SKENARIO PENGUJIAN METODE PENELITIAN

tergantung dari jumlah router yang digunakan. Adapun nilai MTU yang digunakan yaitu antara 1280 – 1500. Penentuan nilai ini berdasarkan nilai standart ukuran minimum yang digunakan protocol IPv6 yaitu 1280 dan 1500 merupakan nilai standart maximum MTU untuk jaringan Ethernet.

3.4 SKENARIO PENGUJIAN

Dari penelitian yang sudah pernah dilakukan, menunjukkan bahwa pengujian yang menggunakan jaringan berskala kecil, performa IPv4 masih lebih unggul daripada IPv6 [5]. Namun hasilnya akan lebih baik IPv6, apabila diujicobakan untuk jaringan yang lebih besar [6]. Yang dimaksud jaringan yang lebih besar adalah penggunaan jumlah hop pada topologi jaringan. Dengan adanya perubahan pada header IPv6, mengakibatkan adanya perbedaan mekanisme fragmentasi paket. Pada IPv4 proses fragmentasi paket dilakukan disetiap hop sedangkan pada IPv6 proses fragmentasi paket hanya dilakukan di tingkat host [10]. Maka dalam pengujian nanti akan diatur banyaknya router yang dipakai, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap jumlah hop dan besar paket yang akan dikirim. Untuk mendapatkan data perbandingan unjuk kerja jaringan IPv4 dan jaringan IPv6 tersebut, akan dilakukan beberapa skenario pengujian. Adapun pengujian unjuk kerja jaringan IPv4 dan jaringan IPv6 terbagi menjadi empat skenario yaitu : 1. Pengujian performa jaringan dengan paket TCP dan UDP Pengujian performa dilakukan dengan mengirimkan paket – paket TCP dan UDP dari komputer client ke komputer server. TCP dan UDP adalah dua protokol yang banyak digunakan dalam jaringan internet berbasis IP dan keduanya dibuat dengan tujuan yang berbeda. Parameter yang diambil dari pengujian ini adalah throughput jaringan, persentase packet loss dan jitter paket. Alasan pemilihan parameter tersebut karena pada protocol TCP nilai throughput dan reabilitas sangat berpengeruh terhadap pengiriman paket data. Sedangkan pada protocol UDP nilai jitter dan presentase packet loss yang tinggi menunjukan kondisi jaringan yang buruk karena protokol UDP sensitif terhadap jitter dan packet loss [15]. Iperf sebagai paket generator akan mengirimkan paket TCP dan UDP sebanyak – banyaknya selama rentang waktu tertentu 10s. Penentuan variasi besar paket TCP dan UDP berdasarkan pada pola bilangan basis 2 seperti pada penentuan jumlah hop pada topologi jaringan. Pengujian throughput jaringan dilakukan dengan mengirimkan paket TCP dengan windows size yang telah ditentukan selama selang periode tertentu. Pada pengujian ini periode yang digunakan adalah 10 detik, yang merupakan periode default pengiriman paket TCP pada Iperf. Variasi yang dilakukan adalah pada ukuran windows size dari TCP. Tujuannya untuk melihat hubungan antara windows size dengan throughput untuk setiap topologi jaringan. Secara default aplikasi Iperf akan mengirimkan paket TCP sebesar 60 Kbytes. Maka pada pengujian nanti akan dilakukan variasi windows size dengan rentang nilai di kisaran nilai tersebut. Ukuran windows size yang digunakan yaitu 16, 32, 64 dan 128 KByte. Variasi windows size merupakan prosedur standart dalam proses tuning koneksi TCP untuk mendapatkan bandwidth atau throughput yang maksimum [18]. Pengukuran packet loss dan jitter jaringan dilakukan dengan mengirimkan paket UDP dengan ukuran yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara ukuran paket UDP yang dikirimkan dengan packet loss dan jitter selama transmisi untuk setiap topologi jaringan. Ukuran paket UDP divariasikan yaitu sebesar 512, 1024, 2048 dan 4096 Byte. Variasi ukuran datagram UDP merupakan prosedur standart dalam proses tuning koneksi UDP untuk mendapatkan persentase packet loss dan jitter yang minimum [18]. Pengambilan data untuk setiap pengujian TCP dan UDP dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk setiap variasi yang dilakukan pada masing – masing topologi. Pengujian dilakukan dengan bantuan program Iperf yang dijalankan bersamaan pada komputer client dan server. 2. Pengujian performa jaringan pada aplikasi File Transfer Protokol File Transfer Protokol FTP merupakan suatu protokol yang banyak digunakan dalam men-downloadupload data dalam jaringan internet. FTP merupakan salah satu protokol yang bekerja dengan memanfaatkan protocol TCPIP. Pengujian performa File Transfer Protokol dilakukan dengan menjalankan aplikasi FTP server pada masing- masing topologi yang diujikan. Parameter yang diambil dari pengujian ini adalah throughput dan transfer time paket dalam jaringan. Dari hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, parameter tersebut dianggap dapat mewakili unjuk kerja FTP dalam melakukan proses download data. Semakin besar throughput yang didapat semakin cepat pula nilai transfer timenya yang mengakibatkan semakin baik kinerja jaringan tersebut [5]. Seperti pada pengujian sebelumnya, penentuan variasi ukuran file FTP berdasarkan pada pola bilangan basis 2. Besar ukuran file yang akan ditransfer yaitu 16, 32, 64 dan 128 Mbyte. Tujuan adanya variasi ukuran file adalah untuk melihat hubungan antara besar ukuran file yang dikirim untuk setiap topologi jaringan dengan parameter – parameter di atas. Pengambilan data dilakukan sebanyak sepuluh kali untuk setiap ukuran file pada masing – masing topologi. Pengujian dilakukan dengan bantuan aplikasi Xlight FTP pada komputer server serta browser Mozilla Firefox pada komputer client. Penangkapan-penangkapan data akan dilakukan menggunakan aplikasi Wireshark pada sisi client. Pada proses penangkapan capture data tersebut akan menampilkan banyak paket yang diterima, untuk itu dilakukan proses filtering terlebih dahulu. Dengan melakukan beberapa proses filtering, sehingga yang akan terlihat hanya paket-paket File Transfer Protocol FTP saja. Kemudian dapat dilihat pada summary, dan mendapat parameter-parameter yang diinginkan, yaitu transfer time dan throughput. 1. Pengujian performa jaringan pada aplikasi Video Streaming Pengujian performa untuk aplikasi video streaming dilakukan dengan mengirimkan file video streaming menggunakan aplikasi VideoLAN Client VLC yang dijalankan pada masing masing topologi pada jaringan IPv4 dan IPv6. Pengambilan data akan dilakukan bergantian pada tiap konfigurasi jaringan dengan konfigurasi VLC sebagai Streaming Server dan Streaming Client. Video yang distreamkan berupa video dengan format .mp4 dengan variasi berdasarkan resolusinya dengan durasi 60 detik. Adapun resousi video yang akan distreamkan adalah 240p, 360p, 480p dan 720p. Alasan penggunaan resolusi tersebut adalah resolusi tersebut yang saat ini banyak digunakan pada website video streaming seperti Youtube. Tujuan dari adanya variasi pada resolusi video adalah untuk membandingkan bagaimana pengaruh resolusi video terhadap jumlah hop pada jaringan IPv4 dan jaringan IPv6. Parameter yang akan diambil berupa jitter dan packet loss menggunakan aplikasi wireshark pada sisi client. Untuk aplikasi semacam audiovideo, telephony dan video conferencing sangat sensitif terhadap jitter dan packet loss sehingga tidak menjamin reliability data yang ditransmisikan [15]. 2. Pengujian performa jaringan untuk protocol ICMP Pengujian performa untuk protocol ICMP dilakukan untuk memperoleh parameter round-trip time pada jaringan. Round-Trip Time adalah total waktu mulai paket dikirimkan sebuah node A sampai tujuan B kemudian merespon dan mengirim balik ke A. Alasan pengambilan parameter round-trip time tersebut karena pada protocol ICMP, node asal yang akan mengirimkan paket ICMP, akan mengirimkan paket berupa echo request ke no tujuan kemudian node asal akan meminta node tujuan untuk mengirimkan kembali paket yang dikirim yang berupa echo reply ke node asal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tool Fping yang merupakan salah satu aplikasi pingflood berbasis open source. Pengujian dilakukan dengan mengirimkan paket size diatas nilai standart MTU jaringan Ethernet yaitu 1500, agar terjadi proses fragmentasi paket.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS

4.1 ANALISA KONFIGURASI JARINGAN

Hal pertama yang dilakukan untuk melakukan pengukuran yaitu dengan membuat jaringan sesuai topologi yang sudah ditentukan. Topologi yang digunakan berdasarkan pada jumlah hop dan nilai MTU di setiap hopnya. Ada 4 topologi yang digunakan yaitu topologi dengan menggunakan 1 router, 2 router 4 router dan 8 router yang masing – masing mempunyai nilai MTU yang berbeda-beda di setiap hopnya. Pengaturan nilai MTU yang berbeda – beda di setiap hop bertujuan agar terjadi fragmentasi paket dari adanya proses pengiriman data. Selain router digunakan pula sebuah PC yang difungsikan sebagai server dan satu buah laptop yang difungsikan sebagai client. Untuk kecepatan link Ethernet semua perangkat, baik itu router, PC server maupun laptop diset pada kecepatan 100 Mbps. Untuk menghubungkan tiap perangkat tersebut digunakan kabel UTP bertipe cross-over. Alasan penggunaan kabel UTP karena penelitian ini dilakukan untuk jaringan Local Area Network LAN. Hasil pengukuran akan lebih akurat jika menggunakan lebih dari 1 client untuk mendapatkan performa router yang maksimal karena beban router yang semakin berat, namun karena keterbatasan modul FastEthernet pada router sehingga hal tersebut tidak dapat dilakukan. Konfigurasi yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu konfigurasi jaringan IPv4 murni dan jaringan IPv6 murni.

4.1.1 Konfigurasi Jaringan IPv4 Murni

Pada konfigurasi topologi jaringan IPv4 murni seluruh perangkat baik itu router, PC server maupun laptop diberikan alamat IPv4. Adapun alamat 36