Evaluasi sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja studi kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung

(1)

PROSES PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA

(Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Michael Doni Brianto NIM: 092114045

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013


(2)

i   

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA

PROSES PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA

(Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Michael Doni Brianto NIM: 092114045

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013


(3)

(4)

iii   


(5)

iv 

MOTTO

WE ARE NEVER KNOW IF WE

ARE NEVER TRY

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Papaku Bambang Widyanarto dan Mamaku Rufina

Pri Kartini serta

Adik-adikku Andre dan Kiki


(6)

v   


(7)

(8)

vii   

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PROSES PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA

(Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung) Michael Doni Brianto

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2013

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui apakah sistem pengendalian intern yang diterapkan pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung dalam proses pemberian kredit modal kerja telah sesuai dengan internal control system yang ditetapkan COSO dan (2) mengetahui apakah sistem pengendalian intern COSO dalam proses pemberian kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung sudah diterapkan secara efektif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan penyebaran kuesioner. Data dianalisis dengan cara (1) membandingkan sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja pada BRI Cabang Temanggung dengan sistem pengendalian intern yang telah ditetapkan COSO, (2) mengetahui keefektifan sistem pengendalian intern COSO di perusahaan dengan analisa deskriptif dan uji kepatuhan menggunakan fixed sample size attribute sampling.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1) sebagian besar komponen sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung sudah sesuai dengan pengendalian intern COSO kecuali pada komponen aktivitas pengendalian, (2) sistem pengendalian intern COSO dalam proses pemberian kredit modal kerja Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung belum diterapkan secara efektif, karena dengan hasil uji kepatuhan menunjukkan AUPL>DUPL.

Kata Kunci: sistem pengendalian intern, pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja, fixed sample-size attribute sampling.


(9)

viii  ABSTRACT

EVALUATION OF INTERNAL CONTROL SYSTEM IN THE PROCESS OF WORKING CAPITAL LOAN

(Case Study at Bank Rakyat Indonesia Temanggung Branch) Michael Doni Brianto

Sanata Dharma University Yogyakarta

2013

This study aims to (1) determine whether the internal control system applied to Bank Rakyat Indonesia Temanggung Branch, in the processing working capital loan was accordance to COSO internal control system (2) determine whether the COSO internal control system in the processing of working capital loan of Bank Rakyat Indonesia Temanggung Branch has been effectively implemented.

Data collection techniques used were interview, documentation, and questionnaire. Data were analyzed by (1) comparing the internal control system in processing working capital loan with COSO internal control system, (2) determining the effectiveness of the COSO internal control system applied at Bank Rakyat Indonesia Temanggung Branch using a compliance test fixed sample size attribute sampling.

The results showed that (1) most of the internal control system components in the processing of working capital loans were applied in accordance with COSO internal control system unless the control activities component, (2) COSO internal control systems in the processing of working capital loans has not been effectively implemented, due to the compliance test result demonstrate the value of AUPL>DUPL.

Keywords: internal control system, internal control system in processing working capital loans, fixed sample-size attribute sampling.


(10)

ix   

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Proses Pembelian Kredit Modal Kerja” Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi.

Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. YP. Supardiyono, Msi., Akt , selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc.,QIA sebagai dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing serta memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan yang membangun kepada peneliti.

5. Ibu Firma Sulistiyowati, S.E.,M.Si.,Akt.,QIA.selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan yang membangun kepada peneliti.

6. Bapak Dhanardono selaku pempinan cabang Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian di kantor Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung.

7. Bapak Bambang Widyanarto SH. MH selaku Koordinator ADK Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

8. Papa, Mama serta adik-adikku yang telah banyak memberikan dorongan dan doa dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(11)

(12)

xi 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA IMIAH ...

vi

ABSTRAK ...

vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

6

C.

Tujuan Penelitian ...

6

D.

Manfaat Penelitian ...

7

E.

Sistematika Penelitian ...

7

BAB II LANDASAN TEORI

A.

Kredit Modal Kerja ...

9


(13)

xii 

 

1.Pengertian Kredit Modal Kerja………. ...

9

2. Tujuan Kredit Modal Kerja……….

9

3. Unsur-Unsur Kredit………

10

4. Prinsip Kredit………. .

11

B.

Prosedur Pemberian Kredit ...

12

C.

Sistem Pengendalian Intern COSO ...

13

1.

Pengertian SPI COSO………

13

2.

Tujuan Pengendalian Intern COSO………...

15

3.

Komponen Pengendalian Intern COSO……….

16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ...

21

B.

Tempat dan Waktu Penelitian ...

21

C.

Subjek dan Objek Penelitian ...

21

D.

Data yang Digunakan ...

22

E.

Metode Pengumpulan Data ...

23

F.

Teknik Analisis Data ...

24

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.

Sejarah Berdirinya BRI Cabang Temanggung ...

33

B.

Struktur Organisasi BRI Cabang Temanggung ...

36

C.

Ruang Lingkup Usaha BRI Cabang Temanggung ...

39

D.

Bagan Struktur Organisasi BRI Cabang Temanggung ...

41

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN


(14)

xiii 

 

A.

Analisis Perbandingan Penerapan Sistem Pengendalian Intern COSO

pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja ...

42

B.

Analisis Uji Keefektifan Sistem Pengendalian Intern COSO

pada Proses Pemberian Modal Kerja ...

54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan………...

58

B.

Keterbatasan……….

59

C.

Saran……….

60

DAFTAR PUSTAKA ...

62

LAMPIRAN


(15)

xiv 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses

Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO

Pada Komponen Lingkungan Pengendalian ...

43

Tabel 5.2 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses

Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO

Pada Komponen Penilaian Resiko ...

45

Tabel 5.3 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses

Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO

Pada Komponen Aktivitas Pengendalian ...

48

Tabel 5.4 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses

Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO

Pada Komponen Informasi dan Komunikasi ...

51

Tabel 5.5 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses

Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO

Pada Komponen Pemantauan ...

52

Tabel 5.6 Hasil Analisis Uji Kepatuhan Pengendalian Intern Kredit ...

54


(16)

xv 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1……….

65

Lampiran 2 ... 65

Lampiran 3 ` ... 66

Lampiran 4 ... 68

Lampiran 5 ... 70

Lampiran 6 ... 73

Lampiran 7 ... 75

Lampiran 8 ... 77

Lampiran 9 ... 78

   


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bisnis saat ini sudah sangat melekat dalam kehidupan masyarakat. Saat ini banyak masyarakat yang ingin mencicipi dunia bisnis dengan berbagai macam cara. Tidak dipungkiri lagi bahwa aktivitas bisnis saat ini tidak dapat lepas dari peranan sebuah bank. Dalam Undang–Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dalam penjelasan di atas salah satu peranan bank adalah menghimpun dana masyarakat. Dalam menghimpun dana dari masyarakat, sebuah bank selalu memberikan kepercayaan terhadap para nasabahnya bahwa uang nasabah tersebut akan diperoleh kembali pada waktunya dan disertai imbalan berupa bunga. Sebuah bank yang baik akan selalu menjaga kepercayaan nasabahnya.

Bank dalam menghimpun dana dari masyarakat mengandalkan asas kepercayaan. Nasabah juga menyimpan uangnya di bank menggunakan asas kepercayaan bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank yang harapannya suatu saat nanti uang nasabah akan kembali. Bank membalas kepercayaan nasabah tersebut dengan melakukan penyaluran dana kembali ke nasabah, salah satunya dengan pinjaman kredit.


(18)

Pinjaman kredit merupakan salah satu cara penyaluran dana kembali ke masyarakat dengan memberikan sejumlah uang tertentu dan disertai perjanjian dimana uang tersebut nantinya akan dikembalikan beserta sejumlah bunga. Saat ini bank menawarkan berbagai macam pinjaman kredit. Salah satunya adalah Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung.

Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung merupakan salah satu bank pemerintah yang terdapat di kota Temanggung. Salah satu program pinjaman andalan yang dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung adalah kredit modal kerja. Dengan penyaluran kredit modal kerja, diharapkan dunia usaha dapat bergerak dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Dalam memberikan kredit, seharusnya sebuah bank melakukan prosedur yang telah ditentukan dan memperhatikan sistem pengendalian intern yang ada di bank tersebut. Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya, didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapian tujuan dalam efektivitas dan efsiensi operasi, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (COSO Framework, 2011). Sistem pengendalian intern di sebuah bank sangat penting karena dengan sistem pengendaian intern yang baik, maka kinerja dalam sebuah bank akan efektif, sehingga dalam pemberian kredit pun akan tepat guna dan tepat sasaran.

Banyak teori tentang sistem pengendalian intern, salah satu yang terkenal di Indonesia adalah teori sistem pengendalian intern yang dikenalkan oleh Mulyadi tahun 1992. Dalam penelitian ini, studi kasus dilakukan pada salah satu bank


(19)

terbesar yang ada di Indonesia yang telah go publik. Karena bank yang akan diteliti merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan sudah melakukan go publik maka standar pengendalian intern harus menggunakan standar yang sudah diakui dan disahkan secara internasional. Menurut COSO Whitepaper (2012), standar pengendalian intern yang sudah diakui dan disahkan secara internasional serta sudah diterapkan di hampir seluruh entitas di seluruh dunia adalah sistem pengendalian intern yang ditetapkan COSO.

COSO merupakan singkatan dari The Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission adalah sebuah organisasi sektor swasta sukarela, didirikan di Amerika Serikat, yang bertujuan untuk menyediakan panduan kepada manajemen eksekutif dan pengelola perusahaan tentang aspek-aspek kritis dalam pengelolaan organisasi, etika bisnis, pengendalian internal, manajemen risiko perusahaan, kecurangan, dan pelaporan keuangan. Pada bulan September 1992, laporan sebanyak empat volume yang berjudul Internal Control–Integrated Framework diterbitkan oleh COSO dan kemudian diterbitkan ulang dengan sedikit perubahan pada tahun 1994. Laporan ini menyajikan definisi umum dari pengendalian internal dan menyediakan kerangka kerja pengendalian internal yang dapat dinilai dan dikembangkan (COSO Framework, 2011).

Bank pemerintah ini mungkin saja memiliki masalah terhadap perkreditan karena sistem pengendalian intern dalam proses pemberian kredit modal kerja yang telah dilakukannya selama ini kurang baik, kurang baiknya sistem pengendalian intern dalam proses pemberian kredit modal kerja dapat menimbulkan masalah, salah satunya adalah masalah kredit macet di kemudian


(20)

hari. Dikatakan bahwa sistem pengendalian intern merupakan proses demi terwujudnya keefektifan dan efesiensi operasi, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, oleh karena itu penyebab terjadinya kredit macet tersebut karena adanya ketidaksesuaian proses dalam mencapai tujuan dari sistem pengendalian intern itu sendiri. Perlu diteliti lebih mendalam lagi ketidaksesuaian dalam proses tersebut menggunakan komponen sistem pengendalian intern yang ditetapkan COSO. Sistem pengendalian intern COSO layak dijadikan sebagai pembanding karena lingkup bank yang akan diteliti merupakan bank yang telah go publik dan seharusnya dilakukan pembandingan mengggunakan standar yang telah disahkan secara internasional.

Pada tahun 1992 COSO merilis Internal Control-Intergrated Framework

(Kerangka Terpadu Pengendalian Internal). Kerangka tersebut telah memperoleh akseptasi yang luas dan sekarang banyak digunakan oleh berbagai entitas di seluruh dunia. Hal ini diakui sebagai kerangka terkemuka untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi efektivitas pengendalian intern (COSO Framework, 2011).

Mendekati 20 tahun sejak awal lahirnya kerangka tersebut, lingkungan bisnis dan operasi telah berubah secara dramatis, menjadi semakin kompleks, didorong oleh teknologi dalam lingkup global. Pada saat yang sama, para pemegang kepentingan yang terlibat, mencari transparansi dan akuntabilitas untuk integritas sistem pengendalian internal yang mendukung keputusan bisnis dan tata kelola organisasi (COSO Framework, 2011).


(21)

COSO percaya kerangka kerja ini akan memungkinkan organisasi secara efektif dan efisien mengembangkan dan memelihara sistem pengendalian internal yang dapat meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan entitas dan beradaptasi dengan perubahan bisnis dan operasi ini lingkungan. COSO dengan bangga menyajikan kerangka pengendalian internal yang terintegrasi (COSO Framework, 2011)

Suatu pengendalian intern yang baik dapat menjaga kredit supaya terhindar dari risiko kredit. Dengan pengendalian intern yang baik kemungkinan terjadinya risiko kredit akan dapat dihindari (Mulyadi, 1998). Sistem pengendalian intern dalam proses pemberian kredit perlu dinilai supaya terjaga keefektifan dalam proses pemberian kredit, yang diharapkan tidak ada pelanggaran dalam proses pemberian kredit sehingga risiko kredit macet dapat dihindari.

Kredit macet memberikan dampak yang kurang baik bagi negara, masyarakat dan perbankan yang ada di Indonesia. Tidak sedikit bank-bank yang pailit dikarenakan terlalu banyak masalah kredit macet yang menimpanya. Oleh karena itu perlu diperhatikan prosedur-prosedur yang telah ditentukan dalam proses pemberian kredit, supaya risiko kredit macet dapat diminimalisir.

Berdasarkan fenomena tersebut, perlu dilakukan evaluasi tentang sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja yang telah diimplementasikan oleh Bank Rakyat Indonesia dengan mengangkat judul “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja” (Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung). Dalam penelitian ini, dipilih sistem pengendalian intern COSO karena merupakan standar


(22)

yang telah disahkan secara internasional dalam menilai sistem pengendalian intern pada sebuah entitas yang telah go publik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Apakah sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung sudah sesuai dengan prinsip pengendalian internal yang telah ditetapkan

Committe of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO)?

2. Apakah sistem pengendalian intern COSO pada proses pemberian kredit modal kerja telah diterapkan secara efektif pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern yang dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung dalam proses pemberian kredit modal kerja telah sesuai dengan pengendalian internal yang ditetapkan COSO.

2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern COSO dalam proses pemberian kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung sudah diterapkan secara efektif.


(23)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bank

Dapat membantu menganalisis sistem pengendalian intern dalam proses pemberian kredit modal kerja dengan melihat aspek-aspek yang telah ditentukan oleh Undang-Undang Perbankan serta COSO sehingga dapat meminimalisir terjadinya masalah kredit macet. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dapat menambah referensi tentang masalah perbankan dan perkreditan khususnya dalam mengevaluasi sistem pengendalian intern dalam proses pemberian kredit modal kerja.

3. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan tentang perbankan dan perkreditan serta sistem pengendalian intern dalam perbankan yang diharapkan dapat diterapkan dalam pekerjaan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan seluk beluk tentang kredit modal kerja, prinsip kredit, prosedur dalam memberikan kredit, seluk beluk sistem pengendalian intern COSO.


(24)

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang digunakan, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia secara umum dan Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung, struktur organisasi dan ruang lingkup Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai analisis perbandingan sistem pengendalian intern dalam proses pemberian kredit modal kerja dengan pengedalian intern COSO serta uji efektivitas sistem pengendalian intern COSO dalam proses pemberian kredit modal kerja.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan, dan saran-saran yang kiranya dapat membangun penelitian ini menjadi lebih baik.


(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KREDIT MODAL KERJA

1. Pengertian Kredit Modal Kerja

Secara etimologi, istilah kredit berasal dari bahasa latin “credere” yang berarti kepercayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kredit adalah pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.

Menurut Suyatno (2007) kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus, guna pembiayaan modal yang hanya dipergunakan secara terus menerus untuk kelancaran usaha.

2. Tujuan Kredit Modal Kerja

Tujuan kredit modal kerja menurut Praptowo (1980) adalah a. Dari segi pemerintah

Untuk membantu pengusaha kecil pribumi yang umumnya masih lemah supaya dapat menumbuhkan dan meningkatkan usahanya dalam rangka membantu pertumbuhan nasional.

b. Dari segi bank

Untuk memperbesar dan memperluas pemberian kredit kepada pengusaha-pengusaha kecil, guna menumbuhkan dan


(26)

meningkatkan usaha dan peranannya di dalam pertumbuhan nasional.

3. Unsur-unsur Kredit

Unsur-unsur Kredit menurut Suyatno (2003) adalah

a. Kepercayaan

Adannya keyakinan dari pihak bank terhadap prestasi yang diberikan kepada nasabah debitur yang akan dilunasinya sesuai dengan jangka waktu dijanjikan.

b. Jangka waktu

Adanya jangka waktu antar pemberian kredit dan pelunasannya, dimana jangka waktu tersebut sebelumnya telah ditentukan terlebih dahulu, berdasarkan kesepakatan bersama.

c. Prestasi

Adanya objek berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat tercapainya kesepakatan dalam perjanjian pemberian kredit antara bank dengan nasabah debitur, berupa bunga atau imbalan.

d. Risiko

Adanya jangka waktu antara pemberian kredit dan pelunasannya memungkinkan adanya risiko dalam perjanjian kredit tersebut. untuk mencegah risiko tersebut diadakan


(27)

peningkatan agunan/jaminan yang dibebankan kepada debitur.

4. Prinsip-Prinsip Kredit

Prinsip-prinsip pemberian kredit didasarkan pada Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan kredit adalah penyediaan uang atau taihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelang jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit yang diberikan oleh bank umum memiliki risiko, sehingga dalam memberikan kredit perlu memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat dengan memberikan jaminan kepada debitur. Sebelum kredit diberikan, bank harus melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap watak, modal, jaminan, dan prospek usaha dari debitur.

Menurut Peraturan BI (nomor 8/24/PBI/2006), secara umum bank wajib memberikan kredit dengan menggunakan prinsip pemberian kredit “The 5C Analisys of Credit”, yaitu :

a. Character

Merupakan data tentang calon debitur. Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon debitur jujur dan berusaha untuk memenuhi kewajibannya.


(28)

Merupakan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikan, pengalaman mengelola usahanya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola.

Capacity ini merupakan ukuran dari kemampuan untuk membayar.

c. Capital

Kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. Hal ini bisa dilihat dari neraca, laporan laba rugi, struktur permodalan dan ratio-ratio keuntungan. Dari data ini bisa dinilai apakah calon debitur memang layak untuk diberikan pinjaman atau tidak.

d. Collateral

Jaminan yang mungkin dapat disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya.

Collateral ini diperhitungkan di akhir jika ada kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan lain.

e. Condition

Merupakan kondisi ekonomi yang dimiliki oleh usaha calon debitur. Karena suatu usaha sangat tergantung pada kondisi perekonomian.

B. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Menurut Suyatno (2007), secara umum prosedur pemberian kredit terdapat beberapa langkah yaitu :


(29)

1. Permohonan kredit

Pengajuan permohonan kredit yang berisi antara lain :

a. Surat-surat kedit yang ditandatangani secara lengkap dan sah b. Daftar isian permohonan kredit yang disediakan oeh bank

c. Daftar lampiran lainnya yang diperlukan sesuai dengan permohonan jenis fasilitas kredit

2. Penyelidikan dan analisa kredit

Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tetang debitur serta kemampuan debitur untuk melunasi kreditnya.

3. Keputusan permohonan kredit

Keputusan yang diberikan dapat berupa: a. Keputusan penolakan permohonan kredit b. Keputusan persetujuan permohonan kredit 4. Pencairan fasilitas kredit

Meliputi transaksi untuk mencairkan kredit yang telah disetujui oleh bank 5. Pelunasan fasilitas kredit

Tahap ini merupakan dipenuhinya semua kewajiban utang nasabah terhadap bank yang berakibat hilangnya ikatan perjanjian kredit

C. SISTEM PENGENDALIAN INTERN COSO (Committe of Sponsoring Organization of The Treadway Commission)

1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut COSO

Menurut Steven (1998), dalam pengertian Pengendalian Intern-Kerangka Kerja terpadu menurut COSO dalam Beyond COSO “


(30)

Internal Control to Enhance Corporate Governance “adalah sebagai berikut :

“ Internal control is a process, affected by an entity’s board of directors, management and other personnel, design to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the folowing categories: effectiveness and efficiency of operations; reliability of financial reporting and compliance with laws and regulations“.

Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya, didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan (COSO Framework, 2011).

Menurut COSO Framework (2011), definisi tersebut menekankan pada beberapa hal, yaitu

a. Sebuah proses yang terdiri dari tugas yang sedang berlangsung dan kegiatan. Proses untuk mencapai sebuah tujuan.

b. Dipengaruhi oleh orang. Bukan hanya tentang pedoman kebijakan, sistem, dan bentuk, tapi setiap orang pada setiap jenjang organisasi yang berdampak pada pengendalian internal.

c. Mampu memberikan keyakinan yang memadai, bukan jaminan mutlak, kepada manajemen dan dewan senior.

d. Diarahkan untuk pencapaian tujuan dalam satu atau lebih kategori terpisah.


(31)

2. Menurut COSO Framework (2011), tujuan pengendalian intern adalah sebagai berikut.

Kerangka pengendalian intern yang dibuat oleh COSO memiliki tujuan antara lain:

a. Tujuan operasi

Tujuan operasi terkait dengan pencapaian misi dasar entitas. Tujuan-tujuan ini bervariasi berdasarkan pilihan manajemen yang berkaitan dengan struktur, pertimbangan industri, dan kinerja entitas, terkait untuk operasi dalam divisi, anak perusahaan, unit operasi, dan fungsi, diarahkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam menggerakkan entitas menuju tujuan utamanya.

b. Tujuan Pelaporan

Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyusunan laporan handal. Tujuan pelaporan mungkin berhubungan dengan pelaporan keuangan maupun non keuangan dan pelaporan internal atau eksternal. Tujuan pelaporan internal didorong oleh kebutuhan intern dalam menanggapi berbagai kebutuhan potensial. Tujuan pelaporan eksternal terutama didorong oleh peraturan dan/atau standar yang telah ditetapkan.

c. Tujuan kepatuhan

Dalam melakukan kegiatan sebuah entitas sering mengambil tindakan tertentu, tentunya harus sesuai dengan hukum dan peraturan


(32)

yang berlaku. Sebagai bagian dari menentukan tujuan kepatuhan, organisasi perlu memahami hukum dan peraturan yang berlaku di seluruh entitas.

3. Menurut COSO Framework (2011), komponen pengendalian intern menurut COSO adalah:

1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin yang meliputi: integritas, nilai etika, serta komitmen terhadap kompetensi. Cakupan setiap faktor, secara formal ditujukan oleh suatu entitas akan bervariasi berdasarkan pertimbangan seperti ukuran dan kematangan organisasi. Dalam menekankan pentingnya integritas dan nilai etika di antara semua personil, suatu entitas harus menerapkan:

a) Menetapkan lingkungan dengan mendemonstrasikan integritas dan mempraktikkan standar yang tinggi dan perilaku etis.

b) Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, baik secara verbal maupun melalui pernyataan kebijakan tertulis dan kode etik perilaku. Setiap karyawan harus memiliki tanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran yang diketahui.


(33)

c) Mengurangi atau menghilangkan insentif atau godaan yang dapat mengarahkan individu untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, melawan hukum atau tidak etis.

Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran dari intelegensi, pelatihan dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut.

2. Penilaian risiko

Penilaian risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prisip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penilaian risiko oleh manajemen serupa dengan perhatian auditor eksternal dengan risiko bawaan. Keduanya menekankan pada hubungan risiko dengan asersi laporan keuangan tertentu serta aktivitas pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan yang berhubungan. Akan tetapi ketika tujuan manajemen adalah untuk menentukan bagaimana mengelola risiko yang diidentifikasikan, tujuan auditor adalah untuk mengevaluasi


(34)

kemungkinan salah saji material yang terdapat dalam laporan keuangan.

3. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat dikategori dalam beberapa cara, antara lain dengan: a) Pemisahan tugas melibatkan pemastian bahwa individu

tidak melakukan tugas yang tidak seimbang. Tugas dianggap tidak seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika memungkinkan individu untuk melakukan suatu kekeliruan atau kecurangan dan kemudian berada pada posisi untuk menutupinya dalam pelaksanaan tugas normalnya.

b) Pengendalian pemrosesan informasi mengacu pada risiko yang berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, dan akurasi transaksi.


(35)

c) Pengendalian fisik menaruh perhatian pada pembatasan dua jenis akses ke aktiva dan catatan yang penting berikut: akses fisik langsung dan akses tidak langsung melalui persiapan atau pemrosesan dokumen. Pengendalian tersebut berkenaan dengan alat keamanan pada penyimpanan aktiva, dokumen, catatan. Alat keamanan juga termasuk penjagaan di lokasi seperti ruang penyimpanan yang aman dari bahaya api dan ruang penyimpanan yang terkunci, serta penjagaan di luar lokasi.

d) Evaluasi kerja meliputi evaluasi dan analisis manajemen terhadap:

1) Laporan yang mengikhtisarkan secara terinci saldo akun.

2) Kinerja aktual dibandingkan dengan anggaran, peramalan, atau jumlah periode sebelumnya.

3) Hubungan dari rangkaian data yang berbeda seperti data operasi nonkeuangan dan data keuangan. 4. Informasi dan komunikasi

Informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang memasukkan sistem akuntansi, yang terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mengklasifikasi, mencatat, dan melaporkan transaksi entitas dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva dan kewajiban yang berhubungan.


(36)

Komunikasi termasuk memastikan personil yang terlibat dalam sistem pelaporan keuangan memahami bagaimana aktivitas mereka berhubungan dengan pekerjaan orang lain di dalam maupun di luar organisasi. Hal ini termasuk peran sistem dalam pelaporan pengecualian untuk tindak lanjut dan juga melaporkan pengecualian yang tidak bisa untuk tingkat yang lebih tinggi dalam entitas.

5. Pengawasan

Merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Pemantauan dapat dilakukan melalui aktivitas yang berkelanjutan (going activities) dan melalui pengevaluasian periodik secara terpisah.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung. Kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ini hanya berlaku pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2013.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dalam proses pemberian kredit modal kerja, meliputi pimpinan cabang, kepala bagian kredit, dan pejabat pengelola kredit lainnya.

2. Objek Penelitian

a. Prosedur dalam pemberian kredit modal kerja

b. Sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja.


(38)

D. Data yang digunakan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari orang-orang yang berhubungan langsung dengan proses pemberian kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung melalui wawancara dan jawaban kuisioner tentang pengendalian intern pemberian kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung. Data yang didapat:

a. Sejarah dan gambaran umum perusahaan b. Bagan organisasi dan deskripsi jabatan c. Lingkungan pengendalian

d. Penilaian risiko

e. Aktivitas pengendalian f. Informasi dan komunikasi g. Pemantauan

2. Data Sekunder

Data sekunder berasal dari BRI Cabang Temanggung yang digunakan untuk penelitian ini:

a. Struktur organisasi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung

b. Deskripsi pekerjaan dari masing-masing bagian pada proses pemberian kredit modal kerja.


(39)

c. Formulir, bukti, dan catatan yang berhubungan dengan proses pemberian kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara merupakan pencarian data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan lisan kepada subjek penelitian (Indrianto dan Supomo, 2002 ). Wawancara dilakukan secara formal kepada pimpinan dan karyawan-karyawan yang menangani bagian pemberian kredit modal kerja serta kepada beberapa debitur-debitur yang telah mendapatkan kredit modal kerja supaya didapat data tentang jumlah kredit ataupun jaminan yang digunakan dalam perjanjian kredit 2. Kueisoner

Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan membuat pertanyaan khusus dengan berlandaskan teori pengendalian intern yang telah ditetapkan oleh COSO. Kuesioner ini diberikan kepada pimpinan bank, kepala bagian kredit, dan karyawan-karyawan bagian perkreditan khususnya bagian kredit modal kerja.

3. Dokumentasi

Dalam metode ini data diperoleh melalui dokumen, berkas, dan catatan yang berhubungan dengan obyek penelitian seperti surat


(40)

permohonan kredit, analisis kredit, surat keputusan kredit, bukti pencairan kredit dan bukti jaminan atas perjanjian kredit.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Perbandingan Penerapan Sistem Pengendalian Intern COSO Pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja.

Analisis penerapan sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung dilakukan dengan cara membandingkan sistem pengendalian intern pada praktik pemberian kredit modal kerja pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung dengan teori berdasarkan 5 komponen pengendalian intern yang telah ditetapkan COSO yaitu lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktifitas pengendalian dan pemantauan. Analisis ini dilakukan melalui pengisian kuesioner pengendalian intern. Kuesioner dijawab dengan alternatif jawaban “ya” atau “tidak”, jawaban “ya” berarti sistem pengendalian sudah sesuai sedangkan jawaban “tidak” berarti sistem pengendalian intern tidak sesuai (Arens dan Loebbecke, 2003). Kuesioner yang akan digunakan adalah sebagai berikut.


(41)

KUESIONER SISTEM PENGENDALIAN INTERN BERBASIS

COSO

No Teori COSO YA TIDAK Keterangan

1 Lingkungan Pengendalian

a. Kode etik karyawan

b. Pengkomunikasian terhadap pelanggaran

c. Bimbingan moral untuk karyawan

d. Hukuman untuk pelanggaran e. Pelatihan karyawan

2. Penilaian Risiko

a. Perekrutan Personel baru b. Penerapan Sistem informasi

yang baru

c. Pemakaian Teknologi baru d. Menghasilkan Produk dan

aktivitas baru 3. Aktivitas Pengendalian

a. Pelaksana kredit harus terpisah dari pembahas kredit

b. Pelaksana kredit harus terpisah dari penyidikan dan analisa kredit

c. Bagian administrasi dan pembukuan kredit terpisah dari kasir

d. Terdapat lebih dari 1 bagian yang bertanggungjawab atas seluruh tahap transaksi kredit e. Surat permohonan kredit

diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

f. Daftar isian dari bank diotorisasi oleh pejabat berwenang

g. Laporan penilaian kredit diotorisasi oleh pejabat berwenang


(42)

No Teori COSO YA TIDAK Keterangan

h. Bukti pencairan kredit diotorisasi oleh pejabat yang berwenang

i. Pencatatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang berwenang

j. Penjagaan terhadap Lemari besi k. Peralatan Keamanan: fire

extinguisher, alarm, kunci. l. Kunci penyimpanan

dokumen-dokumen penting perusahaan m. Sandi komputer perusahaan n. Firewall komputer perusahaan 4. Informasi dan Komunikasi

a. Terdapat surat permohonan kredit

b. Terdapat surat keputusan kredit c. Terdapat dokumen perjanjian

kredit

d. Terdapat bukti pencairan kredit e. Pencatatan terjadinya transaksi

didasarkan atas bukti pencairan kredit yang didukung dengan surat permohonan, surat keputusan, dan dokumen perjanjian kredit

5. Pemantauan

a. Prosedur pemberian kredit modal kerja yang

berkelanjutan/tidak berganti-ganti

b. Secara periodik dilakukan evaluasi kinerja bagian perkreditan

c. Adanya pemantuan langsung terhadap proses pemberian kredit modal kerja


(43)

Komponen sistem pengendalian intern COSO tersebut bertujuan untuk mengetahui:

a. Lingkungan Pengendalian: untuk menjaga proses dalam pemberian kredit modal kerja agar tetap sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan oleh pihak bank, sehingga dapat meminimalisir penyimpangan yang kemungkinan dapat dilakukan oleh karyawan maupun nasabah.

b. Penilaian Risiko: dilakukan supaya dapat menilai risiko apabila pihak internal bank menetapkan sesuatu yang baru seperti, perekrutan karyawan baru, penerapan sistem informasi yang baru, maupun apabila pihak bank menerbitkan produk baru. Penilaian risiko ini dilakukan supaya pihak bank dapat menganalisis risiko jangka panjang maupun jangka pendek apabila menetapkan sesuatu yang baru dalam bank tersebut.

c. Aktivitas Pengendalian: tindakan yang dilakukan untuk mencegah supaya proses pemberian kredit modal kerja tidak terdapat penyimpangan yang kemungkinan dapat dilakukan oleh karyawan maupun nasabah sehingga proses pemberian kredit modal kerja dapat berjalan dengan baik.

d. Informasi dan Komunikasi: hal ini dilakukan supaya komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan, karyawan dengan karyawan, maupun karyawan dengan nasabah bisa terjalin dengan baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahpahaman informasi (miss communication). e. Pemantauan: hal ini dilakukan supaya dapat mengetahui apakah proses


(44)

tersebut dicairkan telah dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak bank.

Kriteria untuk menilai sesuai atau tidaknya pengendalian intern BRI cabang Temanggung dengan pengendalian intern COSO ditetapkan dengan cara melihat jawaban pada masing-masing kelompok pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Responden menjawab pertanyaan dengan jawaban ya/tidak. Apabila jawaban “ya” maka dapat diartikan bahwa pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja di BRI cabang Temanggung sesuai dengan pengendalian intern yang ditetapkan COSO, tetapi apabila jawaban “tidak”, berarti tidak sesuai dengan sistem pengendalian intern COSO dan perlu dianalisis lebih lanjut dengan melihat keterangan yang ada.

2. Analisis Uji Keefektifan Sistem Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja

Analisis keefektifan sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung dengan menggunakan alat statistik berupa sampling atribut dengan model sampel tetap (fixed sample size atribute sampling). Peneliti menggunakan metode ini karena telah memperkirakan bahwa akan terdapat penyimpangan dalam uji kepatuhan pengendalian intern (Mulyadi, 1992). Data yang akan dianalisis merupakan hasil jawaban kuesioner yang telah disebar kepada 60 responden yang khusus menangani pemberian kredit modal kerja, sehingga pendapat para responden mengenai sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja yang telah tertuang pada jawaban kuesioner akan menjadi dasar analisis dari penelitian ini.


(45)

Peneliti tidak menggunakan data dokumen atau formulir, tetapi menggunakan hasil jawaban kuesioner dalam melakukan analisis dan dengan jawaban dari kuesioner tersebut peneliti dapat menarik kesimpulan dari penelitian ini. Hal ini disebabkan karena hasil jawaban kuesioner tersebut merupakan pendapat dari 60 orang yang telah merasakan sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja dan telah melihat fakta-fakta yang terjadi pada sistem pengendalian intern tersebut.

Menurut Mulyadi (1992), cara yang dilakukan dengan metode fixed sample size adalah:

a. Penentuan atribut yang diperiksa untuk pengendalian intern

Atribut merupakan karakteristik suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain (Mulyadi, 1998). Atributyang akan diperiksa dalam penelitian ini adalah hasil jawaban responden pada kelima komponen pengendalian intern COSO yaitu:

1) Atribut I: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Lingkungan pengendalian

2) Atribut II: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Penilaian risiko

3) Atribut III: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Aktivitas pengendalian

4) Atribut IV: Hasil jawaban responden dari komponen COSO Informasi dan Komunikasi


(46)

Kelima atribut ini merupakan karakteristik dari suatu sistem pengendalian intern yang terdapat pada entitas yang ada di hampir seluruh dunia. Auditor internal yang melakukan audit pada perusahaan-perusahaan besar di dunia sudah menggunakan komponen pengendalian intern COSO sebagai salah satu dasar untuk menilai keefektifan pengendalian intern dalam perusahaan tersebut (COSO Framework, 2011).

b. Menentukan batas atas presisi yang diinginkan (desired upper precision limit)

dan tingkat keandalan

Menentukan tingkat keandalan yang dipilih dan tingkat kesalahan yang masih dapat diterima. Dalam penelitian ini menggunakan tingkat keandalan= 95% dengan tingkat kesalahan yang dapat diterima / DUPL sebesar 5%.

c. Menggunakan tabel besar sampel minimum untuk pengujian kepatuhan supaya dapat ditentukan sampel pertama yang harus diambil.

d. Membuat tabel sampel tetap Pengambilan sampel dihentikan apabila AUPL=DUPL atau AUPL<DUPL. Tingkat kesalahan terjadi (Achieved Upper Precison Limit/AUPL) dapat dihitung dengan rumus:

Dari perhitungan tersebut, suatu sistem pengendalian intern dapat dikatakan efektif apabila


(47)

Jika terdapat kesalahan dalam memeriksa atribut, dapat dilakukan penambahan jumlah sampel yaitu dengan menggunakan rumus:

Tetapi dalam penelitian ini apabila terdapat kesalahan, peneliti tidak akan menambah jumlah sampel, karena sampel yang digunakan adalah kuesioner yang merupakan pendapat dari 60 orang yang pernah menangani proses pemberian kredit modal kerja, dimana 60 orang ini adalah orang-orang yang pernah merasakan dan melihat langsung proses pemberian kredit modal kerja. Peneliti beranggapan bahwa hasil kuesioner dari 60 responden tersebut sudah dapat mewakili hasil analisis dari penelitian ini karena hasil jawaban dari kuesioner tersebut merupakan fakta yang terjadi dalam sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja.

Cara ini ditempuh karena peneliti tidak menggunakan dokumen sebagai atribut. Hal ini disebabkan karena pihak bank tidak memperbolehkan peneliti untuk memiliki seluruh dokumen yang digunakan dalam proses pemberian kredit modal kerja. Oleh karena itu, peneliti menggunakan jawaban responden sebagai atribut, karena jawaban responden telah mewakili atribut yang dimiliki dokumen.


(48)

Atribut ini diperiksa dengan cara melihat jawaban “ya” pada kuesioner, apabila sebagian besar responden menjawab “ya” maka pengendalian intern sudah efektif, tetapi apabila sebagian besar responden menjawab “tidak”, maka peneliti menyimpulkan bahwa pengendalian intern belum efektif (Mulyadi, 1992).


(49)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya BRI Cabang Temanggung

Berdirinya BRI Cabang Temanggung tidak terlepas dari sejarah berdirinya BRI pertama kali. BRI pertama kali didirikan oleh Raden Wiryaatmaja di Purwokerto pada tanggal 16 Desember 1895 yang saat itu menjabat sebagai Patih Purwokerto. Raden Wiryaatmaja mendirikan bank ini pertama kali dengan mengunakan modal utama yang berasal dari kas masjid yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah bank kecil di jaman pemerintahan Belanda. Setelah berkembang, bank yang dikelola oleh Raden Wiryaatmaja ini mendapatkan ijin operasional dari pemerintahan belanda dan mendapatkan nama “ Volk Credere Bank”, yang berarti bank rakyat.

Dalam masa operasionalnya, Volk Credere Bank mengalami kesulitan sehingga pemerintah Belanda harus ikut campur tangan. Oleh karena itu pada tahun 1904 pemerintah Belanda mendirikan Dinas Pekreditan Rakyat yang bertujuan untuk membantu Volk Credere Bank. Pada tahun 1912 pemerintah Belanda mendirikan Centrale Kas yang bertugas untuk memberikan bantuan pengawasan dan bimbingan keuangan terhadap badan-badan perkreditan seperti Volk Credere Bank. Akibat resesi dunia pada tahun 1929-1932 banyak

Volk Credere Bank yang tidak berjalan dengan lancar, sehingga pemerintah Belanda pada tahun 1934 mendirikan Algemeene Volkscrediet Bank (AVB) dan Centrale Kas dibubarkan. Tugas Centrale Kas diambil oleh AVB dan


(50)

badan-badan perkreditan dijadikan cabang-cabang AVB yang berkantor pusat di Jakarta.

Pada jaman pendudukan Jepang AVB diubah namanaya menjadi Syomin Ginko berdasarkan Osamu Seirei No. 8 Tahun 1942 sampai pada saat proklamasi tanggal 17 Agustus 1945. Setelah Indonesia merdeka dan dibentuk Undang 1945, pada tahun 1951 dikeluarkan Undang-Undang No. 12 tentang penghapusan Algemeene Volkscrediet Bank (AVB) dan diganti dengan nama Bank Rakyat Indonesia, sehingga tercapailah kesatuan BRI yang mencakup seluruh wilayah tanah air. Tugas BRI pertama kali diatur oleh peraturan pemerintah No. 25 Tahun 1951 yaitu memberikan kredit kepada kelas menengah yaitu para pedagang kecil dan pengusaha serta memberikan pinjaman kepada mereka yang tidak memperoleh kredit dari sumber-sumber lain.

Pada tahun 1960 dikeluarkan Undang-Undang pengganti No. 41 Tahun 1960 yang mengatur pembentukan bank baru yang bernam Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). Pada bulan Agustus 1965 bank pemerintah digabung menjadi satu kecuali Bank Indonesia. Agar tercipta manajemen dan koordinasi yang baik, maka antara Bank Indonesia dengan bank milik pemerintah terdapat beberapa pembagian, yaitu:

1. Bank Indonesia menjadi BNI Unit I

2. Bank Indonesia Koperasi Tani dan Nelayan menjadi BNI Unit II 3. Bank Negara Indonesia menjadi BNI Unit III


(51)

5. Bank Tabungan Negara menjadi BNI Unit V

Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 BRI menjadi BNI Unit II di bidang rural yang diarahkan pada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan jalan melakukan usaha bank umum yaitu dalam hal pengumpulan dana dengan menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito serta mendirikan kredit jangka pendek, menengah dan panjang, jasa pengiriman uang, pelaksanaan kliring, dan lain lain.

BRI Cabang Temanggung merupakan satu satunya BRI pusat yang terdapat di kota Temanggung yang berdiri sejak tahun 1946. Pada tahun 1949 gedung BRI ini sempat akan dibakar oleh pasukan Belanda, sehingga kegiatan operasional sementara dipindah ke Kecamatan Selopamapang. Sejak pertama kali berdiri pada tahun 1946 hingga sekarang BRI Cabang Temanggung telah dipimpin oleh 22 orang pimpinan cabang. BRI Cabang Temanggung ini berlokasi di Jalan Jendral Sudirman No. 17 Temanggung, lokasinya sangat strategis karena berletak di jalan utama Kota Temanggung sehingga transportasi mudah didapat dan memudahkan masyarakat dan nasabah untuk mendapatkan pelayanan dari BRI Cabang Temanggung. Tujuan didirikannya BRI Cabang Temanggung adalah untuk menyediakan jasa perbankan yang cukup luas dan sangat penting peranannnya dalam peningkatan pembangunan ekonomi yaitu sebagai perantara di bidang keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan pengusaha.


(52)

B. Struktur Organisasi BRI Cabang Temanggung

Dalam membentuk organisasi yang baik diperlukan perumusan organisasi dan pembagian tugas dan wewenang yang dapat dipertanggungjawabkan. Struktur organisasi merupakan sebuah deskripsi yang menunjukkan seluruh kegiatan untuk pencapaian suatu tujuan melalui pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Dalam pelaksanaan kegiatannya BRI Cabang Temanggung dipimpin oleh seorang Pimpinan Cabang (PINCA). Dalam pelaksanannya kebanyakan Kantor Cabang BRI memiliki Wakil Pimpinan Cabang (WAPINCA) yang bertugas mewakili tugas Pimpinan Cabang, tetapi BRI Cabang Temanggung tidak memiliki WAPINCA, karena BRI Cabang Temanggung termasuk dalam kantor cabang kelas 4 (terendah) yang tidak perlu adanya WAPINCA, sehingga cukup ditangani oleh PINCA. Berikut akan dijelaskan tugas PINCA dan bagian-bagian lainnya yang berhubungan dengan perkreditan.

1. Pimpinan Cabang (PINCA)

Tugas dan tanggung jawabnya adalah:

a. Bertanggung jawab atas pengembangan dan pengelolaan bisnis di Kantor Cabang.

b. Memutuskan kredit sesuai dengan kewenangannya.

c. Memberikan keputusan (judgement) sesuai dengan wewenangnya dalam menganalisa, mengevaluasi, merekomendasi dan memutuskan kredit.


(53)

d. Aktif dalam pengembangan dan pelaksanaan strategi khusus CRB dan menetapkan strategi Kantor Cabang.

e. Mengamankan dan melaksanakan putusan kebijaksanaan yang dibuat oleh atasannya untuk wilayah kinerjanya.

f. Melakukan pembinaan dan pembahasan kredit yang menjadi tanggung jawab mulai dari kredit dicairkan hingga kredit dilunasi.

g. Meningkatkan kemampuan bawahan. 2. Koordinator Administrasi Kredit (Koord. ADK)

Tugas dan tanggung jawab Koord. ADK adalah:

a. Menjamin terlaksananya kebijakan dan prosedur kredit.

b. Menjamin hasil analisis keuangan (financial analyst) atas permohonan kredit nasabah telah lengkap.

c. Melakukan analisa kredit nasabah. 3. Account Officer (AO) Umum

Tugas dan tanggung jawab AO Umum adalah:

a. Melaksanakan pembinaan dalam pengajuan kredit terhadap nasabah.

b. Melakukan analisa kredit terhadap permohonan kredit yang diajukan nasabah.

c. Melakukan pemeriksaaan lapangan terhadap usaha nasabah yang mengajukan permohonan kredit.


(54)

e. Merekomendasikan putusan kredit terhadap pimpinan cabang. 4. AO Program

Tugas dan tanggung jawab AO program hampir sama dengan AO Umum AO Program hanya menangani untuk pelayanan kredit program, kredit yang berasal dari pemerintah, Bank Indonesia dan luar negeri.

5. AO Tapsun

Tugas dan tanggung jawab AO Tapsun hampir sama dengan AO Umum, tetapi AO Tapsun khusus menangani nasabah kredit yang berpenghasilan tetap dan pensiunan.

6. OPK Umum

OPK bertugas mengelola dan menatausahakan proses permohonan kredit dan mendokumentasikannya.

7. Operation Officer (OO)

Tugas dan tanggung jawab OO adalah:

a. Mengelola dan mengkoordinir pelayanan nasabah di kanca supaya efektif dan efisien.

b. Mengatasi masalah-masalah yang timbul sehubungan dengan pelayanan nasabah.

c. Mempersiapkan pembayaran atau realisasi kredit dan pembayaran gaji karyawan.


(55)

e. Mengkoordinir dan mengelola penggunaan dana dari masyarakat secara efektif dan efisien.

8. Koordinator Akulap

Tugas dan tanggung jawab koordinator AKULAP:

a. Mengkoordinir seluruh kegiatan akuntansi di kanca untuk menjain kegiatan operasional sehari-hari, keakuratan dan ketepatan waktu pembukuan dan pelaporan.

b. Mengkoordinir persiapan pembukuan anggaran kantor cabang. c. Menyajikan laporan keuangan kantor cabang.

C. Ruang Lingkup Usaha BRI Cabang Temanggung

Pada dasarnya kegiatan BRI Cabang Temanggung sama dengan kegiatan bank-bank pada umumnya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. Selain itu BRI Cabang Temanggung juga menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Berikut adalah produk dan jasa yang ditawarkan BRI Cabang Temanggung:

1. Produk pinjaman seperti: a. KUPEDES BRI

b. Kredit Usaha Rakyat (KUR) c. Kredit Modal Kerja (KMK) d. Kredit Investasi

e. Kredit BRIguna f. Kredit Agunan Kas


(56)

g. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi Ternak (KKP-E Ternak) 2. Produk simpanan seperti:

a. BRITAMA b. SIMPEDES c. Deposito d. Giro

3. Produk E-Banking seperti: a. Phone banking

b. SMS banking c. Internet banking d. ATM

e. Kartu kredit

4. Jasa bank lainnya seperti: a. Transfer uang antar bank b. Wesel

c. Western Union d. Inkaso

e. Pembayaran gaji pensiun/PNS f. Pembayaran pajak


(57)

41   

STRUKTUR ORGANISASI

BRI CABANG TEMANGGUNG

PINCA  (Pelaksana Kredit )

OPERATION OFFICER KOORD. ADK

(Analisa dan Penyidikan)

AO UMUM  (Pembahas Kredit)  AO TAPSUN  AO PROGRAM  FUNDING  OFFFICER  OPK KUM  OPK TAPSUN  KAS DJS/JBL  UPN ADM. DJS  DEVISA  KLIRINGMAN ARTOMIL  SUPERVISOR  TELLER TELLER  KLIRNG PAYMENT  POINT  ENTRY DATA KASIR  UTANG SEKRETARIS PERSONALIA  LOGISTIK  SOPIR  PRAMUBAKTI  SATPAM  KOOR.  AKULAP LAPORAN  VERIFIKATUR  OPERATOR 


(58)

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Perbandingan Penerapan Sistem Pengendalian Intern COSO Pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja

Pengendalian intern dalam suatu prosedur pemberian kredit modal kerja pada suatu bank sangatlah penting supaya kredit yang dicairkan dapat tepat guna. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja yang dilakukan oleh BRI Cabang Temanggung dengan komponen pengendalian intern yang telah ditetapkan COSO yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pemantauan. Berdasarkan informasi yang telah diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner pada bagian-bagian yang berhubungan langsung dengan proses pemberian kredit modal kerja, pelaksanaan pengendalian kredit dapat diuraikan sebagai berikut:


(59)

a. Lingkungan Pengendalian

Tabel 5.1 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Lingkungan Pengendalian.

Teori COSO Praktik Pengendalian yang Dilakukan BRI

Sesuai / Tidak Sesuai

Keterangan

1. Kode etik karyawan 2. Pengkomunikasian

terhadap pelanggaran 3. Bimbingan moral

kepada karyawan 4. Hukuman terhadap

pelanggaran 5. Pelatihan karyawan

1. Terdapat peraturan tertulis untuk karyawan

2. Karyawan dituntut untuk melakukan pengkomunikasian apabila terdapat pelanggaran dalam bentuk apapun 3. Bimbingan terhadap moral karyawan 4. Hukuman yang

tegas terhadap pelanggaran 5. Secara periodik

melakukan pelatihan khusus untuk karyawan Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai


(60)

Dalam pengendalian kreditnya, BRI Cabang Temanggung telah menerapkan 1 komponen pengendalian intern yang ditetapkan COSO, yaitu lingkungan pengendalian. BRI Cabang Temanggung telah melakukan semua kegiatan yang terdapat di komponen lingkungan pengendalian dengan mempraktikkan kegiatan seperti memiliki peraturan yang wajib dijalankan oleh semua karyawan ketika jam kerja, karyawan juga harus terbuka terhadap semua bentuk pelanggaran, karyawan dituntut untuk selalu melakukan pengkomunikasian terhadap atasan apabila terdapat suatu pelanggaran, secara periodik diadakan bimbingan moral serta pelatihan khusus untuk karyawan lama dan karyawan baru, adanya hukuman yang tegas apabila terbukti seorang karyawan melakukan pelanggaran.


(61)

b. Penilaian Risiko

Tabel 5.2 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Penilaian Risiko.

Teori COSO Praktik Pengendalian yang Dilakukan BRI

Sesuai /

Tidak Sesuai Keterangan

1. Personel baru

2. Sistem informasi yang baru

1. Penilaian Risiko personel baru dilakukan dengan membuat

perbandingan beban sebelum adanya personel baru dengan beban yang akan ditimbulkan di masa

depan apabila mendatangkan

personel baru.

2. Penilaian risiko sistem informasi yang baru dilakukan dengan membuat perbandingan biaya dikeluarkan, kelebihan dan kelemahan sebelum adanya sistem informasi yang baru dengan efek yang akan terjadi di masa

depan apabila menerapkan sistem informasi yang baru terkait biaya yang harus dikeluarkan serta adaptasi karyawan terhadap sistem informasi tersebut. Sesuai Sesuai


(62)

Teori COSO Praktik Pengendalian yang Dilakukan BRI

Sesuai / Tidak Sesuai

Keterangan

3. Teknologi baru

4. Produk dan aktivitas baru

3. Penilaian risiko teknologi baru dilakukan dengan melihat kinerja teknologi lama (kelemahan apa saja yang terjadi) kemudian

meramalkan efek yang akan terjadi di masa depan apabila menerapkan pembaharuan atau pemakaian teknologi yang baru serta kecepatan adaptasi karyawan terhadap pemakaian atau pembaharuan teknologi baru tersebut.

4. Penilaian risiko produk dan aktivitas baru dilakukan dengan melihat kinerja dari

produk dan aktivitas bank apakah perlu adanya penambahan produk dan aktivitas baru demi

meningkatkan kinerja dan tingkat kepercayaan

nasabah.

Sesuai

Sesuai Apabila perlu dilakukan penambahan produk dan aktivitas baru perlu dilakukan analisis biaya yang akan dikeluarkan serta kecepatan adaptasi karyawan dalam proses penambahan produk serta aktivitas baru tersebut


(63)

BRI Cabang Temanggung telah menerapkan komponen ke-2 pengendalian intern yang ditetapkan COSO, yaitu penilaian risiko. Dalam melakukan penilaian risiko, BRI Cabang Temanggung selalu melakukan penilaian risiko terhadap personel atau karyawan baru, sistem informasi yang baru, menerapkan teknologi baru, dan apabila terdapat produk atau aktivitas baru dalam bank. Penilaian risiko ini dilakukan dengan membandingkan kelemahan dan kelebihan bank ketika belum ada penerapan sesuatu yang baru dengan kelemahan dan kelebihan bank ketika ada penerapan sesuatu yang baru, penerapan sesuatu yang baru ini meliputi adanya karyawan baru, sistem informasi yang baru, teknologi baru, produk dan aktivitas baru. Dengan pembandingan tersebut dapat diketahui risiko-risiko apa saja yang terjadi di masa depan ketika ada penerapan sesuatu yang baru di bank.


(64)

c. Aktivitas Pengendalian

Tabel 5.3 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Kredit Pada Proses Pemberian Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Aktivitas Pengendalian.

Teori COSO Praktik Pengendalian yang Dilakukan BRI

Sesuai / Tidak Sesuai

Keterangan

1. Pelaksana kredit harus terpisah dari pembahas kredit 2. Pelaksana kredit

harus terpisah dari penyidikan dan analisa kredit 3. Bagian administrasi

dan pembukuan terpisah dari kasir 4. Terdapat lebih dari 1

bagian yang bertanggungjawab atas seluruh tahap transaksi kredit 5. Surat permohonan

kredit diotorisasi oleh pejabat berwenang 6. Daftar isian dari

bank diotorisasi oleh pejabat berwenang 7. Laporan penilaian

kredit diotorisasi oleh pejabat berwenang 8. Bukti pencairan

kredit diotorisasi oleh pejabat berwenang

9. Pencatatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang berwenang

10.Penjagaan terhadap lemari besi

1. Pelaksana kredit tidak terpisah dari pembahas kredit

2. Pelaksana kredit tidak terpisah dari penyidikan dan analisa kredit

3. Bagian administrasi dan pembukuan terpisah dari kasir

4. Terdapat lebih dari 1 bagian yang

bertanggungjawab atas seluruh tahap transaksi kredit

5. Surat permohonan kredit diotorisasi oleh pejabat berwenang

6. Daftar isian dari bank diotorisasi oleh pejabat berwenang

7. Laporan penilaian kredit diotorisasi oleh pejabat berwenang

8. Bukti pencairan kredit diotorisasi oleh pejabat berwenang

9. Pencatatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang berwenang

10.Penjagaan terhadap lemari besi Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Bagian pelaksana kredit merangkap tugas sebagai pebahas kredit dan penyidikan serta analisa kredit

Otorisasi oleh AO Umum

Otorisasi oleh Koord.ADK Otorisasi oleh Koord.ADK dan AO Umum

Otorisasi oleh Pinca Dilakukan bagian AKULAP

Dijaga oleh satpam khusus


(65)

Teori COSO Praktik Pengendalian yang Dilakukan BRI Sesuai / Tidak Sesuai Keterangan

11.Peralatan keamanan:

fire extinguisher, alarm, kunci

12.Kunci penyimpanan dokumen-dokumen penting perusaahaan 13.Sandi komputer

bank

14.Firewall komputer

11.Terdapat peralatan keamanan: fire extinguisher, alarm, kunci

12.Terdapat kunci khusus penyimpanan dokumen-dokumen penting perusaahaan

13.Tiap komputer bank ada sandi khusus yang dimiliki oelh karyawan yang memakai komputer tersebut

14.Terdapat firewall pada tiap komputer di bank

Sesuai Sesuai Sesuai

Sesuai

Dalam komponen aktivitas pengendalian BRI Cabang Temanggung memiliki kelemahan. Kelemahan yang dimiliki BRI Cabang Temanggung adalah pelaksana kredit yang juga merangkap tugas sebagai pembahas kredit dan penyidikan serta analisa kredit. Berdasarkan pengendalian intern yang ditetapkan COSO, seharusnya pelaksana kredit harus terpisah dari pembahas kredit dan juga pelaksana kredit harus terpisah dari penyidikan serta analisa kredit. Apabila hal ini tetap diterapkan maka akan mengakibatkan peluang untuk melakukan penyalahgunaan wewenang sehingga bisa saja kredit yang akan dicairkan tidak tepat sasaran, nasabah yang kurang layak untuk menerima kredit bisa mendapat kredit karena penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh bagian pelaksana kredit.


(66)

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa pelaksana kredit merangkap tugas sebagai pembahas kredit dan penyidikan serta analisa kredit supaya permohonan kredit serta analisa kredit yang telah dilakukan oleh Koord. ADK bisa terjamin ketelitian dan ketepatannya. Walaupun pihak bank beralasan perangkapan tugas tersebut semata-mata untuk kebaikan proses pemberian kredit modal kerja, tetapi tetap saja perangkapan tugas tersebut bertolak belakang dengan pengendalian intern yang ditetapkan COSO dan BRI Cabang Temanggung belum menerapkan aktivitas pengendalian sesuai dengan COSO.


(67)

d. Informasi dan Komunikasi

Tabel 5.4 Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Informasi dan Komunikasi.

Teori COSO Praktik Pengendalian yang Dilakukan BRI

Sesuai / Tidak Sesuai

Keterangan

1. Surat permohonan kredit

2. Surat keputusan kredit

3. Dokumen perjanjian kredit

4. Bukti pencairan kredit 5. Pencatatan terjadinya transaksi berdasarkan bukti pencairan kredit yang didukung denga surat permohonan, surat keputusan, dan dokumen perjanjian kredit.

1. Terdapat surat permohonan kredit 2. Terdapat surat

keputusan kredit 3. Terdapat dokumen

perjanjian kredit 4. Adanya bukti

pencairan kredit 5. Melakukan pencatatan terjadinya transaksi berdasarkan bukti pencairan kredit yang didukung denga surat permohonan, surat keputusan, dan dokumen perjanjian kredit. Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

BRI Cabang Temanggung telah menerapkan komponen ke-4 pengendalian intern yang ditetapkan COSO yaitu informasi dan komunikasi dengan adanya surat permohonan kredit, surat keputusan kredit, dokumen perjanjian kredit, bukti pencairan kredit, melakukan pencatatan terjadinya transaksi didasarkan atas bukti pencairan kredit yang didukung dengan surat permohonan, surat keputusan dan dokumen perjanjian kredit. Dokumen-dokumen ini mendukung proses informasi dan komunikasi antara pihak bank dan nasabah yang melakukan permohonan kredit modal kerja


(68)

e. Pemantauan Tabel 5.5

Rangkuman Analisis Pelaksanaan Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja Berdasarkan Pengendalian Intern COSO Pada Komponen Pemantauan

Teori COSO Praktik Pengendalian yang Dilakukan BRI

Sesuai / Tidak Sesuai

Keterangan

1. Prosedur pemberian kredit modal kerja yang berkelanjutan 2. Secara periodik

melakukan evaluasi kinerja bagian perkreditan

3. Adanya pemantauan langsung terhadap proses pemberian kredit modal kerja

1. Prosedur pemberian kredit modal kerja yang

berkelanjutan dilakukan dengan mengamati dan memastikan nasabah melakukan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan bank 2. Secara periodik

melakukan evaluasi dan penilaian untuk menilai kinerja bagian perkreditan 3. Adanya pemantauan

langsung terhadap proses pemberian kredit modal kerja dilakukan dengan melihat secara langsung proses analisis Koord. ADK dan AO Umum dalam menganalisis kelayakan nasabah untuk menerima kredit

Sesuai

Sesuai

Sesuai

Dilakukan dengan menilai kinerja tiap karyawan bagian perkreditan dengan skala penilaian istimewa, sangat baik dan baik

Komponen ke-5 pengendalian intern yang ditetapkan COSO yaitu pemantauan. Dalam melakukan pemantauan, BRI Cabang Temanggung telah melakukan pemantauan secara langsung terhadap prosedur pemberian kredit modal seperti mengamati dan memastikan nasabah melakukan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan bank, melihat secara langsung proses analisis ADK dalam


(69)

menganalisis kelayakan nasabah untuk menerima kredit, secara periodik juga melakukan evaluasi kinerja pada bagian perkreditan

Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja yang dilakukan BRI Cabang Temanggung selama ini sesuai dengan pengendalian intern yang ditetapkan COSO kecuali dalam hal komponen aktivitas pengendalian. Hal ini terbukti karena dalam komponen aktivitas pengendalian, 14 kegitatan yang seharusnya dilaksanakan, 2 kegiatan dalam komponen aktivitas pengendalian tidak dilakukan sesuai dengan COSO. BRI Cabang Temanggung tidak melakukan pemisahan tugas antara pelaksana kredit dengan pembahas kredit dan pemisahan tugas antara pelaksana kredit dengan penyidikan dan analisa kredit. Pemisahan tugas tersebut sangatlah penting supaya dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran.


(70)

B. Analisis Uji Keefektifan Sistem Pengendalian Intern COSO pada Proses Pemberian Kredit Modal Kerja

Analisis ini dilakukan dengan metode sampel tetap. Dengan menggunakan metode ini dapat diketahui apakah sistem pengendalian kredit intern COSO dalam proses pemberian kredit modal kerja sudah dilaksanakan dengan efektif sehingga dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu proses pemberian kredit modal kerja yang efektif.

Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang telah disebar dan diisi oleh 60 pegawai yang berhubungan langsung dengan pemberian kredit modal kerja beserta jajaran stafnya. Hasil pemeriksaan jawaban kuesioner:

Tabel 5.6

Hasil Analisis Uji Kepatuhan Pengendalian Intern Kredit

Responden

Atribut yang Diperiksa

I II III IV V

1 √ √ √ √ √

2 √ √ X* √ √ 3 √ √ X* √ √ 4 √ √ X* √ √ 5 √ √ X* √ √ 6 √ √ X* √ √ 7 √ √ X* √ √ 8 √ √ X* √ √ 9 √ √ X* √ √ 10 √ √ X* √ √

11 √ √ √ √ √

12 √ √ √ √ √

13 √ √ X* √ √ 14 √ √ X* √ √ 15 √ √ X* √ √

16 √ √ √ √ √

17 √ √ X* √ √ 18 √ √ X* √ √ 19 √ √ X* √ √


(71)

Responden

Atribut yang Diperiksa

I II III IV V 21 √ √ X* √ √

22 √ √ X* √ √ 23 √ √ X* √ √ 24 √ √ X* √ √ 25 √ √ X* √ √ 26 √ √ X* √ √ 27 √ √ X* √ √ 28 √ √ X* √ √ 29 √ √ X* √ √

30 √ √ √ √ √

31 √ √ √ √ √

32 √ √ X* √ √ 33 √ √ X* √ √ 34 √ √ X* √ √ 35 √ √ X* √ √ 36 √ √ X* √ √ 37 √ √ X* √ √ 38 √ √ X* √ √ 39 √ √ X* √ √

40 √ √ √ √ √

41 √ √ X* √ √ 42 √ √ X* √ √ 43 √ √ X* √ √ 44 √ √ X* √ √ 45 √ √ X* √ √ 46 √ √ X* √ √ 47 √ √ X* √ √ 48 √ √ X* √ √ 49 √ √ X* √ √

50 √ √ √ √ √

51 √ √ √ √ √

52 √ √ X* √ √ 53 √ √ X* √ √ 54 √ √ X* √ √ 55 √ √ X* √ √ 56 √ √ X* √ √ 57 √ √ X* √ √ 58 √ √ X* √ √ 59 √ √ X* √ √ 60 √ √ X* √ √ (Sumber: Hasil Olahan Peneliti)


(72)

Keterangan:

√ = Seluruh responden menjawab “YA” pada tiap pertanyaan dalam kuesioner tersebut.

X*= Terdapat jawaban “TIDAK” pada beberapa pertanyaan dalam kuesioner tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 60 sampel kuesioner dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern COSO pada proses pemberian kredit modal kerja yang telah diterapkan oleh BRI Cabang Temanggung pada proses pemberian kredit modal kerja belum efektif. Hal ini dikarenakan terdapat 2 jawaban “tidak” pada atribut aktivitas pengendalian, responden menyatakan bahwa bagian pelaksana kredit tidak terpisah dengan bagian pembahas kredit dan bagian pelaksana kredit tidak terpisah dengan bagian penyidikan dan analisa kredit.

Jumlah kesalahan yang ditemukan sama dengan 2 dan tingkat keandalan sebesar 95%, maka tingkat kepercayaan adalah 6,3 seperti yang terlihat pada lampiran sehingga AUPL dapat dihitung:

, AUPL = 0,105 AUPL = 10,5%


(73)

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa AUPL>DUPL, yaitu AUPL sebesar 10,5% dan DUPL sebesar 5%. Peneliti tidak mengambil sampel tambahan karena hasil kuisoner tersebut dapat mewakili kenyataan dari sistem pengendalian intern yang terjadi. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern COSO dalam Proses Pemberian Kerja Pada BRI Cabang Temanggung belum diterapkan secara efektif karena berdasarkan hasil perhitungan rumus AUPL DUPL menunjukkan angka AUPL > DUPL.


(74)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap proses pemberian kredit modal dan sistem pengendalian intern yang dilakukan oleh BRI Cabang Temanggung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sistem pengendalian intern COSO

Dalam praktiknya, sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja di BRI Cabang Temanggung sebagian besar dalam komponen lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, pemantauan sudah sesuai dengan pengendalian intern yang ditetapkan COSO, kecuali dalam hal komponen aktivitas pengendalian. Hal ini dibuktikan dengan tidak dilaksanakannya seluruh kegiatan pengendalian intern yang ditetapkan COSO pada komponen aktivitas pengendalian (dari 14 kegiatan dalam komponen aktivitas pengendalian, 2 tidak dilakukan). BRI Cabang Temanggung tidak melakukan pemisahan tugas antara pelaksana kredit dengan pembahas kredit dan pemisahan tugas antara pelaksana kredit dengan penyidikan dan analisa kredit. Dari kelima komponen pengendalian intern COSO, BRI Cabang Temanggung tidak melakukan seluruh kegiatan pada komponen yang paling vital, yaitu pada komponen aktivitas pengendalian. Hal ini dapat mengakibatkan pelanggaran seperti penyalahgunaan wewenang sehingga pemberian


(75)

kredit tidak tepat sasaran yang kemudian dapat menyebabkan masalah kredit macet di kemudian hari.

2. Keefektifan sistem pengendalian intern COSO dalam proses pemberian kredit modal kerja

Sistem pengendalian intern COSO pada proses pemberian kredit modal kerja di BRI Cabang Temanggung belum efektif. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis uji kepatuhan terhadap hasil pemeriksaan sampel 60 kuesioner ditemukan 2 kesalahan dalam atribut aktivitas pengendalian, sehingga menunjukkan AUPL>DUPL. Dari hasil pemeriksaan sampel kuisioner juga diketahui bahwa terdapat responden yang menjawab 100% ”YA” pada atribut aktivitas pengendalian, responden ini merupakan responden atau karyawan baru yang tidak mengetahui bahwa ternyata telah terdapat sebuah penyimpangan pada unsur aktivitas pengendalian yang dilakukan selama ini oleh BRI Cabang Temanggung.

B. Keterbatasan

Kesimpulan yang diambil dari hasil analisis dan pembahasan berasumsi bahwa data mengenai proses pemberian kredit modal kerja dan sistem pengendalian intern yang dilakukan dalam proses pemberian kredit modal kerja merupakan data dan informasi yang sebenarnya. Data dan informasi yang diperoleh terbatas pada data yang diberikan bank, mengingat adanya prinsip kerahasiaan umum dalam dunia perbankan. Keterbatasan juga dialami dalam penentuan atribut yang digunakan untuk


(76)

uji efektivitas, peneliti tidak menggunakan dokumen sebagai atribut karena keterbatasan bank dalam memberikan contoh dokumen, pihak bank tidak memperbolehkan semua dokumen yang digunakan dalam proses pemberian kredit modal kerja diberikan kepada peneliti, sehingga atribut dokumen digantikan dengan menggunakan atribut pada kuesioner. Selain itu juga keterbatasan waktu dan kemampuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

C. Saran

Sistem pengendalian intern yang diterapkan pada proses pemberian kredit modal kerja di BRI Cabang Temanggung terdapat ketidaksesuaian dengan pengendalian intern yang ditetapkan COSO. Peneliti menyarankan sebaiknya sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja pada BRI Cabang Temanggung mengikuti dan menyesuaikan dengan prinsip-prinsip pengendalian intern yang ditetapkan COSO. Sistem pengendalian intern COSO telah diterapkan oleh sebagian besar entitas di seluruh dunia yang telah go publik, dan terbukti entitas yang menggunakan pengendalian intern COSO menghasilkan pengendalian intern yang efektif. Oleh karena itu sebagai salah satu bank go publik terbesar di Indonesia, BRI Cabang Temanggung sebaikya menggunakan prinsip pengendalian intern COSO, supaya pengendalian intern dalam pemberian kredit modal kerja bisa diterapkan secara efektif dan kredit yang diberikan kepada nasabah dapat tepat sasaran sehingga


(77)

meminimalisir terjadinya kredit macet di kemudian hari dan dapat mencegah potensi-potensi penyalahgunaan wewenang.

Sistem pengendalian intern COSO yang belum diterapkan secara efektif, peneliti menyarankan sebaiknya BRI Cabang Temanggung melakukan aktivitas pengendalian sesuai dengan COSO, seperti:

1. Pemisahan tugas antara pelaksana kredit dengan pembahas kredit.

2. Pemisahan tugas antara pelaksana kredit dengan analisa kredit. 3. Pemantauan dalam proses pemberian kredit modal kerja harus

dilakukan secara rutin.

Saran tersebut dilakukan supaya dapat mencegah terjadinya potensi-potensi penyalahgunaan wewenang seperti, kolusi pemberian kredit yang dilakukan oleh pejabat kredit yang berwenang kepada nasabah yang seharusnya tidak layak menerima kredit.


(1)

Responden

Pertanyaan

A B

C

D

E

1  √  √  √  √  √ 

2  √  √  √  √  √ 

3  √  √  √  √  √ 

4  √  √  √  √  √ 

5  √  √  √  √  √ 

6  √  √  √  √  √ 

7  √  √  √  √  √ 

8  √  √  √  √  √ 

9  √  √  √  √  √ 

10  √  √  √  √  √ 

11  √  √  √  √  √ 

12  √  √  √  √  √ 

13  √  √  √  √  √ 

14  √  √  √  √  √ 

15  √  √  √  √  √ 

16  √  √  √  √  √ 

17  √  √  √  √  √ 

18  √  √  √  √  √ 

19  √  √  √  √  √ 

20  √  √  √  √  √ 

21  √  √  √  √  √ 

22  √  √  √  √  √ 

23  √  √  √  √  √ 

24  √  √  √  √  √ 

25  √  √  √  √  √ 

26  √  √  √  √  √ 

27  √  √  √  √  √ 

28  √  √  √  √  √ 

29  √  √  √  √  √ 

30  √  √  √  √  √ 

31  √  √  √  √  √ 

32  √  √  √  √  √ 

33  √  √  √  √  √ 

34  √  √  √  √  √ 

35  √  √  √  √  √ 

36  √  √  √  √  √ 

37  √  √  √  √  √ 


(2)

Responden

Pertanyaan

 

A B

C

D

E

39  √  √  √  √  √ 

40  √  √  √  √  √ 

41  √  √  √  √  √ 

42  √  √  √  √  √ 

43  √  √  √  √  √ 

44  √  √  √  √  √ 

45  √  √  √  √  √ 

46  √  √  √  √  √ 

47  √  √  √  √  √ 

48  √  √  √  √  √ 

49  √  √  √  √  √ 

50  √  √  √  √  √ 

51  √  √  √  √  √ 

52  √  √  √  √  √ 

53  √  √  √  √  √ 

54  √  √  √  √  √ 

55  √  √  √  √  √ 

56  √  √  √  √  √ 

57  √  √  √  √  √ 

58  √  √  √  √  √ 

59  √  √  √  √  √ 

60  √  √  √  √  √ 

 

Keterangan:

= Jawaban “YA”

X= Jawaban “TIDAK”


(3)

Responden

Pertanyaan

A B C

1  √  √  √ 

2  √  √  √ 

3  √  √  √ 

4  √  √  √ 

5  √  √  √ 

6  √  √  √ 

7  √  √  √ 

8  √  √  √ 

9  √  √  √ 

10  √  √  √ 

11  √  √  √ 

12  √  √  √ 

13  √  √  √ 

14  √  √  √ 

15  √  √  √ 

16  √  √  √ 

17  √  √  √ 

18  √  √  √ 

19  √  √  √ 

20  √  √  √ 

21  √  √  √ 

22  √  √  √ 

23  √  √  √ 

24  √  √  √ 

25  √  √  √ 

26  √  √  √ 

27  √  √  √ 

28  √  √  √ 

29  √  √  √ 

30  √  √  √ 

31  √  √  √ 

32  √  √  √ 

33  √  √  √ 

34  √  √  √ 

35  √  √  √ 

36  √  √  √ 

37  √  √  √ 

38  √  √  √ 

39  √  √  √ 

40  √  √  √ 

41  √  √  √ 


(4)

Responden

Pertanyaan

A B C

43  √  √  √ 

44  √  √  √ 

45  √  √  √ 

46  √  √  √ 

47  √  √  √ 

48  √  √  √ 

49  √  √  √ 

50  √  √  √ 

51  √  √  √ 

52  √  √  √ 

53  √  √  √ 

54  √  √  √ 

55  √  √  √ 

56  √  √  √ 

57  √  √  √ 

58  √  √  √ 

59  √  √  √ 

60  √  √  √ 

Keterangan:

= Jawaban “YA”

X= Jawaban “TIDAK”


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Analisis Pengawasan Pemberian Kredit Modal Kerja Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Unit Berastagi

15 126 83

Pengawasan Kredit Modal Kerja Suatu Studi Kasus Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Binjai

1 32 108

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT (STUDI KASUS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT SUMBERPUCUNG MALANG)

6 43 21

EVALUASI TERHADAP SISTEM PENGENDALIANINTERNAL PADA PROSES PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA (StudiKasuspada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk – Kantor CabangMadiun)

0 3 17

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus Pada PD BPR Bank Pasar Kabupaten Boyolali)

10 67 121

EVALUASI TERHADAP SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PROSES PEMBERIAN KREDIT MIKRO Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Mikro ( Studi Empiris Pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) tbk. Cabang Slamet Riyadi Surakarta ).

0 1 14

EVALUASI TERHADAP SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PROSES PEMBERIAN KREDIT MIKRO Evaluasi Terhadap Sistem Pengendalian Intern Pada Proses Pemberian Kredit Mikro ( Studi Empiris Pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) tbk. Cabang Slamet Riyadi Surakarta ).

0 2 15

Evaluasi sistem pengendalian intern pada proses pemberian kredit modal kerja : studi kasus pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Temanggung.

0 0 96

Evaluasi sistem pengendalian intern dalam pemberian kredit : studi kasus pada PT Bank Rakyat Indonesia [Persero] unit Kalibawang.

0 0 138

EVALUASI EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM PEMBERIAN KREDIT Studi Kasus pada Bank BRI Cabang Sorong

0 0 130