30
BAB III METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rangcangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan
teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian Research and
Development RD. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan Sukmadinata, 2008: 164. Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut Sugiyono, 2012: 40.
3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas mengenai objek penelitian, subjek penelitian,
lokasi penelitian dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD kelas IV. Untuk sampel penelitian ini peneliti mengambil siswa SD kelas 4 di SD Negeri Demangan
Yogyakarta. Peneliti memilih enam siswa berdasarkan potensi akademik tinggi, sedang, dan rendah. Sekelompok siswa tersebut dipilih berdasarkan rekomendasi
dari guru wali kelas. Peneliti juga mempunyai beberapa pertimbangan dalam memilih subjek berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di dalam kelas serta
diskusi dengan guru kelas terkait potensi akademik yang dimiliki masing-masing siswa.
3.2.2 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah produk LKS IPA dengan menggunakan
pendekatan saintifik materi bentuk energi. Produk LKS ini dirancang untuk membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru dan sebagai
buku panduan siswa dalam melakukan kegiatan yang mencakup 5M dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pendekatan saitifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan.
3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk keperluan atau
pengujian. Pengambilan data yang dilakukan di SD Negeri Demangan yang terletak di Jalan Munggur No.38, Demangan, Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Peneliti
memilih SD Negeri Demangan sebagai tempat uji coba produk karena guru di SD Negeri Demangan belum terlalu memahami tentang pendekatan saintifik,
minimnya penggunaan LKS di dalam proses pembelajaran, dan guru hanya menerapkan beberapa tahapan saintifik dalam pembelajaran IPA. Selain itu, SD
Negeri Demangan lokasinya dekat dengan kampus sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.
3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan
Juni s.d.
Desember 2016. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama tujuh bulan.
3.3 Rancangan Penelitian Prosedur pengembangan yang dihasilkan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah produk penelitian berupa LKS IPA berbasis pendekatan saintifik. Penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk LKS dalam penelitian R
and D ini, peneliti mengadopsi model yang dikembangkan oleh Dick Carey 2003, dalam Setyosari, 2013: 230-235. Terdapat sepuluh langkah dalam penelitian
dan pengembangan tersebut yaitu: 1 analisis kebutuhan dan tujuan, 2 analisis pembelajaran, 3 analisis pembelajaran dan konteks, 4 merumuskan tujuan
performansi, 5 mengembangkan instrumen, 6 mengembangkan strategi pembelajaran, 7 mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, 8 merancang
dan melakukan evaluasi formatif, 9 melakukan revisi, dan 10 evaluasi sumatif. Penelitian R and D yang akan dilakukan adalah pengembangan LKS IPA berbasis
pendekatan saintifik materi macam-macam energi. Langkah pengembangan LKS ini mengikuti langkah penelitian yang dikembangkan oleh Dick Carey. Penelitian
ini dibatasi hanya sampai pada evaluasi sumatif dan menghasilkan LKS IPA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berbasis pendekatan saintifik. Berikut ini merupakan model pengembangan yang disajikan dalam bentuk bagan 3.1
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Dick Carey Dari langkah-langkahtersebutdiatas,
berikutpenjelasansetiaptahappadapenelitian R D Dick Carey. 1. Analisis kebutuhan dan tujuan
Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan ini peneliti
mengidentifikasi kebutuhan prioritas yang segera dipenuhi. Dengan menguji kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada
dan keadaan nyata dilapangan yang sebenarnya. Dengan cara melihat kesenjangan yang terjadi, peneliti mencoba menawarkan suatu alternative pemecahan dengan
cara mengembangkan suatu produk atau desain tertentu. 2. Analisis pembelajaran
Langkah berikutnya, peneliti melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai
Merumuskan tujuan
khusus Analisis
kebutuhan dan tujuan
Merancang dan
melakukan evaluasi
formatif
Evaluasi Sumatif
Analisis pembelajaran
Mengemban- gkan strategi
pembelajaran Mengembang-
kan dan memilih bahan
pembelajaran Mengem-
bangkan instrumen
Melaku kan
revisi
Analisis pembelajar
an dan konteks
33
tujuan pembelajaran. Hal-hal apa saja yang menjadi kebutuhan yang dirasakan “felt need”, perlu di identifikasi dan selanjutnya diungkapkan dalam rancangan
produk atau desain yang ingin dikembangkan. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan
tersendiri. 3. Analisis pembelajaran dan konteks
Analisis ini bisa dilakukan secara bersamaan dengan analisis pembelajaran, atau dilakukan setelah analisis pembelajaran. Menganalisis
pembelajaran dan konteks, yang mancakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajaran dalam latar pembelajaran, juga termasuk karakteristik latar
pembelajaran tersebut dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah 2 dan 3 dapat dilakukan baik secara berurutan, atau secara
bersamaan. 4. Merumuskan tujuan performansi
Merumuskan tujuan performansi atau unjuk kerja dilakukan setelah analisis-analisis pembelajaran dan konteks. Merumuskan tujuan unjuk kerja ini
dilakukan dengan cara menjabarkan tujuan umum kedalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan unjuk kerja, atau operasional. Gambaran
rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan.
5. Mengembangkan instrumen Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrument assessment, yang
secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional sebagaimana yang dikemukakan di depan. Tugas mengembangkan instrumen ini menjadi sangat
penting. Instrumen dalam hal ini bisa berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu, dan juga
instrument untuk mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar,
sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk atau desain yang dikembangkan dapat berupa kuesioner atau daftar cek.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Pada tahap ini peneliti mengembangkan strategi pembelajaran dengan memetakan KI, KD, indikator, tujuan kegiatan, dan rencana kegiatan menjadi
desain prototipe IPA yang secara spesifik untuk membantu pembelajaran mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran tertentu yang dirancang khusus
untuk mencapai tujuan dinyatakan secara eksplisit oleh peneliti. Strategi pembelajaran yang dirancang ini juga berkaitan dengan produk atau desain yang
ingin dikembangkan. 7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Langkah ini merupakan kegiatannyata yang dilakukan oleh peneliti. Pengembangan dan pemilihan bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat
berupa bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan. Produk atau desain
yang dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu perlu diberikan argument atau alasan mengapa memilih dan mengembangkan berdasarkan tipe
atau model tersebut. 8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh peneliti selama proses, prosedur, program, atau produk yang
dikembangkan. Evaluasi formatif ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektifitas.
Dick Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri atas tiga langkah:
1 Uji coba prototipe bahan secara perorangan one – to – one –try out; uji
coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba perorangan dilakukan kepada
subjek 1-3 orang. Setelah dilakukan uji coba perorangan, produk atau rancangan direvisi.
2 Uji coba kelompok kecil small group try out. Uji coba ini melibatkan
subjek yang terdiri atas 6 - 8 subjek. Hasil uji coba kelompok kecil ini dipakai untuk melakukan revisi produk atau rancangan.
3 Uji coba lapangan field try out. Uji coba lapangan ini yang melibatkan
subjek dalam kelas yang lebih besar yang melibatkan 15-30 subjek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Selama uji coba ini peneliti melakukan observasi dan wawancara. Dengan demikian, peneliti melakukan pendekatan kualitatif disamping data kuantitatif
hasil tes skala sikap, rubric dan sebagainya. Hasil validasi dari merancang dan melakukan evaluasi formatif ini kemudian dipakai untuk melakukan revisi.
9. Melakukan revisi Revisi dilakukan terhadap proses pembelajaran, prosedur, program atau
produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran,
perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan bahan-bahan pembelajaran.
10. Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat
efektifitas produk, program, proses secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain. Keperluan pengembangan ini biasanya peneliti hanya menggunakan
sampai pada langkah ke Sembilan, yaitu evaluasi formatif dimana rancangan, proses, program sudah dianggap selesai. Akan tetapi, untuk keperluan uji
efektifitas rancangan, prose, program secara menyeluruh diperlukan uji atau evaluasi secara eksternal. Demikian diperoleh tingkat efesiensi, efektifitas, dan
daya tarik rancangan, proses dan program secara menyeluruh. 3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dikembangkan mengadopsi Dick and Carey 2003. Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi delapan langkah yaitu
analisis kebutuhan analisis siswa dan pembelajaran, merumuskan tujuan khusus, mengembangkan instrumen, mengembangkan strategi, mengembangkan isi LKS,
evaluasi formatif, revisi, dan evaluasi sumatif. Tahap penelitian dan pengembangan terkait delapan langkah tersebut yang tersaji dalam bagan 3.2.
36
langa
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan
LANGKAH I
Analisis kebutuhan
Analisis pembelajaran
Analisis siswa
Merumuskan tujuan
LANGKAH II
LANGKAH III
Mengembangkan instrumen
Rubrik penilaian ahli validasi instrumen
Pretest
Posttest
LANGKAH IV
Mengembangkan strategi
Mengembangkan isi LKS
LANGKAH V
LANGKAH VI
Evaluasi Formatif Uji coba
lapangan terbatas Penilaian ahli
Dosen IPA Guru SD
Siswa Kelas IV SD
LANGKAH VII
Revisi Sesuai dengan
komentar dari ahli
LANGKAH VIII
Evaluasi Sumatif Persentase Peningkatan
Posttest Pretest
37
3.4.1. Analisis Kebutuhan Pada tahap pertama, peneliti melakukan dua analisis kebutuhan yaitu
terdiri dari analisis siswa dan analisis pembelajaran. Berikut penjelasan dari kedua analisis tersebut.
3.4.1.1 Analisis Siswa Peneliti melakukan analisis siswa berdasarkan observasi yang dilakukan
pada pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri Demangan. Observasi dilaksanakan pada tanggal 25 juli 2016. Hasil yang diperoleh melalui observasi tersebut adalah
ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, banyak dari siswa yang tidak memperhatikan dengan baik dan cenderung berbicara dengan temannya. Selain
itu, tidak ada keaktifan yang muncul saat guru bertanya mengenai materi yang disampaikan. Siswa cenderung diam saja dan hanya mengangguk-anggukan
kepala ketika guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan kembali materi yang disampaikan. Kemudian, ada siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja,
karena merasa materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru membosankan dan sulit untuk dipahami. Hal ini, dapat dibuktikan ketika guru bertanya kepada
siswa, sebagian besar siswa diam dan tidak bisa menjawab ketika ditunjuk dan jawaban yang disampaikan kurang tepat.
3.4.1.2 Analisis Pembelajaran Setelah melakukan analisis siswa, peneliti
melakukan analisis pembelajaran berdasarkan observasi yang dilakukan pada pembelajaran IPA kelas
IV SD Negeri Demangan. Saat peneliti melakukan observasi, ternyata guru tidak menggunakan LKS dalam mendukung proses pembelajaran, melainkan guru lebih
dominan menggunakan buku siswa dan cenderung ceramah di kelas. Selain itu, guru juga terpaku pada power point yang ditampilkan di layar LCD dan guru
hanya membaca materi yang telah dituliskannya di power point tersebut. Kemudian, guru tidak mengajak siswa aktif melakukan suatu kegiatan, melainkan
guru hanya meminta siswa untuk mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang telah disampaikan oleh guru. Paparan mengenai hasil analisis siswa dan
analisis pembelajaran tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan.
38
3.4.2. Merumuskan Tujuan Khusus Pada tahap kedua, peneliti merumuskan tujuan khusus berdasarkan empat
karakteristik LKS berbasis pendekatan saintifik sebagai berikut 1 mengarahkan siswa aktif melakukan berbagai kegiatan pembelajaran; 2 mengajak siswa untuk
mencari sumber informasi yang beragam di sekolah, rumah, dan lingkungan masyarakat; 3 mengarahkan siswa untuk membangun konsepnya secara mandiri;
dan 4 mengarahkan siswa untuk melaksanakan lima tahapan pendekatan saintifik
yaitu lain
mengamati, menanya,
menalar, mencoba,
dan mengomunikasikan. Berdasarkan empat tujuan LKS menjadi pedoman bagi
peneliti dalam penyusunan LKS. 3.4.3 Mengembangkan Instrumen
Pada tahap ketiga, peneliti melakukan pengembangkan instrumen dengan cara merumuskan soal pretest dan posttest, dan membuat rubrik penilaian ahli
validasi instrumen. Pengujian soal pretest dan posttest dilakukan pada uji coba lapangan terbatas di SDN Demangan. Pretest dilakukan sebelum menggunakan
LKS IPA berbasis pendekatan saintifik untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttestdilakukan di akhir setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan
saintifik untuk mengetahui kemampuan yang diperoleh siswa. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar KD 3.4 membedakan
bentuk energi dan mendeskripsikan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi empat indikator. Keempat
indikator tersebut dikembangkan menjadi 20 soal tipe pilihan ganda .
Berikut ini tabel 3.1 kisi-kisi soal tes pilihan ganda
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes
Deskriptor Nomor Item
Macam-macam energi a. energi panas
1,2,20 b. energi cahaya
4,9 c. energi gerak
7,15,18 d. energi bunyi
8,11,12,16 e. energi listik
13 f. energi kimia
14,19 g. sumber energi
3,6,10,17
39
3.4.4 Mengembangkan Strategi Pada tahap empat, peneliti mengembangkan strategi. Strategi pada hal ini
berkaitan dengan isi LKS yang dibuat peneliti. Adapun isi dari LKS yaitu 1 peneliti membuat pemetaan Kompetensi Inti KI, Kompetensi Dasar KD,
indikator, dan tujuan kegiatan.Pada setiap kegiatan LKS terdapat lima tahapan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengomunikasikan. 3.4.5 Mengembangkan Isi LKS
Pada tahap lima, peneliti mengembangkan isi LKS. Pengembangan tersebut berdasarkan pemetaan KI dan KD yang telah dilakukan pada tahap
pengembangan strategi. Selain itu, peneliti juga menggunakan lima tahapan pendekatan saintifik.
3.4.6 Evaluasi Formatif Pada tahap keenam, setelah produk LKS selesai dibuat, kemudian peneliti
membuat rubrik penilaian untuk validasi produk. Peneliti memilih dua ahli yaitu dosen ahli IPA dan guru SD setara. Setelah ahli memberikan validasi kepada
produk LKS dan dinyatakan layak untuk diujicobakan maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV
SD Negeri Demangan. 3.4.7 Revisi
Pada tahap ketuju, setelah produk LKS diuji cobakan pada enam siswa peneliti melakukan revisi produk LKS berdasarkan komentar dari ahli validasi dan
hasil wawancara terhadasp siswa setelah menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
3.4.8 Evaluasi Sumatif Pada tahap kedelapan, peneliti melakukan pengolahan data berdasarkan
hasil uji coba lapangan terbatas kepada enam siswa kelas IV SD Negeri Demangan. Pengelolaan data tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya
peningkatan pretest dan posttest, serta mengetahui keefektifan penggunaan LKS. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif. Teknik
pengumpulan data kualitatif diperlukan untuk melengkapi dan mengonfirmasi data yang telah diperoleh secara kuantitatif, seperti yang dikemukakan oleh
Krathwohl 2004: 546 bahwa setiap studi eksperimental selalu dianjurkan memasukkan unsur-unsur kualitatif untuk mengangkat sudut pandang subjek
penelitian, misalnya wawancara. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara, kuesioner, observasi, dan gabungan dari ketiganya Sugiyono, 2011:
137. Peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara, observasi, kuesioner, gabungan triangulasi, dan tes dalam penelitian ini.
3.5.1 Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner Sugiyono, 2011: 196. Observasi merupakan cara yang penting untuk
mendapatkan informasi yang pasti tentang orang, karena apa yang dikatakan orang belum tentu sama dengan apa yang dikerjakanCristensen dalam Sugiyono,
2014: 235. Seluruh penelitian memerlukan beberapa macam observasi mengenai orang, benda, atau proses Suharsaputra, 2014: 97 . Observasi ialah metode atau
cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dalam melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung Suwandi 2008: 93. Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas 1V. Peneliti melakukan observasi tentang penggunaan LKS IPA dalam
melakukan pembelajaran di kelas. 3.5.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil Sugiyono, 2011: 188. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
41
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil Sugiyono, 2014: 224. Dalam wawancara ada interaksi lisan yang langsung antara pewawancara
dan subjek Suharsaputra, 2014: 97. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara sebagai pengaju atau pemberi
pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu Suwandi, 2008: 127.
Wawancara dilakukan peneliti ke beberapa narasumber yaitu Kepala sekolah SD Negeri Demangan, guru kelas IV, dan siswa kelas IV SD. Data yang
dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah yaitu informasi terkait dengan sekolah. Wawancara kepada guru kelas IV dilakukan untuk
mengumpulkan informasi terkait pemahaman guru tentang pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA saat pembelajaran di kelas. wawancara kepada siswa
kelas IV dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi terkait penggunaan LKS IPA dan penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA yang
dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas, serta kesulitan siswa dalam memahami materi macam-macam energi.
3.5.3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden Sugiyono, 2011: 192. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner
juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet Sugiyono, 2014: 230. Kuesioner meliputi berbagai instrumen
di mana subyek menanggapi untuk menulis pertanyaan untuk mendapatkan reaksi, kepercayaan, dan sikap. Peneliti memilih atau membangun perangkat pertanyaan
yang tepat dan meminta kepada subyek untuk menjawabnya, bisasanya dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
suatu form yang meminta subyek untuk mengecek responden misalnya: ya, tidak, mungkin Suharsaputra, 2014: 97.
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan kuesioner dalam mengumpulkan data yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner
analisis kebutuhan diberikan kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV di SD Negeri Demangan Yogyakarta. Hal ini ditujukan terkait penggunaan LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik. Kuesioner validasi produk ditujukan kepada para ahli untuk menilai kelayakan produk LKS berdasarkan karakteristik LKS yang
telah dibuat. Selain kepada para ahli, kuesioner validasi produk juga diberikan kepada guru kelas IV SD untuk menilai kelayakan produk LKS yang telah dibuat.
3.5.4 Tes Teknik pengumpulan data menggunakan tes bertujuan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi Arikunto, 2006: 223. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua puluh soal pretest dan posttest. Pretest
dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan produk LKS dalam uji
coba produk terbatas. Pretest dilakukan sebelum uji coba produk terbatas dan posttest dilakukan setelah uji coba produk terbatas.
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian Sanjaya, 2014: 247.Peneliti menggunakan beberapa instrumen di antaranya adalah kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan
matriks triangulasi untuk teknik non tes dan soal pretest –posttest untuk teknik
tes. 3.6.1 Pedoman observasi
Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas IV terkait pendekatan saintifik dan penggunaan LKS IPA saat proses pembelajaran
berlangsung. Aspek yang diobservasi ketika pembelajaran IPA di kelas IV adalah penggunaan pendekatan saintifik saat guru mengajar di kelas, penggunaan LKS
IPA sebagai pedoman tertulis yang membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru, dan bagaimana cara guru mengajar di kelas.Selain
43
mengamati peneliti juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi. Berikut ini adalah kisi-kisi observasi pembelajaran IPA kelas IV
dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA di kelas IV
No Kisi-kisi Observasi
Objek yang diamati 1
Ketersediaan LKS IPA untuk mengajar Guru belum menggunakan LKS IPA
Buku siswa 2
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam mengikuti 5 tahapan pendekatan
saintifik pada pembelajaran IPA Siswa sulit dalam melakukan kegiatan
percobaan dalam pendekatan saintifik. Siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi praktikum IPA yang diberikan oleh guru
3 Partisipasi siswa dalam mengikuti
praktikum IPA Siswa kurang aktif dalam bertanya dan
guru cenderung ceramah
Pedoman observasi telah divalidasi oleh guru SD. Uji validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas
konstruk Sugiyono, 2014: 170. Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar
penyusunan instrumen Widoyoko, 2012: 145. Karena itu, pedoman observasi tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan
pendapat para ahli expert judgement untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut,
diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada lampiran ke satu.
3.6.2 Pedoman Wawancara Wawancara ditujukan kepada beberapa narasumber yaitu Kepala SD N
Demangan, guru kelas IV, dan siswa kelas IV. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa mengenai LKS IPA
berbasis pendekatan saintifik. 3.6.2.1. Wawancara Kepala Sekolah
Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada kepala sekolah SD Negeri Demangan. Teknik wawancara yang dilakukan adalah
wawancara terencana - tidak terstruktur sehingga peneliti hanya menyusun rencana untuk wawancara, tetapi tidak menggunakan pedoman wawancara yang
44
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya Sugiyono, 2011: 318. Berikut ini rencana wawancara dengan kepala sekolah
dapat dilihat pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Rencana wawancara dengan Kepala Sekolah
No Topik Pertanyaan
1 Informasi berkaitan dengan sekolah
2 Penerapan kurikulum 2013 pendekatan sanitifik di sekolah
3 Penggunaan LKS dalam pembelajaran
4 Penelitian yang pernah dilakukan disekolah
3.6.2.2Wawancara guru kelas IV Kegiatan wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas IV SD.
Wawancara yang dilakukan peneliti menggunakan teknik wawancara terencana- tidak terstruktur. Adapun rencana wawancara dengan guru kelas IV yang dapat
dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV
No Topik Pertanyaan
1 Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA
2 Kegiatan yang dilakukan guru di luar maupun di dalam kelas terkait materi macam-
macam energi. 3
Pendapat guru tentang pendekatan saintifik 4
Penggunaan pendekatan saintifik saat proses mengajar di kelas khususnya pada mata pelajaran IPA materi macam-macam energi.
5 Mengarahkan siswa melakukan 5 tahapan saintifik
6 Menggunakan buku siswa untuk menuntun pembelajaran dengan pendekatan
saintifik 7
Kesulitan yang dihadapi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik.
3.6.2.3 Wawancara siswa kelas IV Kegiatan wawancara juga ditujukan kepada siswa kelas IV. Wawancara
dilakukan kepada 3 orang siswa di kelas IV. Wawancara yang dilakukan menggunakan teknik terencana-tidak terstruktur. Adapun rencana wawancara
dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.5 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV
No Topik Pertanyaan
1 Warna yang disukai siswa pada LKS
2 Gambar yang disukai siswa pada LKS
3 Karakteristik LKS yang disukai siswa
4 LKS dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh
guru. 5
Font huruf yang disukai siswa pada LKS 6
Petunjuk dalam LKS mudah dipahami siswa atau tidak 7
Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami oleh siswa atau tidak
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh guru SD setara dan para ahli expert judgment. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk
mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk
Sugiyono, 2014: 170. Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan
instrumen Widoyoko, 2012: 145. Karena itu, pedoman wawancara tersebut diuji dengan uji validitas konstruk. Selan itu, peneliti juga menggunakan pendapat para
ahli expert judgement untuk meminta pendapat tentang instrumen yang telah disusun. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh guru SD setara, diperoleh
hasil rerata skor validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara guru dapat dilihat pada lampiran tiga.
3.6.3 Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui analisis kebutuhan,
validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk melalui uji coba lapangan terbatas.
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner yang digunakan peneliti adalah kuesioner terbuka dan kuesioner
tertutup. Dengan kuesioner terbuka responden dapat menjawab pertanyaan secara bebas pada bentuk kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka dilakukan pada guru dan
tiga siswa kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta. Kuesioner tertutup responden dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan pilihan jawaban yang telah
ditentukan. Kuesioner tertutup diberikan kepada guru kelas IV dan 27 siswa kelas IV SD. Hasil kuesioner digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang produk
LKS yang akan dikembangkan. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan disajikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dalam tabel 3.6 kuesioner terbuka 3.7 kuesioner tertutup, dan 3.8 kuesioner siswa
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Terbuka
Deskriptor Nomor Item
Strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPA 1
Kegiatan yang pernah dilakukan siswa di dalam maupun di luar kelas
2 Pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA.
3, 4, dan 5 Penggunaan buku siswa penuntun pembelajaran
6 dan 7 Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendekatan
saintifik 8
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Tertutup
Deskriptor Nomor Item
Pentingnya penggunaan LKS dalam pembelajaran IPA 1
Pemberian panduan kegiatan untuk siswa 2, 3, 4, 5, dan 6
Pentingnya penggunaan LKS dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi sifat-sifat bunyi
7
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner untuk Siswa
No Indikator
No.item
1 Pentingnya penggunaan media LKS
1 2
Karakkteristik LKS 2, 3, 4, 5, dan 6
3 Kebutuhan LKS dengan berbasis pendekatan saintifik
7 4
Penerapan langkah-langkah pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA
8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk oleh Para Ahli Kuesioner divalidasi oleh ahli berupa kuesioner terbuka dan kuesioner
tertutup. Validasi dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang berupa LKS. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban
berskala likert. Rentang skala yang ada yaitu 1-4 dengan jawaban skala 1 sangat kurang baik, 2 kurang baik, 3 baik, 4 sangat baik. Validasi produk dilakukan
oleh ahli IPA Fisika dan guru kelas IV SD Negeri Demangan Yogyakarta. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 32 butir. Berikut ini kisi-kisi
kuesioner validasi produk oleh ahli disajikan dalam tabel 3.8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
No Aspek yang Dinilai
No.item
1 Konten atau isi
1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11
2 Tampilan
1, 2, 3 ,4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12
3 Bahasa
1, 2, 3, 4, 5 4
Penggunaan dan penyajian 1, 2, 3 ,4, 5, 6, dan 7
Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut divalidasi oleh beberapa ahli yaitu guru SD setara, guru kelas IV SD penelitian,
dan ahli pembelajaran IPA. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk mengumpulkan data yang valid selama penelitian. Uji Validitas pada
instrumen non tes yang digunakan untuk mengukur sikap adalah validitas konstruk Sugiyono, 2014: 170. Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana
suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yaitu menjadi dasar penyusunan instrumen Widoyoko, 2012: 145. Karena itu, kuesioner tersebut
diuji dengan uji validitas konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh ahli tersebut, diperoleh hasil rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan
rerata skor validasi produk. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada 6.Sedangkan untuk siswa dapat dilihat pada lampiran 8. Hasil validasi
kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 10 dan lampiran 11.
3.1.4 Soal Tes Instrumen tes untuk uji coba lapangan terbatas dilakukan dengan cara tes.
Tes dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest pada siswa. Pretest dilakukan dengan menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik hal ini
ditujukan untuk mengetahui kondisi awal siswa. Posttest dilakukan pada akhir pembelajaran setelah siswa menggunakan LKS IPA berbasis pendekatan saintifik.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perubahan pada siswa dalam hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan LKS berbasis pendekatan saintifik.
Peneliti menggunakan 20 soal pilihan ganda sebagai instrumen pretest dan posttest. Berikut kisi-kisi instrumen tes yang disajikan pada tabel 3.9.
48
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Tes
Deskriptor Nomor Item
Macam-macam energi a. energi panas
1,2,20 b. energi cahaya
4,9 c. energi gerak
7,15,18 d. energi bunyi
8,11,12,16 e. energi listik
13 f. energi kimia
14,19 g. sumber energi
3,6,10,17
Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data yang dilaporkan
oleh peneliti Sugiyono, 2014: 361. Alat ukur atau instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur
Widoyoko, 2012: 141. Kemudian instrumen diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV di SD
Penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji korelasi pearson dengan menggunakan progam SPSS 22 for Windows. Item soal yang valid dapat
dilihat dari perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item soal tersebut valid dan sebaliknya. Selain itu, valid atau tidaknya
instrumen dapat dilihat dari harga sig. 2-tailed. Jika harga sig. 2-tailed lebih kecil dari 0,05, item soal dikatakan valid Widoyoko, 2012: 157.
Setelah diuji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal. Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia berasal dari kata reliability atau reliable
dalam bahasa Inggris yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg konsisten apabila diteskan berkali-
kali Widoyoko, 2012: 157. Reliabel atau tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai Cronbach Alpha. Item soal diuji dengan program komputer
SPSS 22 For Windows dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Instrumen tes dikatakan reliabel jika mempunyai Cronbach Alpha sekurang-kurangnya 0,6.
Nunnally 1960 dalam Ghozali, 46: 2001 3.7. Triangulasi
Triangulasi adalah
teknik pengumpulan
data yang
bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
49
ada. Triangulasi digunakan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan Sugiyono, 2014: 327-328. Triangulasi dibedakan menjadi
dua macam yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik adalah menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
memperoleh data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber adalah penggunaan teknik pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari sumber yang
berbeda-beda Sugiyono, 2014: 327. Triangulasi teknik digunakan untuk memperoleh data analisis kebutuhan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam triangulasi teknik adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilaksanakan pada
tahap awal untuk mengumpulkan data terkait ketersediaan dan penggunaan LKS berbasis pendekatan saintifik materi macam-macam energi di kelas IV. Bagan 3.4
adalah bagan triangulasi teknik.
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan
Berdasarkan bagan 3.4 peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh melalui
triangulasi teknik tersebut digunakan sebagai pertimbangan peneliti dalam mengembangkan LKS dengan melihat kebutuhan dari siswa dan guru. Hasil
triangulasi teknik dapat dilihat pada bagan 4.2. Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber.
Peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menganalisis data hasil wawancara berdasarkan tiga sumber data. Bagan 3.5 merupakan bagan triangulasi
sumber data.
Kuesioner
Wawancara Observasi
50
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara
Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil wawancara tersebut menjadi
gambaran awal peneliti dalam mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data Melalui pengumpulan data diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran Widoyoko, 2012: 21. Data kualitatif adalah data yang
menunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan, proses, peristiwakejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau
berupa kata-kata Widoyoko, 2012: 18. Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif yaitu data dari validasi kuesioner analisis kebutuhan, validasi kuesioner
validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan kuesioner dan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas.
Selain data kuantitatif diperoleh data kualitatif. Dalam penelitian ini diperoleh data kualitatif seperti hasil kuesioner terbuka melalui wawancara
dengan guru dan siswa SD kelas IV dan hasil observasi. Berikut ini adalah pembahasan teknik analisis dari data kuantitatif dan data kualitatif.
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif yaitu kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa
dilakukan dengan menggunakan skala likert 1-4. Setiap skala dilengkapi dengan kriteria yang semakin memudahkan penilai dalam memberikan penilaian. Setiap
instrumen penelitian memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam pedoman
Kepala Sekolah
Guru Siswa
51
penilaiannya. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan kebutuhan dari penilaian. Berikut adalah instrumen penelitian dan skala beserta kriterianya.
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen non tes yaitu pedoman observasi dan pedoman wawancara adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
Nilai 5 : Instrumen sangat baik Nilai 4 : Instrumen baik
Nilai 2 : Instrumen kurang baik Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik
Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada kuesioner validasi produk adalah sebagai berikut.
Nilai 4 : Instrumen sangat baik Nilai 3 : Instrumen baik
Nilai 2 : Instrumen kurang baik Nilai 1 : Instrumen sangat kurang baik
Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert 1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian dihitung
dengan rumus 3.1.
Rumus 3.1. Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Likert
Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan
acuan dari Widoyoko 2014: 144. Tabel 3.11 adalah tabel konversi data kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko.
�� �� � ℎ��
=
52
Tabel 3.11 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif
Interval Skor Kategori
3,26 - 4,00 Sangat Baik
2,51 - 3,25 Baik
1,76 - 2,50 Kurang
1,00 - 1,75 Sangat Kurang
Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan validtidaknya suatu instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang
dituangkan dalam tabel 3.12. Tabel 3.12 Tabel Kategorisasi Hasil Skor Validasi Instrumen oleh Ahli
Interval Skor Kategori
Bobot
3,26 - 4,00 Sangat Baik
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
2,51 - 3,25 Baik
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan
1,76 - 2,50 Kurang
Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan
1,00 - 1,75 Sangat Kurang
Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
Instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 kategori baik yang berarti keseluruhan
instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh lebih kecil dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat
dikatakan tidak valid. Analisis data kuantitatif yang selanjutnya dilakukan untuk menghitung
persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus dari Supratiknya 2012: 128. Berikut rumus perhitungan persentase jawaban
kuesioner disajikan pada rumus 3.2.
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban kuesioner Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tes. Tes berupa pre testdan
post testdengan jumlah masing-masing 20 soal. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan LKS IPA
Persentase jawaban
=
×
100
53
berbasis pendekatan saintifik melalui uji coba terbatas. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor untuk
jawaban yang salah adalah 0. Berikut perhitungan nilai pre test dan post testdihitung dengan rumus 3.3.
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pre test dan Post test Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata tes yang diperoleh oleh
semua siswa dengan cara sebagai berikut:
Rumus 3.4 Rumus rerata siswa Kemudian membandingkan nilai pre test dengan nilai pos test dengan cara
menghitung persentase peningkatan nilai pre test dengan post test berikut ini.
Rumus 3.5 Persentase kenaikan pretest dan posttest
3.8.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil
kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti membuat kode-kode dan tema secara
kualitatif. Kedua, peneliti menghitung berapa kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks. Ketiga, peneliti membandingkan dengan data kuantitatif yang ada
Creswell, 2012: 328-329. Selanjutnya analisis dilakukan pada teknik wawancara dan observasi. Data
yang dihasilkan dari kegiatan wawancara diolah dengan langkah sebagai berikut praktis Poerwandari, dalam Supratiknya, 2012: 117. Pertama, membaca transkip
wawancaraobservasi yang sudah disusun secara berulang-ulang dan pemahaman
Nilai
=
×
100
Rerata
=
Persentase
= ×
100
54
yang baik. Kedua, menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya ditulis di kolom sebelah kanan. Ketiga, membuat catatan lain berisi interpretasi atau kesimpulan
wawancara. Keempat, mengumpulkan kata kunci dan tema dari daftar yang telah dibuat.
Langkah selanjutnya, data yang diperoleh diolah dengan teknik triangulasi. Triangulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari tiga
sumber yaitu Kepala sekolah, guru, dan siswa. Selain itu, triangulasi dilakukan pada teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Dengan demikian, diperoleh
data yang semakin lengkap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN