Perancangan Sitem Informasi Penjualan Pada Distro 204 Flatland Bandung Berbasis Web

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA

DISTRO 204 FLATLAND BANDUNG BERBASIS

WEB

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Strata 1 Program Studi Sistem Informasi

Disusun Oleh:

DEDE SUPRIATNO 1.05.07.673

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

Penelitian ini dilakukan pada Distro 204 Flatland Bandung. Distro 204 Flatland berdiri pada tahun 1998, merupakan salah satu jenis perusahan yang bergerak pada bidang penjualan pakaian dan aksesoris. Adapun permasalahan yang terjadi pada Distro tersebut yaitu karena belum adanya media promosi yang mampu meningkatkan minat pelanggan untuk melakukan pemesanan produk, belum adanya sistem yang mampu mengelola data produk untuk membantu kerja petugas dan menangani proses penjualan dengan baik. Dimana pelanggan yang ingin melakukan pemesanan produk diharuskan untuk datang ke distro 204 Flatland secara langsung. Tentunya hal ini akan sangat merepotkan bagi pelanggan yang berada diluar kota bandung. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem yang sedang berjalan, untuk merancang Sistem Informasi Penjualan, untuk melakukan testing terhadap sistem informasi penjualan yang telah dirancang, untuk melakukan implementasi Sistem Informasi Penjualan yang telah dirancang pada Distro 204 Flatland Bandung Berbasis Web.

Desain penelitian yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan datanya adalah observasi dan wawancara, dan juga metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan ialah Prototype, dimana pengembangan sistem ini menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Serta pendekatan yang dilakukan berorientasi pada objek, dan pemodelan sistemnya menggunakan Unifield Modelling Language (UML), dengan alat bantu pemodelan Use Case Diagram, Activity diagram, Collaboration diagram, Class diagram, Sequence diagram, dan deployment diagram. Dibantu dengan pengujian perangkat lunak menggunakan metode black box testing.

Hasil penelitian terhadap sistem yang sedang berjalan memang sudah baik, akan tetapi masih belum dapat membantu petugas mempercepat dalam proses pengelolaan data produk, belum mampu menangani proses pemesanan dari luar kota Bandung, dan belum mampu mencetak laporan-laporan yang dibutuhkan atasan(owner) dengan cepat dan tepat. Adapun sistem informasi penjualan berbasis web yang diusulkan telah mampu menjawab semua permasalahan-permasalahan yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan, dengan hasil pengujian terhadap sistem yang diusulkan adalah baik yaitu dapat memeriksa dan mengurangi intensitas kesalahan pada sistem informasi penjualan yang dirancang/ diusulkan, dan proses implementasi dengan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh user.


(3)

ii

Flatland distributions established in 1998, is one type of companies engaged in the sale of clothing and accessories. The problems that occurred in these distributions is due to the lack of media campaign that could increase the interest of the customer to order the products, the lack of a system capable of managing data products to assist officers and handle the sales process as well. Where customers who want to order the products are required to come to the distro 204 Flatland directly. Surely this will be very inconvenient for customers who are outside the city of Bandung. The purpose of this study was to determine how the system is running, to design the Sales Information System, to conduct testing of information systems sales that have been designed, to implement the Sales Information System has been designed at 204 Flatland Distro Bandung Web-Based.

The study design used is descriptive method with data collection techniques were observation and interviews, as well as software development method used is Prototype, which uses a system development approach to create something quickly and phased program so it can be evaluated by the user (user ). And the approach taken on the object-oriented, and modeling the system using the unified Modeling Language (UML), the modeling tool Use Case Diagrams, Activity diagrams, Collaboration diagrams, Class diagrams, Sequence diagrams, and deployment diagrams. Assisted with testing software using black box testing methods.

The results of the running system is already good, but still can not help officers speed up the process of data management products, has not been able to handle the ordering process from outside the city of Bandung, and have not been able to print required reports boss (owner) quickly and precise. The web-based information system of the proposed sale has been able to answer all the problems that occur on the running system, with the results of testing of the proposed system is a good that is able to check and reduce the intensity errors on the sales information system designed / proposed, and the process implementation of the results in accordance with what is expected by the user.


(4)

Segala Puji dan S

Rahmat Hidayah dan

limpahkan kepada Na

sahabatnya dan para p

sehingga penulis dapa

hambatan, yang mana p

(S-1) sekaligus untuk m

Sistem Informasi di U

yang penulis ambil

PENJUALAN PADA

WEB .

Penulis sangat

kekeliruan dalam peny

pengetahuan, kemampua

penulis mengharapkan k

yang bersifat membangu

Dari lubuk hat

kerendahan hati penuli

bantuan tanpa balas jas

menyampaikan terima k

n Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

n Karunianya. Sholawat serta salam senantias

Nabi besar Muhammad SAW beserta kelua

pengikutnya yang selalu setia dan taat pada

pat menyelesaikan skripsi dengan berbagai co

penulis akan diajukan untuk menempuh sidang S

memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Prog

Universitas Komputer Indonesia Bandung. Ada

l adalah PERANCANGAN SISTEM INF

A DISTRO 204 FLATLAND BANDUNG B

t menyadari ternyata masih banyak kekura

nyusunan laporan ini, hal itu dikarenakan ke

uan serta pengalaman yang penulis miliki. Oleh

n kritik dan saran yang berguna bagi penulis da

gun.

ati yang paling dalam, dengan segala keikh

lis sampaikan terima kasih atas segala sumba

jasa yang diberikan oleh semua pihak. Untuk i

kasih yang sebesar–besarnya kepada :

T atas segala

iasa penulis

luarga, para

a ajarannya,

cobaan dan

g Strata Satu

ogram Studi

dapun judul

FORMASI

BERBASIS

rangan dan

keterbatasan

eh karena itu

dan tentunya

khlasan dan

bangsih dan


(5)

2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer

Indanesia.

3. Dr. Arry Akhmad Arman, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

Universitas Komputer Indonesia.

4. Dadang Munandar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Sistem

Informasi Universitas Komputer Indonesia.

5. R. Fenny Syafariani, S.T., M.Stat, selaku dosen wali Penulis (MI-14).

6. Citra Noviyasari, S.Si., MT, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bantuan dan pengarahan serta masukan yang sangat berharga

kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

7. Kedua orang tua penulis (Ibu Sukiah dan Bpk Maryono) yang telah

memberikan dorongan semangat serta do’a nya, semoga Allah SWT

membalas semua amal kebaikannya, Amin.

8. Kakak-kakak tercinta (Marsini, Sumaryanto, wasino dan Surahman) dan

sodara-sodara yang tak henti-hentinya memberikan motivasi kepada penulis.

9. Seluruh staff dosen dan sekjur pada jurusan Sistem Informasi.

10. Rekan-rekan mahasiswa/i MI angkatan 2007 khususnya MI 14 dan

kakak-kakak senior khususnya kepada Jujun Juharsa dan Richi Viando, rekan-rekan

kosan 23b, dan warga RT 03/ 01 Tuisba atas kebersamaan, dorongan, dan


(6)

12. Seluruh civitas akademika Universitas Komputer Indonesia.

13. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian laporan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Bandung, Agustus 2011


(7)

1

1.1 Latar Belakang Penelitian

Seiring pesatnya perkembangan teknologi informasi, sebagai media penyedia berbagai kebutuh informasi. Salah satunya internet yang merupakan media yang mampu menyediakan informasi yang di butuhkan. Kini internet bukan lagi sesuatu alat yang sulit di jumpai, melalui internet berbagai macam informasi terhangat dan aktual dapat diperoleh secara cepat dan fleksibel, kapanpun dan dimanapun di saat dapat melakukan koneksi ke internet. Tidak hanya data berupa informasi saja yang dapat di peroleh, namun seiring perkembangannya, banyak perusahaan bisnis yang melakukan proses bisnisnya melalui internet, misalkan penjualan online dan lain sebagainya. Dengan kata lain, internet menjadi bagian yang sangat membantu sebagai media atau sarana promosi dan proses bisnis lainnya.

Dengan adanya internet ini, tentu saja perusahaan akan lebih mudah dalam mengembangkan proses bisnisnya. Karena melalui jaringan internet, akan sangat mudah bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi kepada Konsumen ataupun calon konsumen mengenai produk perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan internet dapat diakses dari manapun.

Internet merupakan salah satu media yang sangat cepat bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan daerah pemasarannya. Dimana internet bukan lagi hal yang sulit untuk di gunakan. Karena internet kini sudah memasyarakat dan menjadi


(8)

sebuah kebutuhan bagi mereka yang senantiasa membutuhkan informasi yang cepat, hangat, dan akurat. Bahkan bagi perusahaan-perusahaan berkembang yang ingin melebarkan daerah pemasaran dan promosinya.

Mengingat hal tersebut, tidak sedikit perusahaan yang diuntungkan terhadap pemanfaatan internet ini dalam proses bisnisnya. Demikian pula, akan penulis coba terapkan pada Distro (distribution outlet) 204 Flatland. Dimana distro ini mencoba menerapkan sebuah sistem penjualan yang selama ini berjalan secara manual menjadi terkomputerisasi. Dengan memanfaatkan layanan internet melalui sebuah website, Distro 204 Flatland mencoba melebarkan daerah pemasarannya yang selama ini masih sebatas di Kota Bandung, meskipun ada yang sampai keluar kota, itu hanya mereka yang benar-benar sudah mengenal Distro 204 Flatland.

Distro 204 Flatland ini merupakan sebuah distro asal kota kembang Bandung yang sudah lama berdiri dan memiliki banyak pelanggan khusunya kalangan anak muda Bandung. Adapun produk yang ditawarkan yaitu beraneka macam pakaian khususnya pakaian remaja dan juga berbagai aksesoris perlengkapanya.

Sejauh ini proses bisnis yang berjalan di Distro 204 Flatland masih secara manual, misalnya saja proses penjualannya. Disini Distro 204 Flatland hanya melayani penjualan produk terhadap pelanggan yang datang langsung ke Distro 204 Flatland. Tentunya hal ini akan sangat membatasi bagi mereka yang tertarik terhadap produk-produk Distro 204 Flatland yang tinggal barada jauh dari lokasi distro tersebut, sehingga tidak adanya efektifitas dan efisiensi waktu didalamnya.


(9)

Disini meskipun dapat melakukan pemesanan jarak jauh, namun tetap saja pada proses transaksinya harus dilakukan secara face to face. Dikarenakan tidak adanya sistem yang mampu melayani proses bisnis tersebut secara efektif dan efesien.

Guna lebih memperkenalkan lagi Distro 204 Flatland ke masyarakat luas. Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh Distro 204 Flatland diantaranya adalah dengan memasang banner-banner, pembuatan katalog-katalog produk, hingga mensponsori sebuah acara-acara musik khususnya di daerah Bandung. Namun selama ini upaya yang telah ditempuh hanya mampu memperkenalkan Distro 204 Flatland didaerah Kota Bandung saja. Maka dari itu diharapkan adanya sebuah sistem informasi melalui suatu media yang mampu mengangkat nama Distro 204 Flatland lebih dikenal lagi hingga diluar Kota Bandung.

Diharapkan pula dari sistem tersebut mampu membantu proses pengelolaan barang dengan baik, mulai dari jumlah barang yang keluar dan jumlah barang yang masuk hingga stock barang yang masih ada guna memudahkan dalam proses pengelolaannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka di Distro 204 Flatland perlu adanya suatu program aplikasi yang mampu mengolah sistem informasi. Sehingga penulis memutuskan untuk menetapkan judul penelitian sebagai berikut :

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA DISTRO


(10)

1.2. Identifikasi Dan Rumusan Masalah

Demi terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan informasi terhadap pelanggan, Distro 204 Flatland pun terus berusaha dengan berbagai upaya. Namun tetap saja tidak luput dari berbagai halangan dan hambatan, demikian pula yang dialami oleh Distro 204 Flatland Bandung. Maka dari itu penulis mengindetifikasikan permasalahan sebagai berikut :

1. Belum adanya sistem yang mampu mengelola data produk dengan baik untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan kinerja Petugas Distro 204 Flatland Bandung.

2. Belum adanya sistem penjualan yang dapat memudahkan proses pemesanan produk bagi pelanggan yang berada diluar daerah pada Distro 204 Flatland Bandung.

3. Lambatnya proses pembuatan rekapitulasi data produk, pemesanan dan penjualan sehingga menghambat pula dalam proses pembuatan keputusan bagi atasan(owner).

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas, maka Penulis merumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem penjualan yang sedang berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

2. Bagaimana perancangan sistem yang diusulkan guna menunjang proses penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.


(11)

3. Bagaimana pengujian Sistem Informasi penjualan yang diusulkan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.

4. Bagaimana implementasi Sistem Infromasi penjualan yang diusulkan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah Untuk membangun “Sistem Informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web”, guna mempermudah dan membantu permasalahan yang terjadi. Dengan harapan dapat memecahkan masalah sistem penjualan yang timbul pada Distro 204 Flatland Bandung.

Sedangkan Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Sistem yang sedang berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

2. Untuk membuat perancangan Sitem Informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.

3. Untuk melakukan pengujian terhadap Sistem Informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.

4. Untuk melakukan Implementasi Sistem Informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web.


(12)

1.4 Kegunaan Penelitian

Diharapkan hasil penelitian yang penulis lakukan ini, dapat bermanfaat sebagai referensi penelitian berikutnya di masa yang akan datang. Atau pun untuk dikembangkan kembali sebagai bahan laporan berikutnya.

1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Untuk memudahkan petugas Distro 204 Flatland Bandung dalam melakukan pengelolaan data produk.

2. Memudahkan para konsumen untuk melihat-lihat dan memperoleh informasi tentang produk-produk terbaru, dan melakukan transaksi penjualan secara online.

3. Untuk mempercepat atasan(owner) dalam pengambilan keputusan. 1.4.2 Kegunaan Akademis

1 Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, memperluas khasanah sistem informasi berbasis webkhususnya untuk sistem penjualan.

2. Bagi Penulis, sebagai bentuk pengaplikasian dari proses belajar selama ini dan guna menambah pengetahuan dan pengalaman tentang sistem informasi berbasis web di dalam suatu perusahaan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar studi perbandingan dan referensi bagi penelitian lain yang sejenis ataupun untuk pengembangannya.


(13)

1.5 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakuka guna menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap program yang penulis rancang. Berikut batasan masalahnya : 1. Perancangan aplikasi ini hanya membahas tentang persediaan produk.

2. Aplikasi yang di rancang hanya dapat melayani penjualan produk dengan harga yang telah ditetapkan tanpa adanya perubahan harga dikemudian hari. 3. Pada perancangan sistem informasi penjualan ini, hanya dibahas tentang

rekapitulasi persediaan produk, pemesanan dan penjualan produk.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Distro 204 Flatland yang berlokasi di Jl. Phh Mustofa 204 Bandung.

Jadwal waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juni 2011. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dengan perincian seperti tertulis pada tabel 1.1 dibawah ini.


(14)

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Nama Kegiatan Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Mendengarkan Kebutuhan User : a.Wawancara b.Observasi c.Pengambilan Dokumen 2

Membangun Sistem :

a.Desain Aplikasi b.Pengcodingan

3

Pengujian Sistem :

a.Pengujian Proses Pemesanan b.Pengujian

Proses Konfirmasi 4 Implementasi &


(15)

9 2.1 Konsep Dasar Sistem

Pengertian sistem sangatlah luas dan mempengaruhi semua aspek kehidupan. Sistem sangat diperlukan dalam melakukan kinerja yang baik dan terstruktur terhadap manajemen. Keterpaduan sistem ini memungkinkan terciptanya kerjasama untuk menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.

Pengertian sistem menurut Jogiyanto (2005 : 1) yang lebih menekankan pada prosedurnya didefinisikan sebagai berikut :

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.

Sedangkan pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur

(procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel yang disadur oleh Jogiyanto (2005 : 1) mendefinisikan sebagai berikut :

“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis) biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis terjadi”.

Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem merupakan suatu koordinasi dari komponen-komponen yang saling berhubungan dengan tujuan tertentu.


(16)

2.1.1 Elemen Sistem

Semua sistem meliputi tiga elemen utama yaitu input, transformasi dan

output. Sebagian sistem dapat mengendalikan operasi mereka sendiri yang disebut sebagai sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem lingkaran tertutup mencakup suatu mekanisme kontrol, tujuan dan lingkaran umpan balik (feedback loop) disamping tiga elemen utama. Sistem yang tidak memiliki kemampuan pengendalian disebut sistem lingkaran terbuka (open-loop system), dalam arti mereka berhubungan dengan lingkungan mereka. Perusahaan adalah suatu contoh sistem terbuka dan sistem lingkaran tertutup.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Karakteristik atau sifat-sifat suatu sistem dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

(Sumber : Jogiyanto Hartono, 2005, Analisis Dan Desain, Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta)


(17)

Adapun karakteristik ataupun sifat-sifat dari sistem tertentu yaitu : 1. Komponen Sistem (Components)

Komponen-komponen ini saling berhubungan dan bekerja sama sehingga tercipta satu kesatuan fungsi dari sistem. Sehingga sistem dapat mencapai tujuannya.

2. Batas Sistem (Boundary)

Daerah pemisah antara satu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan sistem lingkungan luarnya. Batasan sistem, maka dapat dipisahkan dan dibedakan satu sistem dengan sistem yang lainnya maupun sistem dengan lingkungan luar.

3. Lingkungan Luar (Environment)

Segala sesuatu yang berada diluar batas sistem, namun jika terdapat ketidak-serasian antara lingkungan luar sistem dengan sistem maka dapat menyebabkan terganggunya fungsi sistem tersebut. Oleh karena itu haruslah senantiasa tercipta keharmonisan antara sistem dengan lingkungan luarnya. 4. Penghubung Sistem (System Interface)

Media perantara antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lain. Melalui penghubung sistem ini, maka dapat saling memberi dan menerima sumber daya sehingga terjalin kerja sama dan dapat membentuk satu kesatuan fungsi dari sistem.


(18)

5. Masukan Sistem (Input)

Bahan atau energi yang dimasukkan kedalam sistem. Energi ini dimasukkan kedalam sistem untuk diproses oleh sistem sesuai dengan fungsi dari sistem agar dapat menghasilkan proses keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Hasil dari proses pengolahan input. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada subpra sistem.

7. Pengolahan Sistem (Proces)

Mesin yang digunakan secara mekanisme ataupun manual untuk mengubah masukan menjadi keluaran atau data menjadi informasi.

8. Sasaran dan Tujuan

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran yang harus dicapai oleh sistem. Suatu sistem dapat dikatakan berhasil menjalankan fungsinya jika berhasil mencapai sasaran dan tujuan sistem tersebut.

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem menurut Azhar Susanto (2004) dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, terbagi menjadi :

1. Sistem terbuka dan tertutup

Suatu sistem dikatakan terbuka menurut Ludwig Von Bertalanffy bila aktivitas didalam sistem tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, sedangkan suatu sistem dikatakan tertutup bila aktivitas-aktivitas didalam sistem tersebut tidak dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi dilingkungannya.


(19)

2. Sistem buatan manusia dan Tuhan

Suatu sistem bila diklasifikasikan berdasarkan asalnya, sistem tersebut bisa diklasifikasikan sebagai sistem yang ada secara alamiah (buatan Tuhan) atau buatan manusia. Sebagai contoh sistem tata surya, adalah sistem yang secara alamiah, sedangkan organisasi perusahaan adalah sistem buatan manusia. 3. Sistem berjalan dan konseptual

Suatu sistem yang belum diterapkan disebut sistem konseptual. Suatu sistem konseptual yang dapat diterima oleh pemakai sistem sehingga pemakai sistem tersebut menggunakannya untuk menunjang operasi sehari-hari maka sistem tersebut berubah menjadi sistem berjalan.

4. Sistem sederhana dan Kompleks

Sebuah sistem yang sederhana merupakan sebuah sistem yang terbentuk dari sedikit tingkatan dan komponen atau subsistem serta hubungan antara mereka sangat sederhana, misalnya sistem yang digunakan oleh pengantar koran. Sebuah sistem yang kompleks jelas terdiri dari banyak komponen atau tingkatan yang dihubungkan dalam berbagai cara yang berbeda, seperti perusahaan.

5. Kinerja bisa yang dapat dan tidak dapat dipastikan

Sebuah sistem yang dapat dipastikan kinerjanya artinya ditentukan pada saat sistem akan dan sedang dibuat. Sedangkan sistem yang tidak dapat dipastikan kinerjanya artinya tidak dapat ditentukan dari awal tergantung kepada situasi yang dihadapi.


(20)

6. Sistem sementara dan selamanya

Suatu sistem yang mungkin digunakan untuk selamanya mungkin juga digunakan untuk periode waktu tertentu.

7. Sistem secara pisik dan abstrak

Sistem dapat dilihat dari wujudnya misalnya kendaraan bermotor, sedangkan yang abstrak seperti organisasi.

8. Sistem, subsistem dan super sistem

Subsistem adalah sistem yang lebih kecil dalam sebuah sistem, sedangkan super sistem adalah sistem yang lebih besar.

9. Sistem yang bisa beradaptasi dan tidak bisa beradaptasi

Berdasarkan fleksibilitasnya, karakteristik suatu sistem dapat dibedakan apakah sistem tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dilingkungannya atau tidak.

2.2 Konsep Dasar Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti atau manfaat bagi penggunanya. Informasi sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu organisasi sangatlah penting karena informasi merupakan landasan untuk mengambil suatu keputusan dan data merupakan sumber dari informasi.

Konsep dasar informasi menurut Jogiyanto (2005 : 8) adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan penting bagi yang menerimanya.


(21)

Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa informasi merupakan suatu hasil (output) dari suatu data yang diolah dengan metode pendekatan dan pengembangan tertentu.

2.2.1 Siklus Informasi

Data merupakan fakta atau kejadian yang belum berguna bagi penerimanya, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui dengan suatu metode pendekatan dan pengembangan tertentu untuk dihasilkan suatu informasi.

Data diolah sehingga menghasilkan informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat suatu data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat sebuah model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle), siklus ini disebut juga dengan siklus pengolahan data (data processing cycle).

2.2.2 Kualitas Informasi

Baik buruknya kualitas suatu informasi menurut Jogiyanto (2005 : 10) dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise)

yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

2. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi harus sesuai dengan dengan keadaan saat itu,


(22)

karena informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi. Dewasa ini mahalnya informasi disebabkan harus cepatnya informasi tersebut didapat, sehingga diperlukan teknologi-teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya.

3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan. Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi relevan untuk akuntan.

2.2.3 Nilai Informasi

Menurut Jogiyanto (2005 : 11), nilai dari informasi (value of information)

ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi hal ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan didalam suatu informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya. Sebagian besar


(23)

informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan suatu nilai uang, tetapi dapat ditaksir dari nilai efektifitasnya.

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi diperoleh dari sistem informasi (information system) atau

processing system. Sistem informasi menurut Robert A Letch dan K. Roscoe Davis, disadur oleh Jogiyanto (2005 : 11) :

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Dari pengertian diatas, sistem informasi dapat didefinisikan pula sebagai suatu kesatuan dari berbagai bagian atau elemen-elemen atau subsistem-subsistem yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

Jogiyanto (2005 : 12), dalam buku Analisis Dan Desain, John Burch dan Gary Grudnitski mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu : 1. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.


(24)

2. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan Toolbox dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi

(brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

5. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyedian informasi lebih lanjut.

6. Blok Kendali (Controls Block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan,


(25)

kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, tidak efisien, sabotase dan sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Definisi Penjualan Distro Online

Penjualan distro online merupakan sutau aktivitas dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang pakaian atau aksesoris guna memperoleh pendapatan melalui media yang terkoneksi ke internet.

Definisi-definisi berikut merupakan penjabaran dari teori yang penulis gunakan dalam penyusunan laporan ini.

2.4.1 Definisi Penjualan

Penjualan adalah suatu aktivitas perusahaan yang utama dalam memperoleh pendapatan, baik untuk perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Penjualan merupakan sasaran akhir dari kegiatan pemasaran, karena pada bagian ini ada penetapan harga, diadakan perundingan dan perjanjian serah terima barang, maupun perjanjian cara pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga tercapai suatu titik kepuasan (Mulyadi, 2001).

2.4.2 Definisi Sistem Penjualan

Sistem Penjualanadalah sistem yang melibatkan sumberdaya dalam suatu organisasi, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan.


(26)

2.4.3 Definisi Sistem Informasi Penjualan

Sistem Informasi Penjualandiartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku. 2.4.4 Definisi Distro

Distro adalah singkatan dari distribution store atau kurang lebih sama dengan FO (factory outlet) semacam toko yang menjual pakaian atau asesoris dengan merek-merek tertentu (atau memiliki merek sendiri) dan pangsa pasar tertentu. Biasanya barang yang dijual jumlah dan jenisnya terbatas atau tidak dijual di tempat lain dan harga kadang lebih murah karena barangnya lebih banyak yang langsung dikirim dari pabrik atau hasil produk sendiri dan juga bisa di artikan Sebuah usaha yang biasanya bergerak pada bidang garment dan di kelola oleh anak muda dengan menyediakan berbagai kebutuhan sandang yang berbasiskan desain unik yang di khususkan untuk kalangan muda ataupun dewasa.

Distro sebagai sekadar wadah atau perwujudan hasil kreasi dari berbagai

clothing. Di sisi lain, tidak semua clothing memproduksi aneka busana dan aksesori yang berkaitan dengan anak muda. Sekadar informasi, clothing yaitu produsen sekaligus pemasok aneka busana dan aksesorinya ke berbagai distro. Dalam perkembangannya, clothing juga membuka outlet sendiri.


(27)

2.4.5 Poin Penting Pada lingkup Distro

Merek dalam distro dan clothing adalah hal yang sangat penting bagi produk jasa maupun barang. Merek bisa menarik minat konsumen untuk memakai produk tersebut. Bahkan keberadaan merek menjadi pilar yang menunjang keberhasilan suatu bisnis, sama hal nya dengan para bloger yang memberi merek, nama, atau judul blog dengan kata yang unik dan menarik.

Ada beberapa cara untuk membuat atau memilih nama merek, mulai dari menemukan dari ide sendiri atau menggunakan jasa konsultan. Berbagai definisi menekankan bahwa adanya hubungan antara konsumen dengan merek(consumer to brand relationship) dimana merek dalam kenyataanya tidak hanya sekedar logo, nama atau simbol. Ada aspek emosional yang bermain di sana sebagaimana halnya faktor-faktor fisikal yang menunjukan bahwa merek memiliki ekuitasnya sendiri yang dibagi menjadi beberapa konteks dan dapat dikategorikan menjadi: 1. Loyalitas Merek (Brand loyalty)

Yaitu sebuah merek menjadi suatu ciri khas yang harus konsisten dengan konsep, karakter produk tersebut.

2. Kedekatan Merek (Brand Awareness)

Hal ini berkaitan dengan merek dan kebutuhan konsumennya. Dimana merek dan produk melakukan penyesuaian kebutuhan konsumen yang berkaitan dengan segmen pasar.


(28)

3. Kualitas Penerimaan (preceived quality)

Nilai dari produk dan kualitas dari merek harus terjaga, pada saat mengurangi sedikit nilai penerimaan konsumen maka akan mengurangi kepercayaan terhadap merek.

4. Paten dan Trademark

Memposisikan diri dan menghargai poduk dan karya kita sebagai sesuatu yang

legal dan terdaftar di mata hukum. 2.4.6 Definisi Online

Arti istilah online[http://www.total.or.id] dianggap berkaitan erat dengan pengertian terhubung, terkoneksi, aktif dan siap untuk operasi, dapat berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh komputer. Online ini juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan di mana sebuah device (komputer) terhubung dengan device lain, biasanya melalui modem.

2.5 Definisi Internet

Internet adalah sebuah jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi jaringan bersifat bisnis, pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan komputer didalam jaringan-jaringan tersebut. URL merupakan singkatan dari Uniform Resources Locator adalah cara standar yang digunakan untuk menentukan situs atau halaman pada internet. URL merupakan cara standar untuk menampilkan informasi tentang jenis isi dan lokasi file : nama file, lokasi komputer di internet, letak file di dalam komputer, dan protokol internet yang digunakan untuk mengakses file itu.


(29)

2.6 E-Commerce

E-commerce, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat dalam dunia per-internet-an. Penggunaann sistem E-Com, begitu biasanya Ecommerce disingkat, sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Di Indonesia, sistem E-com ini kurang populer, karena banyak pengguna internet yang masih menyangsikan keamanan sistem ini, dan kurangnya pengetahuan mereka mengenai apa itu E-Com yang sebenarnya.

Bagi pihak konsumen, menggunakan E-Com dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Tidak ada lagi berlama-lama mengelilingi pusat pertokoan untuk mencari barang yang diinginkan. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui E-Com biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional.

Online shopping menyediakan banyak kemudahan dan kelebihan jika dibandingkan dengan cara belanja yang konvensional. Selain bisa menjadi lebih cepat, di internet telah tersedia hampir semua macam barang yang biasanya dijual secara lengkap. Selain itu, biasanya informasi tentang barang jualan tersedia secara lengkap, sehingga walaupun kita tidak membeli secara online, kita bisa mendapatkan banyak informasi penting yang diperlukan untuk memilih suatu produk yang akan dibeli.


(30)

2.6.1 Mekanisme E-Commerce

Pembeli yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa menggunakan ‘shopping cart’ untuk menyimpan data tentang barang-barang yang telah dipilih dan akan dibayar. Konsep ‘shopping cart’ ini meniru kereta belanja yang biasanya digunakan orang untuk berbelanja di pasar swalayan. ‘Shopping cart’ biasanya berupa formulir dalam web, dan dibuat dengan kombinasi CGI,

database, dan HTML. Barang-barang yang sudah dimasukkan ke shopping cart

masih bisa di-cancel, jika pembeli berniat untuk membatalkan membeli barang tersebut.

Jika pembeli ingin membayar untuk barang yang telah dipilih, ia harus mengisi form transaksi. Biasanya form ini menanyakan identitas pembeli serta nomor kartu kredit. Karena informasi ini bisa disalahgunakan jika jatuh ke tangan yang salah, maka pihak penyedia jasa e-commerce telah mengusahakan agar pengiriman data-data tersebut berjalan secara aman, dengan menggunakan standar

security tertentu.

Setelah pembeli mengadakan transaksi, retailer akan mengirimkan barang yang dipesan melalui jasa pos langsung ke rumah pembeli. Beberapa cybershop

menyediakan fasilitas bagi pembeli untuk mengecek status barang yang telah dikirim melalui internet.


(31)

2.6.2 Tipe-tipe Bisnis E-commerce

1. B2B ( Bussines to Bussines )

B2B adalah transaksi secara elektronik antara entitas atau obyek bisnis yang satu ke obyek bisnis lainnya, dapat disimpulkan B2B disebut juga transaksi antar perusahaan, transaksinya menggunakan EDI (Electronic Data Interchange)

dan email untuk pembelian barang dan jasa, informasi & konsultasi, dan digunakan untuk pengiriman dan permintaan proposal bisnis.

2. B2C (Bussines to Consument )

adalah kegiatan E-businesses dalam pelayanan secara langsung kepada konsumen melalui barang atau jasa. Dengan penjualan langsung di internet dan pemesanan dapat langsung dilakukan oleh konsumen karena biaya sudah tercantum. kelebihan dari B2C adalah sebagai berikut : disebut dengan transaksi pasar, konsumen mempelajari produk yang ditawarkan melalui publikasi, membeli dengan electronic cash & system secure payment, dan memintaagar barang dikirimkan.

3. C2C ( Consumer to Consumer )

C2C adalah model e-commerce yang menjamur di Indonesia saat ini. Contoh dari C2C adalah iklan baris dan toko-toko buku online dadakan (dimiliki oleh individu yang umumnya memanfaatkan layanan blog gratis seperti blogspot).


(32)

C2C terjadi seorang individu melakukan penjualan produk/ jasa langsung kepada individu lainnya.

4. B2B2C ( Bussines to Bussines & Bussines to Consument )

B2B2C adalah campuran dari keduanya, di mana terdapat perusahaan yang menyediakan produk/ jasa mereka kepada klien/ agen dan di lain sisi klien/ agen tersebut juga mempunyai customer tempat mereka menjual produk/ jasa tersebut.

5. B2E ( Bussines to Employee )

B2E adalah layanan yang disediakan sebuah perusahaan pada karyawannya untuk memudahkan urusan karyawan dengan perusahaan. Misalkan seorang karyawan yang ingin mengambil cuti, tidak perlu lagi menghadap bagian kepegawaian. Ia dapat mengakses situs resmi perusahaan dan mengajukan permohonan cuti tersebut. Atau seorang karyawan yang ingin mendapatkan tunjangan kesehatan karena dirawat di rumah sakit, cukup mengakses situs resmi perusahaan dan mengisi formulir secara online.

2.7 Konsep Dasar Objek

Munawar (2005 : 34), mengemukakan bahwa konsep object oriented

dibangun atas beberapa prinsip dasar. Objek adalah contoh atau instance dari sebuah class. Beberapa objek mempunyai attribute dan operation yang sama akan membentuk class.


(33)

Adapun karakteristik dari pemrograman berorientasi objek adalah sebagai berikut:

1. Abstraction (Abstraksi) merupakan Prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.

2. Encapsulation (Pembungkusan) adalah Pembungkusan atribut data dan layanan (operasi-operasi) yang dipunvai objek. untuk menyembunyikan implementasi dan objek sehingga objek lain tidak mengetahui cara kerjanya. 3. Polymorphism (Polimorfisme) adalah Kemampuan suatu objek untuk

digunakan di banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama sehingga menghemat baris program.

4. Inheritance merupakan Mekanisme yang memungkinkan satu objek (baca: kelas’) mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan dirinya.

5. Reusabilily merupakan Pemanfaatan kembali objek yang sudah didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnva yang melibatkan objek tersebut.

6. Generalisasi dan Spesialisasi Menunjukkan hubungan antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang khusus.

7. Komunikasi Antar Objek, Komunikasi antar objek dilakukan lewat pesan


(34)

2.8 Perangkat Lunak Pendukung

Penulis menggunakan beberapa perangkat lunak pendukung yang digunakan untuk pengembangan sistem, dibawah ini akan dijelaskan perangkat-perangkat lunak yang penulis gunakan.

2.8.1 Hyper Text Markup Language (HTML)

Qcollege (2004 : 1-6), mengemukakan HTML adalah bahasa standar penulisan dokumen web. Semua informasi yang akan diletakkan di web

menggunakan format penulisan HTML. File HTML adalah file teks yang dilengkapi simbol-simbol untuk keperluan display. Simbol-simbol tadi disebut

tag. HTML kependekan dari Hyper Text Marhup languange. Dokumen HTML adalah file teks murni yang dapat dibuat dengan editor teks sembarang. Dokumen ini dikenal sebagai webpage. Dokumen HTML merupakan dokumen yang disajikan dalam browser web surfer. Dokumen ini umumnya berisi informasi ataupun interface aplikasi di dalam internet.

Dokumen HTML disusun oleh elemen-elemen. Elemen merupakan istilah bagi komponen-komponen dasar pembentuk dokumen pembentuk HTML. Beberapa contoh HTML adalah: head, body, table, paragraph, dan list.

Untuk menandai berbagai elemen dalam suatu dokumen HTML, dapat menggunakan tag. Tag HTML terdiri atas sebuah kurung sudut kiri (<. Tanda lebih kecil), sebuah nama tag, dan sebuah kurung sudut kanan (>, tanda lebih besar). Tag umumnya berpasangan (misalnya <H1> dengan </H1>, tag yang berpasangan selalu diawali dengan karakter garis miring (/). Tag yang pertama


(35)

menunjukan tag awal yang berarti awal elemen, dan yang kedua menunjukan tag

akhir, berarti akhir elemen.

Elemen yang dibutuhkan untuk membuat suatu dokumen HTML dinyatakan dengan tag <html>,<head>, dan <body> berikut tag pasangannya. Setiap dokumen terdiri atas tag head dan body. Elemen head berisi informasi tentang dokumen tersebut, dan elemen body berisi tentang teks yang sebenarnya yang tersusun dari link, grafik, paragraf, dan elemen lainya.

2.8.2 Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP (Hypertxt Preprocessor) adalah sebuah bahasa pemrograman yang berbentuk scripting, sistem kerja program ini adalah sebagai interpreter bukan sebagai Compiler. PHP menurut Syafii (2004 : v) merupakan bahasa pemrograman berbasis web yang terbukti sangat reliable penggunaannya dan mempunyai dukungan yang kuat.

2.8.3 MySQL Database

MySql merupakan salah satu perangkat lunak sistem pengelola basis data

DBMS (Data Base Management System). MySQL merupakan sebuah hubungan

Data Base Management System (DBMS) yang membantu sebuah model data yang terdiri atas kumpulan hubungan nama (named relation).Database MySQL adalah salah satu database yang open source. Database ini banyak dipasangkan dengan

script PHP. Penyebab utama MySQL begitu populer di kalangan Web karena cocok bekerja di lingkungan tersebut, selain itu karena :

1 MySQL tersedia di berbagai platform dan kompatibel dalam berbagai sistem operasi.


(36)

2 Fitur-fitur yang dimiliki MySQL merupakan fitur-fitur yang biasanya banyak dibutuhkan dalam aplikasi web.

3 MySQL memiliki overhead koneksi yang rendah, sehingga kecepatan koneksi relatif tinggi.

2.8.4 Apache

Apache merupakan web server yang paling banyak digunakan saat ini. Apache digunakan karena faktor kecepatan, kinerja yang stabil, dan performansi. Apache sebagai web server mempunyai fungsi untuk melayani permintaan data dalam protocol HTTP. Apache melayani permintaan data dalam bentuk/ format teks, gambar, suara, animasi dan video.

2.8.5 Macromedia Dream Weaver 8

Macromedia Dreamweaver 8.0 [http://ms.wikipedia.org] adalah sebuah

software web design yang menawarkan cara mendesain website dengan dua langkah sekaligus dalam satu waktu, yaitu mendesain dan memprogram.

Macromedia Dreamweaver merupakan editor visual yang proporsional untuk membuat, menambah dan mengelola situs web dan halaman-halaman HTML. Dengan Dreamweaver sangat mudah membuat dan mengedit lintas

platform termasuk lintas platform browser. Dreamweaver menyediakan desain tingkat tinggi dan tools untuk layout, kemudian juga sangat mudah menggunakan kemampuan Dynamic HTML seperti animasi layer dan behaviours tanpa perlu untuk menulis kode programnya.


(37)

31 3.1. Objek Penelitian

Dalam menentukan objek penelitian, penulis malakukannya pada Distro 204 Flatland yang beralamat di Jl. Phh Mustofa 204 Bandung.

Dimana Distro tersebut belum memiliki media dalam mempromosikan, penjualan produk pada konsumen dan berupa proses pemesanan produk secara

online. Maka penulis akan melakukan penelitian pada distro tersebut untuk membangun sebuah sistem online (website) sebagai sarana informasi dan proses bisnis.

3.1.1. Sejarah singkat Distro 204 Flatland Bandung

Pada era awal di mulai berdirinya distro-distro di Bandung, sebuah tim BMX Bandung dengan sebuah bengkelnya terinspirasi untuk mengembangkan eksistensinya dengan membuat sebuah usaha Distro. Nama Distro 204 Flatland ini diambil dari nama sebuah tim BMX dan bengkelnya yaitu 204 Flatland yang di pelopori oleh Bpk. Ipunk dan juga sekaligus pemilik Distro 204 Flatland yang berdiri pada tahun 1998.

Awal mulanya Bpk. Ipunk menggeluti dunia sepeda yaitu sejak ayahnya yang merupakan tulang punggung keluarga membuka wiraswasta bengkel sederhana di daerah Padasuka. Dengan rutinitas yang ditekuni sang ayah lambat laun Bpk. Ipunk turut serta turun tangan membantu, begitu juga dengan saudara kandung lainnya seperti Bowie, Ade, dan Nano. Berkat peran dan restu keluarga,


(38)

akhirnya usaha tersebut menjadi kerajaan kecil milik bersama yang berkembang pesat dan bertahan hingga sekarang dengan lini usaha distro (distribution outlet)

204 Flatland sebagai usaha tambahan yang menjadi prioritas saat ini dalam perkembangannya.

Awal tujuan dari didirikan distro ini tiada lain adalah sebagai tempat berkumpulnya komunitas sepeda dan para rider tim BMX 204 Flatland, tetapi lama kelamaan produk yang di hasilkan di distro ini pun banyak di gemari kalangan anak muda khususnya Kota Bandung. Hingga memutuskan untuk memperbesar produksi dan usaha ini di karenakan permintaan yang semakin naik, sudah banyak Tim-tim sepeda Bandung yang di-endorse oleh distro ini, tidak hanya itu distro ini pun ramai di kunjungi oleh komunitas band-band Bandung, dikarenakan dahulunya pemilik distro ini sempat eksis didunia musik Bandung. Sehingga para Buyer pun banyak yang tertarik untuk belanja ataupun berkunjung untuk sekedar melihat-lihat produk terbaru distro 204 flatland.

3.1.2. Visi dan Misi Distro

Untuk mengembangkan style dikalangan penggemar musik Underground

dan para penggemar sepeda MTB, BMX, dan Lowrider. 3.1.3. Struktur Organisasi Distro

Setiap Perusahaan tentunya dalam menjalankan tugasnya selalu berusaha menciptakan suatu tata kerja yang baik, teratur dan rapi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan oleh Perusahaan itu sendiri.

Begitu juga dengan distro ini. Tata kerja yang baik, teratur dan rapi diharapkan dapat terwujud dan terlaksana apabila ada struktur organisasi yang


(39)

baik pula, yaitu struktur organisasi yang sederhana dapat bekerja secara efisien serta memungkinkan adanya pemisahan tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas pada setiap bagian yang ada dalam distro itu sendiri.

Berikut ini adalah Struktur Organisasi Distro 204 Flatland, berlaku hingga Desember 2012 :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Distro 204 Flatland Bandung.

3.1.4. Deskripsi Tugas

Setiap distro dalam menjalankan tugas dan kegiatannya selalu berusaha mempunyai job description yang baik yang dibuat oleh distro tersebut.

Adapun uraian tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang pokok organisasi Distro 204 Flatland adalah sebagai berikut :

1. PEMILIK/ Owner

Adalah pemilik yang mempunyai hak untuk membuat keputusan di dalam aktifitas di dalam distro tersebut.

PEMILIK Owner

PENANGGUNG JAWAB


(40)

2. PENANGGUNG JAWAB DISTRO

Tugas dari penanggung jawab distro ini adalah sebagai penanggung jawab sekaligus pengelola barang produksi yang sudah di buat dan juga memberi tugas kepada pegawai sesuai dengan bidangnya masing masing.

3. DESAINER

Posisi Desainer disini adalah membuat design barang produksi. 4. PEGAWAI

Mempunyai tugas melayani pelanggan atau konsumen yang datang. 5. KASIR

Mempunyai tugas dan melayani konsumen di bidang transaksi keuangan dalam penjualan barang.

6. PRODUKSI

Mempunyai tugas untuk membuat produk berdasarkan desain yang telah dibuat oleh desainer.

7. GUDANG

Mempunyai tugas di gudang untuk mengecek barang dan mengatur segala macam aktifitas gudang.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip (baik kegiatan untuk penemuan, pengujian atau pengembangan) dari suatu pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang dikerjakan secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan (metode ilmiah).


(41)

Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian merupakan dasar penyusunan rancangan penelitian dan merupakan penjabaran dari metode ilmiah secara umum.

3.2.1. Desain Penelitian

Dengan metode deskriptif pada pendekatan kasus pada Distro 204 Flatland, yaitu suatu metode dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu. Pada tahap pertama penulis melakukan dengan cara mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan terlebih dahulu, dan pada tahap berikutnya penulis mengolah dan membahas sampai pada suatu kesimpulan yang pada akhirnya dapat dibuat suatu laporan untuk melampirkan semua kegiatan yang dikerjakan selama dilakukannya penelitian di Distro 204 Flatland.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data sebagai bahan laporan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.

3.2.2.1 Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang berasal dari perorangan, kelompok, panel atau sumber terselubung. Dalam memperoleh data primer penulis melakukan wawancara dan observasi di tempat penelitian.


(42)

1. Wawancara

Wawancara proses untuk mendapatkan data dengan melakukan dialog langsung kepada orang yang dianggap bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penulis yaitu bagi Penanggung Jawab Distro. 2. Observasi

Proses untuk mendapatkan data dengan mengamati objek yang akan diteliti secara langsung di tempat penelitian yaitu di Distro 204 Flatland.

3.2.2.2 Sumber Data Sekunder

Data sekunder yaitu data – data yang diperoleh secara tidak langsung yang dapat dijadikan data pendukung sumber data primer. Data sekunder yang penulis ambil yaitu struktur organisasi, sejarah distro, serta dokumen dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian.

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem menggambarkan tahapan-tahapan dalam proses penelitian guna memecahkan masalah penelitian dari awal perencanaan hingga tercapainya tujuan penelitian dan pengembangan sistem. 3.2.3.1 Metode pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem digunakan untuk mendeskripsikan sistem yang telah maupun akan dirancang dengan metode pengembangan tertentu. Dalam analisis dan perancangan ini digunakan metode pendekatan sistem yang berorientasi objek (Object-Oriented Analysis and Design). Dimana metode berorientasi objek adalah Suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang


(43)

mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya.

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Desain penelitian ini dimodelkan dengan menggunakan model proses

prototype. Model proses prototype merupakan suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat segera dievaluasi oleh pemakai (user). Berikut gambar dari metode pengembangan yang digunakan penulis :

Gambar 3.2 Metode Pendekatan Prototype Paradigma

(Sumber : Pressman, Roger S., 2002, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi jilid Dua, Penerbit: Andi Offset, Yogyakarta).

Dari pengertian metode prototype diatas, penulis akan memberikan beberapa alasan mengapa penulis menggunakan metode pengembangan sistem dengan prototype, yaitu dikarenakan penulis akan lebih mudah dalam merancang sistem yang diinginkan dan dapat diterima oleh user sebagai pemakai, penulis menginginkan perancangan sistem yang telah dihasilkan kemudian dipresentasikan kepada user dan user diberikan kesempatan untuk memberikan


(44)

masukan-masukan sehingga sistem informasi yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan yang diinginkan.

Metode protoype dirancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan prototype yang sudah ada sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan sistem informasi yang dapat diterima dan memberikan gambaran bagaimana penggunaan sistem tersebut kepada pemakai setelah sistem tersebut disetujui. Berikut adalah langkah-langkah penulis dalam merancang sebuah sistem yang menggunakan mekanisme pengembangan sistem dengan

prototype, langkah-langkah antara lain :

a. penulis akan mengidentifikasi kebutuhan User, supaya penulis bisa merancang sistem yang akan dibangun sesuai dengan yang diharapkan User.

Sebelum pada tahap perancangan, penulis menganalisis sistem dengan cara melakukan pengumpulan data yaitu dengan research method (metode penelitian)/ observasi, dan interview (wawancara) dan dengan cara literature

yaitu dengan dokumentasi terhadap kebutuhan yang diinginkan pemakai. b. Pada tahap kedua, penulis membuat prototype sistem tersebut untuk

memperlihatkan kepada user model sistem yang akan dirancang.

c. Pada tahap ketiga, penulis melakukan uji coba sistem yang telah dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai.

d. Pada tahap keempat, penulis akan melakukan implementasi dan maintenance, guna menunjang performa maksimal terhadap kinerja sistem. Atau bahkan harus dilakukan beberapa perbaikan, dan setelah perbaikan sistem itu selesai


(45)

dikerjakan, penulis akan kembali lagi pada tahap ketiga yaitu melakukan pengujian prototype kembali.

Seluruh metode pengembangan sistem memiliki kelebihan dan kekurangan, berikut adalah kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari metode prototype :

1. Kelebihan

a. Pendefinisian kebutuhan pemakai lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif.

b. Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototype kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai.

c. Pemakai mempunyai kesempatan dalam meminta perubahan-perubahan. d. Mempersingkat waktu dalam mengembangkan sistem secara keseluruhan e. Menghemat biaya jika dibandingkan dengan metode SDLC tradisional. 2. Kekurangan

a. Sistem akan baik jika pemakai sungguh-sungguh meluangkan waktunya untuk menggarap prototype.

b. Dokumentasi sering terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada tahap pengujian dan pembuatan prototype.

c. Waktu yang singkat menghasilkan sistem yng tidak lengkap dan kurang teruji.

d. Jika proses pengulangan terlalu sering, dapat mengakibatkan pemakai jenuh dan memberikan respon negatif.


(46)

e. Apabila prototype tak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan

prototype tak pernah berakhir karena usulan perubahan terlalu sering dipenuhi.

3.2.3.3Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat bantu pemodelan yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan UML. Unfied Modelling Language (UML) menurut Martin Fowler (2005 : 1) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek (OO). UML merupakan standar yang relatif terbuka yang dikontrol oleh Object Management Company (OMG), sebuah konsorsium terbuka yang terdiri dari banyak perusahaan.

3.2.3.3.1 Use Case Diagram

Use Case menurut Martin Fowler (2005 : 141) adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah sistem. Use Case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Use Case Diagram menampilkan aktor mana yang menggunakan use case mana, uses case

mana yang memasukkan use case lain dan hubungan antara aktor dan use case. 3.2.3.3.2 Activity diagram

Activity diagram menurut Martin Fowler (2005 : 163) adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, dan jalur kerja. Dalam beberapa hal, activity diagram memainkan peran mirip diagram alir, tetapi perbedaan


(47)

prinsip antara notasi diagram alir adalah activity diagram mendukung behavior paralel. Node pada sebuah activity diagram disebut sebagai action, sehingga diagram tersebut menampilkan sebuah activity yang tersusun dari action.

3.2.3.3.3 Class Diagram

Class diagram menurut Munawar (2005 : 28) merupakan himpunan dari objek-objek yang sejenis. Sebuah objek memiliki keadaan sesaat (state) dan perilaku (behavior). State sebuah objek adalah kondisi objek tersebut yang dinyatakan dalam attribute/ properties. Sedangkan perilaku suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak/ beraksi dan memberikan reaksi.

3.2.3.3.4 Sequence Diagram

Sequence diagram menurut Munawar (2005 : 187) adalah grafik dua dimensi dimana obyek ditunjukkan dalam dimensi horizontal, sedangkan lifeline

ditunjukkan dalam dimensi vertikal. 3.2.3.3.5 Collaboration Diagram

Collaboration diagram menurut Munawar (2005 : 101) adalah perluasan dari objek diagram. Objek diagram menunjukkan objek-objek yang hubungannya satu dengan yang lain. Collaboration diagram menunnjukkan mesage-message

objek yang dikirim satu sama lain. 3.2.3.3.6 Component Diagram

Component diagram menurut Munawar (2005 : 119), mempresentasikan dunia real item yaitu component software. Component software adalah bagian


(48)

fisik dari sebuah sistem karena menetap di komputer. Component diagram

mengandung component, iterface dan relationship. 3.2.3.3.7 Deployment Diagram

Deployment diagram menurut Munawar (2005 : 125), menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang berjalan pada bagian-bagian hardware.

3.2.4 Pengujian Prangkat Lunak

Metode pengujian perangkat lunak adalah cara atau teknik untuk menguji perangkat lunak, mempunyai mekanisme untuk mementukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Dengan menggunakan metode pengujian black box testing yang berarti pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Pengujian black box merupakan metode perancangan uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak yang meliputi 3 (tiga) faktor pengujian yang dilakukan secara internal terhadap “perancangan sistem informasi penjualan pada Distro 204 Flatland Bandung berbasis web”.

1. Authorization

Menjamin data diproses sesuai dengan ketentuan manajemen, Autorisasi menyangkut proses transakasi secara umum yaitu otoritas bisnis, dan secara khusus otoritas tindakan khusus.


(49)

2. File Integrity

Menekankan pada data yang dimasukan melalui aplikasi akan tidak bisa diubah. Procedure yang akan memastikan bahwa file yang digunakan benar dan data di dalam file tersebut akan disimpan sekuensial dan benar. 3. Correctness

Menjamin pada data yang dimasukkan, proses dan output yangdihasilkan dari aplikasi harus akurat dan lengkap. Kelengkapan dan akurasi akan dicapai melalui kontrol transaksi dan elemendata.


(50)

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis terhadap sistem yang berjalan dimaksudkan untuk mempelajari secara seksama terhadap suatu sistem yang sedang dijalankan oleh suatu organisasi, sehingga mampu memperkirakan dan merincikan seluruh dokumen ataupun prosedur yang terlibat dan membuat rekomendasi untuk organisasi dengan memperhitungkan segi penyelesaian yang akan dicapai.

4.1.1 Analisis Prosedur yang berjalan

Analisis terhadap prosedur-prosedur yang sedang berjalan hendaknya perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukannya perancangan terhadap sistem yang akan diusulkan. Dan harus pula dilakukan analisis terhadap hal-hal yang menjadi tujuan pemakai sehingga masalah tersebut dapat didefinisikan secara jelas.

4.1.1.1 Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan siapa saja aktor yang melakukan prosedur dalam sistem serta fungsi-fungsi (proses) yang terlibat dalam transformasi pada sistem tersebut. Adapun use case diagram yang berjalan saat ini pada Distro 204 Flatland yaitu :


(51)

Gambar 4.1 Use Case Diagram Sistem Informasi Penjualan yang Sedang Berjalan pada Distro 204 Flatland.

4.1.1.2 Skenario Use Case

Peran skenario use case yaitu guna memudahkan dalam menganalisa skenario yang akan kita gunakan pada fase-fase berikutnya dengan melakukan penilaian terhadap skenario tersebut. Adapun tahapan-tahapan sekenario use case yang sedang berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung adalah sebagai berikut : 1. Nama Use Case : Lihat Produk

Aktor : Pelanggan Tujuan : Melihat produk

Tabel 4.1 Tabel skenario use case Melihat Produk

Pelanggan Sistem

1. Berkunjung untuk melihat-lihat produk yang tersedia

2. Menampilkan atau memajang produk yang tersedia

<<include>> <<include>>

Membuat Laporan Penjualan

Membuat Rekapitulasi Persediaan Produk

Pegawai Pelanggan


(52)

Tujuan : Melakukan transaksi penjualan produk Tabel 4.2 Tabel skenario use case Transaksi penjualan Produk

Pelanggan Pegawai

1. Melakukan pemesanan produk

2. Memeriksa persediaan produk

3. Menerima informasi tentang persediaan dan harga produk

4. Menyimpan informasi dari proses transaksi penjualan produk 5. Membuat dan mencetak Struk

Penjualan 6. Menerima Struk Penjualan

3. Nama Use Case : Mengelola persediaan produk Aktor : Pegawai


(53)

1. Melakukan manipulasi persediaan produk.

2. Menyimpan informasi perubahan persediaan produk

4. Nama Use Case : Membuat rekapitulasi persediaan produk Aktor : Pegawai

Tujuan : Membuat dan mencetak rekapitulasi persediaan produk

Tabel 4.4 Tabel skenario use case membuat rekapitulasi persediaan produk

Sistem Pegawai

1. Menampilkan data-data persediaan produk

2. Membuat dan mencetak rekapitulasi persediaan produk

5. Nama Use Case : Membuat rekapitulasi transaksi penjualan produk Aktor : Pegawai

Tujuan : Membuat dan mencetak rekapitulasi transaksi penjualan produk


(54)

Pegawai Sistem 1. Menampilkan informasi-informasi

transaksi penjualan produk

2. Membuat dan mencetak rekapitulasi transaksi penjualan produk

4.1.1.3 Activity Diagram

Activity diagram digunakan untuk menggambarkan kegiatan-kegiatan yang ada di dalam suatu sistem. Agar dapat lebih memahami tentang sistem yang akan dibuat, maka perlu dibuatkan activity diagram tentang sistem yang sedang berjalan, yaitu:

Gambar 4.2 Activity Diagram Lihat Produk yang Sedang Berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

Pada activity diagram lihat produk yang sedang berjalan ini, menggambarkan dimana pelanggan datang langsung ke distro untuk melihat-lihat produk yang tersedia dan terpajang di dalam distro 204 flatland.

Berkunjung untuk melihat-lihat produk yang tersedia

Menampilkan atau memajang produk yang tersedia

Sistem Pelanggan


(55)

Gambar 4.3 Activity Diagram Transaksi Penjualan Produk yang Sedang Berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

Dalam activity diagram transaksi penjualan produk yang sedang berjalan ini, menggambarkan bagaimana pelanggan melakukan pemesanan suatu produk dan pegawai distro memeriksa persedian produk yang dipesan. Apabila produk tersedia maka transaksi dilanjutkan dan pegawai menyimpan semua informasi dari proses transaksi penjualan lalu membuat dan mencetak struk untuk kemudian diserahkan kepada pelanggan.

Gambar 4.4 Activity Diagram Mengelola Persediaan Produk yang Sedang Berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

Menerima Struk Penjualan

Tersedia

Menyimpan informasi dari proses transaksi penjualan produk

Membuat dan mencetak Struk Penjualan

Melakukan manipulasi persediaan produk

Menyimpan informasi perubahan persediaan produk

Sistem Pegaw ai


(56)

Gambar 4.5 Activity Diagram Rekapitulasi Persediaan Produk yang Sedang Berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

Pada activity diagram ini, sistem menampilkan data-data persediaan produk dan pegawai membuat dan mencetak laporan persediaan produk.

Gambar 4.6 Activity Diagram Rekapitulasi Transaksi Penjualan Produk yang Sedang Berjalan pada Distro 204 Flatland Bandung.

Dimana sistem menampilkan informasi-informasi transaksi penjualan produk lalu pegawai membuat dan mencetak laporan transaksi penjualan produk. 4.1.2 Evaluasi Sistem yang sedang berjalan

Evaluasi terhadap sistem yang sedang berjalan dimaksudkan guna memperoleh solusi terbaik terhadap perubahan sistem yang lebih baik, dan evaluasi ini dilakukan setelah tahap proses analisis terhadap sistem yang sedang

Menampilkan data-data persediaan produk

Membuat dan mencetak rekapitulasi persediaan produk

Pegawai Sistem

Menampilkan informasi-informasi transaksi penjualan produk

Membuat dan mencetak rekapitulasi persediaan produk transaksi penjualan produk

Pegaw ai Sistem


(57)

dapat berdampak terhadap kinerja sistem yang ada. Dan bila masalah-masalah itu ditinjau lebih jauh lagi akan berpengaruh terhadap pengembangan sistem nantinya. Berdasarkan analisa sistem dan hasil wawancara yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

Tabel 4.6 Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan

No. Permasalahan Bagian Rancangan

Permasalahan 1 Pengelolaan data produk

yang kurang efektif dan efesien.

Pegawai Membangun sistem informasi yang dapat membantu dalam melakukan

pengelolaan data produk secara efektif dan efesien.

2 Sistem penjualan yang mengharuskan pelanggan datang langsung ke distro apabila ingin melakukan pemesanan.

Pelanggan Membangun sistem penjualan yang dapat memudahkan

pelanggan dalam melakukan pemesanan 3 Lama proses pembuatan

rekapitulasi

Pegawai Membuat sistem yang mampu membantu petugas dalam pembuatan

rekapitulasi secara cepat dan tepat.


(58)

nantinya untuk dilakukan pengembangan sistem. Perencanaan sistem ini menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.

Perancangan sistem dapat diartikan sebagai :

1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. 2. Pendefinisian atas kebutuhan-kebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi.

4. Menggambarkan sistem yang akan dibentuk, berupa penggambaran perencanaan, pembuatan sketsa, pengaturan dari beberapa elemen terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

5. Konfigurasi komponen software dan hardware sistem. 4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

1. Sistem Informasi Penjualan pada Distro 204 Flatland berbasis web, ditujukan untuk dapat memfasilitasi dan memudahkan pelanggan-pelanggan yang hendak membeli ataupun sekedar melihat-lihat produk flatland namun tidak dapat datang langsung ke distro.

2. Dengan adanya Sistem Informasi Penjualan Pada Distro 204 Flatland Berbasis Web, diharapkan dapat meningkatkan transaksi penjualan dan sekaligus sebagai media promosi yang lebih luas.


(59)

204 Flatland dilakukan secara online, dimana para user dapat mengaksesnya langsung tanpa harus hadir ke lokasi, dalam hal ini Distro 204 Flatland. Sistem yang diusulkan pada Web ini bertindak sebagai administrator sedangkan user adalah para konsumen. Berikut adalah gambaran umum sistem yang diusulkan.

Gambar 4.7 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan.

4.2.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Perancangan ini mencakup use case diagram, activity diagram, collaboration diagram, class diagram, sequence diagram, component diagram dan deployment diagram yang menghasilkan sistem lebih baik. Proses yang dirancang diuraikan menjadi beberapa bagian yang dapat membentuk sistem tersebut menjadi satu kesatuan komponen.

4.2.3.1 Use Case

Use case adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem, sehingga customer atau pengguna sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem

INTERNET

`

USER USER


(60)

Gambar 4.8 Use Case Diagram Sistem Informasi Penjualan pada Distro 204

Flatland berbasis web yang Diusulkan.

4.2.3.2 Skenario Use Case

Skenario Use Case digunakan untuk memudahkan dalam menganalisa skenario yang akan kita gunakan pada fase-fase selanjutnya dengan melakukan penilaian terhadap skenario tersebut, berikut skenario use case yang diusulkan. 1. Nama Use Case : Pendaftaran Anggota

Aktor : Pengunjung

Tujuan : Melakukan pendaftaran akun anggota

Deskripsi : Dimana pengunjung melakukan proses pendaftaran yang kemudian data akunnya akan disimpan oleh sistem ke database

Pelanggan <<include>> <<extend>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> Pendaftaran Anggota

Mengelola Persediaan Produk

Mencetak Rekapitulasi Persediaan Produk

Mencetak Rekapitulasi Penjualan Login Akun Petugas

Pengunjung

Konfirmasi Pembayaran

Petugas Lihat Produk

Login Akun Anggota

Pemesanan Produk Anggota


(61)

1. Masuk kehalaman pendaftaran akun anggota

2. Melakukan pendaftaran

3. Menyimpan data akun anggota ke database

2. Nama Use Case : Lihat Produk

Aktor : Pelanggan (Pengunjung, Anggota) Tujuan : Melakukan pendaftaran akun anggota

Deskripsi : Proses dimana pelanggan melihat-lihat produk Tabel 4.8 Skenario Use Case Lihat Produk

Pelanggan Sistem

1. Masuk ke halaman produk

2. Menampilkan daftar produk yang tersedia

3. Nama Use Case : Login Akun Anggota Aktor : Anggota

Tujuan : Melakukan Login akun Anggota


(62)

Anggota Sistem 1. Masuk ke halaman login akun

2. Melakukan login akun anggota dengan mengisi email dan kata sandi

3. Memverifikasi akun anggota

4. Menampilkan halaman utama anggota

Tabel 4.10 Skenario Use Case Proses Pemesanan Produk 4. Nama Use Case : Pemesanan Produk

Aktor : Anggota

Tujuan : Melakukan pemesanan produk

Deskripsi : Proses dimana anggota melakukan pemesanan produk kemudian data pesanan tersebut akan di verifikasi oleh sistem

Anggota Sistem

1. Masuk ke halaman produk dan memilih produk yang akan dipesan


(63)

Tabel 4.11 Skenario Use Case Proses Konfirmasi Pembayaran

Anggota Sistem

1. Masuk ke halaman konfirmasi pembayaran berdasarkan pemesanan

2. Mengisi form konfirmasi

3. Memverifikasi data konfirmasi 4. Menyimpan data konfirmasi ke

database

6. Nama Use Case : Login Akun Petugas Aktor : Petugas

Tujuan : Melakukan Login akun Petugas 5. Nama Use Case : Konfirmasi Pembayaran

Aktor : Anggota

Tujuan : Melakukan konfirmasi pembayaran berdasarkan pemesanan

Deskripsi : Proses dimana anggota melakukan konfirmasi pembayaran setelah melakukan transfer


(64)

Tabel 4.12 Skenario Use Case Proses Login Petugas

Petugas Sistem

1. Masuk ke halaman login akun Petugas

2. Melakukan login akun Petugas dengan mengisi username dan kata sandi

3. Memverifikasi akun petugas

4. Menampilkan halaman utama Petugas

7. Nama Use Case : Mengelola Persediaan Produk Aktor : Petugas

Tujuan : Memanipulasi Persediaan Produk

Deskripsi : Proses dimana dilakukannya perubahan data produk oleh petugas

Tabel 4.13 Skenario Use Case Mengelola Persediaan Produk

Petugas Sistem

1. Masuk ke halaman produk 2. Memanipulasi data-data/


(65)

8. Nama Use Case : Mencetak Rekapitulasi Persediaan Produk Aktor : Petugas

Tujuan : Membuat dan mencetak Rekapitulasi Persediaan Produk

Deskripsi : Proses dimana petugas membuat laporan persedian produk dan mencetaknya

Tabel 4.14 Skenario Use Case Mencetak Rekapitulasi Persediaan Produk

Petugas Sistem

1. Masuk ke halaman produk dan membuat Rekapitulasi persediaan produk

2. Menampilkan data-data produk 3. Mencetak Rekapitulasi Persediaan

Produk

9. Nama Use Case : Mencetak Rekapitulasi Transaksi Penjualan Produk Aktor : Petugas

Tujuan : Membuat dan mencetak Rekapitulasi Transaksi Penjualan Produk


(1)

123

diinputkan masuk ke database Klik Teks Link

Ubah

Akan tampil ke halaman ubah data produk, dan ketika klik tombol simpan akan mengubah data produk yang sebelumnya telah diinputkan Sesuai yang diharapkan

[X] Diterima [ ] Ditolak

Klik Teks Link Hapus

Akan menghapus data yang akan dihapus

Sesuai yang diharapkan

[X] Diterima [ ] Ditolak

Kasus dan Hasil Uji (Data salah)

Data Masuk Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Kotak inputan

tidak diisi seperti yang telah ditentukan Menampilkan kotak pesan kesalahan. Sesuai dengan harapan

[X] Diterima [ ] Ditolak

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus uji sample di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak bebas dari kesalahan sintaks dan secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.


(2)

124 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah meninjau dan melakukan analisis secara langsung terhadap objek penelitian, maka penulis dapat menarik kesimpulan tentang penerapan website pada Distro 204 Flatland Bandung sebagai berikut :

1. Sistem penjualan yang berjalan pada distro 204 flatland Bandung memang sudah berjalan dengan baik, akan tetapi belum dapat membantu petugas mempercepat dalam pengelolaan data produk, belum mampu menangani proses pemesanan dari luar kota bandung, dan belum mampu mencetak rekapitulasi yang dibutuhkan atasan dengan cepat dan tepat.

2. Perancangan Sistem Informasi Penjualan pada Distro 204 Flatland berjalan dengan baik, karena dapat membantu mempercepat kinerja anggota, memudahkan pelanggan dalam melakukan pemesanan, dan dapat menyajikan informasi yang tepat dan akurat sesuai dengan tujuan.

3. Pengujian terhadap sistem informasi penjualan pada distro 204 flatland berbasis web dapat memeriksa dan mengurangi intensitas kesalahan pada sistem informasi penjualan yang dirancang/ diusulkan.

4. Implementasi terhadap sistem informasi penjualan pada distro 204 flatland berbasis web berjalan dengan baik, sehingga aplikasi dapat digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan apa yang diharapkan user.


(3)

125

6.2 Saran

Agar sistem yang diusulkan dapat terus digunakan dan terus berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka ada beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pihak organisasi dalam hal ini Distro 204 Flatland Bandung dan juga bagi pengembang berikutnya :

1. Adapun saran yang dapat penulis usulkan bagi perusahaan yaitu terkait dengan program yang diusulkan perlunya upaya publikasi ataupun mempromosikan website kepada pelanggan, perlunya dukungan atau pengembangan sumber daya manusia yang kompeten dibidang IT untuk memperoleh hasil yang maksimal terhadap pemanfaatan website distro 204 Flatland, dan juga senantiasa melakukan perawatan terhadap sistem yang diusulkan dan senantiasa memperbaharui informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan.

2. Berikut saran yang dapat penulis usulkan bagi peneliti lain yang hendak mengembangkan program/ hasil penelitian penulis, diharapkan dapat melakukan pengembangan dan penyempurnaan terhadap sistem, seperti halnya peningkatan security/ keamanan terhadap sistem, fasilitas transaksi pembayaran, forum online dan fitur-fitur lainnya untuk melengkapi fasilitas yang telah ada.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi Edisi Pertama. Lingga Jaya Bandung.

Fowler, Martin. 2005. UML Distilled 3th Ed.: Panduan Singkat Bahasa Pemodelan Objek Standar. Andi Offset. Yogyakarta.

Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Desain: Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Andi Offset. Yogyakarta.

Mcleod, Raymond. (2001). Sistem Informasi Manajemen. Edisi ke-tujuh : jilid 1. PT. Prenhallindo. Jakarta.

Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi. Edisi ke-tiga. Salemba 4. Jakarta. Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu. Yogyakarta. Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi jilid

Dua. Andi Offset. Yogyakarta.

Syafii, M. 2004. Membangun Aplikasi Berbasis PHP dan MySQL. ANDI OFFSET. Yogyakarta.

Tim QCollege. 2004. Webmaster Using PHP. Quantum eBusiness College. Bandung.

Sumber Internet :

http://id.wikipedia.org/wiki/ Internet/ 20 Februari 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/ Apache_HTTP_Server/ 20 Februari 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/ PHP/ 20 Februari 2011.


(5)

http://www.total.or.id/ Online/ 20 Februari 2011.

http://www.sentralweb.com/2004/08/e-commerce/ 13 Juli 2011.

http://k-dew.blogspot.com/2010/01/pengertian-b2b-b2c-c2cb2b2cb2e-dalam.html/ 18 Juli 2011.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dede Supriatno.

Tempat/ tanggal lahir : Pangandaran, 12 April 1990. Jenis Kelamin : Laki-laki.

Status Perkawinan : Belum Menikah. Agama : Islam.

PENDIDIKAN FORMAL

· SD Negeri Pananjung II di Pangandaran, berijazah tahun 2001. · SMP Negeri 1 di Pangandaran, berijazah tahun 2004.

· SMA Negeri 1 di Pangandaran, berijazah tahun 2007. · S1 Universitas Komputer Indonesia, berijazah tahun 2007. PENDIDIKAN NON FORMAL

· Microsoft Office (Windows, Word, Excel) · English for Basic General.

· PHP Program. KONTAK:

Alamat 1:Jl. Pamugaran No.115, Desa Pananjung Kec. Pangandaran Kab. Ciamis 46396

Telepon / HP : 0265-631642/ 0 85759 92 5095 Email : dsu_tampan@yahoo.com

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Hormat saya,