5
1.2. Perumusan Masalah
a. Apa dampak dari bukaan penutup pada pemanas air ?
b. Apa pengaruh debit air dengan temperatur air keluar dari pemanas air pada
setiap pembukaan penutup ? c.
Apa pengaruh debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air pada setiap pembukaan penutup ?
d. Apa pengaruh debit air dengan effisiensi pemanas air pada setiap pembukaan
penutup ? e.
Apakah pemanas air model ini dapat disetarakan dengan produk di pasaran ?
1.3. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Merancang dan membuat water heater. b.
Menjabarkan water heater yang mencakupi antara lain debit paling besar dengan suhu air keluar water heater .
1.4. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan masalah antara lain : a.
Pipa spiral dengan 2 tingkat alur aliran yang memiliki panjang pipa 15m, diameter pipa dalam adalah 38 inchi, dan energi gas LPG sebagai bahan
bakar. b.
Variasi yang dilakukan adalah besarnya pembukaan plat tutup gas buang dengan berbagai debit aliran air, dimensi panjang 44cm dan lebar 36cm.
c. Tungku pemanas air berbentuk segi empat dengan dimensi panjang dan lebar
42cm dan tinggi 600cm tanpa lubang di dinding.
6 d.
Tidak membahas tentang pressure drop. e.
Tidak membahas tentang reaksi pembakaran .
1.5. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
a.
Menambah kasanah ilmu pengetahuan tentang water heater.
b.
Hasil penelitian dapat dijadikan referensi bagi para peneliti lain untuk pengembangan water heater yang telah dibuat
7
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
DASAR TEORI DAN REFERENSI 2.1
Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Perpindahan Panas
Proses perpindahan panas secara umum digolongkan menjadi tiga macam. Proses tersebut adalah perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
Perpindahan panas dapat terjadi pada material padat, cair dan gas. Syarat untuk terjadinya proses perpindahan panas adalah adanya perbedaan suhu..
2.1.2 Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan energi panas secara konduksi merupakan perpindahan energi panas yang disalurkan secara langsung antar molekul tanpa adanya
perpindahan dari molekul yang bersangkutan. Proses konduksi terjadi pada benda padat, cair maupun gas jika terjadi kontak secara langsung dari ketiga
macam benda tersebut. Konduktivitas panas merupakan properti dari suatu material yang
menentukan kemampuan suatu benda menghantarkan panas. Materi yang memiliki konduktivitas panas rendah dapat disebut dengan isolator yang baik.
Setiap materi memiliki lebar batasan dari konduktivitas panas. Konsep dasar konduktivitas panas adalah kecepatan dari proses difusi energi kinetik molekular
pada suatu material yang menghantarkan panas. Pada umumnya logam adalah konduktor, yaitu penghantar panas yang
baik. Sedangkan zat atau benda padat yang lain seperti kertas, plastik, wol dan kayu adalah isolator, yaitu penghantar kalor yang buruk. Baik atau buruknya
8 material untuk menghantarkan panas tergantung dari jumlah elektron bebas.
Semakin banyak elektron bebas yang terkandung dalam material semakin baik material itu menghatarkan panas, semakin sedikit elektron bebas yang
terkandung dalam material maka semakin buruk material itu untuk menghantarkan panas. Logam dapat menjadi konduktor panas karena dalam
material logam banyak terkandung elektron bebas lain dengan zat padat yang lainnya.
Proses perpindahan panas secara konduksi yang terjadi di pemanas air gas LPG adalah panas api yang dihasilkan dari proses pembakaran mengalir atau
berpindah ke permukaan luar pipa tembaga kemudian panas mengalir masuk ke dalam permukaan pipa tembaga.
2.1.3 Perpindahan Kalor Konveksi
Perpindahan energi panas dengan proses konveksi terjadi hanya pada benda cair dan gas. Perpindahan ini disertai dengan perpindahan benda cair
secara fisik. Pada saat energi panas yang diterima oleh benda cair atau gas dari sebuah permukaan yang memiliki suhu lebih tinggi dan melebihi titik batas fasa
zat tersebut maka zat cair atau gas itu akan mengalami perubahan phasa. Gambar 2.1 menggambarkan tentang perpindahan panas secara konveksi.
Figure 1 Gambar 2.1 Konveksi udara dengan permukaan panas
9 Contoh perpindahan panas konveksi dalam kehidupan sehari-hari adalah
membayangkan sebuah telor panas setelah direbus yang didinginkan oleh tiupan angin dari kipas angin atau didiamkan di sebuah ruangan dengan udara bebas.
Contoh pertama merupakan bentuk konveksi paksa karena menggunakan kipas angin untuk menghembuskan udara yang disekitarnya guna melewati
permukaan telur sehingga telur menjadi dingin, contoh kedua merupakan konveksi alami karena perpindahan panas terjadi antara udara sekitar telur
dengan cangkang telur yang panas terus menerus sampai mencapai suhu yang sama.
Perpindahan panas secara konveksi yang terjadi di pemanas air gas LPG adalah panas yang diserap oleh permukaan luar pipa tembaga yang mengalir ke
dalam permukaan pipa dan fluida yang ada di dalamnya sehingga suhu fluida yang mengalir dalam pipa tembaga meningkat.
2.1.4 Perpindahan Kalor Radiasi
Proses perpindahan kalor radiasi adalah perpindahan energi radiasi dirambatkan menggunakan gelombang elektromagnetik diantara dua objek yang
dipisahkan oleh jarak dan perbedaan temperatur dan bisa berlangsung tanpa adanya medium penghantar. Perpindahan kalor radiasi sangat berbeda dengan
perambatan energi cahaya yang hanya menggunakan panjang gelombang masing – masing. Gelombang elektromagnetik dapat melalui ruangan hampa
dengan sangat cepat dan juga dapat melalui cair, gas dan beberapa benda padat. Energi yang dirambatkan diserap oleh permukaan benda yang dikenainya
10 dengan jumlah yang berbeda – beda. Hal ini tergantung pada kemampuan
penyerapan dari benda yang dikenainya. Matahari merupakan contoh yang mudah untuk perpindahan panas dengan
radiasi. Radiant energi dari matahari dirambatkan melalui ruang hampa dan atmosfer bumi. Energi yang dirambatkan ini akan diserap dan tergantung pada
karakteristik permukaan. Semua objek yang memilki warna yang gelap terutama berwarna hitam akan lebih mudah menyerap energi ini.
Perpindahan panas secara radiasi yang terjadi pada pemanas air gas LPG adalah panas dari api hasil pembakaran ke permukaan luar pipa dan panas dari
tabung dalam mengalir ke tabung luar dan tabung luar ke udara disekitar tabung pemanas air.
2.1.5 Perancangan Pipa Saluran Air
Perancangan pipa saluran air dalam konstruksi pemanas air tenaga gas LPG kebanyakan berpenampang lingkaran, hal ini didasari oleh beberapa alasan
dan pertimbangan yang harus dilakukan mengingat saluran air merupakan bagian inti dari pemanas air yakni diantaranya adalah :
a. Pemilihan bahan pipa
Bahan yang dipilih dalam perancangan pipa saluran air harus memiliki karakteristik sebagai konduktor yang baik sehingga nilai konduktivitas
termal yang ada mampu menyerap kalor yang ada secara maksimal dari api hasil pembakaran bahan bakar mengalir masuk sampai kepada fluida yang
bergerak di dalam pipa saluran air. Dibawah ini adalah Tabel 2.1 Konduktivitas termal beberapa bahan logam.
11 Tabel 2.1 Konduktivitas Termal Beberapa Bahan Logam Holman, 1993
Dalam tabel diatas, material dari perak menempati urutan pertama dalam sifat konduktivitas termal, hal ini sangatlah ideal jika bahan pembuatan
saluran air menggunakan material ini, tetapi dengan pertimbangan harga yang mahal karena termasuk logam mulia, dan ketidaktersediaan material
dengan profil pipa yang ada di pasaran, maka material jenis ini tidak cocok digunakan sebagai bahan untuk saluran air.
Pertimbangan berikutnya adalah material jenis Aluminium tidak dipilih sebagai bahan saluran pipa air. Hal ini memiliki alasan bahwa material
Aluminium memiliki titik lebur yakni 660,32 °C Q.Ashton Acton,PhD. 2013 lebih rendah dari suhu hasil pembakaran gas LPG. Dibuktikan dengan
pengalaman praktikum ketika semester sebelumnya tentang peleburan dan pengecoran dari material aluminium yang dilakukan dengan bantuan
kompor gas LPG, ketika praktikum ilmu logam. Sifatnya lebih getas dibandingkan dengan material dari tembaga sehingga dapat mudah terjadi
retak atau patah ketika dilakukan pembentukan. Material dengan bahan emas juga memiliki konduktivitas thermal yang
lebih tinggi dari aluminium yakni 318 Wm°C sehingga memiliki
Bahan Konduktifitas Termal k
Wm°C
Btuh.ft.°F Perak
410 237
Tembaga 385
223 Aluminium
202 117
Nikel
93
54
Besi 73
42 Baja Karbon
43 25
12 kemampuan sebagai penghantar panas yang baik dan material ini memiliki
suhu titik lebur yang tinggi yakni 1064.18 °C serta anti karat. Dengan kemampuan dan sifat yang ada diatas material jenis ini cocok dipakai
sebagai bahan pembuat pipa saluran air, tetapi sangat tidak mungkin untuk dipakai sebagai bahan pembuat pipa saluran air mengingat harga dari emas
sangatlah mahal karena merupakan logam mulia yang dijual per gram sebagai perhiasan.
Material dengan bahan tembaga dipilih dalam pembuatan saluran air. Pemilihan material tembaga dinilai paling ideal dibandingkan dengan
material yang lainnya karena banyak tersedia dipasaran untuk berbagai bentuk dan jenis ukuran, mulai dari plat, batangan, dan pipa. Alasan lainya
adalah material ini memiliki sifat anti karat dan mampu untuk dibentuk yang baik serta harga yang terjangkau di pasaran.
b. Diameter pipa yang digunakan
Diameter dalam pipa dirancang dengan ukuran 38 inchi. Hal ini dipilih untuk diuji coba karena percobaan sebelumnya selalu menggunakan
diameter yang lebih besar yakni 12 inchi. Diameter 38 inchi tidak terlalu untuk percobaan ini karena ukuran pipa ini sering dipakai untuk kepentingan
pendingin. c.
Hambatan yang terjadi di dalam pipa Hambatan dalam yang terjadi saat aliran air mengalir di dalam pipa
diusahakan untuk diminimalisir. Cara untuk mengurangi hambatan aliran air dalam pipa adalah dengan membuat saluran air melengkung tidak sama
deng salur
alira pemb
perp terga
hing
2.1.6 Sir
Sa cara mem
menggun Kondukt
temperat dapat dit
Pa yang ter
panas ta gan 90°, den
ran air kare an air di dal
buatan pip pindahan kal
antung pad gga diameter
rip
alah satu car mperluas bi
nakan sirip tivitas term
tur di sepan tingkatkan.
F ada aplikasin
rsedia, bera ambahan ya
ngan acuan ena mampu
lam pipa sa pa saluran
lor efektif a a diameter
r terluar.
ra untuk me idang yang
p agar dind mal material
njang sirip d Dibawah in
Figure 2 Gam
nya jenis sir at, proses pe
ang dapat d
13 ini maka b
mengurang aluran air. A
air adala adalah sama
serta berap
eningkatkan mengalami
dingnya leb sirip mem
dan oleh kar ni adalah Ga
mbar 2.2 Co rip yang dip
embuatan, b dihasilkan.
bentuk spira gi hambatan
Alasan lain ah dengan
a dengan din pa jumlah
n laju perpin i konveksi.
bih luas te miliki dampa
rena itu laju ambar 2.2 C
ontoh pipa b pilih untuk d
biaya, dan Semakin b
al cocok seb n dalam yan
desain spira desain sp
nding spiral spiral yang
ndahan pana Ini dapat d
erhadap flu ak besar ter
u perpindaha ontoh pipa
bersirip. dibuat tergan
tentunya be anyak sirip
bagai desain ng terjadi d
al dipakai d piral permu
l sehingga s g ada dari
as adalah de dilakukan de
uida lingku rhadap distr
an panasnya bersirip.
ntung pada r esar perpind
p maka mun n pipa
dalam dalam
ukaan angat
pusat
engan engan
ungan. ribusi
a juga
ruang dahan
ngkin
14 luasnya semakin besar untuk perpindahan panas yang lebih besar, akan tetapi
akan menyebabkan pressure drop juga untuk aliran fluida tersebut.
2.1.7 Saluran Udara Masuk
Saluran udara digunakan untuk keperluan pembakaran gas LPG, karena proses pembakaran membutuhkan oksigen. Oksigen bisa didapatkan dari udara
luar atau udara bebas, dimana kandungan udara kering yang ada terdiri dari 78,08 Nitrogen, 20,95 Oksigen, 0.93 Argon, 0,03 Karbon dioksida, 0,01
Neon, Helium, Metana, dll Asyari D.Yunus.2010. Jika proses pembakaran mengalami kekurangan oksigen maka mengakibatkan nyala api yang tidak
sempurna, sehingga berdampak pada jumlah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran tersebut. Besar atau kecilnya jumlah kalor yang dihasilkan oleh
proses pembakaran, secara langsung akan berdampak pada kenaikan suhu air yang keluar dari pemanas air.
Dalam perancangan, saluran udara masuk melewati bagian bawah tungku, hal ini dipilih karena prinsip dasar dari aliran udara yang bersuhu rendah akan
selalu mengalir bila ada suhu yang lebih tinggi di sekitarnya atau prinsip dasar konveksi. Konstruksi dinding pemanas air tidak diberi lubang karena bertujuan
sebagai resistor bagi suhu dalam tungku pembakaran dan suhu di luar tungku atau suhu udara bebas.
2.1.8 Proses Pembakaran
Pembakaran adalah serangkaian reaksi-reaksi kimia eksotermal antara bahan bakar dan oksidan berupa udara yang disertai dengan produksi energi
berupa panas dan konversi senyawa kimia. Pelepasan panas dapat
15 mengakibatkan timbulnya cahaya dalam bentuk api. Bahan bakar yang umum
digunakan dalam pembakaran adalah senyawa organik, khususnya hidrokarbon dalam fasa gas, cair atau padat.
Dalam percobaan pemanas air, jenis pembakaran yang mungkin terjadi adalah :
a. Complete Combustion
Pada pembakaran sempurna, reaktan akan terbakar dengan oksigen, menghasilkan sejumlah produk yang terbatas. Ketika hidrokarbon yang
terbakar dengan oksigen, maka hanya akan dihasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Namun kadang kala akan dihasilkan senyawa
nitrogen dioksida yang merupakan hasil teroksidasinya senyawa nitrogen di dalam udara. Pembakaran sempurna hampir tidak mungkin tercapai
pada kehidupan nyata. b.
Incomplete Combustion Pembakaran tidak sempurna umumnya terjadi ketika tidak tersedianya
oksigen dalam jumlah yang cukup untuk membakar bahan bakar sehingga dihasilkannya karbon dioksida dan air. Pembakaran yang tidak sempurna
menghasilkan zat-zat seperti karbon dioksida, karbon monoksida, uap air dan karbon. Pembakaran yang tidak sempurna sangat sering terjadi, walaupun
tidak diinginkan, karena karbon monoksida merupakan zat yang sangat berbahaya bagi manusia. Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan
perancangan media pembakaran yang lebih baik dan optimisasi proses. Oksigen di dalam udara mendorong pembakaran bahan bakar fasa gas
16 dan panas akan dilepaskan secara eksoterm. Sebagian dari panas akan
digunakan untuk mempertahankan kelangsungan reaksi pembakaran, sedangkan sebagian lainnya dipindahkan kembali kepada fasa terkondensasi.
Pada reaksi pembakaran, selalu terjadi serangkaian proses yang berurutan, dimulai dari proses berlangsungnya pembakaran hingga proses
reaksi pembakaran berakhir. Proses-proses tersebut selalu sama untuk pembakaran semua jenis bahan bakar. Rangkaian proses tersebut dapat
dikategorikan menjadi lima buah proses yang berbeda-beda, yaitu : a.
Preignition Pre-ignition pra penyalaan adalah fasa penyerapan panas dalam
pembakaran. P anas diberikan kepada bahan bakar yang menyebabkan proses penguapan air dan zat-zat lain, sehingga menghasilkan gas-gas
yang dapat mempertahankan keadaan api. Selama fasa pra-penyalaan, temperatur dari sistem bahan bakar dinaikkan dengan metode perpindahan
panas secara konduksi, konveksi, radiasi. Panas untuk pra- penyalaan pre-ignition adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur bahan bakar menjadi temperatur penyalaan ignition temperature. Pada fasa ini, akan dihasilkan produk mayoritas berupa uap
air yang dihasilkan dari kadar air yang tercampur secara molekuler dengan bahan bakar. Temperatur bahan bakar akan sulit meningkat
apabila kadar air ini belum teruapkan. Pada fasa ini, akan terjadi degradasi senyawa organik, yang lebih sering dikenal dengan nama pirolisis.
Pirolisis adalah degradasi termal dari bahan-bahan kimia. Hal ini
17 terjadi karena ikatan yang mendukung molekul-molekul kompleks
diputuskan, sehingga melepaskan molekul-molekul yang berukuran kecil dari material bahan bakar dalam bentuk gas.
b. Flaming combustion
Flaming combustion adalah fasa pembakaran yang paling efisien, yang menghasilkan paling sedikit jumlah asap per unit bahan bakar yang
dikonsumsi. Fasa ini merupakan fasa transisi dari proses pembakaran yang endotermik menjadi proses pembakaran yang eksotermik. Pada
umumnya, fasa ini terjadi pada saat temperatur mencapai 300°C. Energi yang digunakan untuk mempertahankan api dan mempertahankan reaksi
berantai dari pembakaran dikenal dengan panas pembakaran. Temperatur yang dicapai di dalam fasa ini bervariasi, bergantung pada jenis bahan
bakar. c.
Smoldering combustion Smoldering combustion adalah fasa pembakaran yang paling tidak
efisien, dimana pada fasa ini dihasilkan paling banyak jumlah asap per unit bahan bakar yang dikonsumsi. Pada fasa ini, terjadi kekurangan
api, dan diasosiasikan dengan kondisi dimana kadar oksigen terbatas, baik dikarenakan deposit jelaga dari bahan bakar terutama jelaga dengan
rasio luas permukaan terhadap volume yang besar. Fasa pembakaran ini terjadi pada temperatur rendah.
d. Glowing combustion
Glowing combustion adalah fasa pembakaran, dimana hanya bara dari
18 bahan bakar yang dapat diamati. Glowing cobustion menandakan proses
oksidasi bahan padat hasil pembakaran yang terbentuk pada fasa sebelumnya. Fasa pembakaran ini terjadi ketika tidak lagi tersedia energi
yang cukup untuk menghasilkan asap pembakaran yang merupakan karakteristik dari fasa pembakaran sebelumnya, sehingga tidak dihasilkan
lagi tar atau bahan volatil dari bahan bakar. Produk utama yang dihasilkan dari fasa pembakaran ini adalah gas-gas tak tampak, seperti gas karbon
monoksida dan gas karbon dioksida. e.
Extinction. Extinction merupakan proses pemadaman api ketika reaki pembakaran
tidak lagi berlangsung dan segitiga api telah terputus. Perihal mengenai segitiga api akan dijelaskan lebih rinci pada subbab api.
2.1.9 Gas LPG
Bahan bakar yang diinjeksikan kedalam tungku pembakaran membutuhkan sejumlah udara teoretik agar reaksi dapat berjalan dengan
sempurna. Kebutuhan udara dapat dihitung secara stoikiometrik meskipun dalam kenyataannya sering terjadi reaksi samping yang dapat menyebabkan
adanya panas yang hilang
.
Biasanya dalam pembakaran udara yang dipasok lebih banyak dari kebutuhan stokiometrik sebagai usaha untuk meningkatkan
efisiensi proses tetapi komposisi udara yang dipasok juga tidak boleh terlalu tinggi karena dapat menyebabkan pembakaran kurang sempurna bahkan
tidak berjalan. Besarnya nilai kalor hasil pembakaran bergantung pada jenis bahan bakar
19 yang digunakan. Hal ini berkaitan dengan unsur-unsur yang menyusun bahan
bakar yang berkaitan dengan daya pemanasan setiap jenis bahan bakar. Dibawah ini adalah tabel perbandingan beberapa jenis bahan bakar berikut dengan daya
pemanasan serta efisiensi pemanasannya.
1
Tabel 2.2 Perbandingan nilai kalor bahan bakar. Sumber : aptogaz.files.wordpress.com200707peran-lpg-di-dapur-anda.pdf
Jenis Daya Pemanasan
Efisiensi alat masak
Kayu Bakar 4000 Kkalkg
15 Arang
8000 Kkalkg 15
Minyak Tanah 11000 Kkalkg
40 Gas Kota
4500 Kkalm3 55
LPG 11900 Kkalkg
60 Listrik
860 KkalKWh 60
Pada tabel perbandingan diatas nilai daya pemanasan paling tinggi dimiliki oleh gas LPG Liquefied Petroleum Gas sebesar 11900 KcalKg hal ini karena
gas LPG merupakan gas alam yang dicairkan dan merupakan campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Komponen dari LPG
didominasi oleh propana C
3
H
8
dan butana C
4
H
10
, namun LPG juga memiliki kandungan hidrokarbon lain, meskipun dalam jumlah kecil, misalnya
etana C
2
H
6
dan pentana C
5
H
12
. Dalam kondisi atmosferik, LPG memiliki bentuk gas, akan tetapi
dengan meninggikan tekanan dan menurunkan temperatur, maka gas alam akan berubah fasa menjadi fasa cair. Gas alam dalam betuk cair memiliki
volume yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan volume gas alam di dalam fas gas. Perbandingan volume gas alam dalam fasa gas dibandingkan ketika
20 berada dalam fasa cair adalah 250 berbanding 1. Hal ini menjadi alasan agar
bahan bakar gas alam pada umumnya dipasarkan dalam bentuk cair di dalam tabung-tabung logam bertekanan, sehingga lebih dikenal dengan sebutan
Liquefied Petroleum Gas LPG. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas thermal expansion
dari cairan yang dikandung di dalam tabung logam, tabung LPG tidak diisi secara penuh, melainkan hanya terisi sekitar 80-85 dari kapasitasnya.
Tekanan di mana LPG berbentuk cair dinamakan sebagai tekanan uap. Tekana uap dari LPG bergantung pada komposisi dan temperatur. Butana
murni membutuhkan tekanan sekitar 2.2 bar 220 kPa pada temperatur 20 °C. Propana murni membutuhkan tekanan sekitar 2 bar 200 kPa pada suhu sekitar
55 °C. Proses pembakaran LPG ini merupakan reaksi antara hidrokarbon
propana dan butana dengan oksigen. Reaksi yang terjadi pada proses pembakaran sempurna LPG adalah :
C
3
H
8
+ 5 O
2
→ 4 H
2
O + 3 CO
2
+ panas 2 C
4
H
10
+ 13 O
2
→ 10 H
2
O + 8 CO
2
+ panas Berikut ini adalah sifat-sifat dari gas LPG :
a.
Bahan bakar gas alam sangat mudah terbakar, baik dalam fasa gas mupun dalam fasa cair.
b.
Gas tidak beracun dan tidak berwarna.
21
c.
LPG sebenarnya tidak memiliki bau, namun sering ditambahakn zat kimia berbau menyengat dengan tujuan dapat terdeteksi dengan cepat apabila
terjadi kebocoran. Zat kimia yang berbau menyengat adalah gas merkaptan.
d.
Cairan LPG dapat menguap jika dilepaskan dari tabung bertekanan.
2.1.10 Sumber Api
Sumber api yang digunakan dalam water heater adalah kompor gas LPG. Saat ini tersedia banyak variasi dan tipe produk dari kompor gas LPG yang
dapat menghasilkan bentuk nyala api yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya. Jenis kompor gas yang mampu menghasilkan nyala api besar
merupakan jenis kompor high pressure dan ada kompor yang menghasilkan nyala api kecil dan tidak terlalu besar disebut dengan kompor low pressure .
Pada perancangan water heater kompor yang digunakan sebagai alat percobaan adalah jenis high pressure ini digunakan dengan alasan bahwa
kompor jenis ini mampu menghasilkan kalor yang paling besar. Semakin besar kalor yang dihasilkan, maka jumlah perpindahan kalor yang masuk kedalam
saluran air pipa tembaga semakin besar dan kenaikan suhu air yang melewati pipa saluran air ini semakin juga besar. Gambar 2.3 Kompor gas LPG High
Pressure
3 Gambar 2.3 Kompor gas LPG High Pressure
22 Panas yang didapatkan dari luar sistem kompor akan mulai
memutuskan ikatan kimia di dalam bahan bakar, yang pada umumnya merupakan senyawa organik. Pemutusan awal ikatan kimia di dalam bahan
bakar merupakan reaksi yang eksoterm atau menghasilkan energi panas. Energi panas yang dihasilkan dari pemutusan awal tersebut akan digunakan
sebagai energi untuk pemanasan ikatan kimia berikutnya di dalam bahan bakar. Api yang menyala ketika panas dihasilkan dari pemutusan ikatan
kimia di dalam bahan bakar dapat digunakan seterusnya untuk memutuskan ikatan-ikatan kimia lain di dalam bahan bakar. Sumber panas hanya
merupakan inisiator terbenuknya api. Setelah proses penyalaan api, sumber panas tidak lagi dibutuhkan, melainkan api dari reaksi pembakaran akan
menghasilkan panas yang dapat digunakan oleh manusia untuk menunjang proses-proses yang akan dilakukan.
Bahan bakar pada umumnya berupa senyawa organik. Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur-unsur berupa karbon C,
hidrogen H dan oksigen O. Reaksi oksidasi terhadap senyawa organik pada umumnya merupakan reaksi pemutusan rantai ikatan pada senyawa organik.
Pemutusan ikatan pada rantai senyawa organik pada umumnya
menghasilkan panas. Pada proses pembakaran, oksigen yang berperan sebagai oksidator akan bergabung, mengikat unsur-unsur C dan H yang putus
akibat energi panas dari proses pembakaran. Api akan padam jika salah satu dari ketiga elemen dasar tidak lagi tersedia. Prinsip segitiga api ini banyak
23 digunakan sebagai prinsip dasar untuk menyalakan atau memadamkan api.
Dibawah ini adalah gambar 2.4 diagram segitiga terjadinya nyala api.
Figure 4 Gambar 2.4 Diagram segitiga terjadinya nyala api.
2.1.11 Saluran Gas Buang Sisa Pembakaran
Pembakaran gas LPG dalam sistem water heater gas pasti akan menghasilkan gas sisa pembakaran CO
2
, maka dalam konstruksi pemanas air harus dibuat saluran untuk pembuangan gas sisa pembakaran tersebut agar
pembakaran dapat berlangsung dengan baik. Dalam perancangan pemanas air gas buang sisa pembakaran dialirkan ke atas tungku melalui penutup bagian
atas. Tutup tersebut dapat diatur untuk besaran lubang buang yang digunakan, hal ini bertujuan tuntuk mengatur volume gas yang terbuang keluar dari
pemanas air dapat disesuaikan.
2.1.12 Isolator
Isolator adalah benda yang tidak dapat menghantarkan kalor dari suatu tempat ke tempat lainnya. Contohnya adalah kayu, kain, gabus, wol, dan udara.
Isolator sangat diperlukan dalam perancangan pemanas air dengan tujuan untuk mencegah keluarnya panas hasil dari pembakaran keluar sistem pemanas air
sehingga mengakibatkan kerugian panas heat loss. Dalam perancangan
24 pemanas air menggunakan dua lapisan tabung. Lapisan yang pertama adalah
ruang yang digunakan untuk proses pembakaran, dan lapisan kedua adalah lapisan yang diberi isolator.
Berbagai jenis isolator dapat dipakai sebagai pertimbangan mengingat menggunakan panas yang tinggi maka isolator harus memiliki sifat mampu
untuk menahan panas yang cukup baik dan tanpa resiko terbakar. Berikut ini adalah jenis-jenis isolator :
2
Tabel 2.3 Konduktivitas Termal Beberapa Media Holman, 1993
Bahan Konduktivitas Thermal
Wm°C Btuh.ft.°F Uap Air
0,0206 0,0119
Udara 0,024 0,0139
Wol Kaca 0,038
0,022 Serbuk gergaji
0,059 0,034
Kayu 0,17 0,096
Batu pasir 1,83
1,058
Dari tabel diatas jenis isolator yang digunakan adalah jenis udara. Dasar pemilihan bahan adalah udara mudah untuk didapat dan memiliki hambatan
yang baik sebagai isolator.
2.1.13 Kecepatan Air Rata-Rata.
Perhitungan kecepatan air rata-rata u
m
yang mengalir di dalam pipa air menggunakan persamaan 2.1 :
ṁ
ms Pada persamaan 2.1 :
u
m
: kecepatan
air …………… 2.1
25 ṁ : debit air
A : luas penampang pipa
2.1.14 Laju Aliran Massa Air.
Perhitungan laju aliran massa air m
air
yang mengalir melewati saluran air pada pemanas air menggunakan persamaan 2.2 :
ṁ
air
= ρ .A.u
m
kgs …………..2.2
pada persamaan 2.2 ṁ
air
: laju aliran massa air ρ
: massa jenis air A
: luas penampang pipa u
m :
kecepatan air
2.1.15 Laju Aliran Kalor yang Diterima Air
Laju aliran kalor yang diterima atau diserap oleh air merupakan perkalian antara laju aliran massa, kalor jenis air, dan beda temperatur air sebelum dan
sesudah proses pemanasan yang dinyatakan dengan persamaan 2.8 q
air
= ṁ . c
p
. T
2
-T
1
watt ……………..2.3 pada persamaan 2.3
q
air
: laju aliran kalor yang diterima air ṁ
: laju aliran massa c
p
: kalor jenis air T
2
: suhu air keluar T
1
: suhu air masuk
26
2.1.16 Laju Aliran Kalor yang Dilepaskan Pembakaran Gas.
Perhitungan laju aliran kalor yang dilepaskan pembakaran gas LPG adalah menggunakan persamaan perkalian antara laju aliran massa gas dan kapasitas
panas gas dengan hasil dalam satuan watt yang dinyatakan dengan persamaan 2.4 :
q
gas
= ṁ
gas
. C
gas
watt ……………..2.4
pada persamaan 2.4 q
gas
: laju aliran kalor yang dilepaskan gas ṁ
gas
: laju aliran massa gas C
gas
: kapasitas panas gas
2.1.17 Efisiensi Pembakaran.
Efisiensi pembakaran pada pemanas air adalah perbandingan antara laju aliran kalor yang diterima oleh air dan laju aliran kalor yang diberikan oleh gas
yang dinyatakan dengan persamaan 2.5 : η =
q
air
q
gas
x 100 , atau
η =
ṁ
. .
ṁ
.
X
100 …….2.5
Sumber : Octo Dinaryanto , Pengaruh Jenis Burner terhadap Konsumsi Bahan Bakar LPG,2010
Diterangkan bahwa ṁ
air
adalah laju aliran massa kgs , ṁ
gas
adalah laju aliran masa gas kgs ,C
air
adalah kalor jenis air 4179 Jkg°C , C
gas
adalah 11.900 x 4186,6 Jkg,T
2
= suhu air keluar °C, T
1
=suhu air masuk °C.
2.2 Refer
2.2.1 Wa
Pe masyara
bermaca Ra
menit de biasanya
kapasita Sp
Gambar
Spesifik Pemasan
Ukuran Kapasita
Tempera Konsum
Ignition Tekanan
rensi Water heater
nelitian dan akat semaki
am-macam d ata-rata wat
engan konsu a digunakan
as yang lebih pesifikasi da
2.5, Gamba
Figure 5
Gamb kasi :
ngan PxLxT m
as Air Pana atur Maksim
msi Gas
n Gas
gas LPG y
n pengemb in berkemb
dengan berb ter heater
umsi gas LP n dalam sk
h besar bias an produk
ar 2.6, Gam
bar 2.5 Wate
: E
mm : 3
s : 5
mal : 6
: :
B :
L
27
ang ada di
bangan wate bang. Water
bagai bentu yang dijua
PG 0,46 kg kala kebutu
sanya digun water heate
mbar 2.7 .
er heater G
ExternalInte 380x288x14
5 litermenit 60 °C
0,46 kgjam Baterai Ukur
Low Pressur
pasaran.
er heater u r heater ya
uk dan kapas al di pasaran
jam – 0,6 k uhan rumah
nakan di rum er skala ru
ernal 41
t
ran D re, 28 mBar
untuk meme ang ditawa
sitas air yan n berkapasi
kgjam. Kap h tangga, s
mah sakit da umah tangga
as dengan
r enuhi kebut
arkan di pa ng mengalir
itas 5 – 8 l pasitas sepe
sedangkan u an hotel.
a disajikan
merek Wasser tuhan
asaran .
liter rti ini
untuk
pada
28
Figure 6
Gambar 2.6 Water heater Gas dengan merek Modena Spesifikasi :
Pemasangan :
ExternalInternal Ukuran PxLxT mm
: 425x290x127 Kapasitas Air Panas
: 5 litermenit Temperatur Maksimal
: 40°C – 60 °C Konsumsi Gas
: 0,6 kgjam Ignition
: Baterai Ukuran D Tekanan Gas
: Low Pressure, 28 mBar
Figure 7
Gambar 2.7 Water heater Gas dengan merek Rinnai Spesifikasi :
Pemasangan :
ExternalInternal Ukuran PxLxT mm
: 369x290x127 Kapasitas Air Panas
: 5 – 8 litermenit Temperatur Maksimal
: 40°C - 60 °C Konsumsi Gas
: 0,5 kgjam
29 Ignition
: Baterai Ukuran D Tekanan Gas
: Low Pressure, 28 mBar
2.2.2 Konstruksi water heater
Konstruksi water heater yang sering dijumpai adalah water heater dengan tangki penampungan, water heater dengan tangki penampungan dan turbulator,
water heater dengan tangki penampungan dan pipa spiral, dan water heater
tanpa tangki penampungan. a.
Konstruksi water heater dengan tangki penampungan Konstuksi water heater dengan tangki penampungan memiliki prinsip dasar
proses pemanasan air seperti merebus air. Prinsip kerja ini sangat sederhana yakni mulai dari air suhu ruangan masuk ke dalam sistem dan ditampung
melalui pipa masuk water heater kemudian air di dalam tangki dipanaskan dengan kompor gas LPG yang berada di bawah tangki penampungan tersebut.
Hasil produk berupa air panas dialirkan keluar melalui pipa keluar air panas. Gambar 2.8 Menyajikan konstruksi water heater dengan tangki penampungan .
Figure 8
Gambar 2.8 Konstruksi tangki penampungan water heater
30 b.
Konstruksi water heater dengan tangki penampungan dan turbulator Konstruksi water heater dengan tangki penampungan dan turbulator
menggunakan metode seperti merebus air, tetapi dilengkapi dengan bagian baffle atau turbulator yakni perangkat spiral, dengan posisi di atas kompor gas
LPG. Perangkat ini berputar dalam saluran gas buang yang berfungsi untuk meratakan aliran kalor. Gambar 2.10 menyajikan konstruksi water heater
dengan tangki penampungan dan turbulator :
Figure 9
Gambar 2.9 Konstruksi tangki penampungan dan turbulator water heater c.
Konstruksi water heater dengan tangki penampungan dan pipa spiral Konstruksi water heater dengan tangki penampungan dan pipa spiral
menggunakan metoda seperti merebus air, tetapi dilengkapi dengan pipa spiral, dengan posisi di atas kompor gas LPG. Pipa spiral berfungsi sebagai saluran
31 udara panas dari kompor gas LPG untuk memanaskan air di dalam tangki
penampungan, sekaligus berfungsi sebagai saluran gas buang. Gambar 2.11 Konstruksi water heater dengan penampungan dan pipa spiral.
Figure 10
Gambar 2.10 Konstruksi tangki penampungan dan pipa spiral water heater d.
Konstruksi water heater tanpa tangki penampungan. Konstruksi water heater gas LPG tanpa tangki penampungan menggunakan
metode memanaskan air dalam pipa yang dipanaskan dengan ompor gas LPG, seperti diperlihatkan pada Gambar 2.12. Panas diterima langsung oleh pipa dan
sirip kemudian didistribusikan ke dalam air yang melewati pipa, sehingga penyediaan air panas menjadi lebih cepat dibandingkan dengan water heater
yang menggunakan metode tangki penampungan.
Figure 11
G 2.2.3
Ha
a. Wate
Pada Pu
berjudul Udara P
1. Mera
2. Men
3. Men
diter 4.
Men Penelitia
1. Wate
2. Diam
3. Diam
Gambar 2.11
asil Peneliti
er Heater D a Dinding L
utra, PH. 20 l “Water He
ada Dinding ancang dan
ndapatkan hu ndapatkan h
rima oleh ai ndapatkan hu
an tersebut d er heater ya
meter pada d meter pada d
1 Konstruks
ian Water
Dengan Panj Luar.
012 telah m eater Denga
g Luar” yan membuat w
ubungan an hubungan an
ir. ubungan an
dilakukan d ang dibuat m
dinding luar dinding dala
32 si tanpa tang
Heater Ga
jang Pipa 20
melakukan an Panjang
ng bertujuan water heater
ntara debit d ntara debit a
ntara debit a dengan bata
memiliki dim r 25 cm.
am 20 cm. gki penamp
as LPG
0 Meter dan
penelitian w Pipa 20 Me
n : r.
dengan suhu air dengan l
air dengan e san-batasan
mensi tingg pungan wate
n 300 Luban
water heate eter dan 300
u air keluar laju perpind
efisiensi wat n sebagai be
gi 90 cm. er heater
ng Masuk U
er gas LPG 0 Lubang M
water heate dahan kalor
ter heater. erikut :
Udara
yang Masuk
er. yang
33 4.
Panjang pipa 20 meter. 5.
Diameter bahan pipa 38 inci. 6.
Lubang masuk udara pada dinding luar sejumlah 300 buah 7.
Lubang pada dinding dalam sejumlah 1005 buah. 8.
6 buah sirip dari pipa berdiameter 38 inci. Hasil penelitian ini adalah :
1. Water heater yang dibuat mampu bersaing dengan water heater yang ada
dipasaran. 2.
Water heater mampu menghasilkan panas dengan temperatur 42,9 °C pada debit 10 litermenit.
3. Hubungan antara debit air yang mengalir
ṁ dengan temperatur air keluar water heater T
o
, laju perpindahan kalor Q
air
, dan efisiensi ɳdapat
dinyatakan berturut-turut dengan persamaan T
o
= -0,027 m
3
+1,126 m
2
– 16,52 m +129,9 m dalam litermenit, T
o
dalam °C, Q
air
= 17,09 m
3
+ 489 m
2
+ 439 m +3654 m dalam litermenit, Q
air
dalam watt, dan ɳ = 0,077 m
3
– 2,208 m
2
+ 19,84 m + 16,50 m dalam litermenit, η dalam .
b. Karakteristik Water Heater dengan Panjang Pipa 8 Meter Diameter 0,5 Inci
dan Bersirip. Prasongko,Gregorius Ega Buddhi 2014 melakukan penelitian water heater
gas dengan judul “Karakteristik Water Heater dengan Panjang Pipa 8 Meter Diameter 0,5 Inci dan Bersirip” yang bertujuan :
1. Merancang dan membuat alat water heater yang menggunakan energi gas
LPG.
34 2.
Mengetahui karakteristik dari water heater gas LPG yang meliputi hubungan antara suhu air keluar water heater dan debit yang mengalir dalam
water heater dengan variasi pembukaan tutup water heater, besar energi kalor yang diserap oleh air yang mengalir di daam pipa water heater.
3. Menghitung laju aliran kalor yang diberikan gas LPG. dan menghitung
efisiensi water heater. Penelitian tersebut dilakukan dengan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Tinggi water heater adalah 30 cm.
2. Diameter luar : 30 cm, dengan tutup yang bisa diatur ketinggiannya.
3. Pipa saluran air terbuat dari material tembaga dengan diameter 0,5 inci
dengan panjang 8 meter dengan 2 lintasan ditambah sirip dari tembaga dengan diameter 0,5 inci.
4. Menggunakan 3 tabung dengan pelat galvanum diberi lubang saluran udara
dengan jumlah lubang udara tabung dalam 156 lubang dengan diameter 0,5 cm, tabung tengah70 lubang dan tabung luar 95 lubang dengan diameter 1,5
cm. 5.
Sumber pemanas atau proses pembakaran menggunakan gas LPG dan menggunakan kompor gas bertekanan tinggi high pressure.
6. Suhu air yang masuk ke dalam water heater sama dengan suhu air di dalam
kamar mandi sekitar 25 °C – 27 °C. 7.
Suhu air panas yang dihasilkan water heater harus lebih dari 40° C dengan debit 6 liter per menit.
35 Hasil penelitian ini adalah :
1. Water Heater mampu menghasilkan air panas dengan temperature 43,1 °C
dengan debit 9 liter menit pada kondisi water heater tertutup rapat. 2.
Karakteristik water heater dinyatakan dengan persamaan yang dijabarkan sebagai berikut:
a. Kondisi tertutup rapat T
out
=94,641. deb
0,337
litermenit
-0,337
°C dan R
2
= 0,9211. Variasi 10 putaran tutup T
out
= 91,175. deb
0,337
litermenit
- 0,337
°C dan R
2
= 0,9375. Variasi 20 putaran tutup T
out
= 92,793. deb
0,33
litermenit
-0,33
°C dan R
2
= 0,9243.dengan deb dalm litermenit dan T
out
dalam °C. b.
Hubungan antara debit air yang dihasilkan water heater dengan laju aliran kalor yang diterima air dinyatakan dengan persamaan : kondisi
tertutup rapat q
air
= 0,0001 deb
3
. litermenit
-3
+ 0,0077 deb
2
.litermenit
-2
– 0,1189 deb.litermenit
-1
+ 10,067 dan R
2
= 0,1184. Variasi 10 putaran q
air
= 0,0002 deb
3
. litermenit
-3
+ 0,00173 deb
2
.litermenit
-2
– 0,4242 deb.litermenit
-1
+ 7,2648 dan R
2
= 0,6317. Variasi 20 putaran q
air
= 0,0001 deb
3
. litermenit
-3
+ 0,0059 deb
2
.litermenit
-2
– 0,0558 deb.litermenit
-1
+ 8,0032 dan R
2
= 0,5648.dengan deb dalam liter menit dan q
air
dalam kW. c.
Hubungan antara debit air yang dihasilkan water heater dengan efisiensi yang dihasilkan water heater dinyatakan dengan persamaan :
kondisi tutup rapat ɳ = 0,0003 deb
3
.litermenit
-3
+ 0,021 deb
2
.litermenit
-2
– 0,3254 deb.litermenit
-1
+ 27,554 dan R
2
=
36 0,1184. Variasi 10 putaran
ɳ = 0,0005 deb
3
.litermenit
-3
+ 0,00474 deb
2
.litermenit
-2
– 1,1609 deb.litermenit
-1
+ 19,855 dan R
2
= 0,6317. Variasi 20 putaran
ɳ = 0,0004 deb
3
.litermenit
-3
+ 0,0161 deb
2
.litermenit
-2
– 0,1526 deb.litermenit
-1
+ 8,0032 dan R
2
= 0,5648.dengan deb dalam litermenit dan
ɳ dalam . 3.
Laju aliran kalor yang diberikan gas LPG sebesar 36,535 kW. c.
Water Heater dengan 3 Model Pembuangan Gas Buang Kristianto, Hari. 2013 telah melakukan penelitian water heater gas LPG
yang berjudul “Water Heater dengan 3 Model Gas Buang” yang bertujuan : 1.
Merancang dan membuat water heater dan mendapatkan hubungan antara debit air yang megalir dengan suhu air yang keluar water heater untuk
berbagai model pembuangan gas buang. 2.
Mendapatkan hubungan antara debit air yang mengalir dengan kalor yang diterima air.
3. Menghitung kalor yang diterima air dari water heater untuk berbagai
model pembuangan gas buang. 4.
Menghitung kalor yang diberikan gas LPG untuk berbagai model pembuangan gas buang.
5. Menghitung efisiensi water heater untuk berbagai model pembuangan gas
buang. Penelitian tersebut dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Tinggi water heater adalah 95 cm, diameter water heater 30 cm dengan
panjang pipa tembaga 10 meter.
37 2.
Banyaknya dinding plat water heater 2 lapis, plat lapis dalam mempunyai lubang sebanyak 48 buah dengan diameter 10 mm dan plat luar
mempunyai lubang sebanyak 48 buah dengan diameter 10 mm. 3.
Pipa diberi sirip dengan panjang sirip 5 cm. 4.
Sirip dari tembaga dengan tebal 0,2 mm. 5.
Pembuangan gas buang menggunakan 3 macam model yakni dengan cerobong dan blower 4 inci, cerobong, dan mempergunakan penutup plat.
Hasil penelitian ini adalah : 1.
Water heater yang dirancang mampu bersaing dengan water heater yang ada dipasaran , yang mampu menghasilkan air panas dengan temperatur
35,4 °C pada debit 7,2 litermenit untuk water heater model pertama, 34,8 °C pada debit 6,6 litermenit untuk water heater model kedua, 36 °C pada
debit 6,4 litermenit untuk water heater model ketiga. 2.
Hubungan antara debit air yang mengalir dengan temperatur air keluar water heater T
o
dapat dinyatakan dengan persamaan : T
out
= -0,2215 m
3
+ 4,5633 m
2
– 29,935 m + 96,878 dan R
2
= 0,9807 untuk water heater model 1, T
out
= -0,6662 m
3
+ 9,5524 m
2
– 46,115 m + 113,83 dan R
2
= 0,9444 untuk water heater model 2, T
out
= -0,1928 m
3
+ 4,2317 m
2
– 29,218 m + 99,895 dan R
2
= 0,9532 untuk water heater model 3, m dalam litermenit dan T
o
dalam °C. 3.
Hubungan antara debit air yang mengalir dengan laju perpindahan kalor dinyatakan dengan persamaan : q
air
= -2,6026 m
3
+ 6,9591 m
2
– 302,15 m + 2536,7 dan R
2
= 0,814 untuk water heater model 1, q
air
= 25,138 m
3
–
38 321,19 m
2
+ 1200,5 m + 2401,2 dan R
2
= 0,3227 untuk water heater model 2, q
air
= 4,4255 m
3
– 90,392 m
2
– 494,55 m + 3083,1 dan R
2
= 0,2333 untuk water heater model 3, m dalam litermenit dan q
air
dalam watt.
4. Hubungan antara debit air yang mengalir dengan efisiensi water heater
dapat dinyatakan dengan persamaan : ɳ = -0,0376 m
3
+ 0,1006 m
2
+ 4,3666 m + 36,66 dan R
2
= 0,814 untuk water heater model 1, ɳ = 0,3633
m
3
- 4,6418 m
2
+ 17,35 m + 34,701 dan R
2
= 0,3227 untuk water heater model 2 ,
ɳ = 0,064 m
3
– 1,3063 m
2
+ 7,1472 m + 44,556 dan R
2
= 0,2333 untuk water heater model 3, m dalam litermenit dan
ɳ dalam persen
39
BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN WATER HEATER
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN WATER HEATER
3.1
Perancangan Water Heater
Perancangan Water Heater yang akan dibuat adalah untuk mengetahui efektifitas perpindahan energi panas hasil pembakaran gas LPG yang diserap oleh
aliran air yang melewati saluran pipa spiral dari tembaga di dalam tungku pemanas yang berbentuk persegi dengan sisi-sisi nya tidak berlubang dan hanya
ada lubang tungku bawah dan atas. Rancangan sederhana ini menyesuaikan dengan variasi yang akan dilakukan selama percobaan, yakni adalah variasi
bukaan tutup atas secara horizontal berturut-turut 2,5 cm, 5 cm, 7,5 cm, 10 cm, dan bukaan penuh. Perancangan ini dibantu dengan menggunakan program
gambar yakni Auto CAD dan Solid Work agar waktu yang dihasilkan dalam membuat gambar rancangan dapat lebih cepat, akurat, dan mampu dibaca oleh
orang lain secara baik serta dapat digunakan sebagai acuan dalam pembuatan produk Water Heater dengan jelas . Berikut ini adalah daftar komponen yang
disajikan pada tabel 3.1 Tabel kebutuhan material , yang diperlukan untuk membuat Water Heater :
3
Tabel 3.1 Kebutuhan material
No. Gambar
Jumlah Nama Komponen
Jenis Material 3.1 1
Tungku Plat
Seng 3.2 1
Pipa Kalor
Tembaga 3.3 2
Pasak Beton
Esser - 1
Penutup Atas Tungku Plat Seng 190x450mm
- 2
Selang Air Plastik 38x1 meter
Gamb lampiran.
yang diren
3.1.1 Tu
T luar dan
panas da timbul d
sebagai spiral se
dilakuka Material
dengan didapatk
dinding- didapat
merupak T
bar rancan Berikut ini
ncanakan un
ungku Pem
ungku pem n dalam pe
ari bagian d dapat diserap
tempat ked ebagai kond
an oleh me l yang digun
alasan kare kan. Tungk
-dindingnya hanya dar
kan gambar
F Ta
ngan water i adalah pen
ntuk membu
manas .
manas ini di embakaran,
dalam tung p oleh pipa
dudukan pen duktor pana
edia kompo nakan dalam
ena faktor e ku pemanas
a hal ini k ri dasar tu
tungku wat
Figure 12 Ga
40 r heater s
njabaran dan uat water he
i rancang d hal ini be
gku dengan kalor secar
nukar kalor as dari api
or dengan a m perancang
ekonomis d ini diranc
karena alasa ungku . Di
ter heater
ambar 3.1 T selengkapny
n gambaran eater:
engan mem ertujuan seb
sisi luar tu ra maksimal
r yang beru hasil dari p
air yang ad gan adalah p
dan ketersed cang tidak m
an peneliti ibawah ini
Tungku wat ya disajika
n dari komp
mberikan se bagai isola
ungku sehin l. Tungku in
upa pipa tem pembakaran
da di dalam pelat seng k
diaan mater menggunak
an, sedang adalah ga
er heater an pada b
ponen komp
ekat antara u ator perpind
ngga panas ni juga berf
mbaga berb n gas LPG
m pipa tem ketebalan 0,
rial yang m kan lubang
kan udara ambar 3.1
bagian ponen
udara dahan
yang fungsi
entuk yang
mbaga. ,5mm
mudah pada
akan yang
41
3.1.2 Pipa Saluran Air
Pipa saluran air ini dirancang dengan bentuk spiral karena mempertimbangkan luas penampang ruang pembakaran dan kemampuan dalam
pembentukan pola. Penggunaan material pada pipa saluran air menggunakan material yang bersifat konduktif. Mempertimbangkan faktor ekonomi dan
ketersediaan pada penjualan material maka dipilih menggunakan bahan material tembaga sebagai komponen pipa kalor dengan k= 385 Wm°C. Pada pipa
saluran air ini ditambahkan sekat pelat tembaga yang berfungsi sebagai sirip guna menambah luas permukaan media penangkap panas dan untuk menaikkan
efektifitas penukar kalor. Dibawah ini adalah gambar 3.2 rancangan dan bentuk hasil pembuatan pipa saluran air yang dilengkapi dengan pelat tembaga sebagai
sirip pada water heater.
Figure 13 Gambar 3.2 Rancangan dan pola hasil dari pembuatan penukar kalor
3.1.3 Pasak
Pasak dirancang secara sederhana dengan bentuk L yang nantinya akan diselipkan didalam tungku sebagai penyangga dari penukar kalor yang berada di
dalam tungku. Dalam rancangan akan dibuat sebanyak 2 buah dengan material
42 besi behel atau beton esser yang mudah dijumpai dalam pasaran material.
Berikut dibawah ini adalah gambar 3.3 gambar pasak yang digunakan dalam water heater.
Figure 14 Gambar 3.3 Pasak penyangga penukar kalor
3.1.4 Plat Penutup
Penutup atas pada water heater menggunakan material seng dengan ketebalan 0,5 mm dan dimensi panjang 450 mm dan lebar 190 mm. Penutup ini
akan digunakan sebagai variabel pada penelitian ini, yakni dengan melakukan pergeseran sejauh variabel yang ditentukan.
3.1.5 Selang Air
Selang air pada water heater menggunakan material yang ada dalam pasaran pada umumnya dengan ukuran 38” sepanjang 1 meter sebanyak 2 buah.
Selang air ini akan digunakan untuk mengalirkan air masuk kedalam pipa tembaga yang dipanasi dan mengalirkan air panas hasil pemanasan keluar
sistem water heater.
3.2
Pembuatan Water Heater
Pembuatan alat percobaan water heater ini dibantu oleh seorang pengrajin pelat yang ada di kota Surakarta, ini dimaksudkan agar waktu yang dibutuhkan
untuk pembuatan alat dapat cepat selesai. Hal-hal yang perlu untuk disiapkan dalam pembuatan water heater ini adalah :
43
3.2.1 Bahan
Water Heater
Bahan dalam pembuatan water heater secara garis besar terdiri dari pipa tembaga sebagai saluran air dengan diameter 38 inchi , pelat tembaga dengan
ketebalan 0,5 mm sebagai sirip dan seng sebagai body water heater. Hal lain secara detail disajikan dalam lampiran gambar detail.
3.2.2 Sarana dan Peralatan Yang Digunakan
Berikut ini adalah sarana dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan water heater adalah :
a. Alat penekuk plat, digunakan untuk menekuk lempengan seng.
b. Palu, digunakam saat menguatkan lipatan seng.
c. Gunting pelat, digunakan untuk memotong seng.
d. Tang , digunakan saat memasang sirip pipa tembaga dengan lengkungan
pipa tembaga. e.
Penggaris , digunakan untuk membuat garis pada bagian tertentu . f.
Alat pembengkok, untuk membengkokkan pipa. g.
Alat pemotong pipa, digunakan untuk memotong pipa tembaga.
3.2.3 Langkah-langkah Pengerjaan.
Langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan dalam pembuatan water heater adalah dijabarkan sebagai berikut ini :
a. Persiapan Pembuatan
Water Heater
Persiapan pembuatan water heater dijabarkan sebagai berikut ini : 1.
Merancang water heater
44 Dalam merancang water heater dilakukan dengan menggunakan perangkat
lunak software. Perangkat lunak CAD dan Solid Work adalah yang dipilih dalam melakukan rancangan ini. Hasil dari rancangan tersebut ditampilkan
dalam bentuk gambar rakitan dan bagian, hasil dari perancangan ini ditunjukan dalam lampiran pada karya tugas akhir ini.
2. Menentukan alat dan bahan
Rancangan dan tabel kebutuhan material yang terdapat dalam gambar rakitan adalah panduan dalam menentukan alat dan bahan yang digunakan untuk
membuat water heater . 3.
Membuat daftar komponen Pembuatan daftar komponen water heater dilakukan agar dapat menentukan
prioritas dan urutan pekerjaan dalam pembuatan water heater. Hal ini dilakukan agar pekerjaan dapat berjalan secara sistematis dan teliti sehingga resiko
komponen yang tertinggal dalam perakitan dapat dicegah.
b. Proses Pembuatan Water Heater