Prasasti Ciaruteun Prasasti Kebon Kopi Prasasti Muara Cianten Prasasti Jambu Pasir Koleangkak

87 Sejarah Indonesia Gambar 2.10 Prasasti Tugu Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu- Buddha. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

1. Prasasti Tugu

Inskripsi yang dikeluarkan oleh Purnawarman ini ditemukan di Kampung batutumbuh, Desa Tugu, dekat Tanjungpriuk, Jakarta. Dituliskan dalam lima baris tulisan beraksara pallawa dan bahasa sanskerta. Inskripsi tersebut isinya sebagai berikut: “Dulu kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan mempunyai lengan kencang dan kuat, yakni Raja Purnawarman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnawarman yang berkilauan-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja, maka sekarang beliau memerintahkan pula menggali kali yang permai dan berair jernih, Gomati namanya, seteleh kali itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pandeta Nenekda Sang Purnawarman. Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik, tanggal delapan paroh gelap bulan Phalguna dan selesai pada tanggal 13 paroh terang bulan Caitra, jadi hanya dalam 21 hari saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 busur ± 11 km. Selamatan baginya dilakukan oleh brahmana disertai persembahan 1.000 ekor sapi”.

2. Prasasti Ciaruteun

Prasasti ini ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Prasasti terdiri atas dua bagian, yaitu Inskripsi A yang dipahatkan dalam empat baris tulisan berakasara pallawa dan bahasa sanskerta, dan Inskripsi B yang terdiri dari satu baris tulisan yang belum dapat dibaca dengan jelas. Inskripsi Di unduh dari : Bukupaket.com 88 Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1 ini disertai pula gambar sepasang telapak kaki. Inskripsi A isinya sebagai berikut: “ini bekas dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”. Beberapa sarjana telah berusaha membaca inskripsi B, namun hasilnya belum memuaskan. Inskrispi B ini dibaca oleh J.L.A. Brandes sebagai Cri Tji aroe? Eun waca Cri Ciaru?eun wasa, sedangkan H. Kern membacanya Purnavarmma-padam yang berarti “telapak kaki Purnawarman”.

3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti ini ditemukan di Kampung Muara, Desa Ciaruetun Hilir, Cibungbulang, Bogor. Prasastinya dipahatkan dalam satu baris yang diapit oleh dua buah pahatan telapak kaki gajah. Isinya sebagai berikut: “Di sini tampak sepasang telapak kaki…… yang seperti telapak kaki Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam…… dan ? kejayaan”. Gambar 2.11 Prasasti Ciaruteun Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-Buddha. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Gambar 2.12 Prasasti Kebon Kopi I Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu- Buddha. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Di unduh dari : Bukupaket.com 89 Sejarah Indonesia

4. Prasasti Muara Cianten

T erletak di muara Kali Cianten, Kampung Muara, Desa Ciaruteun Hilir, Cibungbulan, Bogor. Inskripsi ini belum dapat dibaca. Inskripsi ini dipahatkan dalam bentuk “aksara” yang menyerupai sulur-sulsuran, dan oleh para ahli disebut aksara ikal.

5. Prasasti Jambu Pasir Koleangkak

Terletak di sebuah bukit pasir Koleangkak, Desa Parakan Muncang, Nanggung, Bogor. Inskripsinya dituliskan dalam dua baris tulisan dengan aksara pallawa dan bahasa sansekerta. Isinya sebagai berikut: “Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya, adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termashur Sri Purnawarman, yang sekali waktu memerintah di Tarumanegara dan yang baju zirahnya yang terkenal tiada dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang telapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur musuh, hormat kepada para pangeran, tetapi merupakan duri dalam daging musuh- musuhnya”. Gambar 2.13 Prasasti Kebon Kopi II Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-Buddha. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Di unduh dari : Bukupaket.com 90 Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1

6. Prasasti Cidanghiang Lebak