Gambaran Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

(1)

GAMBARAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTANOPAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2013

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 101000444 MARLINA NASUTION

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

GAMBARAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KOTANOPAN

KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

101000444 MARLINA NASUTION

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi :Gambaran Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

Nama Mahasiswa : Marlina Nasution No. Induk Mahasiswa : 101000444

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Peminatan : Gizi Kesehatan Masyarakat Tanggal Lulus : 30 Oktober 2013

Disahkan Oleh : Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing I

Dra.Jumirah,Apt,MKes

NIP. 19580315 198811 2 001 NIP. 19581111 198703 1 004 dr.Mhd.Arifin Siregar,MS

Medan, Oktober 2013 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan,

NIP. 19610831 198903 1 001 (Dr.Drs. Surya Utama, MS)


(4)

ABSTRAK

Perkembangan pembangunan dan teknologi telah membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kurangnya aktifitas fisik sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya kasus penyakit Diabetes Melitus. Tujuan penelitian untuk mengatahui pola makan penderita diabetes melitus di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

Penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriftif dan desain penelitiannya adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini total sampling yaitu 60 orang penderita diabetes melitus yang rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Data yang digunakan adalah data primer dan skunder, data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, formulir food recall dan formulir food frekuensi. Sedangkan data skunder diperoleh dari Puskesmas seperti gambaran umum dan data penderita diabetes melitus.

Berdasarkan penelitian, karakteristik penderita diabetes melitus sebagian besar dengan umur 50-64 tahun dan jenis kelamin perempuan. Asupan karbohidrat, protein dan lemak tidak sesuai dengan standar jenis diet yang dianjurkan, yaitu masing-masing; karbohidrat 51,7 %, protein 33,3%, dan lemak 58,3%. Jadwal makan penderita diabetes mellitus umumnya lebih dari 3 jam.

Disarankan kepada petugas kesehatan meningkatkan pelayanan dalam hal memberikan informasi kepada penderita diabetes melitus agar lebih disiplin dalam pengaturan pola makan dan bagi penderita diabetes melitus agar mematuhi pola makan yang dianjurkan sehingga mampu mengembangkan kebiasaan yang baik dan berfokus untuk hidup sehat.


(5)

ABSTRACT

The technological development make a change of public behavior and life style like food pattern unsuited with the body necessity and less activity until having an effect on rise the diabetes mellitus case. The objective of this research to know the food pattern of diabetes mellitus at Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

This study adopted descriptive survey with design method in cross sectional. The sample on the research known in total sampling involved 60 patients with diabetes mellitus as out-patient. The data used such as primary and secondary data. Primary data was taken by interview with questionnaire, in food recall and food frequency forms. Secondary data was taken from Puskesmas, such as general description and data of patient with diabetes mellitus.

In research the characteristics of patient mostly aged 50-64 years old, female. In taken carbohydrate, protein and fat is certainty exceeding standard rate namely as recommended carbohydrate 51.7 %, protein 33,3 % and fat 58.3 % respectively. The meal time of those patient diabetes mellitus should more than 3 hours.

Recommended to health care raise of service the information to patient with diabetes mellitus so as to more discipline admission of food pattern, and to the patient with diabetes mellitus so as comply food pattern as requested, so that they can develop good habits and focused on the health living.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Pribadi :

Nama : Marlina Nasution

Tempat / Tanggal Lahir : Kotanopan / 22 April 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Anak Ke : 1 Dari 4 Bersaudara

Nama Ayah : Bustami Nasution

Nama Ibu : Swirda Lubis Ama.Pd

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan .199 Kel. Pasar Kotanopan Kec. Kotanopan Kab. Mandailing Natal

B. Riwayat Pendidikan

1992-1998 : SD Negeri No.142621 Kotanopan 1998-2002 : SLTP Negeri 1 Kotanopan

2002-2005 : SMA Negeri 1 Kotanopan

2005-2008 : Akademi Keperawatan Wirahusada Medan


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Karena atas rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan kekuatan maupun kesehatan kepada penulis selama dalam penyelesaian skripsi yang berjudul : “Gambaran Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013” yang merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih sedalam - dalamnya kepada Ayahanda Bustami Nasution dan Ibunda Swirda Lubis Ama.Pd tercinta yang telah banyak berkorban materil dan moril serta membesarkan dan mendidik penulis dengan kasih sayang dan juga untuk adik – adik tercinta, Desnawita Nasution Spd, Hasanul Arifin Nasution, Ahmad danny Nasution yang tak henti – hentinya memberikan dorongan dan do’a pada penulis setiap saat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada Dra. Jumirah, Apt, MKes selaku dosen pembimbing I dan dr. Mhd.Arifin Siregar, MS selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, mendidik dan memberi banyak masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.


(8)

2. Prof. Dr. Albiner Siagian, Ir, Msi selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.

3. Ernawati Nasution, SKM, MKes selaku dosen penguji I dan Ir. Etti Sudaryati, MKM, Ph.D selaku dosen penguji II yang telah banyak memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Kepala Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal yang telah memberikan izin pada penulis untuk melaksanakan penelitian.

5. Rakhmad Efendi lubis, Siska Marina Damanik, Dian Royana, Adry Ridhwanah dan seluruh teman – teman dari peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan dukungan, bantuan serta kritikan yang menambah semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi dan inspirasi bagi penulis selama masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga membutuhkan banyak masukan dan kritikan dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya materi skripsi ini. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan berarti bagi ilmu pengetahuan khususnya dibidang kesehatan masyarakat.

Medan, Oktober 2013


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Perumusan masalah ... 4

1.3Tujuan penelitian... . 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Diabetes Melitus ... 6

2.1.1 Penyebab Diabetes Melitus ... 6

2.1.2 Tipe- tipe Diabetes Melitus ... 7

2.1.3 Patofisiologi Diabetes Melitus ... 11

2.1.4 Komplikasi Diabetes Melitus... 12

2.1.5 Pengobatan... 13

2.2 Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 ... 14

2.2.1 Jumlah Makanan ... 16

2.2.2 Jenis Bahan Makanan ... 17

2.2.3 Interval Makan Penderita Diabetes Melitus ... 19

2.3 Daftar Bahan Makanan Penukar... 21

2.4 Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus... 27

2.5 Kerangka Konsep Penelitian... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 30

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 30

3.2.2 Waktu Penelitian... . 30

3.3. Populasi dan Sampel ... 30

3.3.1 Populasi... 30

3.3.2 Sampel... . 31

3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 31

3.4.1 Jenis Data... . 31


(10)

3.5. Instrument Penelitian... . 31

3.6. Defenisi Operasional... 32

3.7. Aspek Pengukuran... . 33

3.8. Pengolahan dan Analisis Data... . 34

3.8.1 Pengolahan Data... . 34

3.8.2 Analisis Data... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN... 36

4.1.Gambaran umum Puskesmas Kotanopan... 36

4.2. Karakteristik Responden... 35

4.3. Indeks Masa Tubuh (IMT)... 38

4.3.1. Jenis Diet Diabetes Melitus Yang di Anjurkan... 39

4.3.2. Susunan Bahan Makanan... 39

4.4. Jenis Bahan Makanan... 39

4.4.1. Sumber karbohidrat, protein hewani dan protein nabati... 40

4.4.2. Jenis Bahan Makanan Sayuran... 41

4.4.3. Jenis Bahan Makanan Buah... 42

4.5. Jumlah Asupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak... 43

4.5.1. Asupan Energi... 43

4.5.2. Asupan Zat Gizi Karbohidrat... 43

4.5.3. Asupan Zat Gizi Protein... 44

4.5.4. Asupan Zat Gizi Lemak... 45

4.6. Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus... 45

BAB V PEMBAHASAN... 47

5.1. Karakteristik Penderita Diabetes Melitus... 47

5.2. Indeks Masa Tubuh (IMT)... 48

5.3. Jenis Bahan Makanan... 49

5.4. Jumlah Makanan Penderita DM Berdasarkan Asupan Energi, Karbohidrat Protein dan Lemak... 50

5.5. Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus... 52

5.6. Pola Makan Sehat... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 55

6.1. Kesimpulan... 55

6.2. Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenis diet diabetes mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.

Tabel 2.2. Jadwal makan penderita diabetes mellitus.

Tabel 2.3. Contoh menu sehari dengan jenis diet diabetes mellitus 1900 Kkal. Tabel 2.4. Makanan penukar dari sumber karbohidrat, protein hewani dan protein

nabati.

Tabel 2.5. Makanan penukar dari sumber buah dan gula.

Tabel 2.6. Makanan penukar dari sumber susu tanpa lemak, susu rendah lemk dan susu tinggi lemak.

Tabel 2.7. Makanan penukar dari sumber minyak lemak tidak jenuh. Tabel 2.8. Makanan penukar dari sumber minyak lemek jenuh. Tabel 3.1. Klasifikasi status gizi.

Tabel 4.1. Distribusi responden berdasarkan Karakteristik pada penderita diabetes mellitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.2. Distribusi responden berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) pada penderita diabetes mellitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.3. Distribusi responden berdasarkan jenis diet diabetes mellitus yang dianjurkan pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.4. Distribusi responden berdasarkan susunan bahan makanan yang dikonsumsi penderita diabetes mellitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.5. Distribusi jenis bahan makanan sumber karbohidrat, protein hewani dan protein nabati berdasarkan frekuensi makan pada penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.


(12)

Tabel 4.6. Distribusi jenis bahan makanan sayuran berdasarkan frekuensi makan pada penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.7. Distribusi jenis bahan makanan buah berdasarkan frekuensi makan pada penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.8. Distribusi responden berdasarkan asupan energi yang dikonsumsi penderita diabetes mellitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.9. Distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi karbohidrat yang dikonsumsi penderita diabetes mellitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailinga Natal Tahun 2013.

Tabel 4.10. Distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi protein yang dikonsumsi penderita diabetes mellitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.11. Distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi lemak yang dikonsumsi penderita diabetes mellitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.

Tabel 4.12. Distribusi responden berdasarkan jadwal makan penderita diabetes mellitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013.


(13)

Daftar Lampiran

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian Lampiran 2 : Master Data

Lampiran 3 : Output

Lampiran 4 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian


(14)

ABSTRAK

Perkembangan pembangunan dan teknologi telah membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kurangnya aktifitas fisik sehingga berpengaruh terhadap meningkatnya kasus penyakit Diabetes Melitus. Tujuan penelitian untuk mengatahui pola makan penderita diabetes melitus di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal

Penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriftif dan desain penelitiannya adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini total sampling yaitu 60 orang penderita diabetes melitus yang rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Data yang digunakan adalah data primer dan skunder, data primer diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner, formulir food recall dan formulir food frekuensi. Sedangkan data skunder diperoleh dari Puskesmas seperti gambaran umum dan data penderita diabetes melitus.

Berdasarkan penelitian, karakteristik penderita diabetes melitus sebagian besar dengan umur 50-64 tahun dan jenis kelamin perempuan. Asupan karbohidrat, protein dan lemak tidak sesuai dengan standar jenis diet yang dianjurkan, yaitu masing-masing; karbohidrat 51,7 %, protein 33,3%, dan lemak 58,3%. Jadwal makan penderita diabetes mellitus umumnya lebih dari 3 jam.

Disarankan kepada petugas kesehatan meningkatkan pelayanan dalam hal memberikan informasi kepada penderita diabetes melitus agar lebih disiplin dalam pengaturan pola makan dan bagi penderita diabetes melitus agar mematuhi pola makan yang dianjurkan sehingga mampu mengembangkan kebiasaan yang baik dan berfokus untuk hidup sehat.


(15)

ABSTRACT

The technological development make a change of public behavior and life style like food pattern unsuited with the body necessity and less activity until having an effect on rise the diabetes mellitus case. The objective of this research to know the food pattern of diabetes mellitus at Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

This study adopted descriptive survey with design method in cross sectional. The sample on the research known in total sampling involved 60 patients with diabetes mellitus as out-patient. The data used such as primary and secondary data. Primary data was taken by interview with questionnaire, in food recall and food frequency forms. Secondary data was taken from Puskesmas, such as general description and data of patient with diabetes mellitus.

In research the characteristics of patient mostly aged 50-64 years old, female. In taken carbohydrate, protein and fat is certainty exceeding standard rate namely as recommended carbohydrate 51.7 %, protein 33,3 % and fat 58.3 % respectively. The meal time of those patient diabetes mellitus should more than 3 hours.

Recommended to health care raise of service the information to patient with diabetes mellitus so as to more discipline admission of food pattern, and to the patient with diabetes mellitus so as comply food pattern as requested, so that they can develop good habits and focused on the health living.


(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perkembangan pembangunan dan teknologi telah membawa perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat seperti pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan kurangnya aktifitas fisik. Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap meningkatnya kasus penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit Diabetes Melitus, Jantung Koroner, Stroke dan Hipertensi. Diketahui bahwa penyakit tidak menular sekarang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Sekitar 12,3 % masyarakat Indonesia di diagnosa menderita diabetes melitus baik itu tipe 1 maupun tipe 2 (Depkes, 2006).

Menurut data badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia. Pada tahun 2000 terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes melitus. Dan pada tahun 2006 jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia menjadi 14 juta orang dan diantara mereka baru sekitar 30% yang datang berobat secara teratur.

Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan, bahwa sekarang sudah ada sekitar 230 juta penderita diabetes melitus. Angka ini terus bertambah hingga 3 % atau sekitar 7 juta orang setiap tahunnya. Dengan demikian jumlah penderita diabetes melitus diperkirakan akan mencapai 350 juta pada tahun 2025 dan setengah dari angka tersebut berada di Asia terutama India, Cina, Pakistan dan Indonesia (Tandra, 2008).


(17)

Menurut PERKENI (Persatuan Endokrinologi Indonesia, 1998) menyatakan bahwa pola pertambahan penduduk seperti saat ini diperkirakan pada tahun 2020 di Indonesia akan terdapat 178 juta penduduk berusia 20 tahun dengan asumsi prevalensi diabetes melitus sebesar 4 % akan ada 7 juta orang dengan diabetes melitus di Indonesia yang akan meningkat dari 5 juta di tahun 1995 menjadi 12 juta di tahun 2025 (Handayono, 2008).

Di Indonesia menurut survei prevalensi penyakit diabetes melitus di kota-kota besar mencapai 0,26 % pada usia 6-20 tahun, 1,43 % pada usia diatas 20 tahun, 4,16 % pada usia 40 tahun ke atas. Sedangkan di pedesaan pada usia diatas 20 tahun prevalensi penyakit diabetes melitus mencapai 1,47 % (Handayono, 2010).

Makin majunya keadaan sosial ekonomi masyarakat Indonesia diperkirakan penderita diabetes melitus semakin meningkat jumlahnya. Pola makan maupun diet sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, khususnya bagi penderita diabetes melitus baik untuk memelihara kesehatan tubuh maupun untuk perawatan dan penyembuhan penyakit. Telah diketahui sejak ratusan tahun lalu pengaturan diet untuk penyembuhan penyakit merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan upaya perawatan untuk penyembuhan penyakit yang diderita oleh penderita diabetes melitus (Moehyi, 1995)

Diabetes Melitus dapat menyerang segala lapisan umur dan sosial ekonomi, seperti yang dipaparkan diatas, Indonesia merupakan urutan keempat jumlah penderita diabetes melitus terbanyak di dunia. Indonesia dikenal dengan negara yang terdiri dari beberapa pulau, diantaranya adalah pulau Sumatera yaitu sumatera utara. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara (2007), proporsi penderita


(18)

diabetes melitus rawat inap menurut kelompok umur 15-44 tahun terdapat 3,6% dan lebih dari usia 45 tahun terdapat 96,4 %.

Gaya hidup seseorang tercermin dari kebiasaan mengatur makanan, seseorang penderita yang hidup di perkotaan dimana kebiasaan makan dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam melaksanakan diet. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa tidak seluruh responden melaksanakan diet diabetes mellitus sesuai dengan aturan, dengan alasan malas dan bosan dengan diet diabetes mellitus yang telah ditetapkan sehingga jumlah asupan energi tidak seimbang (Notoatmojo, 2003).

Sumatera Utara masyarakatnya terdiri dari berbagai suku diantaranya Minang, Jawa, Batak (Toba, Karo, Pak-Pak, Mandailing) dan lain-lain selalu mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan protein yang tinggi. Khususnya di Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal yang masyarakatnya dominan bersuku Mandailing juga selalu mengonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak, protein tinggi dan rendah serat. Serat dapat membantu memperlambat masuknya gula kedalam aliran darah. Kemudian dengan mengonsumsi makanan yang mengandung lemak dan protein tinggi dengan jumlah dan jadwal yang berlebihan dapat menyebabkan tidak terjadinya keseimbangan energi dalam tubuh.

Badan Pusat Statistik Angka Proyeksi 2011 Kabupaten Mandailing Natal menyebutkan jumlah penduduk Kecamatan Kotanopan adalah sebanyak 26.510 jiwa. Dimana pada kelompok umur 35-39 tahun sebanyak 1.652 orang dan umur 40-44 tahun sebanyak 1.458 jiwa. Sedangkan data kunjungan penderita diabetes melitus yang rawat jalan di Puskesmas Kotanopan pada tahun 2012 sebanyak 1.127 orang.


(19)

Jumlah data kunjungan penderita diabetes melitus tersebut adalah 10% dari jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Kotanopan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melihat gambaran pola makan penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi perumusan masalah adalah bagaimana gambaran pola makan penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pola makan penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik penderita diabetes melitus berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga yang menderita diabetes melitus, dan lama menderita diabetes melitus pada penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.

2. Mengetahui kecukupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak yang dikonsumsi penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.


(20)

3. Mengetahui jenis, jumlah dan jadwal makanan yang dikonsumsi penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2013.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kotanopan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada masalah gizi khususnya gizi pada penderita diabetes melitus.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Diabetes Melitus

Diabetes melitus atau yang lebih dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan kelainan metabolisme hidrat arang akibat berkurangnya hormon insulin, baik kekurangan relatif maupun absolut, yang ditandai dengan Kadar Glukosa Darah (KGD) melebihi normal. Insulin tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa darah. Kadar Glukosa Darah untuk orang normal atau non diabetes waktu puasa antara 60-120 mg/dL dan 2 jam sesudah makan di bawah 140 mg/dL. Bila terjadi gangguan kerja pada insulin, keseimbangan tersebut akan terganggu sehingga kadar glukosa darah cenderung naik.

Gejala adalah hal-hal yang dirasakan dan dikeluhkan penderita, ada bermacam-macam gejala diabetes seperti; sering sekali buang air kecil dengan volume yang banyak (poliuri), yaitu lebih sering dari pada biasanya apalagi malam hari. Sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya (polidipsi). Nafsu makan meningkat (polifagi) dan kurang tenaga. Gejala lain adalah gejala komplikasi yang paling sering dikeluhkan seperti; kesemutan dikaki, gatal-gatal. Gatal yang paling merisaukan gatal didaerah selangkangan dan luka yang tidak sembuh-sembuh. (Hartini, 2009).

2.1.1. Penyebab Diabetes Melitus

Faktor utama munculnya penyakit diabetes melitus adalah pankres tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan.


(22)

Hal ini menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik. Selain itu penyebab penyakit diabetes melitus tergantung pada jenis diabetes yang diderita.

2.1.2.Tipe –tipe Diabetes Melitus

Menurut Sri Hartini (2009), diabetes melitus dibagi menjadi golongan atau tipe yaitu :

1. Diabetes Melitus tipe-1

Diabetes tipe-1 adalah pankreas tidak dapat menghasilkan insulin karena kerusakan atau gangguan fungsi pankreas untuk menghasilkan insulin. Penderita penyakit diabetes tipe-1 sebagian besar terjadi pada orang dibawah umur 30 tahun. Untuk dapat bertahan hidup bergantung pada pemberian insulin dari luar. Oleh karena itu diabetes ini dikenal juga dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM). Jumlah kejadiannya hanya 1-10 % dari semua penderita diabetes di dunia. Di Indonesia, hanya kurang lebih sekitar 1% dari semua diabetes. Faktor penyebab dari diabetes tipe-1 ini adalah :

1. Faktor keturunan atau genetika

Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak akan beresiko terkena diabetes.

2. Autoimunitas

Tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri yang ada dalam pankreas. Tubuh kehilanagn kemampuan untuk


(23)

membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.

3. Virus atau zat kimia.

Menyebabkan kerusakan pada keelompok – kelompok sel dalam pankreas tempat insulin dibuat.

Pada Diabetes tipe-1 ini insulin diberikan dengan cara disuntikkan karena jika diminum, insulin akan dirusak asam lambung. Gejala dan tanda-tandanya muncul mendadak, tiba-tiba cepat merasa haus, sering kencing (anak-anak jadi sering ngompol), badan mengurus, dan lemah. Apabila insulin tidak segera diberikan, penderita dapat cepat tidak sadarkan diri, disebut juga Koma Ketoasidosis atau Koma Diabetik.

2. Diabetes tipe-2.

Diabetes tipe-2 ini tidak mutlak memerlukan suntikan insulin atau dikenal dengan istilah Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) karena pankreasnya masih menghasilkan insulin. Insulin tersebut masih diproduksi tetapi jumlahnya tidak mencukupi. Dan yang terpenting, kerja insulin tidak efektif karena adanya hambatan pada kerja insulin atau resisten insulin.

Dari seluruh penderita diabetes, jumlah penderita diabetes tipe-2 adalah yang paling banyak, yaitu 90-99 %. Penyebab diabetes tipe-2 adalah :

1. Faktor keturunan

Apabila ada orang tua atau saudara sekandung yang mengalaminya. Riwayat diabetes melitus pada keluarga sekitar 15-20 % penderita


(24)

NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Melitus), sedangkan IDDM (Insulin Dependen Diabetes Melitus) sebanyak 57 %.

2. Pola makan

Asupan nutrisi dalam makanan yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kegemukan dan penumpukan lemak dalam tubuh. Selain itu makanan yang banyak mengandung gula seperti teh manis, gorengan, minuman soda dan makanan cepat saji/ fast food adalah penyebab penyakit diabetes melitus.

3. Kadar kolesterol yang tinggi

Gaya hidup yang tidak sehat, makan makanan yang berlemak dan makanan yang tidak sehat.

4. Rendahnya aktifitas fisik atau kurangnya berolahraga

Olahraga akan mengurangi resistensi insulin sehingga kerja insulin dapat diperbaiki. Peredaran darah akan menjadi lancar dengan olahraga teratur. Olahraga seperti aerobik maupun latihan beban sangat efektif menurunkan kadar gula darah.

5. Obesitas atau kelebihan berat badan

Pada orang gemuk aktifitas jaringan lemak dan otot menurun sehingga dapat memicu munculnya diabetes melitus. Obesitas ini juga membuat sel tidak sensitif terhadap insulin.

Diabetes tipe-2 ini berkembang sangat lambat, bisa sampai bertahun-tahun. Oleh karena itu, gejala dan tanda-tandanya sering kali tidak jelas. Gejala klasik yang biasa dikeluhkan adalah; cepat lelah, berat badan turun walaupun banyak makan, dan


(25)

rasa kesemutan ditungkai. Dan bahkan adapun orang yang menderita diabetes ini sama sekali tidak merasakan perubahan.

Pengobatan Diabetes tipe-2 :

a Penurunan lemak tubuh pada kegemukan.

Upaya penurunan berat badan, khususnya lemak tubuh, akan meningkatkan kepekaan sel akan insulin sehingga gula pun akan lebih mudah masuk sel, yang menyebabkan kadar gula dalam darah akan turun dan energi dapat dibentuk dengan lebih baik.

b Pemberian obat-obat yang memperbaiki resisten insulin dan obat yang meningkatkan kemampuan pankreas menghasilkan insulin.

3. Diabetes Gestasional

Diabetes yang muncul hanya pada masa kehamilan. Diabetes ini muncul pada minggu ke-24 (bulan ke-6) kehamilan. Diabetes gestasional ini biasanya menghilang sesudah melahirkan. Diabetes ini jika tidak di kendalikan dengan baik dapat berdampak buruk terhadap bayi dan juga si ibu. Bayi dapat tumbuh besar lebih besar dari normal (makrosomia), yaitu berat lahirnya lebih dari 4 kg (bayi raksasa/giant body).

Diabetes gestasional ini pada prinsipnya berbeda dengan kehamilan yang timbul pada seseorang yang menderita diabetes, tetapi prinsip pengobatannya sama yaitu dengan pemberian suntikan insulin.

4. Diabetes tipe lain

Yang dimaksud dengan diabetes tipe lain adalah diabetes yang tidak termasuk tipe-1atau tipe-2. Tapi disebabkan oleh kelainan tertentu, misalnya, diabetes yang


(26)

timbul karena kenaikan hormon-hormon yang kerjanya berlawanan dengan insulin atau hormon kontra-insulin. Misalnya, diabetes yang muncul pada penyakit kelebihan hormon tiroid.

2.1.3. Patofiologi Diabetes Melitus

Pengelolaan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya keusus. Didalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah yang akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini yang disebut dengan proses metabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang peran yang sangat penting yaitu, bertugas memasukkan glukosa kedalam sel untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas.

Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas tersebut, dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel. Kemudian didalam sel glukosa tersebut di metabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak aktif glukosa tidak dapat masuk kedalam dengan akibat glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah yang artinya kadar glukosa didalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti itu tubuh akan menjadi lemah tidak ada sumber energi didalam sel. Pada keadaan seperti ini jumlah kuncinya yang kurang, meskipun


(27)

anak kuncinya (insulin) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa didalam pembuluh darah meningkat (Waspadji, 2002).

2.1.4. Komplikasi Diabetes Melitus.

Berdasarkan mulai timbulnya dan lama perjalanannya, komplikasi diabetes digolongkan menjadi ; komplikasi mendadak (akut) dan komplikasi menahun (kronis).

1. Komplikasi mendadak (akut)

Yang termasuk komplikasi akut adalah : a. Infeksi yang sulit sembuh

Misalnya, Ganggren (infeksi berat pada kaki hingga membusuk).

b. Koma Hiperglikemik

Adalah koma karena hiperglikemi (gula darah yang terlalu tinggi)

c. Koma Hipoglikemik

Adalah koma karena hipoglikemi ( gula darah yang terlalu rendah )

2. Komplikasi menahun (kronis)

Komplikasi kronis diabetes disebabkan oleh : a. kelainan pada pembuluh darah besar


(28)

b. kelainan pada pembuluh darah halus

Pada organ-organ tubuh seperti ; mata (retinopati, katarak dan glaukoma), dan ginjal (nefropati) yang pada akhirnya perlu cuci darah. 2.1.5. Pengobatan

Pengobatan diabetes atau yang disebut dengan pengendalian diabetes ada 4 hal terpenting yang perlu dijalankan agar penderita diabetes dapat hidup sehat atau Empat Pilar Pengendalian diabetes yaitu ;

1. Edukasi

Penderita diabetes harus dibekali dengan pengetahuan tentang diabetes dan perlu diingatkan terus-menerus dan berulang-ulang. Melalui edukasi, penderita diabetes atau siapa saja bisa mengetahui dan mengerti apa itu diabetes, masalah yang harus dihadapi, mengapa penyakit ini perlu dikendalikan secepatnya dan seterusnya.

2. Pengaturan makan (diet)

Pada umumnya, diet untuk penderita diabetes diatur berdasarkan 3J yaitu Jumlah, Jenis, dan Jadwal.

3. Aktifitas fisik/olah raga

Olah raga dilakukan teratur setiap kali, pada waktu yang sama 4. Obat

a. Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

Obat untuk memperbaiki jumlah insulin yang kurang adalah yang membantu merangsang pankreas untuk meningkatkan produksi insulin.


(29)

b. Insulin

Merupakan satu-satunya obat yang diberikan langsung secara disuntikkan karena pankreas sudah tidak dapat menghasilkan insulin lagi.

2.2. Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Tipe-2

Penatalaksanaan makanan untuk penderita diabetes melitus tipe-2 harus memperhatikan beberapa hal yaitu prinsip, tujuan dan syarat diet; dasar penyusunan diet; komposisi dan penggunaan diet.

1. Prinsip, tujuan dan syarat diet.

Prinsip pemberian makanan bagi penderita diabetes melitus adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah.

Makanan yang dimakan penderita diabetes melitus sehari-hari disusun agar tujuan diet tercapai. Tujuan diet yaitu :

a Memperbaiki kesehatan umum penderita.

b Memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal/normal.

c Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan optimal dan aktivitas normal.

d Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal

e Menekan atau menunda timbulnya penyakit komplikasi diabetes f Menarik dan mudah diterima penderita diabetes melitus


(30)

yang harus mencakup kandungan gizinya. Kandungan gizi tersebut sebagai berikut :

a Energi, diberikan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur, jenis kelamin, aktivitas fisik dan proses pertumbuhan.

b Karbohidrat, diberikan sejumlah 60-70% dari total konsumsi, makanan atau minuman yang mengandung gula dibatasi dan digunakan jenis karbohidrat komplek atau makanan yang berserat.

c Protein, digunakan protein yang bernilai biologi tinggi/nilai cernanya tinggi.

d Lemak, lemak jenuh dan kolesterol tidak dikonsumsi e Vitamin dan mineral, diberikan sesuai kebutuhananya. 2. Dasar penyusunan diet

Dasar diet untuk penyakit diabetes melitus adalah harus memenuhi kebutuhan gizi. Penyusunan diet perlu memperhatikan pola makan penderita sebelum sakit. Hal ini diupayakan agar pola makan tidak terlalu menyimpang dari biasanya sehingga makanan dapat mudah diterima oleh penderita.

3. Komposisi diet

Komposisi diet yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus berulang kali mengalami perubahan.

4. Penggunaan diet

Untuk penggunaan diet diabetes melitus perlu diperhatikan pedoman 3J, yaitu : J1= jumlah makanan yang diberikan harus habis


(31)

J3= jenis makanan manis- manis harus dihindari (Pranadji, 2002) Tujan penatalaksanaan diet secara umum pada penderita diabetes melitus adalah mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati kadar normal, mencapai dan mempertahankan lemak mendekati kadar yang optimal, mencegah komplikasi akut/kronik dan meningkatkan kualitas hidup (Waspadji, 2002).

2.2.1. Jumlah Makanan

Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes melitus harus sesuai untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat 10-15 % dari protein 20-25 % dari lemak. Makanan yang beraneka ragam, mengandung sumber zat tenaga, zat pembangun serta zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lain-lain. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dn mineral. Makanan sumber zat pembangun seperti : kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju dan lain-lain. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan.

Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes melitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak yaitu :


(32)

Tabel 2.1. Jenis Diet Diabetes Melitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak

Jenis Diet Energi (Kkal)

Karbohidrat (gr) Protein (gr) Lemak (gr)

I 1100 172 43 30

II 1300 192 45 35

III 1500 235 51,5 36,5

IV 1700 275 55,5 36,5

V 1900 299 60 48

VI 2100 319 62 53

VII 2300 369 73 59

VIII 2500 396 80 62

Sumber : Almatsier, 2006

Keterangan :

1. Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang gemuk, obesitas berat atau terlalu gemuk

2. Jenis diet IV s/d VI diberikan kepada penderita diabetes dengan berat badan normal dan tanpa komplikasi

3. Jenis diet VII s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (Juvenile Diabetes), diabetes dengan komplikasi dan penderita diabetes yang sedang hamil.

2.2.2. Jenis Bahan Makanan

Banyak yang beranggapan bahwa penderita diabetes melitus harus makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita diabetes melitus untuk mengetahui efek makanan terhadap glukosa darah. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus adalah makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan segar. Yang terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan


(33)

mengakibatkan kadar glukosa darah yang sangat rendah (Hypoglikemi) dan juga jangan terlalu banyak makan makanan yang memperparah penyakit diabetes melitus. Ada beberapa makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi bagi penderita diabetes melitus yaitu :

a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes melitus adalah : 1. Sumber karbohidrat komplek seperti ; nasi, roti, mie, kentang,

singkong, ubi dan sagu.

2. Sumber protein rendah lemak seperti ; ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.

3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah di cerna. Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan dibakar.

b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita diabetes melitus adalah :

1. Mengandung banyak gula sederhana, seperti ; gula pasir, gua jawa, sirup, jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol cake dan tarcis.

2. Mengandung banyak lemak seperti ; cake, makanan siap saji (fast - food), goreng - gorengan dan lain-lain.

3. Mengandung banyak natrium seperti; ikan asin, telur asin dan makanan yang diawetkan (Almatsier, 2007).


(34)

2.2.3. Interval Makan Penderita Diabetes Melitus

Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes melitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar kerena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Pada dasarnya diet diabetes melitus diberikan dengan antara (interval) waktu tiga jam, meliputi tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan selingan/snacks.

Jadwal makan yang digunakan oleh penderita diabetes melitus disajikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 2.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus

Waktu Jadwal Total Kalori

Pukul 07.00 makan pagi 20%

Pukul 10.00 selingan 10%

Pukul 13.00 makan siang 30%

Pukul 16.00 selingan 10%

Pukul 19.00 makan malam 20%

Pukul 21.00 selingan 10%

Sumber : Waspadji, 2002

Jadwal ini dapat diubah asalkan intervalnya tetap tiga jam. Ini dimaksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah penderita diabetes melitus, sehingga diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan dan jadwal yang tepat , maka kadar glukosa darah akan tetap stabil dan Penderita diabetes melitus tidak merasa lemas akibat kekurangan zat gizi.


(35)

Tabel 2.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet Diabetes Melitus 1900 Kal

Waktu Bahan Makanan URT Menu

Pagi (07.00) Nasi Telur ayam Tempe Sayuran A Minyak 1 gelas 1 Butir

2 potong sedang 1 gelas

1 sendok makan

Nasi Telur dadar

Oseng-oseng tempe sop oyong + tomat

Pukul 10.00 Buah 1 potong sedang papaya Siang (13.00) Nasi

Ikan Tempe Sayuran B Buah Minyak 1,5 gelas

1 potong sedang 2 potong sedang 1 gelas

1/4 buah sedang 1 sendok makan

Nasi Pepes ikan Tempe goreng Lalapan kacang panjang + kol Nenas

Pukul 16.00 Buah 1buah Pisang

Malam(19.00) Nasi

Ayam tanpa kulit Tahu

Sayuran C Buah Minyak

1,5 gelas

1 potong sedang 1 potong sedang 1 gelas

1 potong sedang 1 sendok makan

Nasi

Ayam bakar Tahu bacem

Stup buncis + wortel Pepaya

Sumber : Almatsier, 2006

Nilai Gizi pada tabel 2.3 tersebut adalah : - Energi : 1912 Kkal

- Protein : 60 gr (12,5% energi total ) - Lemak : 48 gr ( 22,5 % energi total ) - Karbohidrat : 299 gr (62,5 % energi total ) - Kolesterol : 303mg


(36)

2.3. Daftar Bahan Makanan Penukar

Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran mengenai beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan yakni :

1. Golongan I : Sumber Karbohidrat

1 satuan penukar misalnya, 100 gram nasi mengandung 175 Kalori, yang terdiri atas Protein 4 gram dan karbohidrat 40 gram.

2. Golongan II : Sumber Protein Hewani a. Rendah Lemak

1 Satuan Penukar misalnya, 40 gram ikan segar mengandung 50 Kalori yang terdiri atas protein 7 gram dan lemak 2 gram.

b. Lemak Sedang

1 Satuan Penukar misalnya, 35 gram daging sapi mengandung 75 Kalori terdiri atas protein 7 gram dan lemak 5 gram.

c. Tinggi Lemak

1 Satuan Penukar misalnya, 40 gram ayam dengan kulit mengandung 150 Kalori yang terdiri atas 7 gram protein dan lemak 13 gram.

3. Golongan III : Sumber Protein Nabati

1 Satuan Penukar misalnya, 50 gram tempe mengandung 75 Kalori, yang terdiri atas protein 5 gram dan karbohidrat 7 gram.

Tabel dibawah ini menunjukkan jumlah bahan makanan yang dapat digunakan untuk mengganti :

- sumber Karbohidrat (100 gram nasi)

- sumber protein hewani; rendah lemak (40 gram ikan), lemak sedang (35 gram daging sapi) dan tinggi lemak (40 gram ayam dengan kulit)


(37)

Tabel 2.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat, Protein Hewani dan Protein Nabati

Bahan Makanan URT Berat (gr)

Sumber karbohidrat

Bihun 1/2 gelas 50

Kentang 2 biji sedang 210

Nasi tim 1 gelas 200

Bubur beras 2 gelas 400

Mie kering 1 gelas direbus 50

Mie basah 2 gelas 200

Singkong 1 ½ potong sedang 120

Talas 1 potong 125

Ubi 1 biji sedang 135

Sumber protein hewani rendah lemak

ayam tanpa kulit 1 potong sedang 40

daging kerbau 1 potong sedang 35

ikan kakap 1/3 ekor sedang 35

ikan asin 1 potong sedang 15

udang segar 5 ekor sedang 35

Sumber protein hewani lemak sedang

Daging kambing 1 potong 40

Usus sapi 1 potong besar 50

Bakso 10 biji sedang 170

Hati ayam 1 buah sedang 30

Otak 1 potong besar 65

Telur ayam 1 butir 55

Sumber protein hewani tinggi lemak

Bebek 1 potong sedang 55

Sosis 1/2 potong sedang 50

Kuning telur ayam Cornet beef

4 butir

3 sendok makan

45 45 Sumber protein nabati

Kacang hijau 2 sendok makan 20

Kacang merah segar 2 sendok makan 20

Kacang tanah 2 sendok makan 15

Oncom 2 potong kecil 40

Tahu 2 biji besar 110


(38)

4. Golongan IV : Sayuran a. Sayuran A

Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari ; gambas (oyong), mentimun, jamur segar, lobak selada dan tomat.

b. Sayuran B

Mengandung sedikit kalori, protein dan karbohidrat sayuran ini dapat digunakan agak bebas tanpa diperhitungkan asal dalam jumlah yang wajar.

1 Satuan Penukar ± 1 gelas (100 gr ) = 25 Kalori 1 gr Protein 5 gr Karbohidrat.

Sumber bahan makanannya yaitu dari ; bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer, jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang, pare, rebung, pepaya muda.

c. Sayuran C

Merupakan sayuran yang mengandung banyak kalori, protein dan karbohidrat.

1 Satuan Penukar ± 1 gelas (100 gr) = 50 Kalori 3 gr Protein 10 gr Karbohidrat.

Sumber bahan makanannya yaitu dari ; bayam merah, daun katuk, daun melinjo, melinjo, daun papaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas dan nangka muda.


(39)

Sayuran golongan A, B dan C dapat diberikan kepada penderita diabetes melitus tipe-2 maupun tipe-1. Hal ini disebabkan karena penderita diabetes melitus dianjurkan mengonsumsi serat dalam jumlah yang cukup. Serat dalam jumlah yang cukup akan menurunkan kecepatan penyerapan karbohidrat serta menurunkan kadar lemak dalam darah. Dengan demikian tingginya serat dalam makanan dapat menekan kenaikan kadar gula dalam darah sesudah makan ( Pranaji, 2002).

5. Golongan V : Buah dan Gula 1 Satuan Penukar = 50 Kalori

12 gr Karbohidrat.

Tabel 2.5. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula

Bahan makanan URT Berat (gr)

Anggur 20 buah sedang 165

Apel 1 buah 85

Belimbing 1 buah besar 140

Duku 9 buah 80

Durian 2 biji besar 35

Jeruk manis 2 buah 110

Jambu air 2 biji besar 110

Jambu biji 1buah besar 100

Jambu bol 1 buah besar 90

Kolang- kaling 5 buah sedang 25

Kedondong 2 buah sedang 120

Pisang 1 buah 50

Pepaya 1 potong besar 110

Kurma 3 buah 15

Melon 1 potong besar 190

Nangka masak 3 biji sedang 45

Gula 1 sendok makan 13

Madu 1 sendok makan 15

6. Golongan VI : Susu a. Susu Tanpa Lemak


(40)

1 Satuan Penukar misalnya, 200 gram susu skim cair mengandung 75 Kalori yang terdiri atas protein 7 gram dan karbohidrat 10 gram.

b. Susu Rendah Lemak

1 Satuan penukar misalnya, 200 gram susu sapi mengandung 125 Kalori yang terdiri atas protein 7 gram, lemak 6 gram dan karbohidrat 10 gram. c. Susu Tinggi Lemak

1 Satuan Penukar misalnya, 30 gram tepung mengandung 150 Kalori yang terdiiri atas protein 7 gram, lemak 10 gram dan karbohidrat 10 gram. Tabel di bawah ini menunjukkan bahan makanan yang dapat digunakan untuk mengganti Susu tanpa lemak (200 gram susu skim cair), Susu rendah lemak (200 gram susu sapi) dan Susu tinggi lemak (30 gram tepung susu penuh). Tabel 2.6. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak, Susu Rendah

Lemak dan Susu Tinggi Lemak.

Bahan makanan URT Berat (gr)

Susu tanpa lemak

Tepung susu skim 4 sendok makan 20

Yogurt non fat ⅔ gelas 120

Susu rendah lemak

Keju 1 potong kecil 35

Susu kambing 3/4 gelas 165

yogurt susu penuh 1 gelas 200

Susu kental manis 1/2 gelas 100

Susu tinggi lemak

Susu kerbau 1/2 gelas 100


(41)

7. Golongan VII : Minyak

1 Satuan Penukar misalnya, 5 gram minyak kelapa mengandung 50 Kalori dan lemak 5 gram. Tabel dibawah ini menunjukkan jumalah bahan makanan yang dapat digunakan untuk mengganti 5 gram minyak kelapa. a. Lemak Tidak Jenuh

Tabel 2.7. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh.

Bahan makanan URT Berat (gr)

Alpukat 1/2 buah besar 60

Margarin jagung 1 sendok teh 5

Minyak bunga matahari 1 sendok teh 5

Minyak jagung 1 sendok teh 5

Minyak kedele 1 sendok teh 5

Minyak kacang tanah 1 sendok teh 5

Minyak zaitun 1 sendok teh 5

Sumber : Askandar, 2011

b. Lemak Jenuh

Tabel 2.8. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh

Bahan makanan URT Berat (gr)

Kelapa parut 2½ sendok makan 15

Mentega 1 sendok makan 15

Santan ⅓ gelas 40

Kelapa 1 potong kecil 15

Minyak inti kelapa sawit 1 sendok teh 5

Sumber : Askandar, 2011

8. Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori

Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, kecap, kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin.

2.4. Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Melitus


(42)

1. Jenis diet diabetes melitus I

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus I adalah 1100 kalori yang mengandung 172 gram karbohidrat, protein 43 gram dam lemak 30 gram.

2. Jenis diet diabetes melitus II

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus II adalah 1300 kalori yang mengandung 192 gram karbohidrat, protein 45 gram dan lemak 35 gram.

3. Jenis diet diabetes III

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus III adalah 1500 kalori yang mengandung 235 gram karbohidrat, protein 51,5 gram dan lemak 36,5 gram.

4. Jenis diet diabetes melitus IV

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus IV adalah 1700 Kalori dan jumlah kandungan zat gizi Karbohidrat 275 gram, Protein 55,5 gram dan Lemak 36,5 gram.

5. Jenis diet diabetes melitus V

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus V adalah 1900 kalori dan jumlah kandungan zat gizi Karbohidrat 299 gram, Protein 60 gram dan Lemak 48 gram.


(43)

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VI adalah 2100 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 319 gram, protein 62 gram dan lemak 53 gram.

7. Jenis diet diabetes melitus VII

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VII adalah 2300 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 369 gram, protein 73 gram dan lemak 59 gram.

8. Jenis diet diabetes melitus VIII

Kandungan energi dari jenis diet diabetes melitus VIII adalah 2500 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 396 gram, protein 80 gram dan lemak 62 gram.

Jenis diet diabetes melitus ini ditentukan berdasarkan IMT (indeks masa tubuh) penderita diabetes melitus.

2.5. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan latar belakang, tujuan dan manfaat, maka kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Karakteristik penderita Diabetes Melitus :

- Umur

- Jenis kelamin - Pekerjaan - Pendidikan - Riwayat keluarga - Lama menderita DM

Pola makan - Jumlah - Jenis - Jadwal

Kadar gula darah (KGD)


(44)

Dalam kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan karakteristik penderita diabetes melitus (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, riwayat keluarga dan lama menderita diabetes melitus) dapat mempengaruhi pola makan (jumlah, jenis dan jadwal) serta mempengaruhi kadar gula darah penderita diabetes melitus.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriftif yaitu menggambarkan pola makan penderita diabetes melitus rawat jalan di Puskesmas Kotanopan tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi pada saat penelitian.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Adapun alasan pemilihan lokasi di Puskesmas Kotanopan karena angka kejadian penderita diabetes melitus yang rawat jalan cukup tinggi, yaitu 60 orang penderita diabetes melitus.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - September 2013 di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi.

Populasi penelitian adalah seluruh pasien rawat jalan di Puskesmas Kotanopan yang dengan diagnosa dokter dinyatakan menderita diabetes melitus Tipe-2. Dimana jumlah penderita diabetes melitus di Puskesmas Kotanopan dari bulan Januari – Mei 2013 berjumlah 60 orang.


(46)

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu keseluruhan dari populasi, dimana seluruh pasien yang rawat jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal yang berjumlah 60 orang.

3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis data

1. Data primer

Meliputi karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan riwayat keluarga, lama menderita diabetes melitus) dan pola makan penderita diabetes melitus.

2. Data sekunder

Meliputi gambaran umum Puskesmas Kotanopan dan data jumlah penderita diabetes melitus.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

1. Data karakterisistik responden diporoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

2. Untuk mengetahui pola makan ( jumlah,jenis dan jadwal makan) dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan formulir food recal 24 jam dan formulir food frekuency.

3.5. Instrument Penelitian 1. kuesioner

2. Formulir food recal 24 jam 3. Formulir food frekuency


(47)

4. Nutrisurvey 2005.

5. Alat timbang berat badan 6. Alat ukur tinggi badan. 3.6. Defenisi Operasional

1. Umur adalah lamanya watu hidup penderita diabetes mellitus sesuai dengan yang tercatat di kartu status rekam medik.

2. Pekerjaan adalah aktifitas rutin yang dilakukan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup.

3. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diikuti responden serta mendapat ijazah.

4. Riwayat keluarga adalah ada tidaknya anggota keluarga yang menderita diabetes melitus.

5. Lama menderita diabetes melitus adalah waktu yang ditentukan saat mulai didiagnosa menderita diabetes melitus.

6. Pola makan adalah jumlah, jenis dan jadwal makan yang dilaksanakan penderita diabetes melitus yang berobat jalan di Puskesmas Kotanopan.

7. Jumlah makan adalah banyaknya asupan makan yang dikonsumsi penderita diabetes melitus.

8. Jenis bahan makanan adalah macam makanan yang dikonsumsi penderita diabetes melitus.

9. Jadwal makan adalah waktu makan yang dilaksanankan penderita diabetes melitus dalam interval 3 jam.


(48)

10.Gula darah adalah yang berasal dari makanan yang dicerna didalam saluran cerna (usus), kemudian akan diubah menjadi suatu bentuk gula yang disebut glukosa kemudian diserap oleh dinding usus dan kemudian beredar didalam aliran darah.

11.Penderita diabetes melitus adalah pasien yang menurut diagnosa dokter dinyatakan menderita diabetes melitus dengan kadar gula darah diatas 140 mg/dL.

3.7. Aspek Pengukuran

1. Umur yaitu usia yang dimiliki penderita Diabetes Melitus yaitu >30 tahun. 2. Klasifikasi status gizi berdasarkan Indeks masa tubuh (IMT) yaitu untuk

menentukan jenis diet penderita diabetes melitus.

Tabel 3.1. Klasifikasi Status Gizi

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5

Normal >18,5-25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0 Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 (sumber : Depkes, 1994)


(49)

3. Jenis bahan makanan adalah mengetahui macam makanan yang dikonsumsi penderita diabetes melitus diukur dengan food frekuency

4. Jumlah makanan adalah banyaknya asupan energi yang dikonsumsi penderita diabetes melitus dalam sehari dan diukur dengan menggunakan

food recall, kemudian banyaknya makanan yang dikonsumsi dihitung dengan bantuan nutrisurvey dan dinyatakan dalam kalori kemudian disesuaikan dengan angka kecukupan gizi berdasarkan jenis diet diabetes melitus.

5. Kecukupan karbohidrat adalah banyaknya karbohidrat yang dikomsumsi penderita diabetes melitus dalam sehari dibandingkan dengan jenis diet diabetes melitus.

6. Kecukupan protein adalah banyaknya protein yang dikonsumsi penderita diabetes melitus, kemudian disesuaikan dengan jenis diet diabetes melitus. 7. Kecukupan lemak adalah banyaknya lemak yang dikonsumsi penderita

diabetes melitus disesuaikan dengan jenis diet diabetes melitus.

8. Jadwal makan dilaksanakan 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan dengan jarak antara/interval 3 jam. Ada dua kategori yaitu :

- Baik, jika interval makan dilaksanakan dalam interval 3 jam.

- Kurang baik, jika interval makan dilakukan kurang dari 3 jam atau lebih dari 3 jam.


(50)

3.8. Pengolahan dan Analisis Data 3.8.1. Pengolahan Data

1. Editing yaitu, memeriksa kebenaran data yang diperlukan.

2. Coding yaitu, memberikan kode numerik atau angka kepada masing - masing kategori.

3. Data Entry yaitu, memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel.

3.8.2. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diberi keterangan secara deskriptif.


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Kotanopan

Puskesmas Kotanopan terletak di wilayah Kecamatan Kotanopan yang beralamat di Jalan Sindang Laya No. 15 Kotanopan, Kecamatan Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal. Mempunyai luas wilayah kurang lebih 32.514,72 km2. Jumlah pegawai yang ada di Puskesmas Kotanopan adalah 32 orang. Terdiri dari; dokter 1 orang (Kepala Puskesmas), perawat 8 orang, bidan 18 orang, sanitarian 1 orang, tata usaha 1 orang dan tenaga suka rela 3 orang.

Penderita diabetes melitus yang rawat jalan di Puskesmas Kotanopan pada penelitian ini berjumlah 60 orang. Dimana keseluruhannya adalah penderita diabetes melitus dengan Tipe-2 baik dengan komplikasi maupun tanpa komplikasi. Penderita diabetes melitus yang rawat jalan di Puskesmas Kotanopan biasanya datang berobat setelah timbul keluhan ataupun gejala – gejala pada penyakitnya.

4.2. Karakterstik Responden

Dari kuesioner yang telah disebarkan kepada 60 orang pasien diabetes melitus di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal pada bulan September 2013, karakteristik responden yaitu Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat keluarga dan lama menderita sebagai berikut :


(52)

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan

Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013 No Karakteristik

Responden

Jumlah %

1 Umur

1. 30-49 22 36,7

2. 50-64 27 45,0

3. ≥65 11 18,3

Total 60 100,0

2 Jenis Kelamin

1. Laki-laki 21 35,0

2. Perempuan 39 65,0

Total 60 100,0

3 Pendidikan

1. Tidak Sekolah 9 15,0

2. Tamat SD 8 13,3

3. Tamat SMP 6 10,0

4. Tamat SMA 19 36,7

5. Diploma 8 13,3

6. Sarjana 10 16,7

Total 60 100,0

4 Pekerjaan

1. Tidak bekerja/IRT 14 23,3

2. PNS 16 26,7

3. Guru 4 6,7

4. Wiraswasta 10 16,7

5. Pensiunan 4 6,7

6. Petani 6 10,0

7. Buruh 2 3,3

8. Supir/tukang becak

4 6,7

Total 60 100,0

5 Riwayat keluarga

1. Ada 10 16,7

2. Tidak ada 50 83,3

Total 60 100,0

6 Lama menderita

1. < 1 tahun 11 18,3

2. ≥ 1 tahun 49 81,7


(53)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah pada kelompok umur 50-64 tahun yaitu 27 responden (45,0%). Menurut jenis kelamin responden, yang paling banyak adalah perempuan yaitu 39 orang ( 65,0%). Berdasarkan tingkat pendidikannya yang paling banyak adalah tamat SMA yaitu 19 orang (36,7 %). Sedangkan pekerjaan responden yang paling banyak adalah PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 16 orang (26,7%).

Berdasarkan riwayat keluarga dan lama menderita diabetes melitus dari tabel diatas diketahui bahwa ada 50 orang (83,3%) yang tidak ada riwayat keluarga yang menderita diabetes melitus dan lama menderita diabetes melitus lebih banyak ≥ 1 tahun (81,7%).

4.3. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) penderita diabetes melitus :

Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

No. Indeks Masa Tubuh (IMT) Jumlah (%)

1. Normal 11 18,3

2. Gemuk 49 81,7

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas responden, dengan IMT gemuk sebanyak 49 responden (81,7%).


(54)

4.3.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus yang Dianjurkan

Distribusi responden berdasarkan jenis diet diabetes melitus yang dianjurkan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Diet Diabetes Melitus yang Dianjurkan pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

No. Jenis Diet Jumlah %

1. Diet I – III 49 81,7

2. Diet IV – VI 11 18,3

Jumlah 60 100,0

Dari tabel di atas berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) dapat diketahui bahwa, 49 orang (81,7%) dianjurkan untuk mengikuti jenis diet I – III dan 11 orang (18,3%) dianjurkan mengikuti jenis diet IV – VI.

4.3.2. Susunan Bahan Makanan

Susunan bahan makanan yang dikonsumsi oleh responden diukur dengan menggunakan Food Recall dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Susunan Bahan Makanan yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

No. Susunan Bahan Makanan Jumlah %

1. Nasi + lauk-pauk + sayur + buah 19 31,7

2. Nasi + lauk –pauk + sayur 26 43,3

3. Nasi + lauk-pauk 15 25,0

Jumlah 60 100,0

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa susunan bahan makanan penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah dengan susunan (nasi + lauk-pauk + sayur) sebanyak 26 orang (43,3%).


(55)

4.4. Jenis Bahan Makanan

4.4.1. Sumber Karbohidrat, Protein Hewani dan Protein Nabati Berdasarkan Frekuensi Makan

Jenis bahan makanan sumber karbohidrat, protein hewani dan protein nabati berdasarkan frekuensi responden diukur dengan food frekuency, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5. Distribusi Jenis Bahan Makanan Sumber Karbohidrat, Protein Hewani dan Protein Nabati Berdasarkan Frekuensi Makan Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

Jenis bahan makanan

Frekuensi Bahan Makanan Total 1-3x sehari 1-3x seminggu 4-6x seminggu 1-2x sebulan Tidak Pernah

N % N % N % N % N % N %

Sumber Karbohidrat

Nasi 60 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 60 100 Roti 0 0,0 20 33,3 27 45,0 13 21,7 0 0,0 60 100 Mie 0 0,0 12 20,0 33 55,0 15 25,0 0 0,0 60 100 Ubi Kayu 0 0,0 0 0,0 16 26,7 34 56,7 10 16,6 60 100 Protein

Hewani

Ayam 0 0,0 10 16,6 15 25,0 35 58,4 0 0,0 60 100 Telur 0 0,0 15 25,0 25 41,7 17 28,3 3 5,0 60 100 Daging 0 0,0 3 5,0 17 28,3 33 55,0 7 11,7 60 100 Ikan basah 0 0,0 20 33,3 25 41,7 7 11,7 8 13,3 60 100 Ikan teri 0 0,0 23 38,3 22 36,7 15 25,0 0 0,0 60 100 Protein

Nabati

Tempe 0 0,0 28 46,6 16 26,7 16 26,7 0 0,0 60 100 Tahu 0 0,0 20 33,3 16 26,7 24 40,0 0 0,0 60 100

Dari tabel di atas diketahui bahwa jenis bahan makanan sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi responden adalah nasi yang dikonsumsi seluruh responden yaitu 60 orang (100%) dengan frekuensi 1-3x sehari.


(56)

Sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi adalah ayam sebesar 58,4 % dengan frekuensi 1-2x sebulan. Sedangkan jenis bahan makanan sumber protein nabati yang paling banyak dikonsumsi responden adalah tempe yaitu 46,6% dengan frekuensi 1-3xseminggu.

4.4.2. Jenis Bahan Makanan Sayuran Berdasarkan Frekuensi Makan

Distribusi jenis bahan makanan sayuran berdasarkan frekuensi makan responden pada sayuran golongan A, sayuran golongan B dan sayuran golongan C dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.6. Distribusi Jenis Bahan Makanan Sayuran Berdasarkan Frekuensi Makan Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013. Sayuran

Golongan A

Frekuensi Makanan Total

1-3x sehari 1-3x seminggu 4-6x seminggu 1-2x sebulan Tidak Pernah

N % N % N % N % N % N %

Gambas 0 0,0 14 23,3 17 28,3 25 41,7 4 6,7 60 100

Ketimun 0 0,0 15 25,0 19 31,7 23 38,3 3 5,0 60 100

Slada 0 0,0 7 11,7 9 15,0 21 35,0 23 38,3 60 100

Tomat 6 10,0 15 25,0 20 33.3 12 20,0 7 11,7 60 100

Lobak 0 0,0 10 16,7 11 18,3 34 56,7 5 8,3 60 100

Sayuran Golongan B 1-3x sehari 1-3x seminggu 4-6x seminggu 1-2x sebulan Tidak Pernah Total

Bayam 0 0,0 18 30,0 21 35,0 16 26,7 5 8,3 60 100

Labu siam 0 0,0 12 20,0 18 30,0 30 50,0 0 0,0 60 100

Bit 0 0,0 0 0,0 0 0,0 10 16,7 50 83,3 60 100

Buncis 0 0,0 19 31,7 21 35,0 14 23,3 6 10,0 60 100

Brokoli 0 0,0 8 13,3 14 23,3 35 58,4 3 5,0 60 100

Genjer 0 0,0 6 10,0 18 30,0 35 58,4 1 1,6 60 100

Kol 0 0,0 22 36,7 15 25,0 14 23,3 9 15,0 60 100

Wortel 0 0,0 16 26,7 20 33,3 24 40,0 0 0,0 60 100

Sawi 0 0,0 17 28,3 21 35,0 22 36,6 0 0,0 60 100

Terong 0 0,0 13 21,7 19 31,7 28 46,6 0 0,0 60 100

Toge 0 0,0 8 13,3 18 30,0 28 46,7 6 10,0 60 100

Kangkung 0 0,0 15 25,0 23 38,3 22 36,7 0 0,0 60 100

Kacang panjang

0 0,0 5 8,3 18 30,0 37 61,7 0 0,0 60 100

Pare 0 0,0 9 15,0 14 23,3 27 45,0 10 16,7 60 100

Rebung 0 0,0 8 13,3 12 20,0 40 66,7 0 0,0 60 100

Jagung Muda 0 0,0 12 20,0 13 21,6 35 58,4 0 0,0 60 100


(57)

Sayuran Golongan C

1-3x sehari 1-3x seminggu 4-6x seminggu 1-2x sebulan Tidak pernah Total

Bayam merah 0 0,0 7 11,7 30 50,0 23 38,3 0 0,0 60 100

Daun singkong

5 8,3 21 35,0 17 28,3 17 28,3 0 0,0 60 100

Daun Pepaya 0 0,0 8 13,3 26 43,3 24 40,0 3 3,3 60 100

Melinjo 0 0,0 26 43,3 14 23,3 20 33,3 0 0,0 60 100

Nangka Muda 0 0,0 9 15,0 33 61,7 14 23,3 0 0,0 60 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui jenis sayuran yang paling banyak dikonsumsi berdasarkan frekuensi makan responden adalah pada sayuran golongan A (Lobak) dengan frekuensi makan 1-2x sebulan, sayuran golongan B (Labu siam, Brokoli, Genjer, Kacang panjang, Rebung, Jagung muda dan Pepaya muda) juga pada frekuensi makan 1-2x sebulan dan sayuran golongan C (Nangka muda) pada frekuensi 4-6x seminggu.

4.4.3. Jenis Bahan Makanan Buah Berdasarkan Frekuensi Makan

Pada tabel 4.7 di bawah ini dapat dilihat jenis buah yang dikonsumsi penderita diabetes melitus berdasarkan frekuensi makan :

Tabel 4.7. Distribusi Jenis Bahan Makanan Buah Berdasarkan Frekuensi Makan Pada Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan Di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013 Jenis

Bahan Makanan

Frekuensi Makanan Total

1-3x sehari 1-3x seminggu 4-6x seminggu 1-2x sebulan Tidak Pernah

N % N % N % N % N % N %

Pepaya 0 0,0 17 28,3 18 30,0 22 36,7 3 5,0 60 100 Jeruk 0 0,0 15 25,0 20 33,3 25 41,7 0 0,0 60 100 Apel 0 0,0 10 16,7 12 20,0 18 30,0 20 33,3 60 100 Semangka 0 0,0 13 21,7 22 36,7 20 33,3 5 8,3 60 100 Pear 0 0,0 7 11,7 17 28,3 23 38,3 13 21,7 60 100 Nenas 0 0,0 0 0,0 10 16,7 20 33,3 30 50,0 60 100


(58)

Berdasarkan tabel di atas diketahui jenis buah yang paling banyak dikonsumsi responden adalah buah jeruk yaitu (41,7%) dengan frekuensi makan 1-2x sebulan. 4.5. Jumlah Asupan Energi, Karbohidrat, Protein, dan Lemak

4.5.1. Asupan Energi

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan energi yang dikonsumsi penderita diabetes melitus :

Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013 No. Asupan Energi

Jenis Diet

Jumlah %

Diet I-III Diet IV-VI N % N %

1. 2. Sesuai Tidak Sesuai - Kurang - Lebih 19 12 18 31,6 20,0 30,0 3 4 4 5,0 6,7 6,7 22 16 22 36,7 26,6 36,7

Total 49 81,6 11 18,4 60 100,0

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa asupan energi yang dikonsumsi penderita diabetes melitus yang lebih dominan adalah tidak sesuai yaitu kurang dari diet yang dianjurkan 16 orang (26,7%) dan lebih dari yang dianjurkan 22 orang (36,7%).

4.5.2. Asupan Zat Gizi Karbohidrat

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi karbohidrat yang dikonsumsi penderita diabetes melitus:


(59)

Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Karbohidrat yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

No. Asupan

Karbohidrat

Jenis Diet

Jumlah %

Diet I-III Diet IV-VI N % N %

1. 2. Sesuai Tidak Sesuai - Kurang - Lebih 17 24 8 28,3 40,0 13,3 2 5 4 3,3 8,3 6,7 19 29 12 31,6 48,4 20,0

Total 49 81,7 11 18,3 60 100,0

Dari Tabel di atas terlihat bahwa asupan zat gizi karbohidrat lebih dominan tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan yaitu dengan kategori kurang dari yang dianjurkan 29 orang (48,4%) dan lebih dari yang dianjurkan 12 orang (20,0%).

4.5.3. Asupan Zat Gizi Protein

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi protein yang dikonsumsi penderita diabetes melitus yaitu :

Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Protein yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013 No. Asupan Protein

Jenis Diet

Jumlah %

Diet I-III Diet IV-VI N % %

1. 2. Sesuai Tidak Sesuai - Kurang - Lebih 16 12 21 26,7 20,0 35,0 3 5 3 5,0 8,3 5,0 19 17 24 31,7 28,3 40,0

Total 49 81,7 11 18,3 60 100,0

Dari tabel di atas terlihat bahwa asupan zat gizi protein yang lebih dominan adalah tidak sesuai yaitu kurang dari diet yang dianjurkan 17 orang (28,3%) dan lebih dari diet yang dianjurkan 24 orang (40,0%).


(60)

4.5.4 Asupan Zat Gizi Lemak

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan asupan zat gizi lemak yang dikonsumsi penderita diabetes melitus yaitu :

Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Lemak yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan di Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013 No. Asupan Lemak

Jenis Diet

Jumlah %

Diet I-III Diet IV-VI N % N %

1. 2. Sesuai Tidak Sesuai - Kurang - Lebih 13 3 33 21,7 5,0 55,0 4 3 4 6,7 5,0 6,6 17 6 37 28,3 10,0 61,7

Total 49 81,7 11 18,3 60 100,0

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa asupan zat gizi lemak lebih dominan tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan yaitu 6 orang (10,0%) dengan kategori kurang dari yang dianjurkan dan 37 orang (61,7%) dengan kategori lebih dari yang dianjurkan.

4.6. Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus

Di bawah ini dapat dilihat distribusi responden berdasarkan jadwal makan yang dilaksanakan penderita diabetes melitus yaitu :

Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes Melitus Rawat Jalan Puskesmas Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2013

No Jadwal Makan Jumlah %

1 Baik (interval 3 jam) 10 16,7

2 Kurang Baik :

- Kurang dari 3 jam 5 8,3

- Lebih dari 3 jam 45 75


(61)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jadwal makan responden yang dominan berada pada kategori kurang baik yaitu 45 orang (75%) lebih dari 3 jam atau lebih dari waktu yang dianjurkan.


(62)

BAB V PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa penderita diabetes melitus sebagian besar responden berumur 50 – 64 tahun yaitu sebesar 45,0 %. Penelitian Novriwaty (2009) di Rumah Sakit Umum Medan Baru tahun 2009, bahwa penderita diabetes melitus terbesar adalah pada kelompok umur 51 – 61 tahun yaitu sebesar 43,33 %. Hal ini sesuai dengan teori diabetes melitus bahwa usia >40 tahun merupakan faktor resiko untuk terjadinya diabetes melitus. Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya diabetes melitus pada usia lanjut adalah gangguan fungsi pankreas/ kerja insulin, obesitas, kurangnya aktivitas fisik dan genetik.

(Soegondo, 2005).

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa penderita diabetes melitus lebih banyak adalah perempuan sebesar 65,0% sedangkan laki – laki sebesar (35,0 %). Sesuai dengan penelitian Novriwaty (2009) di Rumah Sakit Umum Medan Baru tahun 2009 diperoleh bahwa penderita Diabetes Melitus juga lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53,30% dan laki – laki sebesar 33,10 %. Sedangkan menurut kelompok studi WHO (2000), tidak ada perbedaan kejadian diabetes melitus antara laki – laki dan perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 60 responden penderita diabetes melitus tingkat pendidikan terbanyak adalah tamat SMA yaitu sebesar 36,7 % dan pekerjaan penderita diabetes melitus mayoritas adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu 26,7%. Sesuai dengan penelitian Rosintan (2010) di Rumah Sakit


(63)

dr Pirngadi Medan bahwa pendidikan penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah tamat SMU sebesar 45,45%. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).

Sedangkan bila dilihat dari pekerjaan penderita diabetes melitus yang pekerjaannya PNS yang selalu datang berobat karena adanya kartu ASKES yang memungkinkan berobat ditanggung/ tidak bayar.

Bila dilihat dari pola makannya responden yang pekerjaanya PNS kebutuhan kalorinya lebih tercukupi sedangkan pergerakan atau aktifitas fisiknya kurang. Sedikit aktifitas fisik memiliki resiko obesitas lebih tinggi sehingga memicu terjadinya penyakit diabetes melitus. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kasus diabetes di Negara – Negara Asia akan naik hingga 90 % dalam 20 tahun kedepan. Sebab masyarakatnya lebih memilih naik motor dari pada bersepeda, jalan kaki atau aktifitas lainnya.

Karakteristik penderita diabetes melitus berdasarkan riwayat keluarga yang menderita diabetes melitus adalah hanya sebesar 16,7 %. Mayoritas adalah penderita diabetes melitus yang tidak ada riwayat keluarganya menderita diabetes melitus yaitu sebesar 83,3 %. Sedangkan lama menderita diabetes melitus yang paling banyak adalah ≥ 1 tahun yaitu sebesar 81.7 %.

5.2. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Indeks Masa Tubuh (IMT) digunakan untuk menentukan jenis diet penderita diabetes melitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak. Berdasarkan penelitian ini IMT penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah


(64)

gemuk sebesar 81,7 % . Menurut Rafanani (2013) tujuan makan sesuai kebutuhan kalori adalah agar dapat mencapai dan mempertahankan berat badan yang normal. Pada penderita diabetes melitus yang gemuk, untuk mempertahankan kadar gula darah makan tepat waktu dan teratur.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa klasifikasi status gizi berdasarkan IMT penderita diabetes melitus adalah normal, gemuk dan obesitas. Sehingga diketahui jenis diet penderita diabetes melitus adalah 2 jenis yaitu; jenis diet I s/d III sebesar 81,7 % diberikan kepada penderita yang gemuk, obesitas berat atau terlalu gemuk dan jenis diet IV s/d VI sebesar 18,3 % diberikan kepada penderita diabetes dengan berat badan normal tanpa komplikasi.

5.3. Jenis Bahan Makanan

Dari hasil penelitian jenis bahan makanan yang dikonsumsi penderita diabetes melitus diukur menggunakan food recall dan food frekuency. Berdasarkan food recall susunan bahan makanan penderita diabetes melitus yang paling banyak dikonsumsi adalah dengan susunan nasi + lauk-pauk + sayur yaitu sebesar 43,3 %.

Jenis bahan makanan dari sumber karbohidrat, protein hewani dan protein nabati juga sayuran dan buah penderita diabetes melitus diukur dengan menggunakan

food frekuency. Dimana jenis bahan makanan dari sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi yaitu seluruh responden (100%) dengan frekuensi makan 1-3x sehari. Sumber protein hewani yang paling banyak dikonsumsi adalah ayam sebesar 58,4 % dengan frekuensi 1-2x sebulan. Sumber protein nabati adalah tempe sebesar 46,6 % dengan frekuensi 1-3x seminggu Sedangkan jenis bahan


(65)

( Lobak) dengan frekuensi makan 1-2x sebulan. Sayuran golongan B (Labu siam, Brokoli, Genjer, Kacang panjang, Rebung, Jagung muda dan Pepaya muda) juga pada frekuensi makan 1-2x sebulan dan sayuran golongan C (Nangka muda) pada frekuensi 4-6x seminggu. Dan jenis bahan makanan buah yang paling banyak dikonsumsi adalah jeruk yaitu (41,7%) dengan frekuensi makan 1-2x sebulan.

Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Kecepatan suatu makanan dalam menaikan kadar gula darah disebut juga indeks glikemik. Makanan Indeks glikemik tinggi harusnya dihindari seperti sumber karbohidrat sederhana, gula, madu,sirup, roti, mie dan lain-lain. Makanan yang berindeks glikemik lebih rendah adalah makanan yang harus dikonsumsi dan kaya dengan serat, contohnya sayuran dan buah –buahan (Rafanani, 2013).

5.4. Jumlah Makanan Penderita Diabetes Melitus berdasarkan Asupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak

Pengaturan pola makan merupakan pilar utama pengendalian diabetes melitus. Namun penderita diabetes melitus sering mendapat berbagai informasi tentang makanan diabetes melitus dari berbagai sumber yang tidak selalu benar. Informasi yang kurang tepat sering kali merugikan penderita diabetes itu sendiri, antara lain tidak dapat lagi menikmati makanan kesukaan mereka. Sebenarnaya anjuran makan pada penderita diabetes melitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya, yaitu makanan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing – masing.

Berdasarkan jenis diet yang dianjurkan, menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak yaitu jenis diet I – III mengandung energi 1000-1500 Kkal, karbohidrat 172 – 235gr, protein 43 – 51,5gr dan lemak 30 – 36,5gr. Sedangkan


(1)

Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Mitra Cendika. Jogjakarta

Soegondo, S, dkk, 2005. Penatalaksanaan DM Terpadu. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran . UI Jakarta

Sibarani, R. 2010, Tinjauan Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di RSU dr Pirngadi Medan Tahun 2010. Skripsi FKM – USU Medan.

Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran. EGC. Jakarta

Tjokroprawiro, A. 2011. Panduan Lengkap Pola Makan Untuk Penderita Diabetes. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta


(2)

Kuesioner Penelitian

I. Karakteristik Responden 1. No responden : 2. Nama responden :

3. Umur :

4. Jenis kelamin : 5. Pekerjaan : 6. Pendidikan : 7. Lama menderita DM :

8. Riwayat keluarga : Ada penderita diabetes mellitus Tidak ada penderita diabetes mellitus

II. Jadwal Makan:

: interval jadwal makan dilaksanakan dalam waktu 3 jam


(3)

Formulir Food Recall 24 Jam

No :

Nama Responden : Hari / Tanggal :

Waktu makan (jam)

Jenis bahan makanan Jumlah

URT gr

Pagi

Selingan

Siang

Selingan

Malam

Selingan


(4)

FORMULIR FREKUENSI MAKANAN

No :

Nama Responden : Hari / Tanggal : No Jenis Bahan

Makanan

Frekuensi Makanan

1x/h ari

1-3x seminggu

4-6x seminggu

1-2x sebulan

Tidak Pernah Sumber

Karbohidrat

1 Nasi 2 Roti 3 Mie 4 Ubi kayu

Protein Hewani

5 Ayam 6 Telur 7 Daging 8 Ikan Basah 9 Ikan Teri

Protein Nabati

10 Tempe 11 Tahu


(5)

No Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makanan 1x/hari 1-3x

seminggu 4-6x seminggu 1-2x sebulan Tidak Pernah Sayuran Golongan A

1 Gambas 2 Ketimun 3 Slada 4 Tomat 5 Lobak

Sayuran Golongan B

1 Bayam 2 Labu siam 3 Bit

4 Buncis 5 Brokoli 6 Genjer 7 Kol 8 Wortel 9 Sawi 10 Terong 11 Toge 12 Kangkung 13 Kacang panjang 14 Pare

15 Rebung 16 Jagung muda 17 Pepaya muda

Sayuran Golongan C

1 Bayam merah 2 Daun singkong 3 Daun papaya 4 Melinjo


(6)

No Jenis Bahan Makanan

Frekuensi Makanan 1x/hari 1-3x

seminggu

4-6x seminggu

1-2x sebulan

Tidak Pernah Buah

1 Pepaya 2 Jeruk 3 Apel 4 Semangka 5 Pear 6 Nenas