah mengalami proses perubahan sosial yang berarti,
sehingga taraf kehidupannya makin kompleks. Proses tersebut tidak terlepas dari
berbagai perkembangan, perubahan, dan pertumbuhan yang meliputi aspek-aspek
demografi, ekonomi, organisasi, politik, IPTEK dan lainnya.
Minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidup dan
barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut. Gaya hidup
seseorang berbeda-beda antara orang yang satu dengan yang lainnya, ada orang
yang cepat mengikuti perubahan gaya hidup atau trend masa kini dan ada juga
orang yang tidak terlalu memperhatikan hal tersebut. Orang yang mengutamakan
gaya hidup akan selalu berusaha mengikuti perkembangan produk masa kini,
walaupun untuk memperolehnya harus mengeluarkan biaya yang cukup besar
asalkan dapat mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup konsumtif adalah gaya
hidup yang tidak lagi berdasarkan pada pertimbangan yang rasional, hal ini terjadi
pada kehidupan masyarakat yang telah mengalami perubahan secara signifikan
semenjak adanya industrialisasi. Istilah gaya hidup konsumtif diartikan sebagai
aktifitas yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli dan
menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa, yang menjadi masalah ketika
kecenderungan yang sebenarnya wajar pada masyarakat ini dilakukan secara
berlebihan. Budaya konsumen atau mengkonsumsi barang dan gaya hidup
masyarakat kita sudah jauh mengalami perubahan, menuju budaya dan perilaku
kehidupan yang konsumtif. Perilaku dan gaya hidup konsumtif ternyata bukan
hanya milik orang kaya dan orang kota, melainkan juga ditiru bahkan dilkakukan
oleh kelompok kelas bawah dan masyarakat yang ada di desa. Hal ini sudah
dirasakan dan membudaya di masyarakat.
Desa Pangkal Jaya merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah lebih kurang 377 hektar
dengan jarak 2 kilometer dari ibukota kecamatan, 45 kilometer dari ibukota
kabupaten dan 187 kilometer dari ibukota propinsi. Desa Pangkal Jaya terletak di
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Desa Pangkal Jaya merupakan wilayah
pongkor penambangan emas sehingga banyak terdapat penambang liar (gurandil)
sebagai mata pencaharian penduduk sekitar. Kegiatan dan usaha pertambangan
yang terus meningkat pada dasarnya memberikan lapangan pekerjaan yang
bertujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat pedesaan.
Kondisi tersebut secara langsung akan berdampak pada kecenderungan
berperilaku dan modernisasi masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, pertanyaan
yang akan dibahas dalam proposal penelitian ini adalah sejauhmana dampak
industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat pedesaan.
3
Masalah Penelitian
Menurut Purwanto (2003), pembangunan industri di pedesaan akan
membawa dampak seperti penyempitan lahan pertanian, peningkatan arus migrasi,
terbukanya desa bagi kegiatan ekonomi dan munculnya peluang kerja dan
berusaha di bidang non pertanian. Hal tersebut berdampak pada makin banyaknya
pendatang yang bekerja di pabrik-pabrik, di kawasan industri, menyebabkan
kepadatan penduduk meningkat. Lahan pertanian yang makin sempit akibat alih
fungsi lahan untuk pembangunan industri dan sarana penunjangnya dipaksa untuk
menampung jumah penduduk yang terus meningkat sehingga mengakibatkan
merosotnya kegiatan ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian. Oleh karena
itu, menjadi penting bagi peneliti untuk menganalisis sejauh mana dampak
industri pertambangan mempengaruhi respon masyarakat?
Gaya hidup menurut Plummer (2003) adalah cara hidup yang diidentifikasi
melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat seseorang. Penilaian gaya hidup
dapat dilakukan melalui analisa psikografik. Psikografik merupakan teknik
analisis untuk mengetahui gaya hidup konsumen sehingga dapat dikelompokkan
berdasarkan karakteristik gaya hidupnya. Gaya hidup merupakan sebuah
penggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan
lingkungannya (Kottler, 2002). Menurut Susanto (2010) gaya hidup adalah
perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap
seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu
banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagainya. Sumarwan (2003) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang
mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Oleh karena itu, menjadi penting
bagi peneliti untuk menganalisis sejauh mana respons masyarakat
mempengaruhi gaya hidup masyarakat?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara umum adalah untuk menganalisis pengaruh dampak
industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat pedesaan dan secara
khusus untuk:
1. Menganalisis sejauh mana dampak industri pertambangan mempengaruhi
respons masyarakat di pedesaan.
2. Menganalisis sejauh mana respons masyarakat mempengaruhi gaya hidup
masyarakat pedesaan.
4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pihak
yang berminat maupun yang terkait dengan masalah petani dalam penerapan
strategi nafkah petani, khususnya kepada :
1. Civitas Akademika untuk memperoleh pengetahuan tentang dampak
industri pertambangan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
pedesaan. Hasil penelitian dapat menjadi salah satu sumber informasi
mengenai hubungan dampak industri pedesaan, respons masyarakat dan
gaya hidup serta menjadi referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dalam
kajian ilmu pengetahuan mengenai Peti dan gaya hidup.
2. Masyarakat untuk memperoleh pengetahuan tentang dampak industri
pertambangan dan perubahan gaya hidup. Penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai dampak
indsutri pertambangan liar di daerah sekitar tempat tinggal mereka. Selain
itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan masyarakat untuk
lebih memahami keterlibatan dan peran mereka dalam respons masyarakat
dan gaya hidup.
3. Pemerintah untuk menyusun arah kebijakan mengenai industri
pertambangan terhadap masyarakat pedesaan. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
menyusun dan mengambil keputusan berkaitan dengan Pertambangan
Emas Tanpa Izin (Peti) agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
dapat turut berkontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat khususnya komunitas gurandil.
5
PENDEKATAN TEORETIS
Tinjauan Pustaka
Dampak Industri Pertambangan
Industri mempunyai dua pengertian yaitu pengertian secara luas dan
pengertian secara sempit. Dalam pengertian secara luas, industri mencakup semua
usaha dan kegiatan dibidang ekonomi yang bersifat produktif. Sedangkan
pengertian secara sempit, industri atau industri pengolahan adalah suatu kegiatan
yang mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan
sehingga menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dalam hal ini termasuk
kegiatan jasa industri dan pekerja perakitan (assembling). Dalam istilah ekonomi,
industri mempunyai dua pengertian. Pertama, industri merupakan himpunan
perusahaan-perusahaan sejenis, contoh industri kertas berarti himpunan
perusahaan-perusahaan penghasil kertas. Kedua, industri adalah sektor ekonomi
yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah barang mentah
menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Yustika (2000) menyatakan bahwa
pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan
berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja yang dari semula bermata
pencaharian utama pada sektor pertanian, bergeser ke sektor lain seperti pada
sektor industri, serta perdagangan dan jasa.
Ketika satu negara telah mencapai tahapan dimana sektor industri sebagai
leading sector maka dapat dikatakan negara tersebut sudah mengalami
industrialisasi (Yustika, 2000). Dapat dikatakan bahwa industrialisasi sebagai
transformasi struktural dalam suatu negara. Oleh sebab itu, proses industrialisasi
dapat didefenisikan sebagai proses perubahan struktur ekonomi dimana terdapat
kenaikan kontribusi sektor industri dalam permintaan konsumen, PDB, ekspor dan
kesempatan kerja (Chenery, 1996). Industrialisasi dalam pengertian lain adalah
proses modernisasi ekonomi yang mencakup seluruk sektor ekonomi yang
mempunyai kaitan satu sama lain dengan industri pengolahan. Artinya
industrialisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi
dengan sektor industri pengolahan sebagai leading sector. Rahardjo (1984)
menyatakan bahwa proses industrialisasi berpengaruh lebih luas lagi yaitu
membawa gejala ekonomi berupa perkembangan infrastruktur dan perdagangan
dengan proses kapitalisasi (akumulasi dan konsentrasi modal), persaingan
ekonomi, gejala sosial berupa demokratisasi dan pertentangan kelas, serta gejala
budaya berupa timbulnya gaya hidup yang produktif dan konsumtif, persepsi yang
rasional, antisipatif dan pragmatis. Akibatnya hubungan antar manusia (human
relations) menjadi berubah, demikian juga struktur sosial masyarakat di
sekitarnya. Industrialisasi yang semula sebagai sebuah sistem yang diterapkan
dalam usaha-usaha produksi pabrik, kemudian mempengaruhi komunitas
(masyarakat) secara keseluruhan. Adanya industri yang sering kali diikuti oleh
masuknya para pendatang baru di desa sebagai tenaga kerja berdampak pada
perubahan pemilikan dan pemanfaatan tanah. Terjadi jual-beli tanah pekarangan
maupun tanah sawah sebagai upaya untuk mendukung kegiatan perindustrian.
6
Menurut Purwanto (2003), pembangunan industri di pedesaan akan
membawa dampak seperti penyempitan lahan pertanian, peningkatan arus migrasi,
terbukanya desa bagi kegiatan ekonomi dan munculnya peluang kerja dan
berusaha di bidang non pertanian. Hal tersebut berdampak pada makin banyaknya
pendatang yang bekerja di pabrik-pabrik, di kawasan industri, menyebabkan
kepadatan penduduk meningkat. Lahan pertanian yang makin sempit akibat alih
fungsi lahan untuk pembangunan industri dan sarana penunjangnya dipaksa untuk
menampung jumah penduduk yang terus meningkat sehingga mengakibatkan
merosotnya kegiatan ekonomi masyarakat yang berbasis pertanian. Namun di sisi
lain, hal yang juga tak bisa dipungkiri, masuknya industri ini juga membuka
peluang bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
Tabel 1 Perbandingan konsep indikator industrialisasi
Chenery (1996)
Rahardjo (1984)
Purwanto (2003)
Kenaikan
Permintaan
Terbukanya Kegiatan
Ekspor
Ekonomi
Kenaikan Kesempatan Perkembangan
Muncul Peluang Kerja
Kerja
Perdagangan
Bidang Non Pertanian
Perkembangan
Penyempitan Lahan
Infrastruktur
Pertanian
Pertentangan Kelas
Gaya Hidup Konsumtif
Peningkatan Arus Migrasi
Respons Masyarakat
Purwanto (2003) memaparkan jika kehadiran industri di suatu wilayah
pasti akan menimbulkan reaksi dari masyarakat sebagai bentuk responnya.
Berbagai perubahan yang terjadi akibat respons terhadap pembangunan industri
dan dampak yang menyertainya akan beragam tergantung pada definisi subyektif
yang dipengaruhi kepentingan pribadi dan nilai sosial dari masyarakat yang
bersangkutan. Proses merespons terlebih dulu diawali dengan interpretasi
masyarakat. Dalam hal ini bagaimana interpretasi masyarakat atas industri yang
ada di lingkungannya. Di dalam proses pendifinisian gejala pembangunan industri
tersebut terlibat pula kepentingan pribadi dan nilai-nilai sosial yang dianut
masing-masing warga tersebut. Dalam penelitian Sulasmono (1994) dilihat jika
respon kaitannya dengan definisi subyektif seseorang hanyalah kepentingan
ekonomi dan kepentingan politik. Kelas atas masyarakat cenderung lebih siap
untuk merespon peluang-peluang usaha yang muncul. Faktor pengalaman (sudah
menekuni dunia usaha) dan ketersediaan modal yang umumnya dimiliki kelas atas
membuat mereka lebih siap menangkap peluang. Kehadiran industri besar
semakin memperbesar peluang warga kelas atas untuk mengakumulasi kekayaan
lewat dunia usaha. Kelas bawah masyarakat tidak siap memanfaatkan peluang
usaha yang ada karena tiadanya modal (dahulukan selamat, takut mengambil
resiko).
Purwanto (2003) menyatakan bahwa berbagai perubahan yang terjadi
akibat masuknya industri ini menjadi faktor pendorong (stimulus) bagi
masyarakat petani untuk melakukan perubahan atau penyesuaian dalam aktivitas
ekonomi keluarganya. Adapun menurut Sulasmono (1994) bahwa faktor status
7
politik berpengaruh pada kemampuan warga masyarakat untuk merespons
peluang-peluang yang bersifat terbatas. Pemanfaatan peluang terbatas (seperti
menjadi pegawai kantor dan Satkam pabrik, atau memasok makanan pekerja
pabrik dan memperdagangkan limbah padat industri) memerlukan koneksi dengan
pihak pabrik. Oleh karena itu elit formal lebih mampu merespons peluangpeluang yang bersifat terbatas tersebut. Bentuk responnya seperti antara lain
menyediakan tempat pemondokan, transportasi ojek atau mendirikan toko dan
warung untuk memenuhi kebutuhan para pekerja pabrik. Latar belakang
keagamaan juga mempengaruhi respon masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung
dan menginternal dalam masyarakat dapat mendorong masyarakat untuk menutup
diri atau juga bahkan terbuka karena memang diperbolehkan oleh agama. Terkait
ini menarik untuk melihat hasil penelitian Sulasmono (1994) mengungkapkan
bahwa tidak terdapat petunjuk bahwa agama berpengaruh terhadap bentuk-bentuk
respons masyarakat terhadap pembangunan industri besar dan akibat-akibat
iringannya. Sikap menutup diri warga Abangan terhadap kaum pendatang, bukan
dipengaruhi oleh status mereka sebagai orang Abangan, tetapi lebih berkaitan
dengan status mereka sebagai bekas anggota partai terlarang.
Tabel 2 Perbandingan Konsep Indikator Respon Masyarakat Terhadap
Industrialisasi
Purwanto (2003)
jual beli lahan
tingkat pendidikan meningkat
tingkat pendapatan meningkat
Sulasmono (1994)
Pemanfaatan peluang terbatas
peluang-peluang usaha yang muncul
Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Winata (2006) didefinisikan secara luas bagaimana
orang-orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas-aktivitas), apa yang mereka
pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka (opini-opini).
Gaya hidup dapat dipandang sebagai pola unik dari hidup seseorang dimana
mempengaruhi dan direfleksikan dengan perilakunya. Jadi, gaya hidup adalah
pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan
opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya,
kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.
Gaya hidup mencakup lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang,
akan tetapi hal itu menyangkut keseluruhan bentuk tindakan dan interaksi
sepenuhnya. Penelitian gaya hidup dengan menggunakan variabel-variabel AIO
(activities, interests and opinions) telah digunakan sejak tahun 1970 oleh para
peneliti.
Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur
dibandingkan dibandingkan dengan kepribadian. Gaya hidup menurut (Engel,
Blackwell dan Miniard, 1995) didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan
menggunakan uang dan waktunya (pattern in which people live and spend time
and money). Psikografik merupakan konsep yang terkait dengan gaya hidup.
Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang
memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data
yang sangat besar. Psikografik analisis biasanya dipakai untuk melihat segmen
8
pasar. Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan
demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO
(activity, Interest, Opinion), yaitu pengukuran kegiatan, minat, dan pendapat
konsumen. Pendekatan psikografik sering dipakai produsen dalam
mempromosikan produknya (Sumarwan, 2003). Untuk memahami bagaimana
gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrumen untuk
mengukur gaya hidup yang berkembang, sebagaimana yang ditulis oleh Haryanto
(2005) dalam penelitiannya bahwa di dalam kajian literatur mengindikasikan tiga
pendekatan untuk mengeksplorasi profil gaya hidup yaitu Pendekatan analitis dan
sintesis, Pendekatan Value and Lifestyle (VALS), dan Pendekatan Activities,
Interests, and Opinions (AIO). Pendekatan analitis dan sintesis menjelaskan lima
dimensi untuk mengungkap gaya hidup, yaitu Morfologi, Hubungan sosial,
Domain, Makna, dan Style.
Penelitian Walker dan Li (2006) menemukan bahwa gaya hidup pada
masing-masing kelas yaitu kelas satu berorientasi pada sub-urban, gaya hidup
auto-oriented dengan tempat tinggal yang lebih besar, parkir offstreet, banyak
rumah single, dan waktu perjalanan ke tempat kerja lebih pendek, kualitas sekolah
yang bagus, tempat belanja menengah atas (toko khusus dan lapangan).
Christensen (2009) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan variabel
karakteristik atau fenomena yang dapat berbeda antara organisme, situasi atau
lingkungan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Activities,
Interests, and Opinions (AIO).
Gaya hidup merupakan sebuah penggambarkan keseluruhan diri seseorang
yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler, 2002). Menurut Susanto (2010)
gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan
kelompok terhadap seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang
berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di
masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya
hidup global dan lain sebagainya. Plummer (2003) gaya hidup adalah cara hidup
individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Gaya hidup
adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam
hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan,
dan cinta.
Gaya hidup merupakan ciri sebuah negara modern, atau yang biasa disebut
dengan modernitas. Maksudnya adalah siapapun yang hidup dalam masyarakat
modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup untuk menggambarkan
tindakan sendiri atau orang lain. Gaya hidup merupakan pola-pola tindakan yang
membedakan antara satu orang dengan orang yang lain. Dalam interaksi sehari
hari kita bisa menerapkan suatu gagasan tentang gaya hidup tanpa perlu
menjelaskan apa yang dimaksud. Oleh sebab itu gaya hidup merupakan bagian
dari kehidupan sosial sehari hari dunia modern dan gaya hidup berfungsi dalam
interaksi dengan cara-cara yang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang
tidak hidup dalam masyarakat modern. Dari berbagai pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan
dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan
bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup
9
dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor
demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan
dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator
penyusunnya dari karakteristik konsumen. Perubahan sosial, baik pada fungsi
maupun struktur sosial yang di dukung oleh nilai-nilai dan norma-norma
kebudayaan adalah terjadi sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan tersebut di atas.
Nilai dan norma-norma kebudayaan itu tidak mudah diubah begitu saja, karena
diintroyeksikan dalam jiwa dan keyakinan para anggota masyarakat seperti halnya
terjadi dalam proses sosialisasi. Dalam rangka menguraikan dan membahas suatu
gejala kehidupan manusia yang disebut perubahan sosial, akan dapat bermanfaat
bila berasumsi bahwa perubahan adalah normal, wajar, pada dasarnya tidak
mengandung trauma, terdapat pula perubahan yang beraneka ragam, dan terbuka
bagi setiap masyarakat.
Tabel 3 Perbandingan konsep indikator gaya hidup
Walker (2006)
Aktivitas:
- Bekerja
- Kegiatan Sosial
- Komunitas
- Liburan
- Hiburan
Susanto (2010)
Aktivitas:
- Bekerja
- Kegiatan Sosial
- Komunitas
- Liburan
- Hiburan
- Olahraga
- Belanja
Minat:
- Media informasi
- Keluarga
- Rumah
- Pekerjaan
- Rekreasi
Minat:
- Media informasi
- Keluarga
- Rumah
- Pekerjaan
- Rekreasi
- Gaya
- Makanan
- Pencapaian
Opini:
- Masa Depan
- Diri Sendiri
- Pendidikan
- Budaya
- Karakteristik Bangunan
- Desain
- Ekonomi
- Lokasi
Pendapat:
- Masa Depan
- Diri Sendiri
- Pendidikan
- Budaya
- Karakteristik Bangunan
- Desain
- Ekonomi
- Lokasi
- Produk
Kottler (2002)
Aktivitas:
- Pekerjaan
- Hobi
- Kegiatan Sosial
- Liburan
- Hiburan
- Keanggotaan Klub
- Komunitas
-Belanja
- Olahraga
Minat:
- Keluarga
- Rumah
- Pekerjaan
- Komunitas
- Rekreasi
- Fashion
- Makanan
- Media
- Pencapaian
Opini :
- Terhadap Diri Sendiri
- Isu-isu Sosial
- Politik
- Bisnis
- Ekonomi
- Pendidikan
- Produk-produk
- Masa Depan
- Kebudayaan
10
Kerangka Pemikiran
Tujuan dari penelitian ini salah satunya adalah mengetahui adanya
hubungan antara dampak industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat
pedesaan. Berdasarkan kerangka analisis adanya kebijakan pertambangan dapat
mempengaruhi berkembangnya sektor industri pertambangan. Pembangunan
industri pedesaan yang demikian tentu akan menimbulkan dampak pada daerah
dimana industri tersebut berada. Namun yang jelas kehadiran industri tersebut
menimbulkan kesempatan semakin terbukanya untuk bekerja di luar bidang
pertanian, yang sebelumnya merupakan bidang pekerjaan yang dominan. Dari
dampak tersebut menimbulkan respon dari masyarakat. Kehadiran industri tidak
dapat dipungkiri menarik arus migrasi penduduk untuk bekerja sebagai gurandil.
Masyarakat desa yang sudah banyak bekerja sebagai gurandil dan juga ditambah
lahan pertanian yang sudah menurun karena tersingkir oleh pabrik industri
menimbulkan kesempatan kerja di bidang pertanian menjadi semakin rendah.
Maka terjadilah perubahan pemilikan tanah yang diperoleh dari para petani
maupun penduduk asli pemilik lahan tersebut. Demikian respon lain masyarakat
dengan bertambahnya mata pencaharian baru didesanya. Kehadiran industri
berakibat pada perubahan sosial ekonomi yang meliputi kegiatan ekonomi, psikis
dan relasi sosial. Perubahan pada pemilikan dan pemanfaatan lahan berimbas juga
pada perubahan profesi, perubahan pendapatan dan pengeluaran. Perubahan ini
menyebabkan pula pada perubahan pendapatan. Dengan hadirnya industri ini
ternyata mempunyai pengaruh terhadap kondisi psikologis masyarakat.
Begitupula dengan modernisasi yang terjadi akan sangat berdampak pada gaya
hidup yang berbeda dengan sebelumnya. Gaya hidup yang diukur dari minat,
aktivitas, dan pendapat seseorang dapat diukur apakah gaya hidup masyarakat
tersebut tinggi atau rendah. Respons masyarakat dengan adanya jual beli lahan,
tingkat pendidikan, tingkat pengeluaran dan tingkat pendapatan yang meningkat
juga sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat pedesaan.
X1. Dampak Industri
Pertambangan:
X1.1 Tingkat
Kesempatan Kerja
X1.2 Tingkat Migrasi
Kebijakan
Industri
Pertambangan
X2.
Respons
Masyarakat:
X2.1 Tingkat Jual
Lahan
X2.2Tingkat Beli
Lahan
X2.3 Tingkat
Pendidikan
X2.4 Tingkat
Pendapatan
X2.5 Tingkat
Pengeluaran
Keterangan:
: Hubungan (kuantitatif)
: Hubungan (kualitatif)
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Y. Gaya Hidup:
Y1. Tingkat
Aktivitas
Y2. Tingkat Minat
Y3. Tingkat Opini
11
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas, maka
hipotesis penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1. H0: Tidak terdapat hubungan antara dampak industri pertambangan
dengan respon masyarakat pedesaan
H1: Terdapat hubungan antara dampak industri pertambangan dengan
respon masyarakat pedesaan
2. H0: Tidak terdapat hubungan antara respons masyarakat dengan gaya
hidup masyarakat pedesaan
H1: Terdapat hubungan antara respons masyarakat dengan gaya hidup
masyarakat pedesaan
Definisi Operasional
Dampak Industri Pertambangan
Rahardjo (1984) menyatakan bahwa proses industrialisasi berpengaruh
lebih luas lagi yaitu membawa gejala ekonomi berupa perkembangan infrastruktur
dan perdagangan dengan proses kapitalisasi (akumulasi dan konsentrasi modal),
persaingan ekonomi, gejala sosial berupa demokratisasi dan pertentangan kelas,
serta gejala budaya berupa timbulnya gaya hidup yang produktif dan konsumtif,
persepsi yang rasional, antisipatif dan pragmatis. Akibatnya hubungan antar
manusia (human relations) menjadi berubah, demikian juga struktur sosial
masyarakat di sekitarnya.
Tabel 4 Definisi operasional dampak industri pertambangan
No
Variabel
Definisi
Indikator
Operasional
1
Tingkat
Pekerjaan utama
1: PNS POLRI
Kesempatan dalam perolehan
2: Swasta
Kerja
pendapatan utama
3:Pedagang
dalam KK
4: Buruh
5: Petani
6: Wiraswasta
7: Ternak
2
Tingkat
Migrasi
Migrasi adalah
proses perpindahan
penduduk atau
gerak penduduk
dari luar desa ke
desa peneliti yang
dinyatakan dalam
jiwa
Jenis
Data
Ordinal
8:Tidak Bekerja
X ≤ ½ SD : Ordinal
rendah
½ SD < X < ½
SD : sedang
X ≥ ½ SD :
tinggi
Hasil Lapangan:
Rendah: migrasi
≤ 1.319
Sumber
Rujukan
Kariyasa,
Siregar,
Suradisa
stra, dan
Yusdja
BPS
(2005)
12
Sedang: 1.319 <
migrasi < 1.821
Tinggi: migrasi
≥ 1.821
Respons Masyarakat
Purwanto (2003) memaparkan jika kehadiran industri di suatu wilayah
pasti akan menimbulkan reaksi dari masyarakat sebagai bentuk responnya.
Berbagai perubahan yang terjadi akibat respons terhadap pembangunan industri
dan dampak yang menyertainya akan beragam tergantung pada definisi subyektif
yang dipengaruhi kepentingan pribadi dan nilai sosial dari masyarakat yang
bersangkutan.
Tabel 5 Definisi operasional respons masyarakat
No
Variabel
Definisi Operasional
Indikator
1
Tingkat
Lahan
Jual Jual beli lahan
adalah luas lahan
yang dijual atau
dibeli oleh rumah
tangga, diukur
dengan meter
persegi (m2)
2
Tingkat
Pendapatan
Rata-rata hasil (X)
kerja berupa uang
yang diperoleh tiap
individu per bulan,
tingkat pendapatan
diukur berdasarkan
rataan pendapatan
rumah tangga
responden
Jenis
Data
X ≤ ½ SD : Ordinal
rendah
½ SD < X <
½
SD
:
sedang
X ≥ ½ SD :
tinggi
Hasil
lapangan:
Rendah : luas
tanah ≤ 35 m2
Sedang : 35
m2 < luas
tanah < Rp
60 m2
Tinggi : luas
tanah ≥ Rp
60 m2
X ≤ ½ SD : Ordinal
rendah
½ SD < X <
½
SD
:
sedang
X ≥ ½ SD :
tinggi
Hasil
lapangan:
Rendah :
pendapatan ≤
Rp
Sumber
Rujukan
BPS
(2005)
BPS
(2005)
13
3
Tingkat
Pendidikan
4
Tingkat
Pengeluaran
Menurut UU
Republik Indonesia
No. 20 tahun 2003
Tingkat pendidikan
atau sering disebut
dengan jenjang
pendidikan adalah
tahapan pendidikan
yang ditetapkan
berdasarkan tingkat
perkembangan
peserta didik, tujuan
yang akan dicapai
dan kemampuan
yang dikembangkan.
Jenjang pendidikan
formal terdiri dari
pendidikan dasar,
pendidikan
menengah dan
pendidikan tinggi
Rata-rata (X)
konsumsi/pengeluara
n untuk pemenuhan
kebutuhan pangan,
pendidikan dan
kesehatan (nonpangan). Pengukuran
tingkat pengeluaran
didasarkan pada
pengeluaran rumah
tangga responden
untuk pemenuhan
kebutuhan pangan
dan pendidikan dan
jasa (non-pangan).
1.932.174,6,Sedang : Rp
1.932.174,6,< pendapatan
< Rp
4.612.968,3,Tinggi
:
pendapatan ≥
Rp
4.612.968,3,1.SD
Ordinal
2. SMP
3. SMA
4. Kuliah
5 Pendidikan
Non Formal
X ≤ ½ SD : Ordinal
rendah
½ SD < X <
½
SD
:
sedang
X ≥ ½ SD :
tinggi
Hasil
Lapangan:
Rendah :
pengeluaran
≤ Rp
1.324.317,8,Sedang : Rp
1.324.317 <
pengeluaran
< Rp
BPS
(2005)
BPS
(2005)
14
6.615.339,3,Tinggi
:
pengeluaran
≥
Rp
6.615.339,3,Gaya Hidup
Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur
dibandingkan dibandingkan dengan kepribadian. Gaya hidup menurut (Engel,
Blackwell dan Miniard, 2005) didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan
menggunakan uang dan waktunya (pattern in which people live and spend time
and money). Plummer (2003) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas),
apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang
mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Activities, Interests, and Opinions (AIO).
Tabel 6 Definisi operasional gaya hidup
No
Variabel
Definisi Operasional
1
Kegiatan
Sosial
Kegiatan seseorang
dalam
memanfaatkan
waktunya untuk
membantu orang lain
2
Liburan
3
Hiburan
4
Komunitas
5
Olahraga
Kegiatan seseorang
dalam memanfaatkan
waktunya untuk
berekreasi
Kegiatan seseorang
dalam memanfaatkan
waktunya untuk
melepas kejenuhan
Kegiatan seseorang
bersama
sekelompok orang
dalam
memanfaatkan
waktunya untuk
masyarakat dan
lingkungan
Kegiatan seseorang
dalam memanfaatkan
waktunya untuk
berolahraga
Indikator
1.Posyandu
2.Donor
Darah
3.Kerja Bakti
4.Karang
Taruna
5.Pengajian
1.Tempat
Rekreasi
2.Menonton
bioskop
1. Televisi
2. Koran
3. Majalah
4. Radio
1.Pengajian
2.Karang
Taruna
3.Posyandu
1.Bulu
Tangkis
2.Basket
3.Sepak Bola
Jenis
Data
Ordinal
Sumber
Rujukan
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
15
6
7
Media
Komunikasi
Alat komunikasi dan
teknologi yang
digunakan untuk
berinteraksi sosial
Jenis lantai Merupakan jenis
bangunan
lantai bangunan
tempat
terluas yang menjadi
tinggal
tempat tinggal rumah
tangga.
8
Jenis
dinding
terluas
Merupakan jenis
dinding bangunan
terluas yang menjadi
tempat tinggal rumah
tangga.
9
Aktivitas
Berbagai jenis
kegiatan yang
dilakukan seseorang
untuk memanfaatkan
waktunya
10
Minat
Berbagai prioritas
yang dianggap
seseorang penting
disekitarnya
11
Opini
Pandangan-pandangan
seseorang, baik
terhadap diri sendiri
maupun lingkungan
sekitar
4.Voli
5.Lainnya
1.Handphone Ordinal Kottler
2.Radio
(2002)
3.Internet
4.Telepon
1.Tanah
Ordinal BPS
2.Bambu
(2005)
3.Kayu
murah
4.Kayu
mahal
5.Keramik
1.Rumbia
Ordinal BPS
2.Bambu
(2005)
3.Kayu
kualitas
rendah
4.Tembok bata
5.Tembok
beton
1. Sangat
Tidak Setuju
2. Tidak
Setuju
3. Setuju
4. Sangat
Setuju
1. Sangat
Tidak Setuju
2. Tidak
Setuju
3. Setuju
4. Sangat
Setuju
1. Sangat
Tidak Setuju
2. Tidak
Setuju
3. Setuju
4. Sangat
Setuju
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
Ordinal
Kottler
(2002)
16
17
PENDEKATAN LAPANGAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data
kualitatif. Penelitian kuantitatif yang akan dilakukan merupakan penelitian sensus
individu masyarakat. Metode kuantitatif dilakukan melalui pengisian kuesioner.
Pendekatan kuantitatif ini diharapkan dapat menjawab bagaimana hubungan
industri pertambangan terhadap gaya hidup masyarakat di Desa Pangkal Jaya,
Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Data kualitatif dikumpulkan dengan
menggunakan teknik wawancara mendalam terhadap informan. Hasil uraian
dijelaskan secara inferensial dan terfokus pada hubungan antara variabel dampak
industrialisasi, respons masyarakat dan gaya hidup untuk menguji hipotesa.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pangkal Jaya, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor. Wilayah ini termasuk dalam wilayah pengembangan industri.
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan karena adanya pengembangan industri di
Desa Pangkal Jaya yaitu dengan adanya penambangan emas. Penelitian
dilaksanakan dalam waktu tiga bulan, terhitung mulai bulan Januari 2015 sampai
dengan Maret 2015. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi,
kolokium, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang skripsi, dan
perbaikan laporan skripsi.
Teknik Pengambilan Responden dan Informan
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat yang bekerja sebagai
penambang tanpa izin yang ada di Desa Pangkal Jaya Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor. Berdasarkan populasi tersebut, dibentuklah kerangka sampling
dari masyarakat Desa Pangkal Jaya yang terdiri dari beberapa kampung.
Selanjutnya ditentukan sampel penelitian sebanyak 35 orang responden.
Pengambilan sample atau responden dalam penelitian ini menggunakan teknik
“simple random sampling”. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu.
Pada awalnya, teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan jumlah populasi
masyarakat yang ada di Desa Pangkal Jaya yang bekerja sebagai penambang liar
kemudian dibentuk kerangka sampel dan diberi nomor urut pada seluruh daftar
populasi yang terdapat dalam kerangka sampel tersebut dan di acak dengan
menggunakan Microsoft Exel untuk memilih 35 responden. Informan adalah
orang yang menceritakan tentang lingkungannya atau pihak-pihak lain. Adapun
informan yang diambil adalah instansi terkait dalam penelitian ini seperti kantor
Desa Pangkal Jaya Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, tokoh masyarakat
seperti ketua RT, ketua RW, serta masyarakat yang memiliki pengaruh kuat di
dalam desa tersebut. Informan juga dikatakan sebagai pihak yang dapat
mendukung keberlangsungan informasi penelitian secara lancar.
18
Tabel 7 Pemilihan informan
Kerangka Berfikir
Dampak Industri Pertambangan
Respons Masyarakat
Gaya Hidup
Informan
-Ketua RT/RW
-Pak Usup
-Gurandil
-Ketua RT/RW
-Pak Jaya
-Gurandil
-Pak Heri
-Gurandil
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pengambilan data primer dan sekunder, wawancara mendalam kepada
responden dan informan, melakukan pengamatan berperan serta secara langsung
dilapangan dan penyebaran kuesioner.
Tabel 8 Jenis dan metode pengumpulan data
No
1
Kebutuhan data
Survei
(sumber data)
Sensus Gurandil
yang ada ditempat
Sumber data dari
sensus gurandil
Metode
Data sekunder
(sumber data)
-
Peta desa dan data
Sumber data dari
monografi
Desa
kantor Desa Lulut
Pangkal Jaya
Dampak industri Sumber data dari
pertambangan
wawancara
kepada
responden
menggunakan
panduan kuesioner
2
3
Respons
masyarakat
4
5
Sumber data dari
wawancara
kepada
responden
menggunakan
panduan kuesioner
Gaya
hidup Sumber data dari
masyarakat
wawancara
kepada
gurandil
responden
menggunakan
panduan kuesioner
-
-
Wawancara
mendalam (sumber
data)
Sumber data dari
wawancara
mendalam
kepada
informan
dengan
panduan pertanyaan
Sumber data dari
wawancara
mendalam
kepada
informan
dengan
panduan pertanyaan.
Sumber data dari
wawancara
mendalam
kepada
informan
dengan
panduan pertanyaan.
19
Pengamatan dilakukan agar penelit