86
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
Semester 1
2. Kerajaan Tarumanegara
Sejarah tertua yang berkaitan dengan pengendalian banjir dan sistem pengairan adalah pada masa Kerajaan Tarumanegara.
Untuk mengendalikan banjir dan usaha pertanian yang diduga di wilayah Jakarta saat ini, maka Raja Purnawarman menggali Sungai
Candrabaga. Setelah selesai melakukan penggalian sungai maka raja mempersembahkan 1.000 ekor lembu kepada brahmana.
Berkat sungai itulah penduduk Tarumanegara menjadi makmur. Siapakah Raja Purnawarman itu?
Purnawarman adalah raja terkenal dari Tarumanegara. Perlu kamu pahami bahwa setelah Kerajaan Kutai berkembang
di Kalimantan Timur, di Jawa bagian barat muncul Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan ini terletak tidak jauh dari pantai utara Jawa
bagian barat. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan letak pusat Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berada di antara Sungai
Citarum dan Cisadane. Kalau mengingat namanya Tarumanegara, dan kata taruma mungkin berkaitan dengan kata tarum yang artinya
nila. Kata tarum dipakai sebagai nama sebuah sungai di Jawa Barat, yakni Sungai Citarum. Mungkin juga letak Tarumanegara dekat
dengan aliran Sungai Citarum. Kemudian berdasarkan Prasasti Tugu, Purbacaraka memperkirakan pusatnya ada di daerah Bekasi.
Sumber sejarah Tarumanegara yang utama adalah beberapa prasasti yang telah ditemukan. Berkaitan dengan perkembangan
Kerajaan Tarumanegara, telah ditemukan tujuh buah prasasti. Prasasti-prasasti itu berhuruf pallawa dan berbahasa sanskerta.
Prasasti itu adalah:
Di unduh dari : Bukupaket.com
87
Sejarah Indonesia
Gambar 2.10 Prasasti Tugu
Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-
Buddha. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
1. Prasasti Tugu
Inskripsi yang dikeluarkan oleh Purnawarman ini ditemukan di Kampung batutumbuh, Desa Tugu, dekat Tanjungpriuk, Jakarta.
Dituliskan dalam lima baris tulisan beraksara pallawa dan bahasa sanskerta. Inskripsi tersebut isinya sebagai berikut:
“Dulu kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan
mempunyai lengan kencang dan kuat, yakni Raja Purnawarman, untuk mengalirkannya ke laut,
setelah kali ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang
Mulia Raja Purnawarman yang berkilauan-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta
menjadi panji-panji segala raja, maka sekarang beliau memerintahkan pula menggali kali yang
permai dan berair jernih, Gomati namanya, seteleh kali itu mengalir di tengah-tengah tanah
kediaman Yang Mulia Sang Pandeta Nenekda Sang Purnawarman. Pekerjaan ini dimulai pada
hari yang baik, tanggal delapan paroh gelap bulan Phalguna dan selesai pada tanggal 13
paroh terang bulan Caitra, jadi hanya dalam 21 hari saja, sedang galian itu panjangnya 6.122
busur ± 11 km. Selamatan baginya dilakukan oleh brahmana disertai persembahan 1.000 ekor
sapi”.
2. Prasasti Ciaruteun