7
2. Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terkait Pola Makan
Hasil penelitian untuk pola makan menunjukkan, responden dengan kategori pengetahuan baik berjumlah 60 orang 62,5, pengetahuan sedang berjumlah 23 orang
23,96 dan pengetahuan buruk berjumlah 13 orang 13,54 Gambar 1. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah responden dengan pengetahuan kategori baik 62,5 jauh
lebih banyak dibandingkan dengan kategori sedang dan buruk 37,5. Hal ini dapat disebabkan oleh sudah cukup baik dan banyaknya informasi dan pengetahuan tentang pola
makan yang baik yang diterima oleh responden tersebut dari rumah, sekolah, media massa, dan lingkungan sekitarnya yang merupakan faktor-faktor penting dalam meningkatkan
pengetahuan seseorang Budiman dan Riyanto, 2013. Pada aspek sikap, responden dengan kategori baik berjumlah 40 orang 41,67,
kategori sedang berjumlah 55 orang 57,29, dan kategori buruk sebanyak 1 orang 1,04 Gambar 1. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah responden dengan kategori
sedang 57,29 jauh lebih banyak dibandingkan dengan kategori baik dan buruk 42,71. Hal ini mungkin disebabkan oleh kemandirian individu untuk memilih makanan
tetapi terkadang tidak memilih sikap yang tepat dalam memilih makanannya. Oleh sebab itu diperlukan upaya lebih dari diri sendiri untuk menentukan sikap dirinya dalam memilih
makanan yang tepat.
Gambar 1. Distribusi jumlah responden pada aspek pengetahuan dan sikap dengan kategori baik, sedang, dan buruk terkait pola makan
Baik Sedang
Buruk Aspek Pengetahuan
62.50 23.96
13.54 Aspek Sikap
41.67 57.29
1.04 0.00
10.00 20.00
30.00 40.00
50.00 60.00
70.00
P e
rsent a
s e
8
Pada aspek tindakan, pertanyaan yang ada dalam kuesioner terbagi menjadi pertanyaan untuk jumlah makanan, waktu makan, dan jenis makanan. Untuk jumlah
makanan terdapat pada pertanyaan nomor 5, 7, 8, 11, 12, dan 13. Waktu makan terdapat pada pertanyaan nomor 1 dan 9. Jenis makanan terdapat pada pertanyaan nomor 2, 3, 4, 6,
dan 10.
Tabel II. Frekuensi makan per hari minggu untuk tiap jenis makanan Jenis Makanan
Frekuensi Persentase
Sayur Lebih dari 2 porsi dalam sehari
2 porsi dalam sehari 1 porsi dalam sehari
Kurang dari 1 porsi dalam sehari 16,67
29,71 29,71
25
Buah-buahan 2 kali atau lebih dalam sehari
Kurang dari 2 kali dalam sehari Kurang dari sekali dalam sehari
36,46 56
7,29
Fast Food Lebih dari 3 kali dalam seminggu
Kurang dari 3 kali dalam seminggu Kurang dari 1 kali dalam seminggu
16,67 48,96
34,38
Makanan yang digoreng Lebih dari 1 kali dalam sehari
1 kali dalam sehari 3 kali atau lebih dari 3 kali dalam
seminggu Kurang dari 3 kali dalam seminggu
41,67 12,5
36,46
9,38 Makanan manis atau makanan
ringan 3 kali atau lebih dalam seminggu
Kurang dari 3 kali dalam seminggu Kurang dari 1 kali dalam seminggu
43,75 42,71
13,54 Teh manis, sirup, atau
minuman yang mengandung gula
3 kali atau lebih dalam sehari Kurang dari 3 kali dalam sehari
1 kali dalam sehari Kurang dari sekali dalam sehari
26,04 38,54
19,79 15,63
Jumlah makanan dapat dilihat dari frekuensi makanan tiap jenis makanan yang dikonsumsi Tabel II. Untuk sayur dan buah-buahan, persentase responden yang
9
mengonsumsinya dengan jumlah yang tepat lebih banyak dibanding dengan yang kurang jumlah konsumsinya. Akan tetapi dari tabel tersebut dapat dilihat pula bahwa persentase
yang mengonsumsi makanan yang digoreng, makanan manisringan, dan makanan yang mengandung gula juga lebih banyak jumlah responden yang mengonsumsinya secara
berlebihan dibanding yang mengonsumsi dalam jumlah yang tepat. Konsumsi jenis makanan tersebut secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terkena diabetes Hodge et
al , 2006. Padahal aspek pengetahuan dan sikap sudah baik tetapi tidak diikuti tindakan
yang tepat. Oleh karena itu perlu adanya penekanan dan pemahaman dari lingkungan sekitarnya untuk memperbaiki tindakan tersebut.
Untuk waktu makan, frekuensi makan utama yang teratur dan 3 kali dalam sehari memiliki persentase terbanyak 50. Hasil ini jauh lebih banyak dibanding dengan
responden yang makan utamanya di waktu yang kurang tepat. Responden yang tidak pernah melewatkan sarapan paginya dalam seminggu memiliki persentase terbanyak
47,92. Kedua hasil tersebut menyatakan bahwa responden yang waktu makannya tepat dan sesuai dengan literature memiliki persentase terbanyak.
Pada bagian jenis makanan, persentase responden yang makan nasi, lauk, sayur 48,96, dengan tambahan buah 40,62 jauh lebih banyak daripada yang hanya makan
nasi dan lauk saja 10,42. Hasil ini menunjukkan bahwa persentase responden lebih banyak yang melakukan tindakan sesuai dengan literatur dibanding yang tidak sesuai.
Akan tetapi untuk makanan selingan yang sering dikonsumsi yaitu rotikue manis memiliki persentase lebih banyak 41,67 dibanding dengan buah-buahan 33,33 dan kacang-
kacangan 25. Persentase jenis masakan yang digoreng juga lebih banyak 62,5 dibandingkan dengan jenis masakan yang lain seperti masakan bersantan, kaldu, dan
masakan yang ditumis dikukus direbus 37,5. Kedua hasil ini dapat dikatakan merupakan faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan terkenanya penyakit diabetes
melitus tipe 2. Perlu adanya pemahaman lebih lagi untuk meningkatkan tindakan yang benar dalam memilih jenis makanan selingan dan jenis masakan keseharian yang baik.
Pada Gambar 2 dapat dilihat persentase sumber protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani yang sering di konsumsi responden lebih dari 3 kali dalam seminggu yang
paling banyak adalah telur 71,88, daging ayam dengan kulit 61,46, dan daging ikan 55,21. Persentase ketiganya jauh lebih banyak dibandingkan dengan persentase
responden yang mengonsumsi daging sapi, udang, cumi-cumi dan kepiting. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa tindakan dalam memilih protein hewani sudah tepat dan sesuai
10
dengan literatur. Untuk protein nabati, persentase yang paling banyak dikonsumsi adalah tempe 88,54 dan tahu 76,04. Persentase keduanya jauh lebih banyak dibanding
dengan responden yang mengonsumsi kacang kedelai, kacang tanah, kacang mete, dan kacang hijau. Dapat dikatakan bahwa dari Gambar 2, tindakan responden untuk
mengonsumsi protein hewani dan nabati lebih dari 3 kali dalam seminggu sudah baik dan sesuai dengan literatur mengenai sumber protein yang baik untuk dikonsumsi secara
teratur.
Gambar 2. Distribusi jumlah responden yang sering mengonsumsi makanan dari jenis sumber protein nabati dan hewani lebih dari 3 kali dalam seminggu
3. Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terkait Aktivitas Fisik