Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel 1. Variabel dependen

perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana dapat dilihat pada Lampiran 4. Metode pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mendasarkan pada ciri-ciri atau kriteria perusahaan yang mengalami underpricing dan perusahaan melaporkan data prospektus secara lengkap dari tahun 2006-2011. Kriteria sampel yang digunakan sebagai berikut: Tabel 4.1 Pemilihan sampel penelitian KETERANGAN JUMLAH PERUSAHAAN Perusahaan yang IPO periode 1 januari 2007- 31desember 2011 Perusahaan yang mengalami overpricing Perusahaan yang tidak mengalami underoverpricing Perusahaan memiliki data prospektus lengkap 102 17 2 3 JUMLAH SAMPEL 80 Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka jumlah sampel yang mengalami underpricing selama tahun 2007-2011 adalah sebanyak 80 perusahaan. Daftar sampel perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 5, sekaligus jumlah underpricing yang dialami oleh masing-masing perusahaan pada saat IPO.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan menggunakan sumber data sekunder yang diperoleh melalui situs www.idx.co.id, www.e-bursa.com, www.yahoofinance.com, www.icmd.co.id dengan cara melakukan browsing. Universitas Sumatera Utara 4.5. Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel 4.5.1. Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat underpricing yang terjadi dalam penawaran harga saham pada pasar perdana yang diukur berdasarkan perhitungan initial return dari perusahaan-perusahaan yang melakukan penawaaran saham perdana selama periode 2007-2010 dengan menggunakan rumus sebagai berikut : UNDER = P 1 − P P x 100 Dimana : UNDER = Initial return saham masing-masing perusahaan P P = Harga penawaran saham perdana 1

4.5.2. Variabel independen

= Harga penutupan saham pada hari pertama di pasar sekunder Informasi akuntansi adalah variabel yang tidak dapat diamati Unobservation yaitu berupa konstruk yang diukur dengan beberapa indikator- indikator yang berdasarkan teori dan penelitian terdahulu diduga mempengaruhi underpricing. Informasi akuntansi dalam penelitian ini terdiri dari: 4.5.2.1. Return on assets ROA Universitas Sumatera Utara Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan cara memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA dapat diukur dengan rumus : ROA = Laba Bersih Total AKtiva Dimana: ROA : Rentabilitas ekonomi Rate of Return on Total Asset Laba bersih : Laba bersih satu tahun sebelum perusahaan IPO Total aktiva : Total aktiva satu tahun sebelum IPO

4.5.2.2. Earning per share EPS

Informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan, dapat membantu investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang baik di masa mendatang, Earning per Share mengambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa atau laba bersih perlembar saham biasa. Nilai dari Earning Per Share dapat diukur dengan rumus : EPS = Laba Bersih Total Saham Dimana : EPS : Earning Per Share Laba bersih : Laba bersih ssatu tahun sebelum IPO Total saham : Jumlah lembar saham yang beredar

4.5.2.3. Debt equity ratio DER

Universitas Sumatera Utara Tingkat leverage merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutangnya dengan modal yang dimilikinya. Tingkat leverage dapat diukur dengan rumus: DER = Total Hutang Total Ekuitas Dimana : DER : Rasio Hutang atas Aktiva Debt to Equity Ratio Total hutang : Jumlah hutang satu tahun sebelum IPO Total ekuitas : Jumlah ekuitas satu tahun sebelum IPO

4.5.2.4. Ukuran perusahaan SIZE

Mengukur besarnya skala atau ukuran dari perusahaan adalah dengan melihat total aktiva dari laporan keuangan perusahaan tahun terakhir sebelum perusahaan tersebut melakukan IPO di Bursa Nurhidayati dan Indriantoro, 1998. Informasi non akuntansi adalah variabel yang tidak dapat diamati Unobservation yaitu berupa konstruk yang diukur dengan beberapa indikator- indikator yang berdasarkan teori dan penelitian terdahulu diduga mempengaruhi underpricing. Informasi non akuntansi dalam penelitian ini terdiri dari:

4.5.2.5. Nilai penawaran saham NPS

Besarnya nilai penawaran saham yang ditawarkan menunjukan banyak sedikitnya dana yang dibutuhkan melalui IPO. Nilai penawaran saham dihitung dengan rumus : NPS = HP TS Universitas Sumatera Utara Dimana : NPS : Nilai penawaran saham HP : Harga penawaran saat IPO di pasar perdana TS : Total saham yang beredar saat IPO Semakin besar tingkat kepemilikan yang ditahan akan memperkecil ketidakpastian. Dalam hal ini persentase saham yang ditawarkan diukur dengan menggunakan persentase saham yang ditawarkan kepada publik atau shareholder public.

4.5.2.6. Persentase penawaran saham PPS

Konsekuensi yang harus dipertimbangkan ketika perusahaan memutuskan untuk melakukan IPO karena semakin rendahnya jumlah saham yang diterbitkan akan menyebabkan semakin tinggi tingkat kepemilikan pemegang saham lama. Variabel ini diukur dengan persentase saham yang ditawarkan kepada publik ketika perusahaan melakukan IPO. Persentase penawaran saham merupakan jumlah saham yang ditawarkan terhadap total jumlah saham yang beredar pasa saat IPO atau dengan rumus : PPS = TST TS Dimana : PPS : Persentase Penawaran Saham TST : Jumlah saham yang ditawarkan pada saat IPO TS : Jumlah saham yang beredar pada saat IPO

4.5.2.7. Jenis industri JI

Universitas Sumatera Utara Analisis jenis industri dapat membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karakteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi investor. Kelompok perusahaan manufaktur diberi skala 1 dan kelompok perusahaan non manufaktur diberi skala 0.

4.5.2.8. Reputasi auditor RAUD

Auditor yang bereputasi tinggi mempunyai komitmen yang lebih besar dalam mempertahankan kualitas auditnya sehingga laporan perusahaan yang diperiksa memberikan keyakinan yang lebih besar kepada investor akan kualitas informasi yang disajikan dalam prospektus dan laporan keuangan perusahaan. Variabel ini merupakan variabel dummy. Variabel ini ditentukan dengan menggunakan skala 1 untuk auditor yang prestigious dan 0 untuk auditor yang non prestigious. Untuk menentukan auditor yang prestigious digunakan reputasi auditor yang mempertimbangkan pangsa pasar auditor di Indonesia. Pangsa pasar auditor di Indonesia 80 dikuasai oleh lima KAP besar the big five, yaitu Prasetio Utomo Co, Hans Tuannakotta dan Mustofa, Hanadi Sarwoko Sandjaja, Siddharta Rekan, dan Hadi Sutanto Media Akuntansi edisi 27, 2002. Berdasarkan pemeringkatan dan pangsa pasar tersebut, maka jika emiten menggunakan auditor yang termasuk dalam kategori lima besar, dikategorikan bereputasi tinggi 1 dan sebaliknya bila di luar kategori lima besar, dikategorikan rendah 0.

4.5.3. Variabel moderating

Universitas Sumatera Utara Reputasi Penjamin Emisi RPE dalam JSX Statistik terdapat daftar ranking 50 penjamin emisi yang teraktif dalam perdagangan di bursa setiap tahunnya. Berdasarkan informasi maka peneliti melakukan peringkat penjamin emisi, apabila perusahaan yang listing di tahun tersebut dijamin oleh salah satu penjamin emisi teraktif tersebut maka diberi nilai 1, dan sebaliknya apabila yang tidak dijamin oleh salah satu penjamin emisi tersebut maka diberi nilai 0. Nama perusahaan penjamin emisi diperoleh dari prospektus perusahaan atau dari ICMD dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 4.2. Identifikasi dan defenisi operasional variabel penelitian Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala Underpricing Y Keadaan dimana harga saham di pasar perdana lebih rendah dibanding harga saham di pasar sekunder. P 1 − P P Rasio Informasi Akuntansi X Informasi yang diperoleh dari aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan itu sendiri, informasi tersebut disusun dalam bentuk laporan akuntansi yang disebut laporan keuangan, yang terdiri dari: 1.ROA adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan melalui aktiva yang dimilikinya satu tahun sebelum IPO. 1.ROA = Laba Bersih Total Aktiva Rasio 2.EPS adalah kemampuan perusahaan untuk membayar laba per lembar saham kepada investor satu tahun sebelum IPO. 2.EPS = Laba Bersih Total Saham Bersedar Rasio Universitas Sumatera Utara 3.DER adalah kemampuan perusahaan membayar utang dengan modal yang dimikinya satu tahun sebelum IPO 3.DER = Total Hutang Total Aktiva Rasio 4.SIZE adalah total aktiva yang dimiliki perusahaan satu tahun sebelum IPO 4. SIZE = Totak Aktiva Rasio Informasi Non Akuntansi X Informasi yang diperoleh dari luar aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan selain laporan keuangan antara lain. 1.NPS adalah niali saham yang ditawarkan pada saat IPO 1. NPS = HP x TST Rasio 2.PPS adalah persentase saham yang ditawarkan kepada publik pada saat IPO 2. PPS = TST TS Rasio 3.JI adalah pengelompokkan perusahaan yang beresiko tinggi manufaktur dengan yang resiko rendah non manufaktur 3. Jenis Industri = Kelompok manufaktur diberi skala 1 dan kelompok perusahaan non manufaktur diberi skala 0. Dummy 4.RAUD adalah pengelompokkan lembaga yang mengaudit laporan keuangan berdasarkan reputasi yang diberikan oleh BAPEPAM. 4. Reputasi tinggi diberi skala 1 dan reputasi rendah diberi skala 0 Dummy Reputasi Penjamin emisi RPE Sinyal untuk mengurangi tingkat ketidakpastian terhadap laporan keuangan yang dilaporkan pada saat IPO RPE = Reputasi tinggi diberi skala 1 dan reputasi rendah diberi skala 0 Dummy

4.6. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 25

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 8

Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia cover

0 0 19

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 16

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 18

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 49

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Indonesia Dengan Financial Leverage Sebagai Variabel Moderating

0 3 41