Analisis Performa Jaringan untuk Aplikasi Video Streaming

4.3.3 Analisis Performa Jaringan untuk Aplikasi Video Streaming

Metode streaming merupakan metode pengiriman video maupun audio melalui jaringan internet dari server ke client untuk menjawab request client terhadap suatu video yang berada dalam suatu website. Client memainkan file streaming yang datang dalam kondisi real time pada saat diterima. Ada dua protocol yang mendukung video streaming yaitu Transport Protokol TCP, UDP dan Sesion Control Protokol RTP. Adapun Transport Protocol yang menyediakan konektivitas secara end to end di jaringan dan Session Control Protokol yang mendefinisikan pesan dan prosedur untuk mengatur pengiriman data dari multimedia selama session terbentuk. Proses streaming yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan aplikasi VLC yang ditempatkan di sisi server dan client untuk tiap- tiap topologi jaringan. Pada aplikasi VLC, video dapat distreamkan menggunakan 2 protokol yaitu HTTP dan RTP. Namun pada penelitian ini, video akan distreamkan menggunakan protocol RTP. Karena protocol yang digunakan adalah RTP maka sifat VLC server berubah peran menjadi pengumpan streaming ke client. Client hanya menjadi tujuan dan penerima streaming yang dilakukan oleh VLC server. Berbeda ketika proses streaming menggunakan protocol HTTP, dengan protocol ini sifat server menjadi dapat diakses oleh siapa saja yang ingin melakukan streaming dari pihak client. Video yang akan akan distreamkan berupa file video berformat .mp4 dengan resolusi yang berbeda – beda yaitu 240p, 360p, 480p, dan 720p dengan durasi 60 detik. Pertimbangan memilih resolusi tersebut yaitu resolusi tersebut yang sekarang banyak dipakai oleh website penyedia layanan video streaming seperti Youtube. Perbedaan tiap tiap resolusi video tersebut yakni pada bitrate dan frame ratenya. Masing-masing file video tersebut akan distreamkan pada tiap topologi jaringan yang ada, baik menggunakan IPv4 maupun IPv6.

4.3.3.1 Analisa Jitter UDP

Jitter merupakan parameter yang menunjukan variasi delay antar paket dalam satu pengiriman data yang sama. Jaringan yang baik adalah jaringan dengan jitter yang kecil, karena dengan jitter yang tinggi berarti paket –paket tidak akan diterima secara bersamaan. Hal tersebut pasti akan sangat mengganggu terutama untuk aplikasi – aplikasi multimedia seperti video streaming. Dari hasil pengujian selama 10 kali pengambilan data , didapatkan rata – rata jitter paket untuk setiap video dengan resolusi yang berbeda seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.11 Data Jitter Video Streaming Resolusi Video Jitter Mbps 1 2 4 8 IPv4 IPV6 IPv4 IPV6 IPv4 IPV6 IPv4 IPV6 240p 5.261 5.211 5.306 5.290 5.290 5.248 6.141 6.139 360p 5.088 5.150 5.091 5.076 5.110 5.026 5.540 5.500 480p 4.466 4.448 4.429 4.437 4.453 4.408 5.732 5.731 720p 4.063 4.062 4.027 4.041 4.043 4.038 6.349 6.347 Pada tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa besar jitter ikut berubah saat ukuran datagram berubah. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa jitter akan semakin menurun seiring dengan meningkatnya resolusi video yang distreamkan. Nilai jitter juga semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah hop. Gambar 4.23 Grafik Perbandingan Jitter Video 240p Gambar 4.24 Grafik Perbandingan Jitter Video 360p Gambar 4.25 Grafik Perbandingan Jitter Video 480p Gambar 4.26 Grafik Perbandingan Jitter Video 720p Dari grafik diatas dapat dibuat tabel persentase jitter video streaming IPv6 dibandingkan dengan IPv4, seperti berikut ini : Tabel 4.12 Tabel Persentase Jitter Video Streaming IPv6 Dibanding IPv4 Resolusi Video Jumlah Router 1 2 4 8 240p 99.05 99.70 88.95 99.97 360p 101.22 99.71 98.36 99.28 480p 99.60 100.18 98.99 99.98 720p 99.98 100.35 99.88 99.97 Berdasarkan tabel 4.12, nilai persentase jitter video streaming IPv6 juga didapatkan dari perhitungan jitter IPv6 dibagi jitter IPv4 dikalikan 100 . Jika nilai kurang dari 100 menunjukan bahwa jitter IPv6 lebih baik dari jitter IPv4. Demikian juga sebaliknya, jika nilai lebih dari 100 menunjukan bahwa jitter IPv6 lebih buruk dari jitter IPv4. Dari keseluruhan grafik diatas dan pada tabel 4.12, dapat dilihat bahwa besar ukuran resolusi video berpengaruh pada nilai jitter namun tidak begitu berpengaruh dengan jumlah hop. Jika di lihat dari hubungannya dengan ukuran resolusi video, semakin besar ukuran resolusi video, jitter pada jaringan IPv4 dan IPv6 menghasilkan selisih yang semakin kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar resolusi video semakin besar pula bitratenya yang mengakibatkan nilai jitter menjadi semakin kecil. Selain itu proses fragmentasi juga mengakibatkan paket dipecah menjadi paket- paket yang lebih kecil yang mengakibatkan nilai jitter ikut mengecil. Hasil menunjukkan bahwa rata – rata jitter IPv6 menghasilkan selisih yang lebih baik dibanding dengan jitter IPv4. Namun jika dilihat dari hubungannya dengan jumlah hop, akan menghasilkan nilai jitter yang sama untuk setiap jumlah hop. Hal ini mengindikasikan bahwa banyaknya hop tidak berpengaruh pada nilai jitter karena faktor beban router yang masih ringan yang akan menghasilkan delay yang cenderung stabil. Dari hasil pengujian diatas menunjukan bahwa jitter untuk jaringan IPv4 dan IPv6 tidak jauh berbeda untuk masing – masing topologi. Sama halnya seperti pada pengujian menggunakan iperf, saat dilakukan uji coba dengan menggunakan aplikasi video streaming mekanisme fragmentasi yang lebih baik pada IPv6 ternyata tidak berpengaruh. Namun rata – rata dari hasil pengujian menunjukan bahwa jitter jaringan IPv6 saat digunakan untuk aplikasi video streaming lebih baik dibanding jitter jaringan IPv4.

4.3.3.2 Analisa Packet Loss UDP

Packet loss adalah parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang pada saat transmisi. Packet loss diukur dalam persen . Paket dapat hilang karena disebabkan oleh collision dan congestion pada jaringan. Hal ini berpengaruh pada semua aplikasi, karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth yang disediakan mencukupi. Saat pengiriman, biasanya datagram UDP dibagi menjadi beberapa paket IP terfragmentasi. Apabila salah satu paket tersebut hilang selama perjalanan maka keseluruhan datagram UDP akan hilang. Berbeda dengan TCP yang memiliki mekanisme acknowledgement dan retransmission. Itulah sebabnya koneksi UDP sangat rentan terhadap packet loss. Jaringan dengan persentase packet loss yang kecil menunjukkan bahwa jaringan tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi. Dari hasil pengujian selama 10 kali pengambilan data , didapatkan rata – rata packet loss paket untuk setiap ukuran paket UDP seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.13 Data Packet Loss Video Streaming Resolusi Video Packet Loss 1 2 4 8 IPv4 IPV6 IPv4 IPV6 IPv4 IPV6 IPv4 IPV6 240p 360p 480p 720p Pada tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat packet loss untuk semua topologi jaringan baik untuk jaringan IPv4 maupun jaringan IPv6. Hasil pengujian menggunakan aplikasi video streaming menunjukkan hasil yang sama saat pengujian dengan menggunakan Iperf yaitu tidak ada packet loss untuk setiap topologi. Ini mengindikasikan bahwa router cisco yang digunakan mempunyai realibilitas yang tinggi dan juga karena faktor beban kerja router yang masih ringan sehingga tidak terjadi collision dan congestion.

4.3.4 Analisis Performa Jaringan untuk Pengiriman Paket ICMP