4
2. Pembuatan Intsrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner dan dilakukan uji validitas, pemahaman bahasa dan reliabalitas. Uji Validitas dari instrumen ini
dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Pada penelitian ini, uji validitas instrumen
dilakukan dengan professional judgement dari dosen pembimbing Azwar, 2011 dan Profetto-Mc-Grath et al., 2010.
Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk mengetahui pemahaman responden terhadap maksud dan tujuan dari pernyataan maupun pertanyaan yang dibuat peneliti. Tiga
puluh orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik sampel pada penelitian, akan diminta untuk menggarisbawahi kata atau kalimat yang tidak mereka
pahami. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat konsistensi pertanyaan atau kehandalan kuesioner. Uji reliabilitas dinyatakan dengan melihat nilai Crobanch alpha
α. Cronbach alpha
ini digunakan untuk menggambarkan konsistensi internal suatu instrumen pengukuran. Dikatakan instrumen yang diuji adalah instrumen yang reliabel jika nilai
koefisien alpha α 0,60 Budiman dan Riyanto, 2013. Nilai α kuesioner pola makan
pada aspek pengetahuan adalah 0,727 dan aspek sikap 0.767. Sedangkan nilai α kuesioner
aktivitas fisik pada aspek pengetahuan adalah 0.623, aspek sikap 0,765 dan aspek tindakan 0,832.
3. Analisis Data
Analisis hasil di bagian karakteristik demografi responden meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, kondisi ekonomi dan lingkungan dari responden dilakukan dengan
cara pengelompokkan jawaban yang sama pada masing-masing pernyataan dan kemudian dipresentasekan dengan total 100.
Kategori tingkat pengetahuan dan sikap seseorang dibagi berdasarkan nilai persentase yaitu sebagai berikut :
a. Tingkat pengetahuan dan sikap kategori baik jika nilainya ≥ 75
b. Tingkat pengetahuan dan sikap kategori cukup jika nilainya 56-74
c. Tingkat pengetahuan dan sikap kategori kurang jika nilainya ≤ 55
Kuesioner untuk pengukuran tingkat pengetahuan pada pola makan terdiri dari 14 pernyataan sedangkan pada aktivitas fisik terdiri dari 10 pernyataan, dengan pilihan
jawaban ya dan tidak. Pengukuran data kuantitatif kuesioner pengetahuan menggunakan skala pengukuran biserial, maka diberikan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk
5
jawaban salah. Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor dari tiap responden dan mengkategorikan pengetahuan responden. Kisaran skor untuk kuesioner pengetahuan pada
pola makan adalah 0-14 sedangkan pada aktivitas fisik adalah 0-10. Skor responden pada pola makan dikategor
ikan pada skala tinggi jika skornya ≥ 11, sedang jika skornya 8-10, dan kurang jika skornya
≤ 7. Skor responden pada aktivitas fisik dikategorikan pada skala tinggi jika skornya
≥ 8, sedang jika skornya 6-7, dan kurang jika skornya ≤ 5. Kuesioner untuk pengukuran sikap pada pola makan dan aktivitas fisik terdiri dari
14 pernyataan. Pengukuran data kuantitatif kuesioner sikap menggunakan skala pengukuran Likert. Responden diminta melakukan agreement dan disagreement untuk
masing-masing aitem dalam kuesioner dengan skala yang terdiri dari 4 poin yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Semua
pernyataan positif favorable kemudian diubah nilainya dalam angka, yaitu diberi skor 4 untuk “sangat setuju”, 3 untuk “setuju”, 2 untuk “tidak setuju”, dan 1 untuk “sangat tidak
setuju”, sedangkan untuk pernyataan negatif unfavorable, diberi skor 4 untuk “sangat tidak setuju”, 3 untuk “tidak setuju”, 2 untuk “setuju”, dan 1 untuk “sangat setuju”. Kisaran
skor untuk kuesioner sikap adalah 14-56. Setiap skor dikategorikan pada skala baik jika skornya ≥ 42, sedang jika skornya 32-41, dan rendah jika skornya ≤ 31. Budiman dan
Riyanto, 2013. Analisis tindakan untuk pola makan dilakukan secara deskriptif dan mengacu pada
literatur. Kuesioner aspek tindakan pada aktivitas fisik terdiri dari 22 pertanyaan yang diadopsi dari Baecke questionnaire. Baecke membagi aktivitas fisik menjadi tiga bagian
yaitu aktivitas fisik pada waktu berkerja nomor 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 21, berolahraga nomor 2, 3, 4, 11, 15, 16, 17, 18, 19, dan 22 dan waktu luang nomor 12, 13, 14 dan 20.
Untuk pertanyaan nomor 3, 4, 16, 17, 18 dan 19 berisi intensitas olahraga, waktu berolahraga, dan proporsi olahraga. Ketiga aspek tersebut dikalkulasikan dengan
menggunakan rumus : Pertanyaan pada aktivitas olahraga p
∑
Rumus untuk mendapatkan nilai indeks aktivitas fisik adalah sebagai berikut : Work index
= [p
1
+ 6-p
5
+ p
6
+ p
7
+ p
8
+ p
9
+ p
10
+ p
21
] 8
Sport index = [p
+ p
11
+ p
15
+ p
22
] 4
Leisuring-time index = [6-p
12
+ p
13
+ p
14
+ p
20
] 4
Nilai indeks total = Work index + Sport index + Leisuring-time index
6
Baecke et al, 1982 Berdasarkan nilai indeks totalnya, maka tingkat aktivitas fisik akan dihasilkan dalam
bentuk kategori menjadi : a.
Nilai indeks 6,2 : Aktivitas ringan
b. Nilai indeks 6,3 – 7,1
: Aktivitas sedang c.
Nilai indeks ≥ 7,2 : Aktivitas berat
Isral, Afriwardi dan Sulastri, 2014
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Karakteristik Demografi Responden
Usia responden dalam penelitian ini berkisar antara 15-19 tahun, yang seluruhnya duduk di kelas X-XII di SMA Taman Madya dan SMAN 11 Yogyakarta. Responden
dengan usia 16 tahun merupakan yang terbanyak dari kriteria usia yang berpartisipasi dalam penelitian ini dengan jumlah 33 orang dari 96 orang 34,38 . Responden dengan
jenis kelamin perempuan merupakan yang terbanyak dengan jumlah 58 orang dari 96 orang 60,42 . Responden dengan penghasilan orang tua
≥ 1,5 Juta merupakan yang terbanyak berpartisipasi dengan jumlah 76 orang dari 96 orang 79,17 . Pada kategori
tingkat pendidikan dan lingkungan tidak dibahas karena semua responden memiliki tingkat pendidikan yang sama yaitu murid SMA dan semua dilingkungan perkotaan.
Tabel I. Karakteristik demografi responden Kategori
Jenis Kategori Jumlah orang
Persentase
Usia 15 tahun
16 tahun 17 tahun
18 tahun 19 tahun
16 33
30 8
9 16,67
34,38 31,25
8,34 9,38
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
38 58
39,58 60,42
Penghasilan Orang Tua
≥ 1,5 Juta 1,5 Juta
76 20
79,17 20,83
7
2. Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan terkait Pola Makan