Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Adsorpsi Pada Daur Ulang Minyak Pelumas Bekas.

Daur Ulang Minyak Pelumas Bekas Menjadi Minyak Pelumas Dasar dengan Kombinasi Batubara Aktif dan Karbon Aktif Program Studi Teknik Kimia UPN “veteran” Jawa Timur 24 adsorbsi naik dengan adanya penurunan ukuran partikel. Semakin kecil ukuran butir, maka semakin besar permukaan sehingga dapat menyerap kontaminan makin banyak. Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa gaya tarik antara karbon dan batubara lignit dan molekul akan semakin besar ketika ukuran molekul semakin mendekati ukuran pori karbon dan batu bara lignit. Tingkat adsorbsi tertinggi terjadi jika pori batubara lignit dan karbon cukup besar untuk dilewati oleh molekul. Dlouhy, 1982. II.2.2 Mekanisme Proses Daur Ulang Minyak Pelumas Bekas Menjadi Minyak Pelumas Dasar Minyak pelumas Bekas + BatubaraLignit + Karbon aktif Minyak dasar

II.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Proses Adsorpsi Pada Daur Ulang Minyak Pelumas Bekas.

1. Pengadukan Tingkat adsorbsi dikontrol baik oleh difusi film maupun difusi pori, tergantung pada tingkat pengadukan pada sistem. 2. Karakteristik Adsorban Batubara lignit dan Karbon Aktif Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik penting batubara lignit dan karbon aktif sesuai dengan fungsinya sebagai adsorban. Ukuran partikel lignit dan karbon mempengaruhi tingkat adsorpsi. Semakin kecil ukuran partikel, maka luas permukaan semakin besar, sehingga dapat menyerap kontaminan semakin banyak. Ukuran partikel yang baik untuk proses penyerapan antara ±100-200 mesh Dlouhy, 1982 . Oleh karena itu adsorpsi menggunakan karbon PAC Powdered Acivated Carbon lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan karbon GAC Granular Acivated Carbon. Kapasitas total adsorpsi batubara lignit dan karbon tergantung pada luas permukaannya. Ukuran partikel batubara dan karbon tidak mempengaruhi luas permukaanya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Daur Ulang Minyak Pelumas Bekas Menjadi Minyak Pelumas Dasar dengan Kombinasi Batubara Aktif dan Karbon Aktif Program Studi Teknik Kimia UPN “veteran” Jawa Timur 25 3. Kelarutan Adsorbat Senyawa terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak larut Dlouhy, 1982. 4. Ukuran Molekul Adsorbat Tingkat adsorbsi pada alipatik, aldehid, atau alkohol biasanya naik diikuti dengan kenaikan ukuran molekul. Hal ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa gaya tarik antara karbon dan batubara lignit dan molekul akan semakin besar ketika ukuran molekul semakin mendekati ukuran pori karbon dan batu bara lignit. Tingkat adsorbsi tertinggi terjadi jika pori batubara lignit dan karbon cukup besar untuk dilewati oleh molekul Dlouhy, 1982 . 5. pH Asam organik lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbsi basa organik efektif pada pH tinggi. Pada pH rendah, ion H + akan berkompetisi dengan kontaminan yang akan dijerap, sehingga efisiensi penjerapan turun. Proses penyerapan akan berjalan baik bila pH larutan tinggi. Derajad keasaman mempengaruhi adsorpsi karena pH menentukan tingkat ionisasi larutan, pH yang baik berkisar antara 8-9. Senyawa asam organik dapat diadsorpsi pada pH rendah dan sebaliknya basa organik dapat diadsorpsi pada pH tinggi Dlouhy, 1982. 6. Temperatur Tingkat adsorpsi naik diikuti dengan kenaikan temperatur dan turun diikuti dengan penurunan temperatur Benefield, 1982. 7. Waktu kontak Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Waktu kontak yang lebih lama memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Konsentrasi zat-zat organik akan turun apabila waktu kontaknya cukup Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Daur Ulang Minyak Pelumas Bekas Menjadi Minyak Pelumas Dasar dengan Kombinasi Batubara Aktif dan Karbon Aktif Program Studi Teknik Kimia UPN “veteran” Jawa Timur 26 dan waktu kontak berkisar 10-15 menit oleh sebab itu proses daur ulang pelumas bekas ini dapat maksimal. Reynolds,1982. 8. Konsentrasi Pada konsentrasi larutan rendah, jumlah bahan diserap sedikit, sedang pada konsentrasi tinggi jumlah bahan yang diserap semakin banyak. Hal ini disebabkan karena kemungkinan frekuensi tumbukan antara partikel semakin besar Dlouhy, 1982. II.2.4 Hipotesis Pengolahan minyak pelumas bekas used oil menjadi minyak pelumas dasar lube base oil dengan menggunakan batubara lignit dan karbon aktif sebagai adsorben dapat mengurangi zat pengotor dan logam-logam yang terkandung di dalamnya, sehingga diharapkan dapat memperbaiki mutu minyak pelumas bekas yang sesuai dengan spesifikasi standart pertamina. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Daur Ulang Minyak Pelumas Bekas Menjadi Minyak Pelumas Dasar dengan Kombinasi Batubara Aktif dan Karbon Aktif Program Studi Teknik Kimia UPN “veteran” Jawa Timur 27

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan proses demetalisasi untuk menyerap kadar logam-logam dan zat pengotor yang terkandung pada minyak pelumas bekas, serta memperbaiki nilai pour point dan nilai flash point . Sebelumnya dilakukan proses aktivasi pada batubara peringkat rendah terlebih dahulu. Proses demetalisasi dilakukan dengan variabel peubah yang telah ditentukan yaitu berat batubara 100, 200, 300, 400, 500 gr dan waktu proses 60, 70, 80, 90, 100 menit, dengan variabel tetap yaitu suhu 140 o C dan berat karbon aktif 25 gr. III.1. Bahan-bahan yang digunakan Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak pelumas bekas didapatkan dari bengkel – bengkel motor di sekitar, minyak pelumas dasar lube base oil didapatkan dari PT. Pertamina PERSERO Upms V Laboratorium Unit Produksi pelumas, Batubara peringkat rendah diperoleh dari Sidoarjo dan Karbon aktif diperoleh dari Toko Kimia di Jalan Tidar. III.2 Alat-alat Yang Digunakan Peralatan yang digunakan seperangkat peralatan demetalisasi. Peralatan ini terdiri atas labu kompor listirk, motor pengaduk, termometer, beaker glass, corong, oven, statif, klem, dan kertas saring. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.