Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

15 macam mata pelajaran. Pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan sebagai cara utama dalam mengatur kelas untuk pengajaran. Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka, dan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang sangat baik untuk mencapai hal – hal semacam itu. Pembelajaran kooperatif berjalan dengan baik dan dapat diaplikasikan untuk semua jenis kelas, termasuk kelas – kelas yang khusus, dan bahkan untuk kelas dengan tingkat kecerdasan “rata – rata”, dan khususnya sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan. Pembelajaran kooperatif dapat membantu membuat perbedaan menjadi bahan pembelajaran dan bukannya menjadi masalah. Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang sangat besar untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa – siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka Slavin, 2005.

E. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan model pembelajaran di mana siswa dibiarkan belajar dalam 16 kelompok, saling menguatkan, mendalami dan bekerja sama untuk semakin menguasai bahan Suparno, 2007:134. Sedangkan menurut Herman Hudojo 2001:218 cooperative learning mencakupi kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya dan menekankan pada kehadiran teman sebaya yang berinteraksi antar sesamanya sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang setiap anggota bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompoknya. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diharapkan siswa semakin terlibat dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau prinsip fisika, dan ketrampilan bekerjasama dengan siswa lainnya.

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II sebagai berikut : 1 Membantu siswa mencapai hasil belajar optimal dan mengembangkan ketrampilan sosial siswa. 2 Mengembangkan interaksi sosial dan bekerja sama dalam pemecahan masalah. 17

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Menurut Slavin 2008:240 –241 karakteristik pembagian kelompok dalam kegiatan Jigsaw II adalah sebagai berikut : 1 Kelompok dibentuk dari siswa yang punya kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. 2 Siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 3 Penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individual.

d. Kegiatan – kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Menurut Slavin 2008:241 jadwal kegiatan Jigsaw II ini terdiri dari kegiatan – kegiatan pembelajaran sebagai berikut : 1 Membaca Para siswa menerima topik ahli topik yang digunakan dalam berdiskusi dalam kelompok ahli lalu siswa membaca materi untuk menemukan informasi. 2 Diskusi Kelompok Ahli Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda, ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas – tugas yang berhubungan dengan topiknya. Para siswa dengan keahlian yang sama bertemu untuk mendiskusikannya dalam kelompok – kelompok ahli. 18 3 Laporan Tim Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Para ahli kembali ke dalam kelompok asal mereka masing – masing untuk menjelaskan topik – topik mereka kepada teman satu timnya. 4 Tes Para siswa mengerjakan kuis – kuis individual yang mencakup semua topik. 5 Penghargaan kelompok Masing – masing kelompok mendapatkan skor kelompok dengan skor tertinggi berhak mendapatkan penghargaan.

e. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

a Para siswa termotivasi untuk belajar karena keberhasilan kelompok ditentukan oleh usaha setiap anggota. b Para siswa dalam mempelajari materi jauh lebih baik dari pada siswa yang belajar sendiri karena belajar dengan temannya mereka akan memperoleh hasil yang lebih banyak Slavin, 1995:18. c Dengan belajar dan bekerja sama dalam sebuah kelompok maka para siswa akan memiliki ketrampilan sosial yang baik. d Mempercepat penyelesaian suatu masalah lebih mudah diawasi dan dibimbing karena dikelompokkan dalam kelompok kecil. e Membina semangat kerjasama yang sehat dan bergotong royong 19

f. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II belum banyak diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup karena hanya beberapa anggota kelompok saja benar – benar memecahkan materi.

g. Usaha Untuk Mengatasi Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw II Untuk mengatasi kelemahan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat dilakukan perencanaan sebagai berikut : 1 Pengelolaan kelas yang baik oleh guru dan setiap siswa dapat memahami permasalahan –permasalahan yang akan dipecahkan dalam kelompok merupakan tanggung jawab bersama dalam kelompok dan guru juga sebaiknya memberikan tugas kepada siswa secara individu. 2 Guru merencanakan tugas yang baik yaitu dengan membuat lembar kerja siswa yang mudah dipahami oleh siswa. 20

h. Suhu

1. Suhu Besaran yang berhubungan dengan panas atau dinginnya suatu benda itu disebut suhu. Jadi, suhu adalah suaatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. 2. Termometer Untuk mengukur suhu secara tepat diperlukan alat yang disebut termometer. Agar dapat digunakan untuk mengukur suhu secara tepat termometer harus memenuhi syarat – syarat tertentu 1. Mudah di baca skalanya 2. Peka terhadap perubahan suhu 3. Jangkauan alat ukurnya cukup besar 4. Tidak berbahaya aman digunbakan Macam – macam termometer 1. Termometer Zat Cair Termometer zat cair yang menggunakan zat cair sebagai pengisi kapiler dengan prinsip perubahan volumnya yang digunakan untuk menentukan besar skalanya. Zat cair yang digunakan adalah alkohol atau raksa. Termometer yang menggunakan raksa sebagai pengisi pipanya disebut termometer raksa, sedangkan termometer yang menggunakan alkohol sebagai pengisi pipanya disebut termometer alkohol. 21 a. Termometer Raksa Raksa memiliki kelebihan yaitu pemuaian yang kecil saja agar menimbulkan perubahan volum yang besar pada panjang kolom raksa. oleh karena itu termometer dibuat dengan karakteristik sebagai berikut . 1. Pipa kapiler agar termometer peka terhadap perubahan volum saat termometer terkena panas 2. Pentolan termometer terbuat dari kaca yang tipis agar kalor segera dapat dihantarkan secara konduksi dari pentolan ke cairan yang ada didalamnya. 3. Pipa termometer dibungkus dengan tangkai kaca yang berfungsi sebagai kaca pembesar Keunggulan Raksa a Pemuaian raksa teratur b Mudah dilihan karena mengkilap c Tidak membasahi dinding kaca ketika memuai atau menyusut d Jangkauan suhunya cukup besar karena raksa membeku pada suhu -40 C dan mendidih pada suhu 350 C e Raksa akan menunjukkan suhu secara cepat dan tepat karena raksa dapat terpanasi secara merata Kelemahan Raksa a Harganya mahal 22 b Raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah karena raksa akan membeku pada suhu -40 C sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu didaerah kutub c Raksa adalah zat yang berbahaya sering disebut air keras, sehingga berbahaya jika tabungnya pecah b Termometer Alkohol Keunggulan Alkohol a Harganya murah b Alkohol mudah memuai dengan kenaikan suhu yang kecil akan menimbulkan perubahan volum yang besar c Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah karena alkohol membeku pada suhu -112 C sehingga dapat digunakan untuk mengukur suhu didaerah kutub Kelemahan Alkohol a Alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi, karena alkohol mendidih pad suhu 78 C sehingga pemakaian terbatas. Alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu air mendidih b Alkohol membasahi dinding kaca c Alkohol tidak berwarna sehingga harus diberi warna agar mudah terlihat Air tidak digunakan untuk mengisi pipa termometer, karena 23 a Air membasahi dinding kaca sehingga meninggalkan titik air pada kaca. Hal ini menyulitkan pembacaan pada skala b Air tidak berwarna sehingga menyulitkan pembacaan pada skala c Jangkauan ukurannya sangat terbatas yaitu hanya 0 C - 100 C karena air membeku pada suhu 0 C dan mendidih pada suhu 100 C d Perubahan volume air sangat kecil saat suhunya dinaikkan e Air merupakan penghantar yang buruk, sehingga hasil bacaan kurang teliti. Untuk mencapai suhu yang sama dengan suhu benda yang diukur, air memerlukan waktu yang lama 2. Termometer Gas Termometer gas memiliki kelebihan dibandingkan termometer cairan, karena gas memuai lebih besar dari pada cairan sehingga jangkauan termometer gas lebih besar dari pada termometer cairan. Jangkauan termometer gas dari -250 C - 1500 C Prinsip kerja termometer gas adalah jika suhu naik, tekanan gas juga akan naik dan dihasilkan beda ketinggian yang lebih besar pada thermometer. 3. Termometer Platina 24 Prinsip kerja termometer platina adalah jika suhu naik hambatan listrik platina naik. Hambatan listrik ini akan diukur dengan teliti oleh sebuah rangkaian jembatan. Keuntungan termometer ini, selain teliti, juga sangat peka terhadap jangkauannya sangat besar, yaitu dari -250 C - 1500 C 4. Termometer Bimetal Termometer bimetal mengandung dua keping platina yang terbentuk spiral. Prinsip kerja termometer bimetal adalah semakin tinggi suhu, keping bimetal akan melengkung untuk menunjukkan suhu yang lebih besar. 3. Skala Termometer Cara pemberian skala pada termometer disebut kalibrasi. Pemberian skala dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut 1. Menentukan titik tetap bawah 2. Menentukan titik tetap atas 3. Membagi jarak antara titik tepap bawah dengan titik tetap atas membagi 100 bagian Skala termometer yang diperluas Membandingkan skala termometer Celcius dengan Saka termometer lain 1. Termometer Celcius memiliki - Tetap bawah 0 C, yaitu sama dengan suhu air dari es murni yang sedang melebur 25 - Titik tetap atas 100 C, yaitu sama dengan suhu air murni yang sedang mendidih 2. Termometer Kelvin Pada skala Kelvin, suhu terendah adalah 0K = - 273 C. Pada teori partikel dikatakan bahwa partikel suatu zat senantiasa bergerak. Pada suhu -273 C semua partikel suatu zat sudah tidak bergerak atau berhenti bergerak, sehingga suhu -273 C merupakan suhu terendah yang masih mungkin dimiliki oleh benda. Untuk memudahkan, es yang sedang melebur diberi angka 273 K dan air yang sedang mendidih diberi angka 373K C = 273 K 100 C = 373 K t C = t + 273K atau t K = t – 273 C 3. Termometer Fahrenheit a. Es yang mencair diberi angka 32 F sebagai titik tetap bawah 0 C = 32 F b. Suhu air yang sedang mendidih diberi angka 212 F sebagai titik tetap atas 100 C = 212 F Supaya dimulai dari 0, maka harus ditambah dengan -32 sehingga dalam rumus F –32. Dengan demikian 26 perbandingan antara skala Celcius dengan skala Fahrentheit adalah : F – 32 : C = 212 – 32 :100 F – 32 : C= 180 : 100 F – 32 : C = 9 : 5 27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen dan penelitian kualitatif – kuantitatif. Dikatakan eksperimen karena ada perlakuan khusus pada subjek penelitian. Penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk uraian dan angka. Kesimpulan mengenai peningkatan pemahaman konsep siswa disimpulkan kualitatif karena hasil analisis penelitian ini berupa kualitatif yaitu memberikan penjelasan dan mendeskripsikan pemahaman siswa tentang suhu berdasarkan kualitas jawaban subjek penelitian dan perubahan konsep yang terjadi. Penelitian kuantitatif karena data yang diperoleh menggunakan uji T.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Srumbung Magelang yang sedang menerima materi suhu. 27

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DAN SEGITIGA MELALUI METODE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Segiempat Dan Segitiga Melalui Metode Problem Based Learning (PTK pada Siswa Kelas VII Semester Ge

0 5 12

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DAN SEGITIGA MELALUI METODE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Pada Pokok Bahasan Segiempat Dan Segitiga Melalui Metode Problem Based Learning (PTK pada Siswa Kelas VII Semester G

0 4 17

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR (PTK SMP Negeri 1 PRAMBANAN Kelas VIICSemester II).

0 0 9

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN TEKNIK PROBING POKOK BAHASAN SEGI EMPAT PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN TEKNIK PROBING POKOK BAHASAN SEGI EMPAT (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Kedawung).

0 1 17

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK POKOK BAHASAN SEGIEMPAT (PTK Kelas VII SMP Negeri 2 Pacitan).

0 0 15

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA MELALUI METODE RESITASI PADA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Metode Resitasi Pada Pelajaran Matematika Pokok Bahasan PLSV (PTK di Kelas VII MTs Muhammadiyah 7 Sambirejo).

0 1 18

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII Smp Taman Dewasa Jetis Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode berbasis proyek.

0 0 117

Peningkatan pemahaman materi pengukuran dengan metode pembelajaran jigsaw II pada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 1 193

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Srumbung Magelang pada pokok bahasan suhu melalui pembahasan dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II

0 1 134

Peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II - USD Repository

0 0 287