tersebut dicairkan telah dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak bank.
Kriteria untuk menilai sesuai atau tidaknya pengendalian intern BRI cabang Temanggung dengan pengendalian intern COSO ditetapkan dengan cara melihat
jawaban pada masing-masing kelompok pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Responden menjawab pertanyaan dengan jawaban yatidak. Apabila
jawaban “ya” maka dapat diartikan bahwa pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja di BRI cabang Temanggung sesuai dengan
pengendalian intern yang ditetapkan COSO, tetapi apabila jawaban “tidak”, berarti tidak sesuai dengan sistem pengendalian intern COSO dan perlu dianalisis
lebih lanjut dengan melihat keterangan yang ada.
2. Analisis Uji Keefektifan Sistem Pengendalian Intern Pada Proses
Pemberian Kredit Modal Kerja
Analisis keefektifan sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung dengan menggunakan alat
statistik berupa sampling atribut dengan model sampel tetap fixed sample size atribute sampling.
Peneliti menggunakan metode ini karena telah memperkirakan bahwa akan terdapat penyimpangan dalam uji kepatuhan pengendalian intern
Mulyadi, 1992. Data yang akan dianalisis merupakan hasil jawaban kuesioner yang telah disebar kepada 60 responden yang khusus menangani pemberian kredit
modal kerja, sehingga pendapat para responden mengenai sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja yang telah tertuang pada jawaban
kuesioner akan menjadi dasar analisis dari penelitian ini.
Peneliti tidak menggunakan data dokumen atau formulir, tetapi menggunakan hasil jawaban kuesioner dalam melakukan analisis dan dengan
jawaban dari kuesioner tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan dari penelitian ini. Hal ini disebabkan karena hasil jawaban kuesioner tersebut merupakan
pendapat dari 60 orang yang telah merasakan sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja dan telah melihat fakta-fakta yang terjadi
pada sistem pengendalian intern tersebut. Menurut Mulyadi 1992, cara yang dilakukan dengan metode fixed
sample size adalah:
a. Penentuan atribut yang diperiksa untuk pengendalian intern
Atribut merupakan karakteristik suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain Mulyadi, 1998. Atribut yang akan diperiksa
dalam penelitian ini adalah hasil jawaban responden pada kelima komponen pengendalian intern COSO yaitu:
1 Atribut I: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Lingkungan
pengendalian 2
Atribut II: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Penilaian risiko
3 Atribut III: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Aktivitas
pengendalian 4
Atribut IV: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Informasi dan Komunikasi
5 Atribut V: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Pemantauan
Kelima atribut ini merupakan karakteristik dari suatu sistem pengendalian intern yang terdapat pada entitas yang ada di hampir seluruh dunia. Auditor
internal yang melakukan audit pada perusahaan-perusahaan besar di dunia sudah menggunakan komponen pengendalian intern COSO sebagai salah satu dasar
untuk menilai keefektifan pengendalian intern dalam perusahaan tersebut COSO Framework, 2011.
b. Menentukan batas atas presisi yang diinginkan desired upper precision limit
dan tingkat keandalan Menentukan tingkat keandalan yang dipilih dan tingkat kesalahan yang
masih dapat diterima. Dalam penelitian ini menggunakan tingkat keandalan= 95 dengan tingkat kesalahan yang dapat diterima DUPL sebesar 5.
c. Menggunakan tabel besar sampel minimum untuk pengujian kepatuhan
supaya dapat ditentukan sampel pertama yang harus diambil. d.
Membuat tabel sampel tetap Pengambilan sampel dihentikan apabila AUPL=DUPL atau AUPLDUPL. Tingkat kesalahan terjadi Achieved
Upper Precison Limit AUPL dapat dihitung dengan rumus:
Dari perhitungan tersebut, suatu sistem pengendalian intern dapat dikatakan efektif apabila
AUPL = DUPL atau AUPL DUPL
Jika terdapat kesalahan dalam memeriksa atribut, dapat dilakukan penambahan jumlah sampel yaitu dengan menggunakan rumus:
Tetapi dalam penelitian ini apabila terdapat kesalahan, peneliti tidak akan menambah jumlah sampel, karena sampel yang digunakan adalah kuesioner yang
merupakan pendapat dari 60 orang yang pernah menangani proses pemberian kredit modal kerja, dimana 60 orang ini adalah orang-orang yang pernah
merasakan dan melihat langsung proses pemberian kredit modal kerja. Peneliti beranggapan bahwa hasil kuesioner dari 60 responden tersebut sudah dapat
mewakili hasil analisis dari penelitian ini karena hasil jawaban dari kuesioner tersebut merupakan fakta yang terjadi dalam sistem pengendalian intern pada
proses pemberian kredit modal kerja. Cara ini ditempuh karena peneliti tidak menggunakan dokumen sebagai
atribut. Hal ini disebabkan karena pihak bank tidak memperbolehkan peneliti untuk memiliki seluruh dokumen yang digunakan dalam proses pemberian kredit
modal kerja. Oleh karena itu, peneliti menggunakan jawaban responden sebagai atribut, karena jawaban responden telah mewakili atribut yang dimiliki dokumen.
Atribut ini diperiksa dengan cara melihat jawaban “ya” pada kuesioner, apabila sebagian besar responden menjawab “ya” maka pengendalian intern sudah
efektif, tetapi apabila sebagian besar responden menjawab “tidak”, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengendalian intern belum efektif Mulyadi, 1992.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN