Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya (Kasus Agroinstan, Kota Bogor, Jawa Barat).

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN MINUMAN
LIDAH BUAYA (Kasus Agroinstan,
Kota Bogor, Jawa Barat)

RIAN HERFIANDA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kepuasan
Konsumen Minuman Lidah Buaya (Kasus Agroinstan, Bogor, Jawa Barat) adalah
benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2015

Rian Herfianda
NIM H34124008

ABSTRAK
RIAN HERFIANDA. Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya
(Kasus Agroinstan, Kota Bogor, Jawa Barat). Dibimbing oleh WAHYU BUDI
PRIATNA.
Perubahan gaya hidup masyarakat yang dinamis ditandai dengan beredarnya
berbagai macam produk instan. Konsumen mulai beralih mengkonsumsi produk –
produk instan karena tidak tersedianya sumberdaya waktu yang cukup. Produk
instan dianggap menjadi pilihan tepat untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu
dari produk instan yang diminati oleh konsumen berupa minuman ringan.
Agroinstan merupakan salah satu produsen yang memproduksi minuman ringan
kesehatan. Salah satu produk minuman ringan kesehatan yang diproduksi oleh
Agroinstan adalah minuman lidah buaya. Minuman lidah buaya Agroinstan sudah

dipasarkan ke outlet – outlet yang ada di Kota Bogor akan tetapi pemasaran
produk tersebut masih sangat berfluktuatif. Berdasarkan dari permasalahan
tersebut peneliti ingin melihat tingkat kepuasan konsumen minuman lidah buaya
Agroinstan yang nantinya informasi tersebut dapat menjadi informasi bagi
perusahaan dalam merumuskan stratetgi pemasaran yang baik untuk mencapai
kepuasan konsumen yang optimal.
Kata Kunci : Agroinstan, minuman lidah buaya, kepuasan konsumen

ABSTRACT
RIAN HERFIANDA. Analysis of Consumer Satisfaction Aloevera Drink (Case
Agrointans, Bogor, Wets Java). Supervised by WAHYU BUDI PRIATNA.
How dynamic our society’s lifestyle is shown in circulation of various instant
products. Consumers start to shift to instant products due to the time constraint
they have. Instant products are perceived as a right choice to solve that problem.
One of the instant products which is favored by consumer is soft drink.
Agroinstan is one of the producers of healthy instant drink. One of the products of
Agroinstan is aloe vera beverage. Agroinstan aloe vera beverage has been
marketed in various outlets all over Bogor, however the marketing of this product
is still very fluctuative. This fluctuative market has been seen by authors as a
potential research in consumers’ satisfication level of Agroinstan aloe vera

beverage which could be a beneficial information for company in formulating
marketing strategy that could reach optimal level of consumers’ satification.
Keyword : Agroinstan, aloevera drink, consumer satisfaction

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN MINUMAN
LIDAH BUAYA (Kasus Agroinstan,
Kota Bogor, Jawa Barat)

RIAN HERFIANDA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Topik yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari 2015 ini adalah Perilaku
Konsumen, dengan judul Analisis Kepuasan Konsumen Minuman Lidah Buaya
(Kasus Agroinstan, Bogor, Jawa Barat).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Wahyu Budi Priatna,
MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan arahan dalam
penyusunan skripsi ini. Penghargaan penulis disampaikan kepada Ibu Melawati
selaku Pembimbing Lapangan sekaligus sebagai pemilik perusahaan Agroinstan
yang telah bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan selama penelitian.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga,
dan teman-teman semua atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2015

Rian Herfianda


v

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Studi Terdahulu Tentang Karateristik Konsumen
Analisis Kepuasan Konsumen
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Teknik Pengambilan Sampel
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
GAMBARAN UMUM
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Analisis Hubungan Karakteristik Responden Minuman Lidah Buaya
Produksi Agroinstan
Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Minuman Lidah Buaya
Agroinstan
Tingkat Kepentingan
Tingkat Kinerja
Importance And Performance Analysis (IPA) Minuman Lidah Buaya
Agroinstan
Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index)
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

v
vi
vi
1
1
4
5
5
5
5
5
6
7
7

11
13
13
13
13
14
14
20
21
21
22
22
25
32
33
33
34
38
40
40

41
41
46
47

vi

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Daftar perusahaan minuman ringan
Pertumbuhan penduduk kota bogor

Atribut sebelum dilakukan uji validitas
Atribut setelah dilakukan uji validitas dan reliabelitas.
Skala likert
Karakteristik responden berdasarkan usia
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan asal daerah
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pendapatan
Karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin
Karakteristik responden berdasarkan usia dan pendidikan terakhir
Karakteristik responden berdasarkan usia dan asal daerah
Karakteristik responden berdasarkan usia dan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan usia dan pendapatan
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan asal daerah
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan
terakhir
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan pekerjaan
Analisis karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan
pendapatan.
Analisis karakteristik responden berdasarkan asal daerah dan
pendidikan terakhir
Analisis karakteristik responden berdasarkan asal daerah dan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan asal daerah dan pendapatan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dan pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dan
pendapatan
Bobot nilai tingkat kepentingan atribut minuman lidah buaya
Agroinstan
Bobot nilai tingkat kinerja atribut minuman lidah buaya agroinstan
Perhitungan rata-rata dari penilaian tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja atribut minuman lidah buaya agroinstan.
Data Customer Satisfaction Index (CSI) minuman lidah buaya
agroinstan

2
3
16
17
18
23
23
23
24
24
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
34
35
39

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Persentase pertumbuhan jumlah produksi minuman ringan siap saji
Kerangka pemikiran operasional
Diagram kartesius kepuasan konsumen
Diagram kartesius Important Performance Analysis (IPA) minuman
lidah buaya agroinstan

1
12
19
36

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perubahan gaya hidup masyarakat yang dinamis ditandai dengan
beredarnya berbagai macam produk instan. Konsumen mulai beralih
mengkonsumsi produk – produk instan karena tidak tersedianya sumberdaya
waktu yang cukup. Produk instan dianggap menjadi pilihan tepat untuk mengatasi
hal tersebut. Salah satu dari produk instan yang diminati oleh konsumen berupa
minuman ringan.
Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,
merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung
bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami atau sintetis yang
dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi. Minuman ringan terdiri dari dua
jenis, yaitu minuman ringan dengan karbonasi dan minuman ringan tanpa
karbonasi (non-karbonasi). Minuman ringan dengan karbonasi adalah minuman
yang dibuat dengan menambahkan CO2 dalam air minum, sedangkan minuman
ringan tanpa karbonasi adalah minuman selain minuman ringan dengan karbonasi
(Cahyadi, 2009).
Minuman ringan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terdiri
dari berbagai jenis. ASRIM (2014) menyatakan bahwa minuman ringan di
Indonesia yaitu diantaranya minuman teh, berkarbonasi, isotonik, dan lainnya
(saribuah, dll). Pertumbuhan semua jenis minuman ringan siap saji mengalami
trend positif. Hal ini dapat terlihat pada gambar satu yang memperlihatkan bahwa
persentase perkembangan dari tahun 2010 hingga 2014 yang paling besar terdapat
pada minuman lainnya (sari buah, dll) yaitu sebesar 10.89 persen dari tahun 2010
hingga 2011, 11.04 persen dari tahun 2011 hingga 2012, 11.61 persen dari tahun
2012 hingga 2013, dan pada tahun 2013 hingga 2014 mencapai 13.69 persen. Hal
ini mengindikasikan bahwa pola konsumsi untuk minuman ringan yang semakin
digemari adalah minuman ringan yang mengandung sari buah.

Pertumbuhan Minuman Ringan Siap Saji
minuman teh
minuman berkarbonasi
minuman isotonic
minuman lainnya (sari buah, dll)
7.59 7.9110.89
1.15

11.04
7.18 8.40
0.90

(2010 - 2011)

(2011 - 2012)

13.69
11.61
7.00 7.00 7.02
6.81 8.89
0.71
(2012 - 2013)

(2013 - 2014)

Gambar 1 Persentase pertumbuhan jumlah produksi minuman ringan siap saji
Sumber : ASRIM [Asosiasi Industri Minuman Ringan] 2014 1

1

Profil ASRIM [Internet]. [diacu 2015 Jan 19]. Tersedia pada : http://asrimindonesia.org/profil-asrim/

2

Banyaknya pilihan merek minuman sari buah dalam kemasan botol yang
ada di pasaran saat ini dengan keunggulan dan karakteristik masing-masing
produk yang ditawarkan, membuat konsumen dapat memilih produk mana yang
cocok dan baik untuk dikonsumsi. Sementara untuk pihak produsen dituntut
menciptakan produk berkualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen, serta
harus melakukan upaya-upaya pemasaran yang efektif. Peluang pasar yang
terbuka lebar menyebabkan banyak bermunculan perusahaan yang bergerak dalam
industri minuman ringan, terutama minuman ringan yang mengandung sari buah.
Sampai saat ini telah banyak bermunculan minuman ringan dengan skala
distribusi lokal maupun nasional. Berikut adalah tabel industri besar yang
bergerak dalam bidang minuman ringan.
Tabel 1 Daftar perusahaan minuman ringan
No

Nama Perusahaan

1.

PT. Unilever

2.

PT. Nutrifood
Indonesia
PT. Sosrodjoyo

3.
4.

5.
6.

PT. Cocacola
Company
Indonesia
PT. Kalbe Farma,
Tbk
PT. Heinz ABC
Indonesia

Buavita dan
Gogo
Nutrisari

Karton

Target
berdasarkan
usia
18-30

Karton

18-35

Counry
Choice
Minute
Maid Pulpy
Orange
Tipco

Botol

Semua umur

Top Brand
2008-2010
Top Brand
2003-2010
-

Botol

Semua umur

-

Karton

Semua umur

-

ABC Juice

Karton

Semua umur

Top Brand
2002

Nama
Produk

Kemasan

Penghargaan

Sumber : Marketing dan SWA 2012 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa keenam perusahaan tersebut merupakan
perusahaan besar yang memiliki kekuatan posisi pasar dan keunggulan produk
yang berbeda. Kini ditengah terbukanya era globalisasi dan kemajuan teknologi
menyebabkan industri minuman sari buah tidak terlepas dari tingginya tingkat
persaingan, sehingga menuntut perusahaan untuk berupaya mempertahankan dan
mengembangkan inovasi dalam varian produknya. Varian produk minuman ringan
tersebut salah satunya adalah dengan semakin banyaknya minuman ringan yang
memproduksi berikut dengan bulir – bulir buah dari sari minuman tersebut.
Salah satu produk minuman sari buah yang mengandung bulir – bulir buah
yang cukup digemari oleh konsumen di Indonesia adalah yang mengandung
kandungan lidah buaya. Lidah buaya merupakan salah satu komoditas pertanian
daerah tropis yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia
sebagai usaha agroindustri minuman ringan siap saji (Sundari dan Saati, 2009).
Nilai ekspor pelepah lidah buaya segar yang tercatat oleh Direktorat Jendral
Perlindungan Hutan dan Konversi Alam pada tahun 2010 adalah USD 2 143
untuk 15 000 lembar pelepah. Sejauh ini ekspor lidah buaya hanya dalam bentuk
pelepah segar, karena itu perlu suatu upaya untuk mengolah lidah buaya menjadi
produk pangan fungsional agar dapat diperoleh nilai jual yang lebih tinggi.

3

Pengembangan agribisnis lidah buaya memiliki prospek sangat bagus. Hal
tersebut dapat dilihat dari segi keterlibatan masyarakat dan manfaat yang
ditimbulkannya. Cara pembudidayaan lidah buaya relatif mudah, mendorong
tumbuhnya industri pedesaan baik sektor hulu maupun sektor hilir sehingga dapat
memperluas lapangan kerja di pedesaan, penganeka-ragaman produknya sangat
beragam dari mulai makanan dan minuman, bahan baku kosmetika, dan bahan
baku obat-obatan serta memberikan nilai tambah produk hilirnya yang cukup
besar dalam sisi ekonomi jika dibandingkan dengan komoditi lainnya (Pemerintah
Kal-Bar Berita (2004)).
Minuman lidah buaya telah banyak beredar di Indonesia khususnya di
daerah Jabodetabek dengan berbagai merek dan produsen dari skala industri
hingga skala rumah tangga. Salah satu produsen dengan skala rumah tangga yang
memproduksi minuman lidah buaya adalah Agroinstan. Minuman Lidah buaya
produksi Agorinstan adalah minuman ringan yang mengandung zat-zat yang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti vitamin, asam amino, mineral,
polisakarida, dan MPS (Muco Poli Sakarida). Manfaat yang terkandung dalam
minuman lidah buaya produksi Agroinstan antara lain menghaluskan kulit,
mencegah kerontokan rambut, mengatasi susah buang air besar, melancarkan
saluran pencernaan, meringankan wasir, mencegah panas dalam, dan meredakan
batuk (Agroinstan, 2014).
Potensi pasar dalam negeri, khususnya di daerah Bogor cukup besar untuk
mendukung perkembangan industri minuman seiring dengan makin bertambahnya
jumlah penduduk di Kota Bogor. Tabel berikut merupakan laju pertumbuhan
penduduk Kota Bogor dari tahun 2008 – 2012.
Tabel 2 Pertumbuhan penduduk kota bogor
Tahun
Jumlah Pria (jiwa)
Jumlah Wanita (jiwa)
Total (jiwa)
Pertumbuhan Penduduk (%)
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/Km²)

2008
435 916
440 376
876 292
8 041

2009
445 835
449 761
895 596
-

2010
484 648
464 418
949 066
2
8 694

2011
493 496
473 902
967 398
-

2012
503 317
484 131
987 448
-

Sumber : regionalinvestment 2013

Tabel diatas menunjukkan pertumbuhan penduduk kota bogor yang
signifikan untuk setiap tahunnya. Hal ini bisa menjadikan potensi untuk
pemasaran minuman lidah buaya produksi Agroinstan. Selain itu, Adanya
perubahan gaya hidup sehat serta meningkatnya kesadaran akan pentingnya
minuman yang sehat dan bergizi dijadikan motivasi bagi produsen untuk terus
berinovasi dalam memproduksi minuman lidah buaya. Produsen minuman lidah
buaya dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan selera konsumen agar
produknya sukses dipasar. Oleh sebab itu, pemahaman mengenai seberapa besar
tingkat kepuasan konsumen terhadap minuman lidah buaya dapat dijadikan acuan
oleh pihak manajemen, sehingga nantinya Agroinstan dapat menjadikan informasi
tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan strategi
pemasaran yang sesuai.

4

Rumusan Masalah
Minuman lidah buaya merupakan produk minuman kesehatan yang aman
dikonsumsi karena tidak mengandung bahan-bahan adiktif yang membahayakan.
Minuman lidah buaya merupakan termasuk salah satu produk baru, pihak
produsen belum melakukan kegiatan promosi secara khusus untuk
memperkenalkan minuman lidah buaya. Agroinstan merupakan salah satu
produsen minuman lidah buaya di daerah Bogor. Promosi pemasaran produk ini
dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran dan penyebaran brosur atau
pamflet dengan mencantumkan manfaat minuman lidah buaya. Minuman lidah
buaya yang diproduksi berupa minuman lidah buaya dengan kemasan botol
ukuran 250 ml. Minuman lidah buaya ini mempunyai dua merk yaitu minuman
lidah buaya serambi botani yang pemasarannya hanya sebatas ke serambi botani
dan minuman lidah buaya Milya yang pemasarannya ke outlet–outlet selain
serambi botani.
Pertumbuhan Penjualan minuman lidah buaya Agroinstan pada tahun 2014
sangat berfluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1, yaitu tabel mengenai
data penjualan Agroinstan pada tahun 2014. Pada tabel tersebut terlihat bahwa
penjualan minuman lidah buaya di serambi botani mengalami perubahan
penjualan yang cukup signifikan pada bulan-bulan tertentu. Selain itu, penjualan
minuman lidah buaya di outlet lainnya mengalami ketidakpastian penjualan di
setiap bulannya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Agroinstan,
perubahan disebabkan oleh masalah internal maupun eksternal. Masalah internal
agroinstan berupa sumber daya manusia dalam hal produksi dan distribusi yang
masih terbatas, sedangkan masalah eksternal yaitu pihak produsen belum
mengetahui secara pasti perilaku konsumen terhadap minuman lidah buaya ini,
seperti yang diketahui bahwa perilaku masing-masing konsumen berbeda dan
selalu berubah.
Agroinstan perlu mengetahui dengan baik atribut-atribut apa saja yang
mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian minuman lidah buaya.
Selain itu karakteristik konsumen terhadap suatu produk perlu mendapat perhatian
dari pihak produsen maupun reseller apabila minuman lidah buaya ingin tetap
bertahan dalam persaingan pasar yang dimasukinya. Serta seberapa besar tingkat
kepentingan dan kinerja dalam mengukur kepuasan konsumen terhadap khasiat
yang diberikan oleh minuman lidah buaya tersebut. Agar dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen serta mampu bersaing dalam pasar minuman
ringan, semua hal tersebut sangat perlu diketahui oleh produsen sehingga
produsen dapat merencanakan atau mengembangkan strategi pemasaran yang
efektif dan efisien dalam menjangkau konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini
adalah:
1. Apa saja atribut – atribut yang mendasari tingkat kepuasan konsumen
terhadap minuman lidah buaya produksi agroinstan?
2. Bagaimana tingkat kepentingan dan kinerja produk minuman lidah buaya
Agroinstan?
3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap minuman lidah buaya
produksi Agroinstan?

5

Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
Menganalisis atribut-atribut yang mendasari tingkat kepuasan konsumen
Minuman Lidah Buaya Produksi Agroinstan.
Menganalisis tingkat kepentingan dan kinerja produk minuman lidah buaya
Agroinstan
Menganalisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut Minuman
Lidah Buaya di Agroinstan Kota Bogor.
Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
beberapa pihak yang berkepentingan antara lain :
1. Produsen dan resseler minuman lidah buaya, sebagai masukan dalam
mengetahui sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya, sebagai
informasi dalam pengembangan produk dan sebagai pertimbangan dalam
menetapkan strategi pemasaran yang tepat.
2. Peneliti dan mahasiswa, penulisan ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti
untuk menambah wawasan dan pemahaman mengenai perilaku konsumen.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi dalam mata
kuliah perilaku konsumen dan dijadikan studi literatur untuk penelitian lebih
lanjut.
Ruang Lingkup Penelitian
1.
2.
3.

Produk minuman lidah buaya yang diteliti difokuskan minuman lidah buaya
Agroinstan.
Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor, Jawa Barat.
Konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen
yang pernah mengkonsumsi minuman lidah buaya produksi Agroinstan.

TINJAUAN PUSTAKA
Studi Terdahulu Tentang Karateristik Konsumen
Karateristik konsumen pada umumnya dianalisis melalui analisis
deskriptif. Penelitian terdahulu memberikan kesimpulan karetiristik konsumen
yang berbeda pada beberapa produk. Widya (2014) dalam penelitiannya mengenai
“Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Pawon Café Bogor” menganalisis
konsumen Pawon Café berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan total pengeluaran per bulan. Kesimpulan dari hasil
penelitianya menunjukan secara umum konsumen Pawon Café didominasi oleh
konsumen yang belum menikah, sebagian besar pengunjung Pawon Cafe adalah
mahasiswa dan para pekerja kantoran, konsumen umumnya memiliki pendidikan
tinggi serta pendapatan yang cukup tinggi. Fajar (2014) dalam penelitianya
mengenai “Analisis Tingkat kepuasan dan Loyalitas Konsumen Warung Hotplate
Odon” menambahkan karateristik konsumen yang dianalisis yaitu domisili

6

konsumen. Penelitiannya menyimpulkan bahwa konsumen WHO secara umum
merupakan konsumen yang berdomisili di daerah sekitar Bogor. Selain itu,
konsumen WHO di dominasi oleh konsumen dari kalangan remaja. Karateristik
konsumen dari kedua penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ryani (2014) mengenai “Analisis Tingkat Kepuasan dan Loyalitas
Konsumen terhadap Pop Mie”. Konsumen Pop Mie yang dianalisis adalah
mahasiswa sehingga karateristik konsumen mahasiswa dari Pop Mie yang
dianalisis antara lain, jenis kelamin, rata-rata uang saku per bulan dan sumber
keuangan setiap bulannya. Selanjutnya penelitian Erik (2013) tentang “Analisis
Perilaku dan Kepuasan Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Lapis
Bogor Sangkuriang” karateristik konsumen yang dianalisis adalah usia konsumen,
tingkat pendidikan, pendapatan, serta tempat tinggal atau domisili konsumen
mengingat LBS ini merupakan produk yang ditujukan sebagai oleh-oleh khas
Bogor. Hasil penelitiannya menunjukan konsumen didominasi oleh masyarakat
yang tinggal di kota Bogor karena lokasi yang dekat mempermudah konsumen
memperoleh LBS. Konsumen lainnya dari LBS ini berasal dari kota-kota yang
lokasinya berdekatan dengan kota Bogor yaitu Jakarta, Depok, Bandung,
Tanggerang, dan Bekasi.
Kesimpulan dari penelitian terdahulu mengenai karateristik konsumen
yang dianalisis diantaranya adalah, usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan,
serta domisili konsumen. Karateristik tersebut dijadikan acuan untuk penelitian
yang akan dilaksanakan mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen
Minuman Lidah Buaya Agroinstan di Kota Bogor.
Analisis Kepuasan Konsumen
Atribut produk adalah ciri-ciri yang terdapat dalam suatu produk baik
barang atau jasa. Suatu produk dapat dideskripsikan dengan menyebut atribut atributnya. barang adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun
tidak dapat diraba (termasuk kemasan, warna, harga, prestise perusahaan atau
lembaga tata niaga, pelayanan perusahaan), yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Limbong dan Sitorus, 1987). Atribut
produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk.
Konsumen melakukan penilaian dengan melakukan evaluasi terhadap atribut
produk dan memberikan kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut yang
dimiliki oleh suatu produk.
Fadhilah (2008) menyatakan tingkat kepentingan konsumen dalam
menganalisis sikap konsumen terhadap minuman lidah buaya dengan
menggunakan atribut manfaat, rasa, higienis, kesegaran dan harga. Hasil Atribut
yang dinilai sangat penting adalah atribut manfaat, sedangkan atribut yang dinilai
penting adalah rasa, higienis, kesegaran dan harga. Kandungan sari buah yaitu
lidah buaya tidak terdapat dalam atribut yang diteliti Fadhilah (2008) yang dinilai
menjadi salah satu atribut penting dalam menganalisis perilaku konsumen
minuman sari buah. Berbeda dengan pernyataan Fadwa (2010), atribut yang
digunakan adalah harga, merk, kandungan sari buah, desain kemasan, dan izin
BPOM, aroma, kepekatan, dan ketersediaan informasi. Hasil atribut yang
mempunya nilai sangat penting adalah merk dan harga, sisanya hanya dinilai
penting.

7

Ryani (2014) dalam menganalisis tingkat kepuasan konsumen Pop Mie
menggunakan 16 atribut terkait dengan bauran pemasaran yaitu atribut harga,
variasi ukuran, variasi rasa, bentuk, kualitas, kemudahan memperoleh bahan baku,
informasi produk, label halal, iklan, tekstur, diskon, keterangan kadaluarsa, netto,
komposisi, dan warna produk. Namun dari hasil uji validitas hanya atribut harga,
variasi bentuk, kejelasan kadaluarsa, netto serta komposisi yang dinilai valid atau
dianggap penting oleh konsumen. Sehingga atribut yang selanjutnya dianalisis
hanyalah keenam atribut tersebut. Keterkaitan dengan penelitian terdahulu
terhadap penelitian ini adalah atribut-atribut yang digunakan akan dijadikan acuan
dasar atribut yang dianalisis yang kemudian selanjutnya akan diuji validitas dan
realibilitasnya atribut mana yang dirasa penting bagi konsumen minuman lidah
buaya di Kota Bogor.

KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Definisi Konsumen
Definisi konsumen banyak ditemukan di beberapa literatur. Kotler (2005)
mendefinisikan konsumen sebagai individu atau kelompok yang berusaha untuk
memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan pribadi atau
kelompok. Undang-undang No 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,
menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan untuk diperdagangkan.
Sumarwan (2003) Istilah konsumen diartikan menjadi dua jenis konsumen,
yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu
cenderung membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Sedangkan
konsumen jenis kedua adalah konsumen organisasi, yang meliputi organisasi
bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya. Semua
jenis organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk
menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.
Teori Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Oslo dalam Rangkuti
(2006) adalah interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan
kejadian di sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup
mereka. Menurut Engel, et al. (1995) perilaku konsumen adalah kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barangbarang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada
persiapan dan penxentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Kata perilaku diartikan
bukan hanya menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas dan selalu mudah
diamati, tetapi merupakan satu barisan dari proses pengambilan keputusan. Jadi,
dalam perilaku konsumen dianalisis proses-proses yang tidak kasat mata atau
yang sulit diamati yang selalu menyertai setiap pembelian.
Sumarwan (2004) menyatakan bahwa perilaku konsumen bukan hanya
kegiatan, tindakan, serta faktor-faktor psikologis yang mendorong tindakan
tersebut, baik sebelum melakukan aktivitas pembelian, saat menggunakan, atau

8

setelah menghabiskan barang atau jasa tersebut tetapi juga termasuk didalamnya
adalah segala hal yang mempengaruhi proses evaluasinya. Dengan memahami
perilaku konsumen maka dapat membantu menjelaskan bagaimana konsumen
memperoleh kepuasan dan dari kepuasan tersebut konsumen menjadi loyal
terhadap suatu produk tertentu yang dianggap dapat mengakomodasi
kebutuhannya.
Atribut Produk
Keunikan suatu produk dapat dengan mudah menarik perhatian konsumen.
Keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Atribut produk
terdiri dari mutu, ciri-ciri, dan model. Menurut Crawford (1991) atribut produk
terdiri atas tiga tipe, yaitu ciri-ciri atau rupa (features), fungsi (functions), dan
manfaat (benefit). Ciri-ciri dapat berupa ukuran, karakteristik estetis, komponen
atau bagian-bagiannya, bahan dasar, proses manufaktur, servis atau jasa,
penampilan, harga, susunan, tanda merek dan lain-lain. Sementara manfaat juga
dapat berupa manfaat langsung, misal gigi bersih dan manfaat tidak langsung,
misalnya percaya diri. Atribut fungsi jarang digunakan dan lebih sering diperlukan
sebagai ciri-ciri atau manfaat.
Beberapa cara yang bisa dipakai untuk mengetahui atribut produk
(Simamora, 2002), yaitu :
1. Metode judgement, yaitu peneliti menyusun sendiri atribut produk. Akurasi
atribut terdiri dari kredibilitas peneliti.
2. Metode focus group discussion, yaitu peneliti mengumpulkan beberapa
responden yang memahami produk.
3. Metode survey, yaitu dengan menggunakan metode analisis data apakah
brainstorming, metode persentase, atau metode iterasi.
Di dalam mengevaluasi atribut produk, ada dua sasaran pengukuran yang
penting, yaitu : (1) mengidentifikasi kriteria evaluasi yang mencolok dan (2)
memperkirakan saliensi relatif dari masing-masing atribut produk (Engel et
al.1994). Kriteria evaluasi yang mencolok ditentukan dengan menentukan atribut
yang menduduki peringkat tertinggi. Saliensi biasanya diartikan sebagai
kepentingan dari berbagai kriteria evaluasi. Menurut Sunarto (2006) kualitas
produk didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh konsumen atas kebaikan
kinerja barang atau jasa. Isu utama dalam menilai kinerja produk adalah dimensi
apa yang digunakan konsumen untuk melakukan evaluasinya. Dimensi kualitas
jasa maupun produk dijelaskan sebagai berikut:
1. Dimensi Kualitas Jasa
a. Berwujud : termasuk fasilitas fisik, peralatan dan penampilan perorangan.
b. Reliabilitas : kemampuan personil untuk melaksanakan secara bebas dan
akurat
c. Tanggapan : konsumen diberikan pelayanan dengan segera
d. Jaminan : pengetahuan dan etika pegawai, serta kemampuan mereka untuk
membangkitkan kepercayaan dan keyakinan konsumen
e. Empati: kepedulian akan kemampuan pegawai dan perhatian individu.
2. Dimensi Kualitas produk
a. Kinerja: kinerja utama dari karakteristik pengoperasian
b. Fitur : Jumlah panggilan dan tanda sebagai karakteristik utama tambahan
c. Reliabilitas: profitabilitas kerusakan atau tidak berfungsi
d. Daya tahan : Unsur produk

9

e. Pelayanan : Mudah dan cepat diperbaiki
f. Estetika : bagaimana mudah dilihat, dirasakan dan didengar
g. Sesuai dengan spesifikasi: setuju akan produk yang menunjukkan tanda
produksi
h. Kualitas penerimaan : kategori tempat termasuk pengaruh citra merek dan
faktor-faktor tidak berwujud lainnya yang dapat mempengaruhi persepsi
konsumen atas kualitas.
Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen menurut Sumarwan (2004), meliputi pengetahuan
dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen dan karakteristik demografi
konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak
mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk mencari informasi, karena ia
sudah merasa cukup dengan pengetahuannya untuk mengambil keputusan.
Konsumen yang mempunyai kepribadian sebagai seorang yang senang mencari
informasi (information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi
lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang penting.
Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung mencari informasi yang banyak
mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan untuk membelinya.
Sumarwan (2004) juga menyatakan bahwa semua penduduk berapapun
usianya adalah konsumen. Oleh sebab itu, pemasar harus memahami distribusi
usia penduduk dari suatu wilayah yang akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan
usia akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk. Usia
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan persepsi
konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu yang baru, baik
produk maupun jasa. Seseorang yang berumur relatif muda, lebih cepat menerima
sesuatu yang baru. Preferensi terhadap pangan bersifat plastis pada orang yang
berusia muda, tetapi permanen bagi mereka yang sudah berumur.
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan
yang dilakukannya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli
seorang konsumen. Alasan inilah para pemasar perlu mengetahui pendapatan
konsumen yang menjadi sasarannya (Sumarwan, 2004). Besar kecilnya
pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
pekerjaannya. Pekerjaan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan
yang akan diperoleh. Pendidikan formal penting dalam membentuk pribadi
dengan wawasan berpikir yang lebih baik, semakin tinggi pendidikan formal maka
seseorang akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang gizi. Hal ini
berdampak positif terhadap ragam pangan yang akan dikonsumsi (Sumarwan,
2004).
Teori Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler (2005) kepuasan didefinisikan di sini sebagai evaluasi pasca
konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi
harapan. Ketidakpuasan tentu saja adalah hasil dari harapanyang diteguhkan
secara negatif. Kepuasan konsumen adalah perasaan senang ataukecewa seseorang
yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu
produk dengan harapannya.Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2, yaitu:
1.
Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau
pemakaian suatu produk. Misal: karena makan membuat perut kita kenyang.

10

2.

Kepuasan psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut
yang bersifat tidak berwujud. Misal: perasaan bangga karena mendapat
pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
Menurut Sumarwan (2004), teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan
atau
ketidakpuasan
konsumen
terbentuk
adalah
the
expectancy
disconfirmationmodel, yang mengemukakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
konsumen merupakan dampak perbandingan antara harapan konsumen sebelum
pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh oleh konsumen dari produk yang
dibeli tersebut. Ada empat alat untuk melacak dan mengukur kepuasan pelanggan,
yaitu:
1.
Sistem keluhan dan saran
Untuk mengidentifikasikan masalah maka perusahaan harus mengumpulkan
informasi langsung dari konsumen dengan cara menyediakan kotak saran.
Sejumlah perusahaan yang berpusat pada pelanggan menyediakan nomor
telepon bebas pulsa hot lines.Perusahaan juga menggunakan situs web dan
email untuk komunikasi dua arah yang cepat.
2.
Survei kepuasan konsumen
Perusahaan yang tanggap mengukur kepuasan pelanggan secara langsung
dengan melakukan survei secara berkala. Sambil mengumpulkan data
pelanggan perusahaan tersebut juga perlu bertanya lagi guna mengukur
minat membeli ulang dan mengukur kecenderungan atau kesediaan
merekomendasikan perusahaan dan merek ke orang lain.
3.
Belanja siluman (ghost shopping)
Metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan
bersangkutan.Perusahaan dapat membayar orang untuk berperan sebagai
calon pembeli guna melaporkan titik kuat dan titik lemah yang dialami
sewaktu membeli produk perusahaan dan pesaing.
4.
Analisis kehilangan konsumen
Tingkat kehilangan konsumen menunjukkan kegagalan perusahaan dalam
memuaskan konsumennya.Perusahaan seharusnya menganalisa dan
memahami mengapa konsumen tersebut berhenti mengkonsumsi produknya.
Menurut Tjiptono (2008), metode survei merupakan metode yang paling
banyak digunakan dalam pengukuran kepuasan konsumen. Metode tersebut dapat
menggunakan pengukuran dengan berbagai cara sebagai berikut:
1. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti
“Ungkapkan seberapa puas Saudara terhadap pelayanan PT.Chandra pada
skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat
puas”(directly reported satisfaction).
2. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka
mengharapkansuatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan
(deriveddissatisfaction).
3. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka
hadapiberkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta
untukmenuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan (problem
analysis).
4. Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen (atribut)
daripenawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa

11

baikkinerja
perusahaan
dalam
masing-masing
elemen
(importance/performanceratings). Teknik ini dikenal pula dengan istilah
importance-performanceanalysis.
Singh (2008) dalam Tjiptono menyatakan bahwa konsumen yang merasa
tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Ada yang mendiamkan
saja ada pula yang melakukan komplain terhadap ketidakpuasan. Berkaitan
dengan hal ini, ada tiga kategori tanggapan atau komplain terhadap ketidakpuasan,
yaitu:
1.
Voice response
Kategori ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara langsung
dan/atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan, maupun
kepada distributornya.
2.
Private response
Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau
memberitahukolega, teman, atau keluarganya mengenai pengalaman dengan
produk atauperusahaan yang bersangkutan.
3.
Third-party response
Tindakan yang dilakukan adalah meminta ganti rugi secara hukum;
mengadu lewat media massa (misalnya menulis di Surat Pembaca); atau
secara langsung mendatangi lembaga konsumen, instansi hukum, dan
sebagainya.
Paling tidak ada empat faktor yang mempengaruhi apakah seorang
konsumen yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak. Keempat faktor
tersebut adalah:
1. Penting tidaknya konsumsi yang dilakukan, yaitu menyangkut derajat
pentingnya produk bagi konsumen, harga, waktu yang dibutuhkan untuk
mengkonsumsi produk, serta social visibility.
2. Pengetahuan dan pengalaman, yakni jumlah pembelian sebelumnya,
pemahaman akan produk, persepsi terhadap kemampuan sebagai konsumen,
dan pengalaman komplain sebelumnya.
3. Tingkat kesulitan mendapatkan ganti rugi, meliputi jangka waktu
penyelesaian masalah, gangguan terhadap aktivitas rutin, dan biaya.
4. Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain.
Kerangka Pemikiran Operasional
Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
hidup sehat, tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan
pangan yang kini banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai gizi
yang baik serta penampakan dan cita rasanya menarik, tetapi juga harus
mempunyai fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh, seperti dapat menurunkan
tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah serta meningkatkan
penyerapan kalsium. Salah satu minuman yang memenuhi kriteria tersebut adalah
minuman olahan lidah buaya.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif yang
digunakan dalam untuk menganalisis karakteristik konsumen. Uji validitas dan
reliabelitas untuk menganalisis atribut – atribut minuman lidah buaya Agroinstan.
IPA (Important Performance Analysis) untuk menganalisis tingkat kepuasan

12

konsumen dengan cara membandingkan kesesuaian antara tingkat kepentingan
dengan tingkat kinerja. Indeks kepuasan pelanggan atau Customers Satisfaction
Index adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan peneliti untuk mengetahui
tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan melihat tingkat
kepentingan dari seluruh atribut minuman lidah buaya di Agroinstant.
Kepuasan konsumen akan memberikan dampak pada konsumen untuk terus
mengkonsumsi minuman lidah buaya produksi Agroinstan tersebut sehingga
terjadi loyalitas konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat
kepuasan konsumen terhadap minuman lidah buaya.

Minuman ringan
kesehetan

Minuman Lidah Buaya Agroinstan

Produksi Minuman Lidah
Buaya Agroinstan
Berfluktuatif

KarakteristikKonsumen

Analisis Kepuasan Konsumen
Terhadap Minuman Lidah Buaya

Analisis Atribut
Minuman Lidah
Buaya

Analisis
Deskriptif

Metode Customer
Satisfaction Index
(CSI)

Metode
Importance
Performance
Analysis (IPA)

Tingkat kepuasan
Konsumen

Rekomendasi Bagi Strategi
Pemasaran

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional minuman lidah buaya Agroinstan

13

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bogor Propinsi Jawa Barat. Pemilihan
Bogor sebagai lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut
merupakan tempat pemasaran minuman lidah buaya oleh Agroinstan. Lokasi
peneltian dilakukan di outlet – outlet yang menjual minuman lidah buaya
Agroinstan. Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Januari – Februari 2015.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan konsumen,
dan outlet – outlet Minuman lidah Buaya Produksi Agroinstan. Wawancara
dengan konsumen dilakukan dengan menggunakan kuisoner. Data sekunder
diperoleh dari lembaga-lembaga yang terkait seperti Badan Pusat Statistik (BPS),
Departemen Pertanian, Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor dan internet.
Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode Non
Probability sampling, dimana tidak semua populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk menjadi sampel (calon responden), yaitu responden yang sedang
melakukan pembelian minuman lidah buaya Agroinstan di lokasi penelitian tersebut.
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner yang
dibagikan kepada responden minuman lidah buaya Agroinstan yang dipandu melalui
wawancara langsung. Proses wawancara untuk pengisian kuesioner dilakukan dengan
konsumen yang membeli minuman lidah buaya Agroinstan yang digunakan untuk
mengetahui karakteristik konsumen, atribut-atribut yang dianggap penting oleh
konsumen dan kepuasan konsumen.
Jenis kuesioner tersebut berupa pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah
pertanyaan yang jawabannya telah ditentukan sebelumnya, sehingga responden cukup
memilih jawaban yang telah disediakan pada pertanyaan tersebut. Kuesioner terdiri
dari empat bagian yaitu bagian pertama adalah pertanyaan mengenai identitas
responden, bagian ketiga mengenai tingkat kepentingan terhadap atribut-atribut
minuman lidah buaya Agroinstan dan bagian keempat mengenai tingkat kinerja
terhadap atribut-atribut minuman lidah buaya Agroinstan.
Responden dalam survey ini ditentukan dengan menggunakan metode
convenience sampling yaitu memilih calon responden yang secara kebetulan berada
pada lokasi yang ditentukan penulis selama survey dilakukan yaitu outlet Serambi
Botani dan Outlet – outlet yang menjual produk tersebut. Sampel yang dipilih adalah
konsumen yang sedang membeli produk minuman lidah buaya Agroinstan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen Agroinstan, ukuran
populasi konsumen minuman lidah buaya Agroinstan tidak diketahui secara pasti.
Untuk itu ukuran ditentukan ukuran sampel yang digunakan adalah 100 responden
dengan pertimbangan untuk menjaga sebaran dan variasi data. Pengumpulan data
responden dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu (mewakili hari libur) dan antara
hari Senin - Jumat (mewakili hari kerja) dengan waktu pengambilan sampel dibagi

14

menjadi dua, yaitu pagi (07.00 - 10.00 WIB) dan siang hari (12.00 - 15.00 WIB)
sehingga diharapkan dapat menghasilkan sebaran data yang lebih representatif.

Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu
pengumpulan data konsumen yang dilakukan dengan teknik wawancara.
Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara berstruktur yaitu teknik
pengumpulan data melalui pertanyaan berdasarkan panduan kuisioner. Yang
terdiri dari dua bagian yaitu karateristik konsumen minuman lidah buayadan
atribut minuman lidah buaya berdasarkan pada kepentingan dan kinerja.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif (descriptive
analysis), analisis reabilitas dan validitas data, Importance Performance Analysis
(IPA), dan Costumer Satisfaction Index (CSI). Analisis deskriptif digunakan untuk
mengetahui atribut – atribut yang diperhatikan oleh konsumen minuman lidah
buaya, analisis reabilitas dan validitas data untuk melihat keakuratan alat ukur
yang digunakan, Importance Performance Analysis (IPA) untuk melihat hubungan
antar atribut produk minuman Lidah Buaya Agroinstan terhadap kinerja dan
kepentingan dan Costumer Satisfaction Index (CSI) yang digunakan untuk melihat
tingkat indeks kepuasan terhadap hasil dari atribut minuman lidah buaya yang
telah dianalisis.
Analisis Deskriptif
Analisis deskripif merupakan analisis yang dapat menyimpulkan data
mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat ditafsirkan,
mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari
keseluruhan data (Kuncoro, 2003). Fungsi dari analisis deskriptif yaitu untuk
melihat atribut – atribut yang diperhatikan oleh responden minuman lidah buaya
Agroinstan.
Analisis deskriptif dilakukan dengan membuat tabel frekuensi sederhana
berdasarkan jawaban responden serta identitas responden dikelompokkan,
ditabulasikan kemudian di persentasekan. Persentase terbesar merupakan faktor
yang dominan dari masing-masing atribut minuman serta karakteristik responden
yang diteliti.
Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauh mana, data yang
terdapat dalam suatu kuesioner dapat mengukur apa yang dibutuhkan dalam
analisis penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini validitas digunakan
untuk mengetahui apakah instrumen yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data,
dalam hal ini adalah kuesioner, telah benar-benar mengukur apa yang ingin diukur
peneliti. Kuesioner yang telah tersusun dan teruji validitasnya, dalam prakteknya
belum tentu data yang terkumpul adalah data yang valid. Menghitung validitas
penelitian, peneliti menggunakan rumus teknik korelasi, semakin tinggi hubungan
korelasi antar variabel maka semakin baik pula validitasnya. Rumus teknik
korelasi adalah sebagai berikut (Simamora 2002) :

15



( ∑










)



Keterangan :
r = Koefisien korelasi (validitas)
X = Skor pada subjek item n
Y = Skor total subjek
XY = Skor pada subjek item n dikalikan skor total
n = Banyaknya subjek
Syarat minimun untuk dianggap valid menurut Sujianto (2007) adalah r
htiung > r tabel. Jadi jika korelasi antara butir dengan skor total kurang dari r tabel
maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas
dilakukan dengan melihat masing-masing item pertanyaan dengan skor total.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemah dari kata reliability yang berarti
kepercayaan, keterandalan, konsisten dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat
dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok
objek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur
tidak berubah (Azwar 2007).
Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya.
Reliabilitas diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan
pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0 –
1. Nilai Alpha Cronbach’s 0.61 – 0.80 berarti reliabel dan jika nilainya 0.81 –
1.00 berarti atribut tersebut sangat reliabel.

ri=[

][



Keterangan :
K = mean kuadrat antara subjek k
= mean kuadrat kesalahan 2
St = varians total St

]

Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin
tinggi nilai koefisien reliabitas, maka semakin reliabel sebuah kuesioner.
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada Lampiran 1 diketahui bahwa
nilai Cronbach’s Alpha kuesioner pada penelitian ini adalah sebesar 0.676 untuk
tingkat kepentingan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan
pada penelitian ini sudah cukup reliabel jika digunakan beberapa kali dalam waktu
yang berbeda serta untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data
yang relatif sama.

16

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Metode dasar yang digunakan dalam menentukan atribut pada penelitian
ini adalah Metode focus group dan brainstorming, yaitu peneliti mengumpulkan
beberapa responden yang memahami produk. Setelah responden yang dianggap
mengerti mengenai produk dikumpulkan, lalu dilakukan diskusi bersama antara
peneliti dengan responden dengan mengacu pada produk yang akan diteliti. Hasil
dari diskusi tersebut akan dijadikan sebagai atribut – atribut pada kuisioner
minuman lidah buaya Agroinstan ini.
Penelitian dilakukan terhadap atribut-atribut yang telah ditentukan yang
kemudian dilakukan pengujian dengan memberikan kuesioner mengenai atributatribut yang layak untuk diteliti kepada 100 orang responden yang telah dipilih
oleh peneliti. Atribut – atribut tersebut Adapun pemilihan responden adalah
responden yang pernah mengkonsumsi minuman lidah buaya Agroinstan.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan 16 atribut kepentingan perusahaan.
Berikut tabel dari 16 atribut yang akan diuji kevaliditasannya.
Tabel 3 Atribut sebelum dilakukan uji validitas
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Atribut
Varian rasa
Tingkat kemanisan
Aroma
Desain kemasan
Kekenyalan
Kandungan bulir lidah buaya
Keterangan kandungan gizi
Keterangan bahan pengawet
Keterangan manfaat produk
Kadar rasa
Harga
Volume produk
Kemudahan memperoleh produk
Kejelasan tanggal kadaluarsa
Jaminan halal
Izin Depkes

Berdasarkan ketentuan dari uji validitas, suatu instrumen atau atribut
dinyatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel (Sujianto 2007). Nilai uji
kuesioner sebanyak 100 orang responden dengan signifikansi 5 persen, dari sini di
dapat nilai df=n-2, df=100-2=98. Tabel r product moment pada signifikansi 5
persen, didapatkan angka r tabel= 0.1966. Hasil pengujian atribut produk dengan
menggunakan alat bantu SPSS versi 16.0 menunjukkan bahwa nilai r hitung untuk
12 atribut dinyatakan valid. Produk memiliki nilai korelasi lebih dari 0.1966.
Sedangkan untuk empat atribut lainnya yaitu varian rasa, desain kemasan,
kekenyalan dan harga memiliki nilai korelasi kurang dari 0.1966, sehingga atribut
tersebut dinyatakan tidak valid. Selanjutnya pengujian atribut – atribut yang telah
dinyatakan valid dilakukan pengujian reabilitas untuk masing – masing atribut.
Berikut tabel atribut setelah dilakukan uji validitas dan reabilitas.

17

Tabel 4 Atribut setelah dilakukan uji validitas dan reliabelitas.
No.
2
3