Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak ( Survei pada KPP Pratama Sukabumi )
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN SANKSI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN PAJAK PENGARUH
(Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi) DEVY FITRIYANI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA ABSTRACT
The phenomenon that occurs is still low public knowledge about tax knowledge in society. Still too low sanction tax administration so that taxpayers often late in delivering SPT and still a lack of awareness in paying taxes.
The purpose of this study was to determine the effect of the tax knowledge of tax compliance and to determine sanctions againts to tax compliance administration taxation on KPP Pratama Sukabumi.
The method used in this research is descriptive and verification method. Descriptive method used to determine the variable picture of the influence of knowledge of tax, penalty tax administration and tax compliance. To determine the effect of tax knowledge and sanctio tax administration used statistical tests. The test statistic used is designing the measurement model and inner model. Suitability test structural models and hypotheses using sofware smartPLS V.2.0M3.
(2)
These results indicate that kwowledge of tax positive significant effect on tax compaliance and tax administration influetial significant sanctions against tax compalince in KPP Pratama Sukabumi.
Keywords : knowledge of tax, penalty tax administration and tax compliance.
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2009).Berdasarkan definisi tersebut bisa dikatakan bahwa pajak tidak hanya digunakan untuk membiaya tugas-tugas dan aktivitas kenegaraan pemerintah melainkan juga digunakan untuk membayar pengeluaran umum yang mempunyai kaitan langsung dengan masyarakat seperti penyediaan fasilitas umum (Mardiasmo, 2009).
Menurut (Siti Kurnia Rahayu,2010:213) menyebutkan bahwa sanksi administrasi perpajakan dapat berupa denda, bunga dan kenaikan. Akan tetapi dengan kenyataan dilihat dari Fenomena keterlambatan penyerahan SPT terjadi lantaran tidak terlampau besarnya sanksi administrasi berupa denda bagi WP (Darmin Nasution, 2009).
Pajak dianggap sebagai sumber dana yang paling potensial bagi pembiayaan Negara namun dalam realisasinya pemungutan pajak masih sulit dilakukan oleh Negara hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dan kepercayaan masyarakat kepada administrasi pengelolaan pajak(Banyu Ageng, 2011).Kesadaran wajib pajak atas fungsi perpajakan sebagai pembiayaan Negara sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak (Jatmiko, 2006).
(3)
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak
2. Seberapa besar pengaruh sanksi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan pajak. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menjelaskan Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak pada KPP Pratama Sukabumi..
2. Untuk mengetahui pengaruh sanksi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan pajak pada KPP Pratama Sukabumi.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan kajian penelitian yaitu mengenai pengetahuan pajak, sanksi administrasi perpajakan dan juga kepatuhan wajib pajak, sehingga masalah-masalah yang terjadi tersebut dapat dipecahkan dengan memperhatikan peningkatan pengetahuan pajak dan sanksi administrasi perpajakan yang lebih efektif.
(4)
1.4.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Perkembangan Ilmu
Dapat menjadi referensi ilmiah tentang Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak.
2. Bagi Penulis
Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah pengetahuan dan juga memperoleh gambaran langsung tentang Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak pada KPP Pratama Sukabumi..
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat menjadi bahan refrerensi untuk perbaikan atau pengembangan materi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji di bidang atau masalah yang sama.
II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRANDAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2010, Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.
2.1.1.1Pengertian Pajak
Menurut P.J.A. Adriani dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:22) pengertian pajak adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang
(5)
2.1.1.2 Sanksi Administrasi Perpajakan
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:213) bahwa sanksi administrasi perpajakan dapat berupa :
a. Denda adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan.
b. Bunga adalah sanksi administrasi yang dikenakan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran pajak.
c. Kenaikan adalah sanksi administrasi yang berupa kenaikan jumlah pajak yang harus dibayar, terhadap pelanggaran berkaitan dengan kewajiban yang diatur dalam ketentuan material.
2.1.1.3 Kepatuhan Pajak
Kepatuhan wajib pajak dikemukakan oleh Norman D. Nowak dalam Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan tercermin dalam situasi di mana :
a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-rundangan perpajakan.
b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas. c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar. d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. 2.2. Kerangka Pemikiran
Pentingnya pengetahuan pajak bagi wajib pajak ini sangat mempengaruhi sikap wajib pajak terhadap sistem perpajakan yang adil. Dengan kualitas pengetahuan yang semakin baik akan memberikan sikap memenuhi kewajiban dengan benar melalui adanya sistem perpajakan suatu negara yang dianggap adil. Kesadaran wajib pajak akan meningkat bilamana dalam masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak. Dengan meningkatnya pengetahuan perpajakan masyarakat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal akan
(6)
berdampak positif terhadap pemahaman dan kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak (Safri Nurmantu, 2010).
Sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan (Mardiasmo,2006:47)
Sesungguhnya tidak diperlukan suatu tindakan apabila dengan rasa takut dan ancaman hukuman (sanksi dan pidana) saja wajib pajak sudah akan mematuhi kewajiban perpajakannya perasaan takut tersebut merupakan alat pencegah ampuh untuk mengurangi peyelundupan pajak atau kelalaian pajak jika hal ini sudah berkembang dikalangan para wajib pajak maka akan berdampak pada kepatuhan dan kesadaran untuk memenuhi kewajiban perpajakannya (Mohammad Zain 2007:35).
Dengan mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi akan memberikan keikhlasan wajib pajak untuk patuh dalam kewajiban perpajakannya. Pentingnya aspek pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak ini sangat mempengaruhi sikap wajib pajak terhadap sistem perpajakan yang adil. Dengan kualitas pengetahuan yang semakin baik akan memberikan sikap memenuhi kewajiban dengan benar melalui sistem perpajakan suatu Negara yang dianggap adil (Siti Kurnia Rahayu,2010:29).
2.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dan dukungan teori yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
H1 : Pengaruh pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. H2 : Sanksi administrasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. III METODE PENELITIAN
3.1 METODE PENELITIAN
(7)
“Metode penelitiandidefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana,
terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis. Dikatakan sebagai kegiatan ilmiah karena penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori. Terencana karena penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan
waktu, dana, aksesibilitas terhadap tempat dan data”.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut (Husein Umar, 2002:233) definisi dari operasionalisasi variabel adalah :
“Penentuan suatu construct sehingga ia menjadi variabel atau variabel- variabel yang dapat diukur. Definisi oprasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoprasionalisasikan constructsehingga memungkinkan peneliti lain untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama atau mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”. Operasionalisasi variabel dapat dilihat pada gambar 3.1.(terlampir)
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian mengenai “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak” adalah data primer.
Menurut Istijanto (2009:44) definisi data primer adalah :
“Data asli yang yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Jadi periset perlu melakukan pengumpulan data sendiri karena tidak bisa mengandalkan data dari sumber lain”.
(8)
3.3.2Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mendapatakan dan mengumpulkan data adalah metode survei.
Menurut Sugiyono(2012:6), metode survei didefinisiskan sebagai berikut:
“Metode survei digunakan untuk mendapatakan data dari tempat tertentu yang ilmiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan pengumpulan data, misalnya dengan
mengedarkan kuesioner”.
3.3 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian 3.4.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak yang terdapat di KPP Pratama Sukabumi ini adalah 92595 wajib pajak.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81), sampel didefinisikan sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi yang beralamat Jl. RE.MARTADINATA No 1 Sukabumi Telepon : 2211541; Faksimile 0266-221540. Waktu pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 – Juli 2015. Waktu Penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2.(terlampir)
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Uji Validitas
Menurut Cooper yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:42) validitas didefinisikan sebagai berikut:
(9)
“Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43) ealibitas adalah sebagai berikut:
“Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy, precision, and concistency”.
3.6 Metode Pengujian Data
Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis adalah :
“Sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”.
Pengujian terhadap hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana variabel satu berpengaruh terhadap variabel lainnya dalam penelitian ini yaitu: Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak.
IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi, karena memiliki fenomena yang telah diungkap pada latar belakang, sebanyak 100 Wajib Pajak dari jumlah populasi 92595 WPOP. Dan berdasarkan sampel tersebut di sebarkan sebanyak 100 kuesioner.
4.1.1 Analisis Deskriptif
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan diuraikan gambaran tanggapan responden. Gambaran data tanggapan responden dapat digunakan untuk
(10)
memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden dapat diketahui bagaimana kondisi setiap indikator dan variabel yang sedang diteliti.
4.1.1.1. Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukabumi
Untuk mengetahui persepsi atau tanggapan responden terhadap setiap indikator mengenai pengetahuan pajak, penulis mengunakan nilai persentase skor. Pada variabel pengetahuan pajak terdiri dari 3 (tiga) item pernyataan. Dari tabel 4.1 (terlampir) yang dapat dilihat perolehan skor untuk variabel Pengetahuan Pajak berdasarkan tiap-tiap indikator, presentase tertinggi fungsi perpajakan sebesar 322, ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebesar 321 dan presentase terendah sistem perpajakan sebesar 316, maka dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukabumi adalah Cukup Baik
4.1.1.2. Tanggapan Responden Mengenai Sanksi Administrasi Perpajakan di Kantor Pelayanan
Untuk mengetahui persepsi atau tanggapan responden terhadap setiap indikator mengenai sanksi administrasi perpajakan, penulis mengunakan nilai persentase skor. Pada variabel pengetahuan pajak terdiri dari 3 (tiga) item pernyataan. . Dari tabel 4.2 (terlampir) yang dapat dilihat perolehan skor untuk variabel Sanksi Administrasi Perpajakan berdasarkan tiap-tiap indikator, presentase tertinggi Kenaikan sebesar 354, Denda sebesar 286 dan presetase terendah Bunga sebeasr 285 maka dapat disimpulkan bahwa Sanksi Adminitrasi Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukabumi adalah Cukup Baik.
(11)
4.1.1.2. Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan Pajak di Kantor Pelayanan
Untuk mengetahuipersepsi atau tanggapan responden terhadap setiap indikator mengenai kepatuhan pajak, penulis mengunakan nilai persentase skor. Pada variabel kepatuhan pajak terdiri dari 4 (empat) item pernyataan. Dari tabel 4.3 (terlampir) yang dapat dilihat perolehan skor untuk variabel Kepatuhan Pajak berdasarkan tiap-tiap indikator, presentase tertinggi Ketepatan perhitungan jumlah pajak terutang sebesar 398, Ketepatan waktu membayar pajak terutang sebesar 396, Kelengkapan pengisian formulir sebesar 392 dan presentae terendah Pemahaman perpajakan sebesar 315 maka dapat disimpulkan bahwa Kepatuhan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukabumi adalah Cukup Baik. 4.1.2 Analisis verifikatif
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak dan sanksi adminsitrasi perpajakan terhadap kepatuhan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi. Untum menjawab permasalan tersebut, penulis menggunakan alisis Struktural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan software SmartPLS V.2.0.M3.
4.1.2.1 Evaluasi Measurement Model (Model Pengukuran)
Evaluasi model pengukuran digunakan untuk melihat hubungan antara setiap blok indikator dengan variabel latennya. Untuk mengevaluasi outer model, digunakan pengujian validitas dan reliabilitas dari tabel 4.4, 4.5, 4.6 (terlampir).
4.1.4.2 Evaluasi Inner Model (Model Struktural)
Evaluasi inner model berfungsi untuk melihat hubungan strutural dan pengaruh antara variabel laten yang terbentuk. Evaluasi inner model dilakukan dengan melihat nilai R-square dan pengujian hipotesis. Berdasarkan tabel 4.7 diketahui pengaruh yang diberikan oleh pengetahuan
(12)
pajak (X1) terhadap kepatuhan pajak (Y) sebesar 3,1%, sedangkan sanksi administrasi pajak (X2)
memberikan kontribusi sebesar 4,6%, sehingga total kontribusi pengaruh yang diberikan pengetahuan pajak dan sanksi administrasi perpajakan sebesar 7,7%, sedangkan sisanya sebesar 92,3% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti.
4.1.5 Uji Hipotesis
4.1.5.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Pajak
Dapat dilihat nilai untuk variabel pengetahuan pajak sebesar 1,992. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dengan tingkat kesalahan α=0,1 sebesar 1,645. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai yang diperoleh 1,992 lebih besar dari nilai 1,645, sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 diterimadan Haditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan pengetahuan pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.
4.1.5.2 Sanksi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak
Dapat dilihat nilai untuk variabel pengetahuan pajak yang disajikan pada gambar 4.2 sebesar 2,664. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dengan tingkat kesalahan α=0,1 sebesar 1,645. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai
yang diperoleh 2,664 lebih besar dari nilai 1,645, sehingga sesuai dengan
kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Haditerima. Dengan demikian dapat
disimpulkan sanksi adminisitrasi perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.
(13)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Pajak
Penerapan Pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak pada KPP Pratama Sukabumi memberikan kontribusi sebesar 3,1%, nilai untuk variabel pengetahuan pajak sebesar 1,992. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dengan tingkat kesalahan
α=0,1 sebesar 1,645. Terlihat bahwa nilai yang diperoleh 1,992 lebih kecil dari nilai
1,645, sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 diterima dan Haditolak.
Dapat disimpulkan Pengetahuan Pajak cukup baik mempengaruhi Kepatuhan Pajak pada KPP Pratama Sukabumi.
Telah disampaikan Fuad Rahmany (2013), yang mengatakan masih banyak wajib pajak yang kurang paham mengenai pengetahuan pajak. Hal ini karena pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh masyarakat belum optimal. Akibatnya masih ada wajib pajak yang tidak tepat waktu dalam membayar kewajiban perpajakannya fenomena ini terjadi di KPP Pratama Sukabumi. Selain itu fenomena yang terjadi di KPP Pratama Sukabumi menurut (Wahyu,2015) masih banyak wajib pajak yang belum paham mengenai pengetahuan sistem perpajakan. 4.2.2 Pengaruh Sanksi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak
Penerapan Sanksi Administrasi Perpajakan terhadap kepatuhan pajak pada KPP Pratama Sukabumi memberikan kontribusi sebesar 4,6 %, yang diberikan oleh nilai untuk variabel sanksi administrasi perpajakan yang disajikan sebesar 2,664. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dengan tingkat kesalahan α=0,1 sebesar 1,645. Terlihat bahwa nilai yang diperoleh 2,664 lebih besar dari nilai 1,645, sehingga sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Haditerima. Dapat disimpulkan Sanksi
(14)
Administrasi Perpajakan cukup baik mempengaruhi Kepatuhan Pajak pada KPP Pratama Sukabumi.
Telah disampaikan (Darmin Nasution, 2009), yang mengatakan bahwa Sanksi Administrasi Perpajakan menunjukan masih banyak yang perlu di perbaiki akibatnya masyarakat lebih cenderung lalai dalam membayar pajak tepat waktu, dengan alasan karena tidak terlampau besarnya sanksi administrasi berupa denda dan dari pada mereka berdesak-desakan fenomena ini terjadi di KPP Pratama Sukabumi. Selain itu fenomena yang terjadi di KPP Pratama Sukabumi menurut (Wahyu,2015) masih banyak wajib pajak yang belum paham mengenai sanksi bunga. V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil fenomena, kerangka pemikiran, operasional variabel dan hasil analisis data dan membahasan mengenai pengaruh pengetahuan pajak dan sanksi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan pajak orang pribadi di KPP Pratama Sukabumi, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan Pengetahuan Pajak terbukti berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak pada KPP Pratama Sukabumi, artinya penerapan pengetahuan pajak yang baik akan meningkatkan kepatuhan pajak di KPP Pratama Sukabumi. Terkait masalah yang terjadi di dalam fenomena yang ada yaitu masyarakat banyak yang belum taat bayar pajak karena pengetahuan masyarakat soal pajak juga masih rendah.
2. Penerapan Sanksi Administrasi Perpajakan terbukti berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak pada KPP Pratama Sukabumi, artinya penerapan sanksi administrasi perpajakan yang baik akan meningkatkan kepatuhan pajak di KPP Pratama Sukabumi. Terkait masalah yang
(15)
terjadi di dalam fenomena yang ada yaitu dilihat masih kurang besarnya sanksi administrasi sehingga wajib pajak kurang jera.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Operasional
Setelah penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi, maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut : 1. Petugas pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi harus lebih meningkatkan lagi
sistem perpajakan. Lebih aktif dalam mensosialisakan dan membimbing wajib pajak mengenai pentingnya sistem perpajakan secara berkala agar wajib pajak yang kurang paham dapat mengerti apa sistem perpajakan dan mengerti pentingnya Kepatuhan Pajak. Agar tidak ada lagi wajib pajak yang lalai dalam melaksanakan perpajakannya.
2. Petugas pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi untuk lebih aktif dalam meningkatkan dan mensosialisakan mengenai pentingnya sanksi bunga agar wajib pajak dapat paham, mengerti dan memahami banyak informasi mengenai sanksi bunga dan memahami pentingnya Kepatuhan Pajak. Agar tidak ada lagi wajib pajak yang lalai dalam melaksanakan perpajakannya.
5.2.2 Saran Akademis
Disarankan untuk peneliti berikutnya agar melakukan penelitian yang sama, dengan menambahkan indikator metode yang sama tetapi unit analisis, populasi dan sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung dan memperkuat teori dan konsep yang akan dibanngun sebelumnya, baik oleh peneliti maupun peneliti-peneliti lainnya.
(16)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwanto. Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastu. Metode Penelitian Kuantitatif, untuk administrasi publik, dan masalah-masalah sosial. 2007.Gaya Media Jogyakarta. Asep Hermawan. (2005). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Gramedia
Media Sarana Indonesia.
Arikunto, Suharsimi.(2006). Produser Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis (Revisi VI). Jakarta:Rineka Cipta.
Burton.Richard (2002). Penerapan Sanksi Pidana dan Sanksi Administrasi Dalam Hukum Pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia Vol. 1. No. 6 Januari.
Chandra Budi (2013). Tingkat Kepatuhan Pajak Masih Rendah Diakses dari : http://www.pikiran–rakyat.com/node/242947.
Darmin Nasution (2009). Sanksi Murah, Dirjen Pajak Hawatir Diakses dari :www.ortax.org.
Fuad Rahmany (2013). Dirjen Pajak maklum masyarakat belum taat bayar pajak dari :www.merdeka.com.
Gardina dan Haryanto. 2006. Pengetahuan Pajak, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Ghozali Imam.2006.” Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Badan Penerbit Undip.
(17)
Ilyas Wirawan B dan Richard Burton,2008. Hukum Pajak,Jakarta: Salemba Empat. Istijanto.2009.Aplikasi Praktis RisetPemasaran, Jakarta; Gramedia Pustaka
Utama.
Jatmiko. A.N. 2006. “ Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelakasanaan Sanksi Denda,
Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Empiris terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang). Mardiasmo. 2003. Perpajakan edisi revisi tahun 2003. Andi. Muljono, Djoko :
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan edisi revisi tahun 2009. Andi. Muljono, Djoko : Yogyakarta.
Moh, Nazir.2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Mohamad, Rajif. (2012). Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan dan Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UKM di Cirebon.
Mohammad Zain.2007. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
Muliari, N.K., Setiawan P.E. (2011). Pengaruh Persepsi tentang Saksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
(18)
Palil, M.R. 2005. Taxpayers Knowledge:A Descriptive Evidence On Demographic Factors In Malaysia. Jurnal Akuntasi dan Keuangan, Vol.7 No.1:p11-21.
Raco, JR Metode Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan Keunggulan). PT.Gramedia Widiasaran Indonesia, 2010.
Rangkuti, Freddy.2006. Analisis SWOT:Jakarta:PT Gramedia Pustaka Umum. Resmi Siti.2008. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat. Riduwan.(2009). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Safri Nurmantu.2010. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor. Siti kurnia Rahayu.2010.Perpajakan Indonesia. Graha Ilmu; Yogyakarta.
Singarimbu, Masri, dan Sofian Effendi. 2006, Metode Penelitian Survei, Jakarta.
Sony Devano, dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan : Konsep, Teori, dan Isu, Satu, Jakarta. 2006.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet.
(19)
Umar, Husen.2008. Metode Riset Bisnis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Umi Narimawati. (2010) Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
(20)
LAMPIRAN
Gambar 2.1 Paradigma penelitian
Sanksi Administrasi Peprpajakan Pengetahuan Pajak
1. Safri Nurmantu, (2010)
2. Mohammad Zain (2007:35) 3. SitiKurnia
(21)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala No
kuesioner Pengaruh pengetahuan pajak ( ) Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan Veronica
1. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 2. Pengetahuan
mengenai Sistem Perpajakan di Indonesia 3. Pengetahuan
mengenai Fungsi Perpajakan (Siti Kurnia Rahayu, 2010)
(22)
Carolina (2009). Sanksi administrasi
perpajakan ( )
Sanksi administrasi perpajakan adalah pembayaran kepada Negara, khususnya yang berupa bunga dan kenaikan. Sanksi administrasi perpajakan di bedakan menjadi tiga, yaitu sanksi berupa bunga, sanksi berupa denda administrasi dan sanksi berupa kenaikan
1. Denda 2. Bunga 3. Kenaikan Siti Resmi (2003:62)
Ordinal 4-6
Kepatuhan pajak (Y) Kepatuhan pajak adalah sebagai suatu iklim kepatuhan
a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan
(23)
dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan Norman D. Nowak (moh. Zain : 2004) seperti yang dikutip Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138)
perundang-rundangan perpajakan b. Mengisi formulir
pajak dengan lengkap dan jelas c. Menghitung jumlah
pajak yang terutang dengan benar d. Membayar pajak
yang terutang tepat pada waktunya Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138) Tabel 4.13
Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan Perpajakan
No Indikator Skor
Aktual
Skor
Ideal Kategori 1 Ketentuan umum dan tata
cara perpajakan 321 500 Cukup Baik
2 Sistem perpajakan 316 500 Cukup Baik 3 Fungsi perpajakan 322 500 Cukup Baik
(24)
Jumlah 959 1500 Cukup Baik
Tabel 4.17
Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Sanksi Administrasi
No Indikator Skor
Aktual
Skor
Ideal Kategori
1 Denda 286 500 Kurang Baik
2 Bunga 285 500 Kurang Baik
3 Kenaikan 354 500 Cukup Baik
Jumlah 925 1500 Cukup Baik
Tabel 4.22
Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Kepatuhan Pajak
No Indikator Skor
Aktual
Skor
Ideal Kategori 1 Pemahaman Perpajakan 315 500 Cukup Baik
(25)
2 Kelengkapan pengisian
formulir 392 500 Cukup Baik
3 Ketepatan perhitungan jumlah
pajak terutang 398 500 Cukup Baik 4 Ketepatan waktu membayar
pajak terutang 396 500 Cukup Baik
Jumlah 1501 2000 Cukup Baik
Tabel 4.26
Evaluasi Inner Model (Model Struktural) Koefisien Jalur
Struktural
Korelasi dengan
Y Pengaruh (%)
X1 -> Y 0,160 0,195 3,1%
X2 -> Y 0,200 0,228 4,6%
(26)
(27)
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i SURAT PERNYATAAN ... ii MOTTO ... iii ABSTRAK ... iv ABSTRACT ... v KATA PENGANTAR ... vi DAFTAR ISI ... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR ... xvi DAFTAR LAMPIRAN ... xvii BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 7 1.3 Rumusan Masalah ... 8 1.4 Maksud Tujuan Penelitian ... 8 1.4.1 Maksud Penelitian ... 8 1.4.2 Tujuan Penelitian ... 8 1.5 Kegunaan Penelitian ... 8 1.5.1 Kegunaan Praktis ... 9 1.5.2 Kegunaan Akademis ... 9
(28)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10 2.1.1 Pengertian Pengaruh Pengetahuan Pajak ... 10 2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan ... 10 2.1.1.2 Pengertian Pajak ... 10 2.1.1.3Pengertian Pengaruh Pengetahuan Pajak ... 11 2.1.1.4Indikator Pengetahuan Pajak ... 12 2.1.2 Sanksi Administrasi Perpajakan ... 12 2.1.2.1 Indikator Sanksi Administrasi Perpajakan ... 13 2.1.2.2 Kelompok Sanksi Administrasi Perpajakan
Berupa Denda ... 13 2.1.2.3 Sanksi Administrasi Perpajakan Berupa Bunga ... 14 2.1.2.4 Kelompok Sanksi Administrasi Perpajakan
Berupa Kenaikan ... 16 2.1.3 Kepatuhan Pajak... 18 2.1.3.1 Pengertian Kepatuhan Pajak ... 18 2.1.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Pajak ... 20 2.1.3.3 Indikator Kepatuhan Pajak ... 22 2.1.3.4 Penelitian Sebelumnya ... 23 2.2 Kerangka Pemikiran ... 24
2.2.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan
(29)
2.2.2 Pengaruh Sanksi Administrasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Pajak ... 26 2.3 Hipotesis ... 27 BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ... 28 3.1.1 Metode Penelitian ... 28 3.2 Operasioanalisasi Variabel ... 30 3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 34 3.3.1 Sumber Data ... 34 3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 34 3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian ... 36 3.4.1 Populasi ... 36 3.4.2 Sampel ... 36 3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38 3.5 Metode Pengumpulan Data ... 39 3.5.1 Uji Validitas ... 39 3.5.2 Uji Reliabilitas ... 43 3.5.3 Metode Analisis dan Pengujian Hitotesis... 44 3.6 Metode Pengujian Data ... 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian... 60 4.1.1 Profil Responden ... 62 4.1.2 Pengujian Kualitas Alat Ukur Penelitian... 63
(30)
4.1.2.1Validitas... 63 4.1.2.2Reliabilitas... 65 4.1.3 Analisis Deskriptif... 67
4.1.3.1Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Sukabumi ………. 68
4.1.3.2Tanggapan Responden Mengenai Sanksi Administrasi Perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sukabumi ……….. 71 4.1.3.3Tanggapan Responden Mengenai Kepatuhan
Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Sukabumi ……….. ……… 73 4.1.4 Analisis verifikatif ... 77
4.1.4.1Evaluasi Measurement Model (Model Pengukuran) 78 4.1.4.2Evaluasi Inner Model (Model Struktural) ……….... 80 4.2Pembahasan ... 83
4.2.1 Pengaruh Pengetahuan Pajak terhadap Kepatuhan Pajak ... 83 4.2.2 Sanksi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Pajak ... 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 88 5.2 Saran ... 89
(31)
5.2.1 Saran Operasional ... 89 5.2.2 Saran Akademis ... 90 DAFTAR PUSTAKA ... . 91 LAMPIRAN ... 95
(32)
(33)
(34)
(35)
Fenomena yang terjadi yaitu masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pengetahuan pajak di masyarakat. Masih terlampau rendahnya sanksi administrasi perpajakan sehingga wajib pajak sering terlambat dalam menyampaikan SPT dan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan pajak dan untuk mengetahui sanksi adminitrasi perpajakan terhadap kepatuhan pajak pada KPP Pratama Sukabumi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini,metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran varibel pengaruh pengetahuan pajak, sanksi administrasi perpajakan dan kepatuhan pajak. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan pajak dan sanksi administrasi perpajakan digunakan pengujian statistik. Pengujian statistik yang digunakan adalah model pengukuran, model struktural, Ujikecocokan model structural dan hipotesis menggunakan software SmartPLS V.2.0.M3.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan pajak dan sanksi administrasi perpajakan berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan pajak di KPP Pratama Sukabumi. Kata Kunci : Pengetahuan pajak, sanksi administrasi perpajakan dan kepatuhan pajak.
(36)
The phenomenon that occurs is still low public knowledge about tax knowledge in society. Still too low sanction tax administration so that taxpayers often late in delivering SPT and still a lack of awareness in paying taxes.
The purpose of this study was to determine the effect of the tax knowledge of tax compliance and to determine sanctions againts to tax compliance administration taxation on KPP Pratama Sukabumi.
The method used in this research is descriptive and verification method. Descriptive method used to determine the variable picture of the influence of knowledge of tax, penalty tax administration and tax compliance. To determine the effect of tax knowledge and sanctio tax administration used statistical tests. The test statistic used is designing the measurement model and inner model. Suitability test structural models and hypotheses using sofware smartPLS V.2.0M3.
These results indicate that kwowledge of tax positive significant effect on tax compaliance and tax administration influetial significant sanctions against tax compalince in KPP Pratama Sukabumi.
(37)
28
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian
Menurut J. R Raco(2010:5) mendefinisikan metode penelitianadalah
“Metode penelitiandidefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis. Dikatakan sebagai kegiatan ilmiah karena penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori. Terencana karena penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana, aksesibilitas terhadap tempat dan data”.
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya.Berdasarkan variabel yang diteliti metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan verifikatif.
Menurut M. Natzir (2003) definisi dari metode deskriptif adalah :
“Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang terjadi”.
(38)
Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Widi Widodo (2010:249) adalah:
“Menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa metode penelitian deskriptif digunakan untuk mengambarkan hasil penelitian sedangkan metode penelitian verifikatif digunakan untuk menguji kebenaran teori dan hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai keterkaitan antara pengaruh pengetahuan pajak, sanksi administrasi perpajakan dan kepatuhan pajak.
Metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat uji statistik yaitu Model Persamaan Struktural ( Stuctural Equation Model/SEM) berbasis variance atau yang lebih dikenal dengan Partial Least Square (PLS). Pertimbangan menggunakan model ini, karena kemampuan untuk mengukur konstuk melalui indikator-indikator serta menganalisis variabel indikator, variabel laten, dan kekeliruan pengukurannya.
(39)
3.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut (Husein Umar, 2002:233) definisi dari operasionalisasi variabel adalah :
“Penentuan suatu construct sehingga ia menjadi variabel atau variabel- variabel yang dapat diukur. Definisi oprasional menjelaskan cara tertentu yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoprasionalisasikan constructsehingga memungkinkan peneliti lain untuk melakukan replikasi (pengulangan) pengukuran dengan cara yang sama atau mencoba untuk mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.
Sebelum mengadakan penelitian diperlukan operasional variabel untuk menentukan jenis indikator yang terkait dalam penelitian sehingga penelitian dapat dilakukan secara benar.
Maka terdapat variabel yang diteliti yaitu:
1. Variabel independent (X) atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependent (terikat). Data yang menjadi variabel bebas (variabel X) adalah pengaruh pengetahuan pajak dan sanksi administrasi perpajakan.
2. Variabel dependent atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Data yang menjadi variabel terikat (variabel Y) adalah kepatuhan pajak.
(40)
Operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator Skala No
kuesioner Pengaruh pengetahuan pajak ( ) Pengetahuan Pajak adalah informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya dibidang perpajakan Veronica Carolina (2009). 1. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 2. Pengetahuan mengenai Sistem Perpajakan di Indonesia 3. Pengetahuan mengenai Fungsi Perpajakan (Siti Kurnia Rahayu, 2010)
Ordinal 1-3
Sanksi administrasi perpajakan ( )
Sanksi administrasi perpajakan adalah pembayaran kepada Negara, khususnya 1. Denda 2. Bunga 3. Kenaikan Siti Resmi (2003:62)
(41)
yang berupa bunga dan kenaikan. Sanksi administrasi perpajakan di bedakan menjadi tiga, yaitu sanksi berupa bunga, sanksi berupa denda administrasi dan sanksi berupa kenaikan Kepatuhan pajak (Y) Kepatuhan pajak adalah sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan Norman D. Nowak (moh. Zain : 2004) seperti yang dikutip Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138)
a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-rundangan perpajakan b. Mengisi formulir
pajak dengan lengkap dan jelas c. Menghitung
jumlah pajak yang terutang dengan benar
d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya Siti Kurnia Rahayu (2010 : 138)
Ordinal 7-10
(42)
Dalam operasionalisasi variabel ini menggunakan skala ordinal.
Definisi skala ordinal menurut Freddy Rangkuti (2007:174) adalah :
“Skala ordinal adalah skala untuk membedakan kategori-kategori dalam satu variabel dengan asumsi ada urutan atau tingkatan. Angka-angka yang terdapat dalam skala ordinal lebih menunjukkan urutan peringkat”.
Jadi skala ordinal tidak menunjukkan kuantitas secara absolut dan tidak memberikan petunjuk bahwa interval-interval antara setiap dua angka tersebut sama.
Variabel–variabel tersebut diukur dengan instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan rating scale.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:158), rating scale didefinisikan sebagai berikut :
“Rating scale (skala bertingkat) yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh jawaban-jawaban menunjukan tingkatan-tingkatan”.
(43)
3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian mengenai “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Pajak” adalah data primer.
Menurut Istijanto (2009:44) definisi data primer adalah :
“Data asli yang yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Jadi periset perlu melakukan pengumpulan data sendiri karena tidak bisa mengandalkan data dari sumber lain”.
3.3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mendapatakan dan mengumpulkan data adalah metode survei.
Menurut Sugiyono(2012:6), metode survei didefinisiskan sebagai berikut:
“Metode survei digunakan untuk mendapatakan data dari tempat tertentu yang ilmiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner”.
Menurut Umi Narimawati (2010:40) kuisioner adalah sebagai berikut:
“Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung
(44)
secara statistic. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian”.
Hasil dari kuesioner yang disebarkan dilihat dari tingkat kuesioner yang kembali dan dapat dipakai. Persentase dan pengisian kuesioner yang diisi dibandingkan dengan yang disebarkan dikatakan sebagai reponse rate(tingkat tanggapan responden). Menurut Yang dan Miller (2008:231) menjelaskan responden ratesebagai berikut:
“Response rate is also known as completion rate or return rate. Response rate in survey research refers to the number of people who answered the survey divided the number of people in the sample. It usually expressed in the form of a percentage. So, response rate is particularly important for anyone doing research, because sometimes sample size normally is not the same as number of units actually studi”. Berdasarkan pengertian di atas, rumus dari response rate adalah :
Sumber: Yang dan Miller (2008:231)
Kriteria penilaian dari response rate adalah: Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Response Rate
Sumber: Yang dan Miller (2008:231)
No. Response Rate Kriteria
1. ≤ 50% Not Scientifically Acceptable
2. 51% - 59% Questionable
3. 60% - 69% Acceptable
4. 70% - 85% Very Good
(45)
3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta waktu penelitian 3.4.1 Populasi
Definisi populasi menurut Sugiyono (2011:80) yaitu sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan pengertian di ataspopulasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak yang terdapat di KPP Pratama Sukabumiini adalah 92595 wajib pajak.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81), sampel didefinisikan sebagai berikut:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan teknik Purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012:85), purpose sampling didefinisikan sebagai berikut:
“Sampling purposive adalah teknik penentuan data sampel dengan pertimbangan tertentu”.
(46)
Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dalam Husein Umar (2008:78) adalah sebagai berikut:
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi
E = batas kesalahan yang ditoleransi (1%, 5%, 10%)
Presisi yang digunakan dalam penelitian adalah 1%,5%,, dan 10%. Presisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10% dan jumlah populasi sararan yang di ambil adalah 92595, sehingga ukuran sampel dapat dihitung sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel diatas, maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah 100 Wajib Pajak Orang Pribadi.
n = 9 595
+ 9 595. , n= 99,99 100 n = �. � +
(47)
3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi yang beralamat Jl. RE.MARTADINATA No 1 Sukabumi Telepon : 0266-2211541; Faksimile 0266-221540.
Waktu pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 – Juli 2015. Berikut deskripsi mengenai jadwal pelaksanaannya:
Tabel 3.3 Waktu penelitian
Tahap Prosedur
Bulan Mrt 2015 Apl 2015 Mei 2015 Juni 2015 Juli 2015 Ags 2015 I Tahap Persiapan: 1.Bimbingan dengan dosen 2.Membuat outline dan proposal 3.Mengambil formulir penyusunan
skripsi
4.Menentukan tempat penelitian
II
Tahap Pelaksanan:
1.Mengajukan outline dan proposal usulan penelitian
2.Penyusunan usulan penelitian 3.Meminta surat pengantar ke
perusahaan
4.Penelitian di perusahaan
III
Tahap Pelaporan: 1.Menyiapkan draft skripsi 2.Sidang akhir skripsi
(48)
3.Penyempurnaan laporan skripsi 4.Penggandaan skripsi
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Uji Validitas
Menurut Cooper yang dikutip Umi Narimawati, dkk. (2010:42) validitas didefinisikan sebagai berikut:
“Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah dirancang dalam bentuk kuesioner itu benar-benar dapat menjalankan fungsinya. Semua item pertanyaan dalam kuesioner harus diuji keabsahannya untuk menentukan valid tidaknya suatu item. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson product moment. Adapun rumus dari korelasi pearson adalah sebagai berikut:
Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:42 )
� = − �
− �
�
(49)
Keterangan:
r = Koefisien korelasi pearson product moment X = Skor item pertanyaan
Y = Skor total item pertanyaan
n = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrumen
Pengujian validitas menggunakan korelasi product moment (indeks validitas) dinyatakan Barker et al. (2002:70) sebagai berikut:
“Butir pernyataan dinyatakan valid jika koefisien korelasi butir pernyataan ≥ 0,30. Kemudian pengujian reliabilitas menggunakan metode alpha-cronbach dan dinyatakan reliabel jika koefisien reliabilitas > 0,70”.
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji coba dengan t (taraf signifikasi) adalah 10%. Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara dua variabel. Dalam SPSS ada tiga metode korelasi sederhana (bivariate correlation) diantaranya Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio, sedangkan Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation lebih cocok untuk data berskala ordinal.
Analisis korelasi sederhana dengan metode Pearson atau sering disebut Product Moment Pearson. Nilai korelasi (r) berkisar mulai dari -1 sampai dengan 1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik maka Y turun)
(50)
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Nilai Koefisien Kolerasi
Interval Kolerasi Tingkat Keeratan Hubungan
0,00 – 0.199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Sangat Rendah
0,40 – 0,599 Rendah Kuat
0,60 – 0,799 Sedang atau Cukup Kuat
0,80 –1,000 Sangat Kuat
Sumber : sugiyono (2007)
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan korelasi Product Moment (indeks validitas) diperoleh hasil uji validitas sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan Pajak Variabel No
Item Koefisie n Validita s Titik Kritis Kesimp ulan Koefisie n Reliabili tas Titik Kritis Kesimpula n Pengetahuan Pajak
1 0,937 0,300 Valid 0,760 0,700 Reliabel
2 0,825 0,300 Valid 0,760 0,700 Reliabel
3 0,825 0,300 Valid 0,760 0,700 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam mengukur masing-masing variabel memiliki nilai koefisien validitas di atas titik kritis 0,3 yang menunjukan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan sudah melakukan fungsi ukurnya. Dan dari hasil pengujian reliabilitas instrumen diperoleh nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,7 yang menunjukan bahwa ketiga variabel yang diuji sudah menunjukan keandalannya sehingga sudah memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian.
(51)
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Kuesioner Sanksi Administrasi Perpajakan Variabel No
Item Koefisie n Validita s Titik Kritis Kesimp ulan Koefisie n Reliabili tas Titik Kritis Kesimpula n Sanksi Administrasi
4 0,936 0,300 Valid 0,835 0,700 Reliabel
5 0,890 0,300 Valid 0,835 0,700 Reliabel
6 0,706 0,300 Valid 0,835 0,700 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam mengukur masing-masing variabel memiliki nilai koefisien validitas di atas titik kritis 0,3 yang menunjukan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan sudah melakukan fungsi ukurnya. Dan dari hasil pengujian reliabilitas instrumen diperoleh nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,7 yang menunjukan bahwa ketiga variabel yang diuji sudah menunjukan keandalannya sehingga sudah memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Kuesioner Kepatuhan Pajak Variabel No
Item Koefisie n Validita s Titik Kritis Kesimp ulan Koefisie n Reliabili tas Titik Kritis Kesimpulan Kepatuhan Pajak
7 0,706 0,300 Valid 0,846 0,700 Reliabel
8 0,701 0,300 Valid 0,846 0,700 Reliabel
9 0,886 0,300 Valid 0,846 0,700 Reliabel
10 0,910 0,300 Valid 0,846 0,700 Reliabel
(52)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh pernyataan yang diajukan dalam mengukur masing-masing variabel memiliki nilai koefisien validitas di atas titik kritis 0,3 yang menunjukan bahwa seluruh pernyataan yang diajukan sudah melakukan fungsi ukurnya. Dan dari hasil pengujian reliabilitas instrumen diperoleh nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,7 yang menunjukan bahwa ketiga variabel yang diuji sudah menunjukan keandalannya sehingga sudah memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Cooper yang dikutip oleh Umi Narimawati, dkk. (2010:43) ealibitas adalah sebagai berikut:
“Reliability is a characteristic of measurement concerned with accuracy, precision, and concistency”.
Uji realibilitas dilakukan untuk menguji kehandalan dan kepercayaan alat pengungkapan dari data. Metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman-Brown Correlation) atau Teknik Belah Dua, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: R = Realibility
r1 = Reliabilitas internal seluruh item
rb = Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua R = �1
(53)
Tabel 3.8
Standar Penilaian Reliabilitas
Kategori Nilai
Good 0,80
Accepable 0,70
Margin 0,60
Poor 0,50
Sumber: Barker et al. (2002:70)
Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan teknik Split Half Method (Spearman-Brown Correlation) diperoleh hasil reabilitas sebagai berikut :
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian Variabel Koefisien
Realiabilitas
Titik Kritis Kesimpulan Pengaruh
Pengetahuan Pajak
0,760 0,700 Reliabel
Sanksi Administrasi Perpajakan
0,835 0,700 Reliabel
Kepatuhan Pajak 0,846 0,700 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Penelitian
3.5.3 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis
Dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.
1. Penelitian Deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan.
2. Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini
(54)
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
A.Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan jenis atau alat bentuk penelitian deskriptif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan.Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana masing masing variabel penelitian.Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:
a. Setelah semua kuesioner terkumpul data terpilih dan dikelompokkan menurut kelompok variable masing-masing diteruskan dengan memberi skor untuk jawaban dari setiap item pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
b. Menyusun data yang sudah diberi skor ke dalam tabel (tabulasi data).
c. Dihitung besarnya tingkat variable laten dengan melihat jumlah total skor jawaban variabel laten (skor aktual) yang dibandingkan dengan skor tertinggi yang dicapai dikalikan dengan jumlah responden (skor ideal)
Sumber: Umi Narimawati, dkk (2010:45)
(55)
d. Untuk mengetahui gambaran mengenai variabel laten, dilakukan melalui kategorisasi kualitas menjadi empat kategori dengan teknik kuartil sebagai berikut:
Tabel 3.10
Kriteria Kategori Kualitas Tanggapan Responden
No Kategori Kriteria
1 Kuartil III ≤ Skor Total ≤ Skor Maksimal Baik 2 Median ≤ Skor Total < Kuartil III Cukup Baik 3 Kuartil I ≤ Skor Total < Median Kurang Baik 4 Skor Minimal ≤ Skor Total < Kuartil I Tidak Baik
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Menurut Cooper et al(2006:476) untuk data primer yang memiliki distribusi asimetris, ukuran pemusatan dapat dilakukan melalui distribusi rentang kuartil. Skor maksimal, skor minimal, nilai median, nilai kuartil I, nilai kuartil III dapat ditentukan melalui perhitungan sebagai berikut:
Skor Maksimal = Skor Tertinggi x Jumlah Pernyataan x Jumlah Responden Skor Minimal = Skor Terendah x Jumlah Pernyataan x Jumlah Responden Median = (Skor Minimal + Skor Maksimal) : 2
Kuartil I = (Skor Minimal + Median) : 2 Kuartil III = (Skor Maksimal + Median) : 2
(56)
Tabel 3.11
Kriteria Persentase Tanggapan Responden
Sumber: Cooper et al. (2006:476)
Berdasarkan kriteria persentase kualitas tanggapan responden, masalah dari penelitian ini dapat diukur dari keseluruhan persentase (100%) dikurangi dengan persentase tanggapan responden. Hasil dari pengurangan tersebut adalah persentase kesenjangan (gap) yang menjadi masalah yang akan diteliti.
B.Analisis Verifikatif
Pengertian Analisis Data Verifikatif menurut Umi Narimawati (2010:46), yaitu:
“Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif”.
Analisis verifikatif dalam penelitian ini dengan menggunakan alat uji statistik yang dinamakan Structural Equation Modeling(SEM) dan pendekatan yaitu Partial Least Square (PLS) menggunakan alisis software SmartPLS V.2.0.M3SEM merupakan suatu teknik statistik yang menganalisis variabel indikator, variabel laten, dan kekeliruan pengukuran (Joreskog & Sorbom, 1996). Untuk menguji pengaruh variabel yang dihipotesiskan dalam penelitian ini, alat
No % Jumlah Skor Kriteria
1 81% - 100% Baik
2 61% - 80% Cukup Baik
3 40% - 60% Kurang Baik
(57)
uji yang digunakan adalah Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model – SEM). Pertimbangan menggunakan model ini karena kemampuannya untuk mengukur konstruk melalui indikator-indikatornya serta menganalisis variabel indikator, variabel laten, dan kekeliruan pengukurannya.
Menurut Imam Ghozali (2006:1) metode Partial Least Square (PLS) dijelaskan sebagai berikut:
“Model persamaan strukturan berbasis variance (PLS) mampu menggambarkan variabel laten (tak terukur langsung) dan diukur menggunakan indikator-indikator (variable manifest)”.
Penulis menggunakan Partial Least Square (PLS) dengan alasan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan variabel laten (tidak terukur langsung) yang dapat diukur berdasarkan pada indikator-indikatornya (variable manifest), serta secara bersama-sama melibatkan tingkat kekeliruan pengukuran (error). Sehingga penulis dapat menganalisis secara lebih terperinci indikator-indikator dari variabel laten yang merefleksikan paling kuat dan paling lemah variabel laten yang mengikutkan tingkat kekeliruannya.
Menurut Imam Ghozali (2006:18) Partial Least Square (PLS) didefinisikan sebagai berikut:
“Partial Least Square (PLS) merupakan metode analisis yang powerful oleh karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu jumlah sampel kecil. Tujuan Partial Least Square (PLS) adalah membantu peneliti untuk mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi”.
(58)
Model ini dikembangkan sebagai alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan modellemah atau indikator yang tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya untuk pengujian proposisi.
Menurut Imam Ghozali (2006:19) PLS dikemukakan sebagai berikut:
“PLS menggunakan literasi algoritma yang terdiri dari seri analisis ordinary least squares maka persoalan identifikasi model tidak menjadi masalah untuk model recursivejuga tidak mengasumsikan bentuk distribusi tertentu untuk skala ukuran variabel. Lebih jauh lagi jumlah sampel dapat kecil dengan perkiraan kasar”.
Menurut Fornell yang dikutip Imam Ghozali (2006:1) kelebihan lain yang didapat dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) adalah sebagai berikut:
“SEM berbasis variance atau PLS ini memberikan kemampuan untuk melakukan analisis jalur (path) dengan variabel laten”.
Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan di atas, maka diketahui bahwa model analisis PLS merupakan pengembangan dari model analisis jalur.
Beberapa istilah umum yang dipakai dalam penelitian ini menurut Hair et al. (2006) diuraikan sebagai berikut:
a) Konstruk Laten
Pengertian konstruk adalah konsep yang membuat peneliti mendefinisikan ketentuan konseptual namun tidak secara langsung (bersifat laten) tetapi diukur dengan perkiraan berdasarkan indikator. Konstruk merupakan suatu proses ataukejadian dari suatu amatan yang diformulasikan dalam bentuk konseptual dan memerlukan indikator untuk memperjelasnya.
(59)
b) Variabel Manifest
Pengertian variabel manifest adalah nilai observasi pada bagian spesifik yang dipertanyakan baik dari responden yang menjawab pertanyaan (misalnya kuesioner) maupun observasi yang dilakukan oleh peneliti. Sebagai tambahan konstruk laten tidak dapat diukur secara langsung (bersifat laten) dan membutuhkan indikator-indikator untuk mengukurnya. Indikator-indikator tersebut dinamakan variabel manifest. Dalam format kuesioner variabel manifest tersebut merupakan item-item pertanyaan dari setiap variabel yang dihipotesiskan.
c) Variabel Eksogen
Variabel Endogen, Variabel Error dan Variabel eksogen adalah variabel penyebab, variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel eksogen memberikan efek kepada variabel lainnya. Dalam diagram jalur variabel eksogen ini secara eksplisit ditandai sebagai variabel yang tidak ada panah tunggal yang menuju ke arahnya. Variabel endogen adalah variabel yang dijelaskan oleh variabel eksogen. Variabel endogen adalah efek dari variabel eksogen. Dalam diagram jalur variabel endogen ini secara eksplisit ditandai oleh kepala panah yang menuju ke arahnya.
d) Variabel Intervening
Variabel intervening adalah cariabel yang secara teoritis mempengaruhi (memperlemah dan memperkuat) hubungan antara variabel independen dengan dependentetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel intervening dalam penelitian ini yaitu efektivitase- filing.
Di dalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pencerminan indikatornya diistilahkan dengan indikator refleksif (reflectiveindicator). Di samping itu variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya diistilahkan dengan indikator formatif (formative indicator).
(60)
Adapun penjelasan dari jenis indikator tersebut menurut Imam Ghozali (2006:7) adalah sebagai berikut:
a) Model refleksif dipandang secara matematis indikator seolah-olah sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Hal ini mengakibatkan bila terjadi perubahan dari satu indikator akan berakibat pada perubahan pada indikator lainnya dengan arah yang sama. Ciri-ciri model indikator reflektif adalah:
1. Arah hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator.
2. Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki interval consistency reliability).
3. Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti variabel laten.
4. Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator.
b) Model formatif dipandang secara matematis, indikator seolah-olah sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, jika salah satu indikator meningkat, tidak harus diikuti oleh peningkatan indikator lainnya dalam satu konstruk, tapi jelas akan meningkatkan variabel latennya. Ciri-ciri model indikator formatif adalah:
1. Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari indikator ke variabel laten.
2. Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi.
3. Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna variabel. 4. Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat
variabel.
Menurut Imam Ghozali (2006:4)PLS adalah salah satu metode yang dapat menjawab masalah pengukuran indeks kepuasan karena PLS tidak memerlukan asumsi yang ketat baik mengenai sebaran dari perubahan pengamatan maupun dari ukuran contoh yang tidak besar. Keunggulan PLS antara lain:
1. PLS dapat menganalisis sekaligus konstruk yang dibentuk dengan indikator refleksif dan indikator formatif.
2. Fleksibilitas dari algoritma, dimensi ukuran bukan masalah, dapat menganalisis dengan indikator yang banyak.
(61)
Adapun cara kerja PLS menurut Imam Ghozali (2006:19) dapat dijelaskan sebagai berikut:
“Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variancedari variabel dependen (keduanya variabel laten dan indikator diminimumkan)”.
Semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan, yaitu: (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator atau variabel manifestnya (measurement model), dan (3) weight relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi. Tanpa kehilangan generalisasi dapat diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau manifest variabel diskala zero means dan unit variance sama dengan satu sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dalam model.
Adapun langkah-langkah metode Partial Least Square (PLS) yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Merancang Model Pengukuran
Model pengukuran (outer model) adalah model yang menghubungkan variabel laten dengan variabel manifest. Untuk variabel laten pengaruh pengetahuan pajakterdiri dari 3 variabel manifest. Kemudian untuk variabel laten sanksi administrasi perpajakan terdiri dari 3 variabel manifest dan untuk variabel laten kepatuhan pajak terdiri dari 4 variabel manifest.
(62)
2) Merancang Model Struktural
Model struktural (inner model) pada penelitian ini terdiri dari satu variabel laten eksogen (Pengaruh Pengetahuan Pajak ) dan dua variabel laten endogen (Sanksi Administrasi Perpajakan dan Kepatuhan Pajak). Inner model yang kadang disebut juga dengan inner relation structural model dan substantive theory, yaitu untuk menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada substantive theory, dengan model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini.
3) Membangun Diagram Jalur
Hubungan antar variabel pada sebuah diagram alur yang secara khusus dapat membantu dalam menggambarkan rangkaian hubungan sebab akibat antar konstruk dari model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama. Diagram alur menggambarkan hubungan antar konstruk dengan anak panah yang digambarkan lurus menunjukkan hubungan kausal langsung dari suatu konstruk ke konstruk lainnya. Konstruk eksogen dikenal dengan independent variable yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah.
4) Menjabarkan Diagram Alur ke dalam Persamaan Matematis
Berdasarkan konsep model penelitian pada tahap dua di atas dapat diformulasikan dalam bentuk matematis. Persamaan yang dibangun dari diagram alur yang konversi terdiri atas:
(63)
1. Persamaan inner modelmenyatakan hubungan kausalitas untuk menguji hipotesis.
2. Persamaan outer model (model pengukuran) menyatakan hubungan kausalitas antara indikator dengan variabel penelitian (latent).
Persamaan Model Pengukuran:
Sumber: Imam Ghozali (2006)
Persamaan Matematis dalam penelitian ini yang telah dijelaskan pada gambar diagram jalur adalah:
1. Persamaan model struktural (inner model) = ξ +
= +
2. Persamaan model pengukuran (outer model)
Pengukuran Variabel Eksogen
= ξ + = ξ + = ξ +
Pengukuran Variabel Endogen
= +
Exogenous Constructs X = ∆xέ +
Exogenous Constructs Y = ∆yn +
(64)
= + = + = + = + = + = + = +
Interpretasi model atau hasil pengujian pada tahap ini disesuaikan dengan data teori dan analar. Keterangan simbol disajikan pada tabel 3.5 sebagai berikut: Tabel 3.12 Keterangan Simbol Simbol Measurement Error Exogenous Indicator Delta Measurement Error Endogenous Indicator Epsilon
Ξ Exogenous Latent
Variable
Ksi
Η Endogenous Latent
Variable
Eta
Λ Bobot Faktor antara
Latent Variable dengan Indikatornya
Lamda
Γ Koefisien pengaruh
langsung antara Exogenous Latent
Variable dan Endogenous Latent
(65)
Β Koefisien pengaruh langsung antara Endogenous Latent
Variable dan Endogenous Latent
Variabl
Beta
1) Estimasi
Pada tahapan ini nilai , ,dan λ yang terdapat pada langkah keempat diestimasi menggunakan program SmartPLS. Dasar yang digunakan dalam estimasi adalah resampling dengan Bootestrapping yang dikembangkan oleh Geisser & Stone (Imam Ghozali, 2006). Tahap pertama dalam estimasi menghasilkan penduga bobot (weight estimate), tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahan ketiga menghasilkan estimasi means dan parameter lokasi (konstanta).
2) Uji Kecocokan Model (Goodness of Fit)
Uji kecocokan model pada Structural Equation Modelin melalui pendekatan Partial Least Square terdiri dari dua jenis yaitu uji kecocokan model pengukuran dan uji kecocokan model struktural. Model pengukuran/measurement model (outer model) dievaluasi dengan convergent alidity and discriminant validity. Convergent validity dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS.
Ukuran yang digunakan adalah jika korelasi antara item score/component score dengan construct score angkanya lebih dari 0,7
(66)
dikatakan tinggi dan jika angkanya anta 0,5 – 0,6 dikatakan cukup (Imam Ghozali, 2006).
Discriminant validity melihat bagaimana validitas dari konstruk yang terbentuk dibandingkan dengan konstruk yang lainnya. Discriminant validity dilihat berdasarkan nilai Average Variance Extracted (AVE) dimana direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0,5. Selanjutnya evaluasi model pengukuran/measurement model (outer model) juga dapat dilihat dari nilai composite reliability (CR) dimana nilai composite reliability diharapkan lebih besar dari 0,70. Selanjutnya pada uji kecocokan model struktural terdapat dua ukuran yang sering digunakan yaitu R-square dan nilai statistik t. R-square untuk konstruk dependen menunjukkan besarnya pengaruh/ketepatan konstruk independen dalam mempengaruhi konstruk dependen. Semakin besar nilai R-square berarti semakin baik model yang dihasilkan. Kemudian nilai statistik t yang besar (lebih besar dari 1,645) juga menunjukkan bahwa model yang dihasilkan semakin baik.
(67)
3.6 Metode Pengujian Data
Menurut Sugiyono (2011:159) mendefinisikan hipotesis adalah :
“Sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Pengujian terhadap hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana variabel satu berpengaruh terhadap variabel lainnya dalam penelitian ini yaitu: Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Administrasi perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak.
Untuk menguji hipotesis penelitian secara parsial dilakukan melalu uji hipotesis statistik sebagai berikut :
Ho : 1.1 = 0 : Pengaruh terhadap η tidak signifikan Ho : 1.1 ≠ 0 : Pengaruh terhadap η signifikan
Ho : 2.1 = 0 : Pengaruh terhadap η tidak signifikan Ho : 2.1 ≠ 0 : Pengaruh terhadap η signifikan Statistik uji yang digunakan adalah:
Tolak Ho jika thitung>ttabel pada taraf signifikan.Dimana t tabel untuk α = 0,1 sebesar 1,645.
= ý SE ý
(68)
Pengujian secara parsial Hipotesis
H01; 1.1=0, Pengaruh pengetahuan pajak tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak
H11; 1.1≠0, Pengaruh pengetahuan pajak berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak
H02; 2.1 = 0, Sanksi Administrasi Perpajakan tidak berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak
H12; 2.1 ≠ 0, Sanksi Administrasi Perpajakan berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak
Kriteria Pengujian
Jika t hitung ≥ t tabel (1,645) maka H0 ditolak, berarti Ha diterima. Jika t hitung ≤ t tabel (1,645) maka H0 diterima, berarti Ha ditolak.
(69)
89
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil fenomena, kerangka pemikiran, operasional variabel dan hasil analisis data dan membahasan mengenai pengaruh pengetahuan pajak dan sanksi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan pajak orang pribadi di KPP Pratama Sukabumi, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan Pengetahuan Pajak terbukti berpengaruh terhadap Kepatuhan Pajak pada KPP Pratama Sukabumi, artinya penerapan pengetahuan pajak yang baik akan meningkatkan kepatuhan pajak di KPP Pratama Sukabumi. Terkait masalah yang terjadi di dalam fenomena yang ada yaitu masyarakat banyak yang belum taat bayar pajak karena pengetahuan masyarakat soal pajak juga masih rendah. Oleh karenanya untuk meningkatnya pengetahuan pajak perlunya sosialisasi yang diberikan oleh petugas di KPP Pratama Sukabumi agar wajib pajak dalam membayar pajak tepat waktu dan patuh. 2. Penerapan Sanksi Administrasi Perpajakan terbukti berpengaruh terhadap
Kepatuhan Pajak pada KPP Pratama Sukabumi, artinya penerapan sanksi administrasi perpajakan yang baik akan meningkatkan kepatuhan pajak di KPP Pratama Sukabumi. Terkait masalah yang terjadi di dalam fenomena yang ada yaitu dilihat masih kurang besarnya sanksi administrasi sehingga wajib pajak kurang jera. Oleh karenanya untuk meningkatkan Kepatuhan Pajak perlunya ketegasan dan pengawasan dari sanksi administrasi yang
(1)
PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN SANKSI
ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN PAJAK
(Survei pada Wajib Pajak Orang Pribadi KPP PRATAMA SUKABUMI)
The Effect of Tax Knowledge and Sanctions tax administration
to Tax Compliance
(Survey on Individual Taxpayers in the KPP PRATAMA SUKABUMI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Program Strata 1 Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Akuntansi
Oleh:
Nama: Devy Fitriyani Nim: 21110053
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwanto. Erwan dan Dyah Ratih Sulistyastu. Metode Penelitian Kuantitatif, untuk administrasi publik, dan masalah-masalah sosial. 2007.Gaya Media Jogyakarta.
Asep Hermawan. (2005). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Gramedia Media Sarana Indonesia.
Anggraini. R 2012. Pengaruh Pengetahuan Pajak Persepsi Tentang Petugas Pajak dan Sistem Administrasi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Artikel Ilmiah. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
Arabella Oentari Fuadi dan Yenni Mangoting. (2013). Pengaruh Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Perpajakan dan Biaya Kepatuhan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada UMKM. Tax & Accounting review, Vol.1, no.1, 2013.
Arikunto, Suharsimi.(2006). Produser Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis (Revisi VI). Jakarta:Rineka Cipta.
Arum, Harjanti Puspa dan Zulaikha. 2012. Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas ( Studi di Semarang Jawa Tengah).
Banyu Ageng Wahyu Utomo. 2011. Pegaruh Sikap Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Pamulang Kota Tanggerang Selatan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Burton.Richard (2002). Penerapan Sanksi Pidana dan Sanksi Administrasi Dalam Hukum Pajak. Jurnal Perpajakan Indonesia Vol. 1. No. 6 Januari.
Chandra Budi (2013). Tingkat Kepatuhan Pajak Masih Rendah Diakses dari : http://www.pikiran–rakyat.com/node/242947.
Darmin Nasution (2009). Sanksi Murah, Dirjen Pajak Hawatir Diakses dari :www.ortax.org.
(3)
Donald R.Cooper & Pamela S.Schindler.2006.”Bussines Research Metods”.9th ediation. McGraw-Hill Internasional Ediation.
Eddy Soeryanto Soegoto. 2009, enterprenership, Edisi Pertama, Jakarta:PT. Elok Media Komputindo.
Fuad Rahmany (2013). Dirjen Pajak maklum masyarakat belum taat bayar pajakdari :www.merdeka.com.
Gardina, Trisia dan Haryanto Dedy 2006. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, Modus , vol. 18, no. 1.
Gardina dan Haryanto. 2006. Pengetahuan Pajak, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Ghozali Imam.2006.” Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Husein umar.2002.”Metode Penelitian”.Gramedia Pustaka Umum ,Jakarta. Ilyas Wirawan B dan Richard Burton,2008. Hukum Pajak,Jakarta:
Salemba Empat.
Istijanto.2009.Aplikasi Praktis RisetPemasaran, Jakarta; Gramedia Pustaka Utama.
Jatmiko. A.N. 2006. “ Pengaruh Sikap Wajib Pajak pada Pelakasanaan Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ( Studi Empiris terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kota Semarang).
Kamus Umum Bahasa Indonesia (1995:1013), Jakarta:Gramedia Pustaka. Kamus Umum Bahasa Indonesia (2010), Jakarta:Gramedia Pustaka.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan edisi revisi tahun 2003. Andi. Muljono, Djoko : Yogyakarta.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan edisi revisi tahun 2009. Andi. Muljono, Djoko : Yogyakarta.
Moh, Nazir.2003, Metode Penelitian, Cetakan Kelima, Jakarta, Ghalia Indonesia.
(4)
Mohamad, Rajif. (2012). Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan dan Ketegasan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak UKM di Cirebon.
Mohammad Zain.2007. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat. Muliari, N.K., Setiawan P.E. (2011). Pengaruh Persepsi tentang Saksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur.
Nazir. (2003), Metode Penelitian, Salemba Empat :Jakarta.
Palil, M.R. 2005. Taxpayers Knowledge:A Descriptive Evidence On Demographic Factors In Malaysia. Jurnal Akuntasi dan Keuangan, Vol.7 No.1:p11-21.
Raco, JR Metode Kualitatif (Jenis, Karakteristik, dan Keunggulan). PT.Gramedia Widiasaran Indonesia, 2010.
Rangkuti, Freddy.2006. Analisis SWOT:Jakarta:PT Gramedia Pustaka Umum.
Resmi Siti.2008. Perpajakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.
Riduwan.(2009). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Safri Nurmantu.2010. Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor.
Siti kurnia Rahayu.2010.Perpajakan Indonesia. Graha Ilmu; Yogyakarta. Singarimbu, Masri, dan Sofian Effendi. 2006, Metode Penelitian Survei,
Jakarta.
Sony Devano, dan Siti Kurnia Rahayu. 2006. Perpajakan : Konsep, Teori, dan Isu, Satu, Jakarta. 2006.
Suardika, I Made Sadha. 2007. Audi Jurnal Akuntansi dan Bisnis Volume 2. Denpasar : Fakultas Ekonomi Universitas Udaya.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet.
(5)
Tarjo dan Indra Kusumawati. 2006. Analisis Perilaku Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System : Suatu Studi di Bangkalan. Fakultas Ekonomi Universtas Trunojoyo.
Undang-undang No.28 tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang- undang nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sanksi administrasi perpajakan.
Umar, Husen.2008. Metode Riset Bisnis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Umi Narimawati. (2010) Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Veronica Caroline (2009). Pengetahuan Pajak. Jakarta :Salemba Empat. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Widi Widodo,2010. Moralitas, budaya dan kepatuhan pajak. Bandung :Alfabeta.
(6)