4.3 PENGUKURAN DAN ANALISIS
4.3.1 Analisis Performa Jaringan dengan TCP dan UDP
Pengujian pertama yang akan dilakukan adalah pengujian koneksi dengan paket TCP dan UDP untuk masing masing topologi. TCP dan UDP
adalah dua protocol yang banyak digunakan dalam jaringan internet berbasis IP. Keduanya dibuat dengan tujuan yang berbeda . TCP Transmission Control
Protocol misalnya, bersifat connection oriented, artinya protocol ini memiliki kemampuan untuk menjamin transfer dan control data hingga node tujuan.
Sebaliknya UDP User Datagram Protocol bersifat connectionless oriented, yang berarti protocol ini tidak memiliki mekanisme yang dapat menjamin
sampainya paket ke node tujuan. Penggunaan Iperf pada mode TCP akan menghasilkan keluaran
parameter throughput jaringan. Variasi yang dilakukan pada pengujian koneksi TCP adalah pada ukuran windows size. Pada koneksi TCP , windows size
menentukan jumlah maksimum data yang dapat berada dalam jaringan pada saat yang bersamaan. Variasi windows size merupakan prosedur standart dalam
proses tuning koneksi TCP untuk mendapatkan bandwidth atau throughput yang maksimum [18].
Penggunaaan iperf pada mode UDP akan menghasilkan keluaran parameter packet loss dan jitter. Variasi yang dilakukan pada pengujian koneksi
UDP adalah pada ukuran datagram yang dikirim. Variasi ukuran datagram UDP merupakan prosedur standart dalam proses tuning koneksi UDP untuk
mendapatkan persentase packet loss dan jitter yang minimum [18]. Ukuran datagram UDP biasanya akan disesuaikan dengan ukuran datagram yang
dihasilkan oleh aplikasi yang digunakan. Secara default iperf akan mengirimkan datagram UDP berukuran 1470 bytes. Data lengkap hasil
pengujian untuk masing – masing topologi jaringan IPv4 dan IPv6 dapat dilihat
pada lampiran.
4.3.1.1 Analisa Throughput TCP
Throughput merupakan parameter yang menunjukan jumlah bit rata –
rata data yang dapat ditransfer dari satu node jaringan ke node jaringan lainnya setiap detik. Throughput TCP diukur dengan membandingkan jumlah byte data
TCP yang terkirim melalui jaringan dengan rentang waktu pengiriman. Jaringan dengan performa yang baik adalah jaringan dengan throughput yang tinggi.
Jaringan dengan throughput tinggi akan mampu menstransfer data lebih banyak dalam waktu yang sama.
Dari hasil pengujian selama 10 kali pengambilan data , didapatkan rata – rata throughput untuk setiap variasi windows size seperti yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Data Throughput TCP
Window Size
KB Throughput Mbps
1 2
4 8
IPv4 IPV6
IPv4 IPV6
IPv4 IPV6
IPv4 IPV6
16 81.840
91.810 68.610
77.980 54.410
56.500 37.820
39.280 32
94.140 92.990
92.690 90.600
92.210 91.460
72.310 67.640
64 94.520
93.210 93.400
91.910 92.900
92.120 90.200
89.700 128
94.900 93.570
93.800 92.500
93.660 92.420
91.220 90.100
Pada tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran windows size semakin besar pula throughput yang didapat. Sedangkan
hubungannya dengan jumlah hop yaitu semakin banyak jumlah hop, nilai throughputnya semakin kecil. Perubahan throughput tersebut berbanding lurus
dengan ukuran windows size namun berbanding terbalik dengan jumlah hop. Dalam hubunganya dengan tuning TCP, dari hasil pengujian menunjukkan
bahwa rata – rata throughput maksimum pada jaringan IPv4 dan IPv6
didapatkan pada saat windows size berukuran 128 KB. Sedangkan rata – rata
throughput minimum didapatkan pada saat windows size berukuran 16 KB. Dari pengujian yang dilakukan, throughput jaringan IPv4 lebih baik dibanding
dengan jaringan IPv6 untuk windows size diatas 32 KBytes, namun khusus untuk windows size 16 Kbytes throughput jaringan IPv6 lebih unggul dibanding
jaringan IPv4. Jika dilihat dari keseluruhan data dapat disimpulkan bahwa nilai throughput untuk jaringan IPv4 lebih baik daripada throughput jaringan IPv6.
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Throughput TCP windows size 16 KB
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Throughput TCP windows size 32 KB
Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Throughput TCP windows size 64 KB
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Throughput TCP windows size 128 KB Dari grafik diatas dapat dibuat tabel persentase throughput TCP IPv6
dibandingkan dengan IPv4, seperti berikut ini : Tabel 4.2 Tabel Persentase Throughput TCP IPv6 Dibanding IPv4
Windows Size KB Jumlah Router
1 2
4 8
16
112.18 113.66
103.84 103.86
32
98.78 97.75
99.19 93.54
64
98.61 98.40
99.16 99.45
128
98.60 98.61
98.68 98.77
Berdasarkan tabel 4.2, nilai persentase throughput IPv6 didapatkan dari perhitungan throughput IPv6 dibagi throughput IPv4 dikalikan 100 . Jika
nilai lebih dari 100 menunjukan bahwa throughput IPv6 lebih baik dari throughput IPv4. Demikian juga sebaliknya, jika nilai kurang dari 100
menunjukan bahwa throughput IPv6 lebih buruk dari throughput IPv4. Dari keseluruhan grafik diatas dan pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa
besar ukuran windows size dan jumlah hop berpengaruh pada throughput
jaringan. Di lihat dari hubungannya dengan ukuran windows size, semakin besar nilai windows size, throughput IPv4 dan IPv6 menghasilkan selisih yang
semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran windows size semakin baik pula kinerja IPv4 dibanding IPv6. Namun jika dilihat dari
hubungannya dengan jumlah hop, semakin banyak jumlah hop, throughput IPv4 dan IPv6 menghasilkan selisih yang semakin kecil. Hal ini
mengindikasikan bahwa kinerja IPv6 di banyak hop menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding jumlah hop yang lebih sedikit.
Dari hasil keseluruhan pengujian throughput menggunakan Iperf didapatkan kesimpulan bahwa throughput jaringan IPv4 lebih baik
dibandingkan dengan throughput jaringan IPv6. Hal ini dipengaruhi oleh faktor tidak adanya proses fragmentasi yang terjadi karena besar ukuran paket yang
dikirim aplikasi Iperf lebih kecil dari nilai nilai MTU ethernet. Namun khusus untuk windows size 16 KBytes throughput jaringan IPv6 lebih unggul
dibanding jaringan IPv4. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk ukuran windows size kecil 16 KB, performa IPv6 lebih baik dibanding IPv4.
Ukuran window pada TCP berpengaruh pada nilai throughput, karena windows size ini merupakan nilai maksimal dari data yang dapat dikirim tanpa
paket acknowledge konfirmasi. Semakin kecil nilai windows size maka akan memperlambat transfer, karena banyaknya paket data yang perlu di
acknowledge. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan IPv6 dalam memproses header dan dalam meng-acknowledge paket dalam jumlah yang
banyak lebih baik dibanding IPv4.
4.3.1.2 Analisa Jitter UDP
Jitter merupakan parameter yang menunjukan variasi delay antar paket dalam satu pengiriman data yang sama. Jaringan yang baik adalah jaringan
dengan jitter yang kecil, karena dengan jitter yang tinggi berarti paket –paket
tidak akan diterima secara bersamaan. Perhitungan jitter oleh Iperf dilakukan secara kontinu, dimana server akan menghitung waktu transit relative waktu
penerimaan server dikurangi waktu pengiriman client untuk tiap paket pada data yang sama.
Dari hasil pengujian selama 10 kali pengambilan data , didapatkan rata – rata jitter paket untuk setiap ukuran paket UDP seperti yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Data Jitter UDP
Besar Paket Bytes
Jitter ms 1
2 4
8 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 512
5.821 5.832
5.866 5.873
5.798 5.842
5.958 5.968
1024 7.793
7.838 7.761
7.819 7.769
7.777 7.754
7.792 2048
0.474 0.472
0.480 0.474
0.475 0.473
0.480 0.475
4096 0.346
0.346 0.360
0.354 0.393
0.380 0.356
0.346
Pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa besar jitter ikut berubah saat ukuran datagram berubah. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa jitter akan
semakin meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran datagram yang dikirimkan. Namun khusus untuk paket yang besarnya melebihi nilai MTU,
jitter yang didapat cenderung lebih lebih kecil dibanding dengan paket yang besarnya di bawah nilai MTU. Hal ini mengindikasikan bahwa bahwa paket
yang melebihi nilai MTU akan dipecah – pecah menjadi paket yang lebih kecil
sehingga jitter yang diperoleh juga ikut mengecil.
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Jitter UDP Paket Size 512 Byte
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Jitter UDP Paket Size 1024 Byte
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Jitter UDP Paket Size 2048 Byte
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan Jitter UDP Paket Size 4096 Byte Dari grafik diatas dapat dibuat tabel persentase jitter UDP IPv6 dibandingkan
dengan IPv4, seperti berikut ini :
Tabel 4.4 Tabel Persentase Jitter UDP IPv6 Dibanding IPv4
Packet UDP Byte Jumlah Router
1 2
4 8
512
100.19 100.12
100.76 100.17
1024
100.58 100.75
100.10 100.49
2048
99.58 98.75
99.58 98.96
4096
99.71 98.33
96.69 97.19
Berdasarkan tabel 4.4, nilai persentase jitter IPv6 juga didapatkan dari perhitungan jitter IPv6 dibagi jitter IPv4 dikalikan 100 . Jika nilai kurang dari
100 menunjukan bahwa jitter IPv6 lebih baik dari jitter IPv4. Demikian juga sebaliknya, jika nilai lebih dari 100 menunjukan bahwa jitter IPv6 lebih
buruk dari jitter IPv4. Dari keseluruhan grafik diatas dan pada tabel 4.4, dapat dilihat bahwa
besar ukuran paket UDP berpengaruh pada nilai jitter namun tidak berpengaruh terhadap jumlah hop. Di lihat dari hubungannya dengan ukuran paket UDP,
semakin besar ukuran paket UDP nilai jitter pada jaringan IPv4 dan IPv6 menghasilkan nilai yang semakin besar. Hasil menunjukkan bahwa jitter IPv6
lebih baik dibanding dengan jitter IPv4 untuk paket diatas nilai MTU ethernet. Namun jika dilihat dari hubungannya dengan jumlah hop, akan menghasilkan
nilai jitter yang sama untuk setiap jumlah hop. Hal ini mengindikasikan bahwa banyaknya hop tidak begitu berpengaruh pada nilai jitter.
Dari hasil pengujian diatas menunjukan bahwa jitter untuk jaringan IPv4 dan IPv6 tidak jauh berbeda untuk masing
– masing topologi. Mekanisme fragmentasi yang lebih baik pada IPv6 ternyata berpengaruh untuk paket size
UDP yang melebihi nilai MTU. Terbukti jitter pada jaringan IPv6 untuk ukuran paket UDP yang melebihi nilai MTU, menunjukan nilai yang lebih baik dari
jaringan IPv4. Dapat disimpulkan bahwa jitter pada jaringan IPv6 lebih baik
dibanding jitter IPv4 untuk paket yang melebihi ukuran MTU dan lebih buruk jika ukuran paket lebih kecil dari nilai MTU.
4.3.1.3 Analisa Packet Loss UDP
Packet loss merupakan parameter yang menunjukkan persentase paket yang hilang selama proses transfer data. Packet loss dideteksi oleh server
melalui ID yang terdapat dalam setiap datagram. Saat pengiriman, biasanya datagram UDP dibagi menjadi beberapa paket IP terfragmentasi. Apabila
salah satu paket tersebut hilang selama perjalanan maka keseluruhan datagram UDP akan hilang. Berbeda dengan TCP yang memiliki mekanisme
acknowledgement dan retransmission. Itulah sebabnya koneksi UDP sangat rentan terhadap packet loss. Jaringan dengan persentase packet loss yang kecil
menunjukkan bahwa jaringan tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi. Dari hasil pengujian selama 10 kali pengambilan data , didapatkan rata
– rata packet loss paket untuk setiap ukuran paket UDP seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 Data Packet Loss UDP
Besar Paket UDPBytes
Packet Loss 1
2 4
8 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 256
512 1024
2048
Pada tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat packet loss untuk semua topologi jaringan baik untuk jaringan IPv4 maupun jaringan IPv6.
Ini mengindikasikan bahwa router cisco yang digunakan mempunyai realibilitas yang tinggi dan juga karena faktor beban kerja router yang masih
ringan sehingga tidak terjadi collision dan congestion.
4.3.2
Analisis Performa Jaringan Pada FTP
File Transfer Protocol FTP merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk memindahkan suatu file data dari suatu server ke client atau sebaliknya.
FTP merupakan suatu jenis protokol yang bekerja dengan memanfaatkan protocol TCPIP yang pada umumnya menggunakan port 21.
FTP dibedakan jadi 2, yaitu FTP Server dan FTP Client. FTP server merupakan tempat untuk menyimpan file- file yang akan didownload oleh
client, sedangkan FTP client berfungsi untuk melakukan download file dari server. Laptop yang berfungsi sebagai client akan melakukan permintaan
koneksi FTP yang ditujukan pada FTP server. Proses requesting ini diawali dengan three way handshaking yang merupakan ciri khas dari protokol TCPIP.
Setelah server dan client terkoneksi, maka selanjutnya akan diminta username dan password oleh FTP server sebagai user untuk memakai aplikasi
FTP tersebut. Dalam pengujian ini digunakan modus anonymous sehingga tidak perlu mendaftarkan account terlebih dahulu pada server. Proses autentification
pada username dan password yang dimasukkan client akan dilakukan oleh server. Sehingga cukup dengan nama account anonymous, user sudah dapat
masuk ke dalam aplikasi FTP tersebut tanpa password. Setelah dinyatakan tersambung oleh server maka client sudah mendapatkan layanan FTP dengan
modus anonymous. Proses download file dari server dilakukan oleh client dengan ukuran
file yang berbeda - beda. Ukuran file dibedakan menjadi empat macam, yaitu 16 MB, 32 MB, 64 MB, dan 128 MB. Semua tipe file dibuat sama dalam
bentuk ekstensi.rar untuk memudahkan client dalam melakukan download dari server dan menghindari pengaruh perbedaan tipe file pada performa FTP.
Masing-masing file tersebut akan didownload pada tiap topologi jaringan yang ada, baik menggunakan IPv4 maupun IPv6. File
– file yang diujikan dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini :
Tabel 4.6 Tabel Nama File Download dan Kapasitasnya
Nama file Kapasitas KiloBytes
File_1.rar 16.476
File_2.rar 32.787
File_3.rar 65.608
File_4.rar 131.399
Terdapat dua parameter yang diambil dalam pengambilan data yaitu transfer time dan throughput. Kedua parameter tersebut sudah dapat mewakili
unjuk kerja dari FTP dalam melakukan proses download data dari sisi kecepatan transfer data. Pada pengujian ini tidak dilakukan pengukuran end to
end delay karena susah dalam mengimplementasikannya karena harus menyamakan waktu di server dan client dalam satuan millisecond. Sebagai
gantinya akan dilakukan pengukuran delay RTT menggunakan protocol ICMP.
4.3.2.1 Analisa Throughput FTP
Throughput merupakan kecepatan transfer data rata – rata dari
suksesnya paket yang dikirim tiap detiknya. Pengambilan parameter throughput dilakukan dengan cara download file dari server ke client. Kemudian disaat
yang bersamaan pada sisi client melakukan capture data atau penangkapan paket - paket yang masuk melalui interface ethernet dengan aplikasi Wireshark.
Berhubung paket – paket yang tertangkap bukan hanya paket FTP saja, maka
dilakukan filtering terlebih dahulu pada hasil capture Wireshark sehingga yang muncul hanya paket - paket FTP saja. Hal ini dimaksudkan agar yang
ditampilkan hanya bagian – bagian yang diinginkan saja. Untuk mengetahi nilai
throughput dapat dilihat pada tab Statistik kemudian klik Sumary pada aplikasi Wireshark seperti yang terlihat pada gambar 4.17 di bawah ini :
Gambar 4.13 Pengambilan Nilai Throughput Dapat dilihat pada gambar diatas data yang digunakan hanya data paket
yang ada pada displayed bukan pada captured. Data nilai throughput yang tertangkap di wireshark sudah dalam satuan Megabit per second sehingga tidak
perlu diubah lagi. Data keseluruhan hasil pengujian didapatkan nilai rata-rata parameter throughput ditunjukkan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Nilai Rata – Rata Percobaan Throughput
Besar File
Throughput Mbps 1
2 4
8 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 16 MB
84.609 82.019
84.439 81.525
81.763 79.415
61.807 59.125
32 MB 91.243
89.114 90.610
87.742 86.776
83.875 64.628
62.969 64 MB
94.834 93.602
93.693 90.940
87.881 84.827
64.869 62.152
128 MB 96.305
94.493 95.079
92.739 88.514
85.998 65.513
63.395
Pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran data yang didownload semakin besar pula nilai throughput yang didapat. Sedangkan
hubungannya dengan jumlah hop yaitu semakin banyak jumlah hop semakin kecil nilai throughputnya. Perubahan nilai throughput tersebut berbanding lurus
dengan ukuran besar file yang didownload, hal ini berhubungan dengan sifat protocol TCP yaitu slow start. Karena throughput menunjukan kecepatan
transfer data, maka semakin besar nilai throughput akan semakin baik performa jaringan tersebut.
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan Throughput FTP File Size 16 MB
Gambar 4.15 Grafik Perbandingan Throughput FTP File Size 32 MB
Gambar 4.16 Grafik Perbandingan Throughput FTP File Size 64 MB
Gambar 4.17 Grafik Perbandingan Throughput FTP File Size 128 MB
Dari grafik diatas dapat dibuat tabel persentase Throughput FTP IPv6 dibandingkan dengan IPv4, seperti berikut ini
Tabel 4.8 Tabel Persentase Throughput FTP IPv6 Dibanding IPv4
File Size MB Jumlah Router
1 2
4 8
16
96.94 96.55
97.13 95.66
32
97.67 96.83
96.66 97.43
64
98.70 97.06
96.52 95.81
128
98.12 97.54
97.16 96.77
Berdasarkan tabel 4.8, nilai persentase throughput FTP IPv6 didapatkan dari perhitungan throughput IPv6 dibagi throughput IPv4 dikalikan 100 . Jika
nilai lebih dari 100 menunjukan bahwa throughput IPv6 lebih baik dari throughput IPv4. Demikian juga sebaliknya, jika nilai kurang dari 100
menunjukan bahwa throughput IPv6 lebih buruk dari throughput IPv4. Dari keseluruhan grafik diatas dan pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa
besar ukuran file yang ditransfer dan jumlah hop berpengaruh pada throughput jaringan. Di lihat dari hubungannya dengan ukuran file yang ditransfer,
semakin besar nilai ukuran file yang ditransfer throughput IPv6 menghasilkan selisih yang semakin kecil dibanding throughput IPv4. Namun jika dilihat dari
hubungannya dengan jumlah hop, semakin banyak jumlah hop, throughput IPv6 menghasilkan selisih yang semakin besar dibanding throughput IPv4. Hal
ini terjadi karena pada IPv4 tidak terjadi proses fragmentasi di router.
4.3.2.2 Analisa Transfer Time
Transfer Time merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan seluruh paket dari server ke client yang dinyatakan dalam second.
Sama seperti pengambilan parameter throughput, pengambilan parameter transfer time dilakukan dengan cara download file dari server ke client.
Kemudian disaat yang bersamaan pada sisi client melakukan capture data atau penangkapan paket - paket yang masuk melalui interface ethernet dengan
aplikasi Wireshark. Berhubung paket – paket yang tertangkap bukan hanya
paket FTP saja, maka dilakukan filtering terlebih dahulu pada hasil capture Wireshark sehingga yang muncul hanya paket - paket FTP saja. Untuk
mengetahui nilai nilai transfer time dapat dilihat pada tab Statistik kemudian klik Sumary pada aplikasi Wireshark, seperti yang terlihat pada gambar 4.22 di
bawah ini :
Gambar 4.18 Pengambilan Nilai Transfer Time
Dapat dilihat pada gambar diatas data yang digunakan hanya data paket yang ada pada displayed bukan pada captured. Data transfer time diambil dari
perbedaan rentang waktu antara paket pertama sampai dengan paket terakhir. Data pengujian data yang dilakukan sebanyak 10 kali pada masing
– masing topologi jaringan IPv4 dan IPv6 didapatkan nilai rata-rata parameter transfer
time yang ditunjukkan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Nilai Rata – Rata Percobaan Transfer Time
Besar File
Transfer Time
s 1
2 4
8 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 IPv4
IPV6 16 MB
1.690 1.779
1.708 1.812
1.765 1.861
2.333 2.499
32 MB 3.117
3.258 3.158
3.350 3.309
3.502 4.443
4.669 64 MB
5.988 6.208
6.099 6.459
6.509 6.924
8.857 9.470
128 MB 11.781
12.244 12.022
12.656 12.898
13.611 17.541
18.556
Pada tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa semakin besar ukuran data yang didownload semakin besar pula nilai transfer timenya. Begitu pula
hubungannya dengan jumlah hop yaitu semakin banyak jumlah hop semakin kecil nilai transfer timenya. Perubahan nilai transfer time tersebut berbanding
lurus dengan ukuran besar file yang didownload. Transfer time menunjukan waktu yang dibutuhkan keseluruhan file untuk ditransfer melewati jaringan.
Makin kecil nilai transfer time, maka akan semakin baik pula performa jaringan tersebut.
Gambar 4.19 Grafik Perbandingan Transfer Time FTP File size 16 MB
Gambar 4.20 Grafik Perbandingan Transfer Time FTP File size 32 MB
Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Transfer Time FTP File size 64 MB
Gambar 4.22 Grafik Perbandingan Transfer Time FTP File size 128 MB Dari grafik diatas dapat dibuat tabel persentase transfer time FTP IPv6
dibandingkan dengan IPv4, seperti berikut ini : Tabel 4.10 Tabel Persentase Transfer Time FTP IPv6 Dibanding IPv4
File Size MB Jumlah Router
1 2
4 8
16
105.27 106.09
105.44 107.12
32
104.52 106.09
105.83 105.09
64
103.67 105.90
106.38 106.92
128
103.93 105.27
105.53 105.79
Berdasarkan tabel 4.10, nilai persentase transfer time FTP IPv6 didapatkan dari perhitungan transfer time IPv6 dibagi transfer time IPv4
dikalikan 100 . Jika nilai lebih dari 100 menunjukan bahwa transfer time IPv6 lebih buruk dari transfer time IPv4. Demikian juga sebaliknya, jika nilai
kurang dari 100 menunjukan bahwa transfer time IPv6 lebih baik dari transfer time IPv4.
Dari keseluruhan grafik diatas dan pada tabel 4.10, dapat dilihat bahwa besar ukuran file yang ditransfer dan jumlah hop berpengaruh pada nilai
transfer time jaringan. Sama seperti pada pengujian throughput, jika dilihat dari hubungannya dengan ukuran file yang ditransfer, semakin besar ukuran file
yang ditransfer, transfer time jaringan IPv4 dan IPv6 menghasilkan selisih yang semakin kecil. Namun jika dilihat dari hubungannya dengan jumlah hop,
semakin banyak jumlah hop, transfer time IPv4 dan IPv6 menghasilkan selisih yang semakin besar. Hal ini terjadi karena pada IPv4 tidak dilakukan proses
fragmentasi di router sehingga waktu transfer IPv4 lebih cepat.
4.3.2.3 Analisa Throughput dan Transfer Time FTP
Dari hasil keseluruhan pengujian transfer data menggunakan aplikasi FTP didapatkan kesimpulan bahwa throughput dan transfer time jaringan IPv4
lebih baik dibandingkan dengan throughput jaringan IPv6. Semakin banyak router yang digunakan, yang seiiring dengan bertambahnya hop, throughput
pada jaringan IPv6 lebih buruk dari throughput jaringan IPv4. Demikian juga transfer time jaringan IPv6 lebih lama dibanding transfer time jaringan IPv4.
Hal ini disebabkan karena saat digunakan untuk aplikasi FTP jaringan IPv4 memiliki sifat seperti IPv6 yaitu proses fragmentasi dilakukan di sisi pengirim
paket. Hal ini bisa terjadi karena pada saat paket dikirim, aplikasi FTP mengunakan prosedur Path MTU Discovery yang otomatis mengeset flag
don’t fragment pada header IPv4 dari 0 menjadi 1. Itu artinya paket tidak boleh
dipecah – pecah selama proses transmisi pada saat melalui router. Karena itu
sifat IPv4 akan sama dengan sifat IPv6 dalam hal fragmentasi paket. Selain itu perbedaan header IPv6 yang mempunyai ukuran 2 kali lipat dari header IPv4
juga dapat mempengaruhi kecepatan transfer data rata – rata suatu file [5].
4.3.3 Analisis Performa Jaringan untuk Aplikasi Video Streaming