Perancangan Arsitektur Enterprise Untuk Koperasi Pertanian Menggunakan Enterprise Architecture Planning (Eap) (Studi Kasus: Koperasi Produksi Susu Bogor)

PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK
KOPERASI PERTANIAN MENGGUNAKAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE PLANNING
(STUDI KASUS: KOPERASI PRODUKSI SUSU BOGOR)

SOLICHIN NUSA PUTRA LUBIS

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Perancangan Arsitektur
Enterprise untuk Koperasi Pertanian Menggunakan Enterprise Architecture
Planning (Studi Kasus: Koperasi Produksi Susu Bogor) adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016
Solichin Nusa Putra Lubis
NIM G64110001

ABSTRAK

SOLICHIN NUSA PUTRA LUBIS. Perancangan Arsitektur Enterprise untuk
Koperasi Pertanian Menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP) (Studi
Kasus: Koperasi Produksi Susu Bogor). Dibimbing oleh RINA TRISMININGSIH.
Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor merupakan koperasi pertanian yang
berkembang di Kota Bogor. Koperasi ini membutuhkan pengembangan teknologi
untuk tata kelola operasional yang lebih baik, salah satunya di sektor pemanfaatan
teknologi informasi. Tujuan utama penelitian ini adalah membuat perancangan
pengembangan teknologi informasi dalam bentuk arsitektur enterprise dengan
menggunakan metode Enterprise Architecture Planning (EAP). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa adanya beberapa rekomendasi yang terdiri atas arsitektur data,
arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Pertama, rekomendasi arsitektur data

yaitu 17 entitas data yang digunakan untuk menjelaskan entitas utama proses bisnis.
Kedua, rekomendasi arsitektur aplikasi yaitu 7 rekomendasi aplikasi yang dibangun
berdasarkan prioritas pembangunan yang menggunakan metode Analytical
Hierarchy Processing (AHP). Ketiga, rekomendasi arsitektur teknologi yaitu
pembangunan network untuk unit usaha Bagian Kunak, peremajaan perangkat keras,
peralihan versi OS Windows dari versi XP ke versi Windows 7, dan peralihan
bahasa pemprograman dari Foxbase dan Clipper ke bahasa Java dan PHP. Ketiga
arsitektur tersebut dapat digunakan untuk perancangan arsitektur enterprise.
Kata kunci: arsitektur enterprise, EAP, KPS Bogor

ABSTRACT

SOLICHIN NUSA PUTRA LUBIS. Design of Enterprise Architecture for
Agricultural Cooperative Using Enterprise Architecture Planning (Case Study
Koperasi Produksi Susu Bogor). Supervised by RINA TRISMININGSIH.
Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor is an agricultural cooperative growing
in Bogor City. The cooperative needs technology development for better
operational management, one of which is in its information technology utilization.
The main purpose of this research is to design information technology development
with Enterprise Architecture Planning (EAP) method. The result of this research

showed presence of some recommendations consisting of data architecture,
application architecture, and technology architecture. First, data architecture
recommendation is 17 data entities used to describe main entity of business
processes. Secondly, application architecture recommendation comprises 7
recommendation applications built based on development priorities using
Analytical Hierarchy Processing (AHP) method. Thirdly, technology architecture
recommendation is building a network for Bagian Kunak unit, hardware
rejuvenation, migration from Windows XP to Windows 7, and transitioning
Foxbase and Clipper programming language to Java and PHP. The three of
architecture can be used for designing enterprise architecture.
Keywords: enterprise architecture, EAP, KPS Bogor

PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK
KOPERASI PERTANIAN MENGGUNAKAN ENTERPRISE
ARCHITECTURE PLANNING
(STUDI KASUS: KOPERASI PRODUKSI SUSU BOGOR)

SOLICHIN NUSA PUTRA LUBIS

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji:
1 Firman Ardiansyah, Skom MSi
2 Dr Eng Wisnu Ananta Kusuma, MT

Judul Skripsi: Perancangan Arsitektur Enterprise untuk Koperasi Pertanian
Menggunakan Enterprise Architecture Planning (Studi Kasus:
Koperasi Produksi Susu Bogor)
Nama


: Solichin Nusa Putra Lubis

NIM

: G64110001

Disetujui oleh

Rina Trisminingsih, SKomp MT
Pembimbing

Tanggal Lulus:

t1 3 JAN 2016

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2014 ini ialah
Arsitektur Enterprise.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Rina Trisminingsih, SKomp MT
selaku pembimbing. Selain itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak
Bintarso dan Ibu Tanti dari Koperasi Produksi Susu Bogor yang telah membantu
selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah,
ibu, bunda, adik, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
Kepada Komvis, teman-teman panitia OMI 2015, Ilkom 48, serta teman-teman Gizi
Abadi terima kasih atas dukungan dalam bentuk apapun selama prosesnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016
Solichin Nusa Putra Lubis

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xii

DAFTAR GAMBAR

xii


DAFTAR LAMPIRAN

xii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

2


Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Zachman Framework

2

Arsitektur Enterprise

3


Enterprise Architecture Planning (EAP)

3

Koperasi

3

Koperasi Pengolahan Susu (KPS) Bogor

4

METODE

4

Data Penelitian

4


Tahapan Penelitian

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Inisiasi Perencanaan

7

Pemodelan Bisnis

8

Tinjauan Sistem dan Teknologi Saat ini

10


Perancangan Arsitektur

11

Penyusunan Rekomendasi

15

SIMPULAN DAN SARAN

16

Simpulan

16

Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

18
29

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Cakupan EAP dalam Zachman framework
Daftar studi literatur penelitian mengenai KPS Bogor dan EAP
Kondisi sistem dan teknologi KPS Bogor saat ini
Kandidat aplikasi dan deskripsinya
Data input dan data output rekomendasi aplikasi
Prinsip platform yang ditetapkan
Platform yang disediakan
Rasio kepentingan antara kriteria
Urutan pembangunan rekomendasi aplikasi

5
8
10
12
13
14
14
15
16

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4

Tahapan EAP (Surendro 2009)
Kerangka penelitian
Struktur organisasi
Model Value Chain KPS Bogor

5
6
9
10

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Dekomposisi proses bisnis
Matriks relasi proses bisnis terhadap unit organisasi
Model siklus sumber daya
Daftar entitas data
Diagram entitas proses bisnis KPS Bogor
Matrik hubungan proses bisnis dan entitas data
Matriks pemetaan kandidat aplikasi dan proses bisnis
Matriks hubungan organisasi dan aplikasi
Analisis dampak
Hubungan platform yang disediakan dan rekomendasi aplikasi
Hubungan platform yang disediakan dan rekomendasi aplikasi
Rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi masing-masing
alternatif terhadap kriteria
13 Perkalian matriks antara nilai Eigen masing-masing alternatif
terhadap kriteria dengan nilai Eigen kriteria

18
19
20
21
22
23
24
25
25
26
26
26
28

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut Pasal 1 UU No. 25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di
Indonesia adalah “Badan usaha yang beranggotakan orang-seseorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan”
(Subandi 2011). Koperasi merupakan badan usaha yang tidak mementingkan
keuntungan dan diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia sehingga dapat
berkembang di berbagai sektor termasuk sektor pertanian. Koperasi pertanian di
Kota Bogor salah satunya adalah Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor. Koperasi
ini terus mengalami perkembangan, hal ini terlihat dari pengaruhnya sebagai pelaku
gerakan koperasi nasional. Beberapa wakil pengurus KPS Bogor menduduki posisi
sebagai pengurus di Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Pengembangan
KPS Bogor masih membutuhkan pengembangan dalam bidang teknologi.
Pengembangan teknologi pada KPS Bogor salah satunya penggunaan
teknologi informasi untuk tata kelola operasional yang lebih baik. Hal ini tertuang
pada misi KPS Bogor nomor 4 yang berbunyi “meningkatkan tata kelola
operasional dengan baik, efektif, dan efisien” dan misi nomor 6 yang berbunyi
“mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi tepat guna yang
ramah lingkungan” (Meisya 2011). Berdasarkan misi KPS tersebut, perlu dilakukan
penelitian yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi.
Pengembangan teknologi informasi membutuhkan perancangan yang baik.
Salah satu metode perancangan teknologi informasi dalam bentuk sistem informasi
pada suatu organisasi adalah enterprise architecture planning (EAP). EAP adalah
proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung
bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut, hal ini berarti
melakukan pendefinisian arsitektur sistem, bukan merancang sistem tersebut
(Spewak dan Hill 1992). EAP merupakan pendefinisian 2 baris teratas pada kolom
data, fungsi dan teknologi dari Zachman framework. EAP tergolong sederhana dan
mudah pengaplikasiannya karena hanya terdiri atas 4 tahap. Selain itu, EAP sudah
banyak digunakan pada penelitian sebelumnya sehingga lebih mudah dipelajari.
Adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan EAP dilakukan oleh
Talkanda (2014) dengan studi kasus enterprise pariwisata “Scorpion Holiday Tour
and Travel” serta Fitrian (2007) dengan studi kasus “STMIK Darmajaya Bandar
Lampung”. Penelitian Talkanda (2014) melakukan analisis kebutuhan sistem untuk
perancangan arsitektur sistem informasi rekomendasi tujuan wisata. Hasil
penelitian berupa identifikasi model bisnis utama yang terdiri atas 6 area fungsi
yaitu, 5 fungsi kegiatan utama dan 1 fungsi kegiatan pendukung. Penelitian Fitrian
(2007) melakukan perancangan tingkat tinggi aristektur enterprise dengan hasil
peneltitian cetak biru sistem informasi enterprise.
Penelitian ini penting karena memberikan rekomendasi perancangan
arsitektur sistem informasi menggunakan EAP yang sesuai dengan kebutuhan KPS
Bogor. Adapun kegiatan yang dilakukan pada penelitian ialah observasi langsung
ke KPS, studi literatur, dan wawancara langsung dengan pihak KPS Bogor.

2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dalam penelitian ini adanya
kebutuhan rencana pengembangan teknologi informasi untuk mencapai misi KPS
Bogor nomor 4 dan nomor 6.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membuat perancangan
pengembangan teknologi informasi dalam bentuk arsitektur enterprise.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai entitas
utama proses bisnis, aplikasi untuk mengelola entitas utama proses bisnis, platform
teknologi yang menyediakan lingkungan aplikasi pengelola entitas utama proses
bisnis serta rekomendasi rencana implementasi.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1 Perancangan arsitektur enterprise ini menggunakan studi kasus koperasi
pertanian yang berada di Bogor, yaitu KPS Bogor.
2 Proses bisnis yang diidentifikasi mencakup keseluruhan kegiatan bisnis yang
dilakukan KPS Bogor.
3 Metode perencanaan pengembangan sistem informasi yang digunakan adalah
EAP sampai tahap rekomendasi rencana implementasi.

TINJAUAN PUSTAKA
Zachman Framework
Zachman framework didesain untuk memasukkan representasi arsitektur
sistem informasi untuk semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan pengembangan,
pengelolaan, perawatan, dan penggunaan dari sistem informasi untuk suatu
organisasi. Zachman framework menggambarkan arsitektur enterprise dalam 6
komponen, yaitu komponen data, fungsi, jaringan, personil, waktu, dan motivasi.
Keenam komponen digambarkan dan dilihat dari 6 perspestif berbeda, yaitu
perspektif planner, owner, designer, builder, subkontraktor, dan model
fungsionalisasi enterprise. Perspektif ini merupakan sesuatu yang berurutan dengan
urutan kronologi yang jelas, tetapi bukan merupakan langkah perbaikan dari detail
arsitektur sistem informasi (Surendro 2009).

3
Arsitektur Enterprise
Arsitektur enterprise adalah pendekatan logis, komprehensif, dan holistik
untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponen sistem
(Parizeau 2002). Menurut pengertian lain arsitektur enterprise adalah metafora dan
analogi dari cara membuat sistem (Perry dan Wolf 1992).
Enterprise Architecture Planning (EAP)
EAP adalah proses pendefinisian arsitektur untuk penggunaan informasi
yang mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur
tersebut (Spewak dan Hill 1992). EAP terbagi menjadi:
1 Arsitektur Data
Arsitektur data merupakan kumpulan kebutuhan bisnis perusahaan, data, satuan
proses dan penyatuan yang mengendalikan bisnis serta aturan untuk memilih,
membangun, dan memelihara data tersebut (Surendro 2009). Arsitektur data
adalah arsitektur yang didenifisikan pertama kali. Pendefinisian ini bukan
membuat database tapi mendefinisikan entitas utama yang didapat dari proses
bisnis.
2 Arsitektur Aplikasi
Proses pendefinisian aplikasi, database, dan sistem dalam hal cakupan
fungsional, membantu mengidentifikasi masalah integrasi atau kesenjangan
dalam cakupan fungsional tersebut (Wisudiawan 2011). Arsitektur aplikasi
dilakukan setelah pendefinisian arsitektur data. Arsitektur aplikasi
mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung proses
bisnis dan mengelola data dalam lingkungan bisnis tersebut. Arsitektur aplikasi
bukan rancangan sistem maupun spesifikasi untuk sistem tertentu, tetapi
deskripsi tentang kemampuan dan manfaat dari aplikasi yang digunakan untuk
mendukung proses bisnis (Fitrian 2007).
3 Arsitektur Teknologi
Gambaran struktur dan perilaku dari infrastuktur teknologi suatu sistem, seperti
hardware dan software yang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya
(Wisudiawan 2011). Selain itu arsitektur teknologi dipandang sebagai
pendefinisian dari platform teknologi yang digunakan untuk menyediakan
lingkungan sistem informasi dalam mengelola data dan sebagai alat untuk
mendukung fungsi bisnis (Yunis et al. 2010).
Koperasi
Dasar hukum koperasi di Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan UU No.
25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Dalam penjelasan pasal 33 ayat (1) UUD
1945, disebutkan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas kekeluargaan” dan ayat (4) dikemukakan bahwa “Perekonomian nasional
diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasam lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan”. Menurut pasal 1 UU No.
25/1992, yang dimaksud dengan koperasi di Indonesia adalah “Badan usaha yang

4
beranggotakan orang-seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan”. Menurut Muhammad Hatta, koperasi
didirikan sebagai persekutuan kaum lemah untuk membela keperluan hidupnya,
mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-murahnya, itulah yang
dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan keuntungan (Subandi
2011).
Koperasi Pengolahan Susu (KPS) Bogor
Pada awalnya koperasi ini bernama Koperasi Produksi Susu dan Usaha
Peternakan Bogor yang berdiri sejak 24 Oktober 1970. Sejak perubahan anggaran
dasar yang kedua pada tahun 1996, nama koperasi ini berubah menjadi Koperasi
Produksi Susu (KPS) Bogor. Kegiatan yang dilakukan KPS Bogor diantaranya
pembinaan dan penyuluhan terhadap peternak, penyediaan kebutuhan pokok utama
pada peternak dan ternaknya, penampungan dan pemasaran susu, serta penyediaan
tenaga ahli dan mantri untuk penyuluhan dan pelayanan kesehatan ternak (Meisya
2011).

METODE
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang sistem dan
teknologi yang digunakan saat ini di KPS Bogor, stuktur organisasi, dan aktivitas
bisnis. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi literatur.
Tahapan Penelitian
Zachman framework adalah pendekatan klasifikasi artefak (model, gambar,
diagram, atau dokumen) arsitektur yang diterima sebagai standar de facto.
Walaupun Zachman framework merupakan standar de facto untuk klasifikasi
artefak arsitektur dan mudah dipahami, framework ini tidak mengandung
metodologi dan tidak ada cara standar untuk menggunakannya. Zachman
framework hanyalah kerangka kerja untuk mengkategorikan artefak arsitektur
enterprise, Zachman framework dapat dimanfaatkan untuk menentukan apakah
suatu metodologi meliputi semua aspek dalam arsitektur enterprise atau aspek apa
saja yang dicakup oleh suatu metodologi (Fitrian 2007). Metode yang hanya
menggunakan sebagian dari Zachman framework adalah Enterprise Architecture
Planing (EAP).
EAP dijelaskan pada latar belakang merupakan pendefinisian 2 baris teratas
pada kolom data, fungsi, dan teknologi dari Zachman framework, lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 1. EAP memiliki 7 komponen utama yang dapat dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu tahap permulaan, tahap pemahaman kondisi saat ini, tahap
pendefinisiaan rencana masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana mencapai
visi masa depan atau disebut strategi pencapaian. Gambar 1 mengilustrasikan

5
tahapan EAP. Dari tahapan ini diuraikan ke tahapan penelitian, lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1 Cakupan EAP dalam Zachman framework
Objektif /
lingkup
(perencaan)

Bagaimana
(fungsi)
Daftar entitas Daftar fungsi
yang penting bisnis yang
untuk bisnis dilakukan

Model
enterprise
(pemilik)

Entitas bisnis Dekomposisi
dan hubungan– fungsi dari
hubungannya proses

Apa (data)

Model sistem Model data
informasi
dari bisnis dan
hubungan(perancang)
hubungannya
Model
Rancangan
teknologi
basis data
(pembangun)
Representasi Skema
basis data dan
terperinci
(subkontraktor) definisi
subskema
Sistem
Basis data dan
fungsional
informasi
(pengguna)

Teknologi
Daftar
teknologi
tempat
operasi bisnis
Hubungan
komunikasi
antar lokasi
bisnis

Alur-alur antar Jaringan
proses-proses distribusi
aplikasi
Spesifikasi
proses

Rancangan
basis data

Kode
program dan
bangunan
kendali
Programprogram
aplikasi

Definisi
konfigurasi

Orang (siapa)
Daftar unit
organisasi

Waktu
(kapan)
Daftar
waktu/siklus
bisnis

Motivasi
(kenapa)
Daftar
tujuan/
strategis
bisnis
Aturan bisnis

Struktur
organisasi;
kumpulan
keahlian; isu
keamanan;
Arsitektur
antarmuka
manusia

Jadwal bisnis
induk

Struktur
proses

Model aturan
bisnis

Layar,
arsitektur
keamanan
Orang yang
sudah dilatih

Definisi
waktu

Spesifikasi
aturan dalam
program logis
Aturan yang
memaksa

Kejadian
bisnis

Konfigurasi
sistem

Gambar 1 Tahapan EAP (Surendro 2009)
Inisiasi Perencanaan
Pada penelitian ini, tahapan inisiasi perencanaan fokus pada persiapan segala
sesuatu yang diperlukan sebelum memulai kegiatan inti EAP. Tahapan ini penting
karena menjadi landasan untuk proses tahapan-tahapan selanjutnya. Adapun
beberapa langkah pada tahapan ini adalah:
1 Menentukan lingkup enterprise yang dipilih dan menentukan tujuan EAP. Tahap
ini juga menentukan aktivitas bisnis yang dianalisis meliputi keseluruhan area
suatu organisasi atau hanya sebagian saja.
2 Mendefinisikan visi dan misi enterprise.

6

Gambar 2 Kerangka penelitian
Tinjauan Kondisi Enterprise Saat Ini
Tahap ini terbagi atas dua langkah, yaitu menentukan aktivitas bisnis yang
tepat dan meninjau sistem dan teknologi yang digunakan di enterprise. Tujuannya
adalah untuk membuat model yang merepresentasikan proses bisnis yang dilakukan
enterprise. Tahapan tinjauan kondisi enterprise saat ini terdiri atas 2 tahapan, yaitu:
a Pemodelan bisnis
Tahapan ini mengumpulkan dan membangun suatu basis pengetahuan mengenai
bisnis dan informasi yang digunakan bisnis saat ini. Langkah detailnya yaitu:
1 Mengidentifikasi struktur organisasi enterprise.
2 Mengidentifikasi dan mendefinisikan proses bisnis dengan membuat model
bisnis atau arsitektur bisnis enterprise.
3 Membuat dekomposisi proses bisnis dan merelasikan proses bisnis terhadap
unit organisasi.
b Sistem dan teknologi saat ini
Tahapan ini mendefinisikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang ada
untuk mendukung bisnis saat ini.

7
Perancangan Arsitektur
Tahapan ini berfungsi membuat rancangan arsitektur dengan cara
mengidentifikasi dan mendefinisikannya menjadi 3 kategori, yakni:
a Arsitektur Data
Tahap pertama dalam membuat arsitektur enterprise. Sesuai dengan
pengertiannya tahap ini bukan membuat database sistem, tetapi mendefinisikan
entitas utama yang diperoleh dari tahap pemodelan bisnis.
b Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi dilakukan setelah pendefinisian arsitektur data. Arsitektur
aplikasi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung
proses bisnis dan mengelola data dalam lingkungan bisnis tersebut. Arsitektur
aplikasi bukan rancangan sistem maupun spesifikasi untuk sistem tertentu, tetapi
deskripsi tentang kemampuan dan manfaat dari aplikasi yang digunakan untuk
mendukung proses bisnis (Fitrian 2007).
c Arsitektur Teknologi
Tahap ini mendefinisikan jenis teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan
aplikasi dan mengelola data yang sudah didefinisikan sebelumnya. Adapun
langkah–langkah yang dilakukan adalah:
1 Mengidentifikasikan prinsip teknologi dan platform yang akan digunakan.
2 Menghubungkan platform teknologi dengan aplikasi.
Rencana Implementasi
Tahapan ini menyusun suatu rekomendasi untuk rencana implementasi
berdasarkan ketiga arsitektur yang sudah dirancang. Rencana rekomendasi
mencakup seluruh proses bisnis di KPS Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Inisiasi Perencanaan
Tahapan awal inisiasi perencanaan dilakukan dengan cara studi literatur.
Artikel penelitian yang dipilih mengenai KPS Bogor, daftar lengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 2. Penelitian yang dijadikan rujukan utama adalah skripsi yang
dilakukan oleh Meisya (2011) dengan judul “Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi
di Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor, Jawa Barat”.
Ruang Lingkup Enterprise
Kegiatan bisnis yang dimiliki KPS Bogor ialah pembinaan dan penyuluhan
terhadap peternak, penyediaan kebutuhan pokok utama pada peternak dan
ternaknya, penampungan dan pemasaran susu, dan penyediaan tenaga ahli dan
mantri untuk penyuluhan dan pelayanan kesehatan ternak (Meisya 2011). Setelah
dilakukan observasi langsung ke KPS Bogor, ruang lingkup KPS Bogor mengalami
perubahan, yaitu penyediaan kebutuhan pokok utama pada peternak dan ternaknya
tidak lagi termasuk produksi pakan ternak. Setelah dikaji ulang, produksi pakan
ternak atas nama merek dagang “KPS feed” mengalami kerugian terus menerus,
sehingga KPS Bogor menghentikan produksinya.

8
Tabel 2 Daftar studi literatur penelitian mengenai KPS Bogor dan EAP
No Tahun Nama peneliti
1

2007

2

2011

3

2011

Bambang
Handoko
Nadia Meisya
Retno
Khairunnisa

Judul artikel
Analisis faktor-faktor yag berhubungan dengan motivasi kerja
karyawan koperasi produksi susu (KPS) Bogor, Jawa Barat
Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi
Susu (KPS) Bogor, Jawa Barat
Analisis daya saing dan dampak kebijakan pemerintah
terhadap usaha peternakan sapi perah (Studi Kasus: Peternak
Anggota Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan
Bogor KUNAK, Jawa Barat)

Visi dan Misi Enterprise
KPS Bogor merupakan koperasi persusuan primer yang berasosiasi langsung
dengan para peternak susu sapi perah yang menjadi anggota-anggotanya.Visi KPS
Bogor adalah menjadi koperasi yang amaliah, modern, sehat organisasi, sehat
usaha, dan sehat mental serta unggul di tingkat regional dan nasional. Misi KPS
Bogor sebagai beeikut:
1 Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang-undang Perkoperasian
serta Peraturan Pelaksanaan dan Peraturan Perudang undangan yang berlaku
serta menjalankan amanah keputusan Rapat Anggota.
2 Memotivasi anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat sendiri
sekaligus mengangkat derajat perkoperasian.
3 Meningkatkan kompetensi sumber daya koperasi.
4 Meningkatkan tata kelola operasional dengan baik, efektif, dan efisien.
5 Menjadi laboratorium koperasi persusuan.
6 Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi tepat guna
yang ramah lingkungan.
Pemodelan Bisnis
Identifikasi Struktur Organisasi
Tahap ini berfungsi untuk mengetahui secara struktural bentuk pengurus yang
ada di KPS Bogor. Infomasi struktur organisasi diperoleh dengan wawancara secara
langsung dengan pihak KPS Bogor diwakili oleh Bapak Bintarso selaku Kepala
Unit Usaha Pelayanan Susu Murni, lebih jelas digambarkan pada Gambar 3.
Proses Bisnis
Model value chain digunakan untuk memudahkan identifikasi dan
pendefinisian proses bisnis. Value chain membagi setiap proses bisnis enterprise
menjadi dua kategori, yaitu primary activities dan support activities. Primary
activities adalah proses utama yang dilakukan enterprise, sedangkan support
activities adalah proses bisnis yang dilakukan enterprise untuk mendukung primary
activities.
Seluruh proses bisnis yang dilakukan KPS Bogor diambil dari ruang lingkup,
visi misi, dan struktur organisasi KPS Bogor. Gambar 4 memperlihatkan gambaran
bentuk value chain di KPS Bogor. Adapun aktivitas utama KPS Bogor adalah:

9

Gambar 3 Struktur organisasi
1 Layanan
Proses bisnis ini berisi layanan-layanan yang diberikan oleh KPS Bogor untuk
staf, anggota KPS Bogor, dan masyarakat umum. Adapun yang termasuk proses
bisnis ini adalah pembinaan dan penyuluhan terhadap peternak, penyediaan
kebutuhan pokok utama pada peternak dan ternaknya, dan penyediaan tenaga
ahli dan mantri untuk penyuluhan dan pelayanan kesehatan ternak.
2 Pengelolaan bahan
Proses bisnis yang dilakukan untuk mendapatkan susu mentah dari peternak.
Proses bisnis ini terkait penampungan susu.
3 Operasi
Proses bisnis yang dilakukan KPS Bogor untuk mengolah komoditas utama
yakni susu murni dan hewan ternaknya.
Support activities diperlukan untuk mendukung primary activities. KPS
Bogor mempunyai dua support activities, yakni:
1 Uji laboratorium
Kegiatan yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuatitas
susu yang dimiliki KPS Bogor. Proses bisnis ini sejalan dengan misi nomor 5.
2 Administrasi umum dan keuangan
Proses bisnis yang dimiliki KPS Bogor untuk mencatat dan mendukung
administrasi umum, mengelola keuangan KPS Bogor, dan bagian pemodalan.
Dekomposisi Proses Bisnis
Hasil dari pengamatan dan pendefinisian proses bisnis didekomposisi atau
dibagi atas apa yang dilakukan proses bisnis agar terlihat jelas apa yang dilakukan
setiap proses bisnis, hasil dekomposisi dinamakan aktivitas bisnis, selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil dekomposisi dihubungkan dengan unit

10

Primary Support
Activities Activities

organisasi menggunakan matriks relasi proses bisnis terhadap unit organisasi, hal
ini bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup tanggung jawab setiap unit organisasi
pada masing-masing proses bisnis. Hasil matriks bisa dilihat pada Lampiran 2.
Tahapan dekomposisi juga menggunakan model siklus sumber daya dengan tujuan
melengkapi dan lebih memastikan kelengkapan hasil dekomposisi proses bisnis
menjadi aktivitas-aktivitas bisnis. Hasil analisis dijabarkan pada Lampiran 3.
Uji Laboratorium
Administrasi Umum dan Keuangan
Pengelolaan
bahan

Layanan

Operasi

Pemasaran dan
Penjualan

Gambar 4 Model Value Chain KPS Bogor

Tinjauan Sistem dan Teknologi Saat ini
Tahapan ini mendefinisikan sistem aplikasi dan platform teknologi yang
digunakan di KPS Bogor pada setiap unit usahanya. Inventaris sistem dan teknologi
saat ini diperoleh dari hasil wawancara dengan Bapak Bintarso dan observasi
langsung ke KPS Bogor. Tabel 3 memperlihatkan kondisi sistem dan teknologi saat
ini di KPS Bogor secara lengkap.
Tabel 3 Kondisi sistem dan teknologi KPS Bogor saat ini
Divisi
Unit
Pelayanan
Susu Murni

Penyimpanan
data

Sistem
operasi

Perangkat lunak

Perangkat
pendukung

Perangkat
komunikasi

HDD internal
dan eksternal

Windows
7,
Windows
XP

Microsoft Office,
KPS.exe, Aplikasi
Pembayaran Uang
Susu Anggota

Unit Pakan
Ternak

HDD internal
dan eksternal

Windows
XP

Microsoft Office

Printer

Wi-Fi

Unit Susu
Pasturis

HDD internal
dan eksternal

Windows
XP

Microsoft Office

Printer

Wi-Fi

Bagian
Administrasi
Umum dan
Keuangan

HDD internal
dan eksternal

Microsoft Office,
Aplikasi Utang
Piutang, Aplikasi
Pembayaran Uang
Susu Anggota

Printer,
Fax,
Scanner

Wi-Fi, LAN

Unit Serba
Usaha
Kunak

HDD internal
dan eksternal
HDD internal
dan eksternal

Microsoft Office

Printer

Wi-Fi

Microsoft Office

Printer

-

Windows
XP

Windows
XP
Windows
XP

Printer

Wi-Fi, LAN

11
Perancangan Arsitektur
Arsitektur Data
Tujuan tahap ini adalah mencari entitas-entitas pada masing-masing proses
bisnis yang disebut entitas bisnis. Masing-masing entitas bisnis dijabarkan entitas
datanya. Hasil penjabaran selengkapnya bisa dilihat pada Lampiran 4.
Entitas bisnis dan entitas data dimodelkan dengan Entity Relationship
Diagram (ERD) untuk memperjelas keterlibatannya dalam sistem. Hasil pemodelan
lihat Lampiran 5. Selanjutnya entitas data yang sudah dijabarkan dihubungkan
dengan proses bisnis, untuk membagi entitas data menjadi beberapa kategori, yaitu
pembuatan, pengolahan, dan penggunaan data. Pembagian ini untuk memenuhi
tujuan proses bisnis, lihat Lampiran 6.
Arsitektur Aplikasi
Langkah awal tahap ini melakukan analisis terhadap hasil tahap arsitektur
data untuk mendapatkan rekomendasi aplikasi yang dibutuhkan KPS Bogor. Cara
analisis ialah memperkirakan entitas data yang sudah didefinisikan dapat dibentuk
menjadi aplikasi apa saja. Hasil analisis menghasilkan 7 kandidat aplikasi,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Kandidat aplikasi dianalisis hubungannya dengan aktivitas bisnis, poin utama
analisis ini mencari aktivitas bisnis yang didukung masing-masing kandidat aplikasi.
Hasil analisis disebut pemetaan aplikasi dan proses bisnis, Lampiran 7
menunjukkan hasil analisis dalam bentuk matriks. Hampir semua aktivitas bisnis
didukung oleh 7 kandidat aplikasi, maka ketujuh kandidat aplikasi sudah dapat
dikatakan rekomendasi aplikasi dari arsitektur aplikasi. Dari seluruh aktivitas bisnis
hanya satu yang tidak didukung oleh rekomendasi aplikasi, yakni “menentukan
kegiatan kerja seluruh staf dan anggota KPS Bogor yang ada di bawah proses bisnis
administrasi umum dan keuangan.
Rekomendasi aplikasi dianalisis hubungannya dengan organisasi untuk
menvalidasi mana saja rekomendasi aplikasi yang benar-benar dibutuhkan KPS
Bogor. Lampiran 8 menunjukkan hasil analisis hubungan organisasi dan
rekomendasi aplikasi dalam bentuk matriks. Unit organisasi Koordinator Unit Usaha
Pakan Ternak dan Koordinator Unit Usaha Susu Pasturis dalam status kerja sama
operasional (KSO), karena pengelolanya beda, tidak diketahui rekomendasi
aplikasi mana yang mendukung unit organisasi tersebut kecuali Sistem Informasi
Akutansi, karena pihak KSO pasti menyetor laporan keuangan penyewaan kepada
pihak KPS Bogor.
Langkah berikutnya, rekomendasi aplikasi dianalisis hubungannya dengan
perangkat lunak yang sudah didata pada tahap tinjaun sistem dan teknologi saat ini,
analisis hubungan ini disebut analisis dampak, selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 9. Tujuan analisis dampak untuk mengategorikan menjadi 5 kategori,
yaitu (Sommerville 2007):
1 Aplikasi apa saja yang perlu dipertahankan dan dilanjutkan pemeliharaan
rutinnya (leave the system unchanged and continue with regular maintenance/R).
2 Aplikasi apa saja yang perlu diganti secara keseluruhan (scrap the system
completely/SR).
3 Aplikasi apa saja yang perlu dipertahankan dengan mengembangkan beberapa
komponennya (re-engineer the system to improve its maintainability/RE).

12
4 Mengganti seluruh sistem termasuk perangkat keras baru, karena sistem yang
sudah ada tidak bisa beroperasi atau sistem yang baru bisa berjalan dengan biaya
pengeluaran yang lebih efisien (Replace all part of the system with a new
system/RA).
Tabel 4 Kandidat aplikasi dan deskripsinya
Kode
K1

Kandidat
aplikasi
Sistem
Informasi
Akutansi

Deskripsi aplikasi
Sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang
berkaitan dengan keuangan, termasuk di dalamnya segala hal
yang terkait proses pembuatan buku laporan dan neraca
keuangan.

K2

Sistem
Informasi
Susu

Sistem sudah berjalan di KPS Bogor atas nama KPS.exe,
penggunaan hanya sampai penentuan harga beli susu mentah
dari peternak dengan input-an kualitas susu yang didadapat
dengan cara manual, sebaiknya digabungkan dengan aplikasi
Pembayaran Uang Susu Anggota dan dikembangkan dengan
menerima indikator dari output sistem Pengujian Kualitas
Susu.

K3

Sistem
Informaasi
Pengujian
Kualitas Susu

Sistem yang direkomendasikan untuk mendukung support
activities Uji Laboratorium. Termasuk di dalamnya klasifikasi,
pengolahan sampling, dan pemberian spesifikasi untuk susu
mentah dan susu murni. Saat ini KPS Bogor melakukan uji
coba dengan cara manual, sehingga pada KPS.exe inputanannya manual dan tidak efektif.

K4

Sistem
Informasi
Pemesanan
dan Penjualan
Produk KPS

Sistem yang direkomendasikan untuk mengubah proses
penjualan di KPS Bogor yang masih tradisional ke bentuk
penjualan satu pintu via online.

K5

Sistem
Informasi
Manajemen
Rantai Pasok

Sistem yang mengelola semua aktivitas yang terlibat dalm
proses pengelolaan bahan dan operasi dari bahan baku sampai
produk.

K6

Sistem
Infromasi
Inventori
Pergudangan

Sistem yang mengelola administrasi pergudangan, jumlah
persediaan setiap barang dan segala aktivitas yang terkait
pengiriman.

K7

Knowledge
Management
System
Layanan

Layanan yang disediakan KPS Bogor cukup banyak, karena
itu dibutuhkan sistem yang mengelola primary activities
Layanan, termasuk segala aktivitas yang terkait KSO.

Rekomendasi aplikasi membutuhkan data input dan data output yang baku
dan standar. Oleh karena itu, perlu ditentukan bentuk data yang digunakan sebagai
data input dan data yang dihasilkan sebagai data ouput. Bentuk data input

13
ditentukan dalam bentuk form dan data output sebagai laporan, selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Data input dan data output rekomendasi aplikasi
Rekomendasi aplikasi

Data input

Sistem Informasi Akutansi

Form laporan
keuangan

Sistem Informasi Susu

Form setoran susu
anggota
Form pengujian

Sistem Informasi Pengujian
Kualitas Susu

Data output
- Laporan bulanan
- Laporan tahunan
- Laporan neraca keuangan
Laporan uang susu anggota
- Laporan kualitas produk
- Laporan pengamatan ternak

Sistem Informasi Pemesanan
dan Penjualan Produk KPS

- Form pemesanan
- Form penjualan

- Laporan produk yang keluar dari
gudang
- Laporan pemesanan
- Laporan penjualan
- Laporan barang yang disimpan
- Laporan alat yang digunakan
- Laporan produk yang diolah
- Laporan operasi

Sistem Informasi Manajemen
Rantai Pasok

- Form operasi
- Form pengelolaan

Sistem Informasi Inventori
Pergudangan

Form barang masuk

- Laporan administrasi pergudangan
- Laporan persedian barang

Knowledge Management
System Layanan

- Form pemesanan
layanan

- Laporan pesanan layanan
- Laporan alokasi ahli

Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologi seperti yang sudah dijelaskan pada tahapan penelitian
terdiri dari 2 tahapan, tahap pertama mendefinisikan prinsip teknologi dan
menentukan platform teknologi. Tahap 2 menghubungkan platform teknologi
tersebut dengan rekomendasi aplikasi dan gambarkan rancangan arsitektur
teknologi. Prinsip platform teknologi merupakan aturan dan kebijakan yang
menyediakan arahan atau pedoman untuk pengadaan platform teknologi sebagai
lingkungan kerja penggunaan data dan aplikasi (Talkanda 2014). Jenis platform
teknologi yang ditetapkan ada 6 jenis, yaitu sistem operasi, perangkat keras,
perangkat lunak, komunikasi dan kolaborasi, data storage, dan network. Tabel 6
menampilkan prinsip-prinsip untuk setiap prinsip platform. Tabel 7 berisi platform
yang disediakan.
Prinsip yang sudah ditetapkan digunakan untuk menentukan platform yang
disediakan. Platform yang disediakan terdiri dari platform untuk pengembangan
aplikasi yang sudah ada dan pembangunan rekomendasi aplikasi baru. Hubungan
platform yang disediakan dengan rekomendasi aplikasi dijabarkan pada Lampiran
10. Rancangan arsitektur teknologi digambarkan pada Lampiran 11.

14
Tabel 6 Prinsip platform yang ditetapkan
No
Jenis

Prinsip

1

Sistem operasi

- User friendly
- Mendukung penggunaan perangkat keras dan aplikasi yang dibangun
- Mendukung jaringan

2

Perangkat keras -

3

Perangkat
lunak

- Pengembangan aplikasi memiliki sekala prioritas
- User friendly
- Pengembangan aplikasi dimulai dari sekala terkecil, dapat berkembang
atau sesuai kebutuhan apabila terjadi keadaan yang mendesak
- Memiliki dokumetasi pengembangan yang sesuai standar dan baik
- Memperhatikan kebutuhan akan kinerja, pemakai dan biaya

4

Komunikasi
dan kolaborasi

- Menggunakan arsitektur client server
- Komunikasi dengan kunak dapat melalui telepon

5

Data storage

- Data mudah diakses dan mudah dimengerti
- Database management system berbasis kebutuhan KPS Bogor
- Format data yang terstandar

6

Network

- Koneksi yang stabil
- Memiliki standar yang sama
- Instalasi mudah

Independen terhadap vendor dan brand tertentu
Dikualifikasi dan dibatasi
Handal dan dalam kondisi yang baik
Didokumentasikan
Didasarkan pada kebutuhan rekomendasi aplikasi

Tabel 7 Platform yang disediakan
Jenis

Platform

Sistem operasi
Windows
Perangkat keras - Personal computer (PC)
- Keyboard
- Mouse
- Scanner
- Monitor
- Printer
Perangkat
- Spreadsheet
lunak
- Word processing
- PDF reader
- Language programming untuk pengembangan dan
pembangunan rekomendasi aplikasi (Java, PHP, Foxbase,
Clipper)
Komunikasi
- Fax
dan kolaborasi - Telepon
- Messenger aplication
- Cloud drive
Data storage
- Standart Query Language (SQL)
- Database management system (java database, foxpro,
MySQL, dBASE III atau clipper database)
- Media penyimpanan HDD, SSD
- Server
Network
- LAN
- MAN
- Wi-Fi

Kode
platform
so
pk1
pk2
pk3
pk4
pk5
pk6
pl1
pl2
pl3
pl4
kk1
kk2
kk3
kk4
ds1
ds2
ds3
ds4
n1
n2
n3

15
Penyusunan Rekomendasi
Seperti yang dijelaskan pada metode, tahap rencana implementasi adalah
tahap menyusun rekomendasi untuk rencana implementasi, karena itu rekomendasi
dibagi sesuai dengan analisis ketiga arsitektur.
Rekomendasi untuk arsitektur data adalah menggunakan 17 entitas data yang
dihasilkan dari analisis arsitektur data. Rekomendasi untuk arsitektur aplikasi
adalah 7 rekomendasi aplikasi. Urutan prioritas pembangunan rekomendasi aplikasi
diperlukan karena alasan dana, tenaga ahli, dan waktu yang mendesak untuk
penggunaan. Langkah pertama mencari prioritas dari 7 rekomendasi aplikasi adalah
memilih metode digunakan, karena rekomendasi aplikasi tidak terstruktur dan
merupakan alternatif pilihan, maka metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP)
yang paling tepat.
Dalam metode AHP ada beberapa komponen yang diperlukan, yakni goal,
kriteria, dan alternatif. Goal perhitungan ini menentukan prioritas rekomendasi
aplikasi. Kriteria yang dipilih dicari dari prinsip platform yang sudah ditetapkan,
hasilnya ada 5 kriteria yakni urgensi, waktu pengerjaan, biaya, user friendly, dan
independen. Rekomendasi aplikasi pada metode ini berfungsi sebagai alternatif.
Bagian perhitungan AHP, pertama tentukan rasio kepentingan diantara
sesama kriteria dan cari nilai Eigen beberapa iterasi sehingga perbedaannya sampai
4 nominal di belakang koma, Tabel 8 memperlihatkan nilai rasio kepentingan di
antara sesama kriteria dan hasil iterasi dari nilai Eigen, 4 iterasi yang dibutuhkan
untuk mencapai perbedaan 4 nominal di belakang koma.
Langkah selanjutnya mencari nilai Eigen masing-masing rekomendasi
aplikasi terhadap masing-masing alternatif. Lampiran 12 memperlihatkan nilai
rasio kepentingan, nilai Eigen dan jumlah iterasi yang yang dibutuhkan masingmasing rekomendasi aplikasi terhadap masing-masing alternatif.
Tabel 8 Rasio kepentingan antara kriteria

Urgensi
Waktu
pengerjaan
Biaya
User friendly
Independen
Iterasi

Urgensi

Waktu
pengerjaan

Biaya

1.00
0.20

5.00
1.00

2.00
2.00

4.00
0.50

0.50
4.00

0.31785
0.20982

0.50
0.25
2.00
4.00

0.50
2.00
0.25

1.00
0.25
0.50

4.00
1.00
4.00

2.00
0.25
1.00

0.17654
0.09923
0.19656

User
friendly

Independen

Nilai
Eigen

Nilai Eigen dari masing-masing alternatif terhadap masing-masing kriteria
diolah dengan nilai Eigen kriteria menggunakan perkalian matriks untuk
mendapatkan nilai prioritas dari masing-masing rekomendasi aplikasi. Lampiran 13
memperlihatkan hasil perkalian matriks. Urutan pembangunan rekomendasi
aplikasi dari nilai terbesar, lihat Tabel 9.
Selain itu ada beberapa rekomendasi untuk mendukung rekomendasi aplikasi
terkait arsitektur teknologi, yakni:
1 Pembangunan network untuk unit usaha bagian KUNAK, baik network dalam
bentuk LAN dan MAN maupun Wi-Fi.

16
2 Peremajaan unit perangkat keras yang digunakan, baik set server yang akan
digunakan untuk rekomendasi aplikasi yang kedepannya difokuskan pada
percepatan via internet, juga perangkat personal computing (PC) yang
digunakan.
3 Peralihan versi OS Windows yang digunakan dari versi XP ke versi Windows 7
karena versi XP sudah tidak dikembangkan lagi oleh Microsoft.
4 Peralihan bahasa pemrograman yang digunakan dari Foxbase dan Clipper ke
bahasa Java dan PHP karena lebih umum digunakan, sehingga tidak sulit
mencari sumber daya manusia untuk pembangunan dan pemeliharaan
rekomendasi aplikasi.
Tabel 9 Urutan pembangunan rekomendasi aplikasi
Rekomendasi aplikasi
Sistem Pengujian Kualitas Susu
Sistem Inventori Pergudangan
Sistem Informasi Susu
Sistem Manajemen Rantai Pasok
Sistem Informasi Akutansi
Knowledge Management System Layanan
Sistem pemesanan dan Penjualan Produk KPS

Urutan pembangunan
1
2
3
4
5
6
7

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya beberapa rekomendasi yang
terdiri atas arsitektur data, arsitektur aplikasi, dan arsitektur teknologi. Pertama,
rekomendasi arsitektur data yaitu 17 entitas data yang digunakan untuk
menjelaskan entitas utama proses bisnis. Kedua, rekomendasi arsitektur aplikasi
yaitu 7 rekomendasi aplikasi yang dibangun berdasarkan prioritas pembangunan
yang menggunakan metode AHP. Ketiga, rekomendasi arsitektur teknologi yaitu
pembangunan network untuk unit usaha Bagian KUNAK, peremajaan perangkat
keras, peralihan versi OS Windows dari versi XP ke versi Windows 7, dan peralihan
bahasa pemprograman dari Foxbase dan Clipper ke bahasa Java dan PHP. Ketiga
data arsitektur tersebut dapat digunakan untuk perancangan arsitektur enterprise.
Saran
Sebaiknya penelitian ini dilanjutkan sampai ke tahap pembangunan sistem,
karena itu diperlukan analisis yang lebih mendalam, penjelasan lebih jelas setiap
modul dari rekomendasi aplikasi, dan arsitektur teknologi yang lebih aplikatif
menyesuaikan keadaan KPS Bogor yang belum disokong fasilitas yang memadai.

17

DAFTAR PUSTAKA
Fitrian Y. 2007. Perencanaan Arsitektur Enterprise di Perguruan Tinggi Studi
Kasus STMIK Darmajaya [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Meisya N. 2011. Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi Susu
(KPS) Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Parizeau Y. 2002. Enterprise Architecture for Complex Government and the
Challenge of Government On-Line in Canada. Halifax (CA): Dalhousie
University.
Perry DE, Wolf AL. 1992. Foundations for the study of software architecture.
SIGSOFT Softw. Eng. Notes. 17(4):40-52. doi:10.1145/141874.141884.
Sommerville I. 2007. Software Engineering 8th ed. Ed ke-8. Boston (US): AddisonWesle.
Spewak SH, Hill SC. 1992. Developing Blueprint for Data, Application,
Technology: Enterprise Architecture Planning. New York (US): John Wiley
& Sons.
Subandi. 2011. Ekonomi Koperasi. Bandung (ID): Alfabeta.
Surendro K. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung (ID):
Informatika.
Talkanda TT. 2014. Analisis Kebutuhan Sistem Rekomendasi Tujuan Pariwisata
Menggunakan Enterprise Architecture Planning [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
2011. Bandung (ID): Alfabeta.
Wisudiawan GAA. 2011. Arsitektur Enterprise Dilihat dengan Sudut Pandang RMODP. Bandung (ID): ITB Press.
Yunis R, Surendro K, Panjaitan ES. 2010. Pengembangan Model Arsitektur Enterprise untuk
Perguruan Tinggi. JUTI 8(1): 9-18.

18
Lampiran 1 Dekomposisi proses bisnis
Proses bisnis
Pengelolaan bahan

Layanan

Aktivitas bisnis
A1
A2
A3
A4
A5
B1
B2

Operasi

Administrasi umum
dan Keuangan

B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
C1
C2
C3
C4
D1

Pembelian susu mentah dari peternak di TPK
Penerimaan susu mentah
Pengambilan susu mentah di TPK
Penyimpanan susu mentah di gudang
Pengiriminan susu mentah menuju tempat pengolahan susu murni
Menyediakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan perawatan dan
obat-obatan ternak dan peralatan kandang
Penyewaan Unit Pakan Ternak dan Unit Susu Pasturis ke pihak
KSO
Menyediakan kebutuhan mantri sapi
Penangan reproduksi sapi
Pelayanan kesehatan ternak
Gudang susu murni
Clean in place
Penyuluhan
Membersihkan kandang dan ternak
Pengolahan susu mentah menjadi susu murni
Gudang susu
Pemeliharaan ternak
Pemerahan susu mentah

Pemasaran dan
penjualan

E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7

Mencatat seluruh laporan yang dibuat dan dilaporkan oleh kepala
bagian unit usaha
Menerima dan mencatat keuangan dari pihak Kerjasama
Operasional (KSO)
Mengakumulasi laporan harian menjadi laporan bulanan dan
tahunan
Administrasi pembelian, pemasaran, pengambilan dan
pengantaran susu
Mencatat dan menyusun laporan rugi laba dan neraca keuangan
Menentukan kegiatan kerja seluruh staf dan anggota KPS Bogor
Mencatat utang piutang KPS Bogor, staf dan anggota KPS Bogor
Membagikan gaji ke karyawan
Perencanaan keuangan
Pengumpulan modal
Pengelolaan dana
Pemberian modal pada staf yang mengajukan permohon
pemodalan
Pelayanan pesanan
Pemasaran susu murni ke calon konsumen
Penelitian kebutuhan konsumen akan susu murni
Administrasi penjualan
Penjualan susu murni ke konsumen
Pemantauan status pengiriman
Pengiriminan susu murni ke konsumen yang memesan

Uji Laboratorium

F1
F2
F3
F4
F5

Pengujian mutu susu
Memberikan spesifikasi susu
Menyewa konsultan untuk susu murni
Pengambilan sampling susu
Pengamatan ternak

D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12

Lampiran 2 Matriks relasi proses bisnis terhadap unit organisasi

19

20
Lampiran 3 Model siklus sumber daya
Fungsi bisnis

Kebutuhan

Siklus hidup sumber daya
Akuisisi
Pemeliharaan

Pengelolaan
bahan

Pembelian susu - Penerimaan
mentah dari
susu mentah
peternak di TPK - Pengambilan
susu mentah di
TPK

Layanan

Menyediakan
kebutuhan
sehari-hari,
kebutuhan
perawatan dan
obat-obatan
ternak, dan
peralatan
kandang

Menyediakan
kebutuhan
mantri sapi

Operasi

Pemeliharaan
ternak

Pemerahan susu - Gudang susu
mentah

Disposisi

Penyimpanan
susu mentah di
gudang

Pengiriminan susu
mentah menuju
tempat pengolahan
susu murni

- Gudang susu
murni
- Clean in place
- Membersihkan
kandang dan
ternak

- Penyewaan Unit
Pakan Ternak dan
Unit Susu
Pasturis ke pihak
KSO
- Penangan
reproduksi sapi
- Pelayanan
kesehatan ternak
- Penyuluhan
Pengolahan susu
mentah menjadi
susu murni

Administrasi
umum dan
keuangan

-Mencatat
seluruh laporan
yang dibuat dan
dilaporkan oleh
kepala bagian
unit usaha
-Perencanaan
keuangan

- Menerima dan
mencatat
keuangan dari
pihak
Kerjasama
Operasional
(KSO)
- Mencatat dan
menyusun
laporan rugi
laba dan neraca
keuangan
- Mencatat utang
piutang KPS
Bogor, staf dan
anggota KPS
Bogor
- Pengumpulan
modal

- Administrasi
pembelian,
pemasaran,
pengambilan
dan
pengantaran
susu
- Pengelolaan
dana

- Membagikan gaji
ke karyawan
- Mengakumulasi
laporan harian
menjadi laporan
bulanan dan
tahunan
- Menentukan
kegiatan kerja
seluruh staf dan
anggota KPS
Bogor
- Pemberian modal
pada staf yang
mengajukan
permohonan
pemodalan

Pemasaran dan
penjualan

-Pelayanan
pesanan
-Pemasaran susu
murni ke calon
konsumen

Penelitian
kebutuhan
konsumen akan
susu murni

Administrasi
penjualan

- Penjualan susu
murni ke
konsumen
- Pemantauan
status pengiriman
- Pengiriman susu
murni ke
konsumen yang
memesan

Uji
laboratorium

-Pengambilan
sampling susu
-Pengamatan
ternak

Pengujian mutu
susu

Menyewa
konsultan untuk
susu murni

Memberikan
spesifikasi susu

21
Lampiran 4 Daftar entitas data
Entitas bisnis

Entitas data
-

Karyawan
Produk
Konsumen
Administrasi
Gudang

Layanan

-

Tempat Pelayanan Koperasi (TPK)
Gudang
Karyawan
Administrasi
Ahli
Produk
Kerja Sama Operasional (KSO)
Konsumen
Kandang
Ternak
Alat pengolahan

Operasi

-

Ternak
Karyawan
Produk
Gudang
Alat pengolahan

Administrasi umum dan keuangan

-

Administrasi
Karyawan
Buku laporan
Konsumen
KSO
Produk
Keuangan

Pengelolaan bahan

-

Produk
Peternak
TPK
Alat pengolahan
Gudang
Karyawan

Uji laboratorium

-

Karyawan
Produk
Ahli
Ternak
Pengujian

Pemasaran dan penjualan

22

Lampiran 5 Diagram entitas proses bisnis KPS Bogor

Lampiran 6 Matrik hubungan proses bisnis dan entitas data

23

24

Lampiran 7 Matriks pemetaan kandidat aplikasi dan proses bisnis

25
Lampiran 8 Matriks hubungan organisasi dan aplikasi
Rekomendasi aplikasi

Organisasi

K1


K2


K3


K4


K5


K6


K7


Pengurus















Pengawas



























Rapat Anggaran




Konsultan
Koordinator Unit Pelayanan Susu
Murni
Koordinator Unit Usaha Susu
Pasturis
Koordinator Unit Usaha Pakan
Ternak
Koordinator Unit Serba Usaha












Koordinator Bagian KUNAK
Koordinator Bagian Administrasi
Umum dan Keuangan







Lampiran 9 Analisis dampak
Rekomendasi
aplikasi
-

Aplikasi aaat ini

Dampak

Keterangan

Sistem Informasi
Ut