126
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
Semester 1
Dedes dapat diperistri olehnya. Ternyata benar, Tunggul Ametung dapat dibunuh oleh Ken Arok dengan keris Empu Gandring. Setelah
Tunggul Ametung terbunuh, Ken Arok menggantikan sebagai penguasa di Tumapel dan memperistri Ken Dedes. Pada waktu
diperistri Ken Arok, Ken Dedes sudah mengandung tiga bulan, hasil perkawinan dengan Tunggul Ametung.
Pada waktu itu Tumapel hanya daerah bawahan Raja Kertajaya dari Kediri. Ken Arok ingin menjadi raja, maka ia merencanakan
menyerang Kediri. Pada tahun 1222 M Ken Arok atas dukungan para pendeta melakukan serangan ke Kediri. Raja Kertajaya dapat
ditaklukkan oleh Ken Arok dalam pertempurannya di Ganter, dekat Pujon, Malang. Setelah Kediri berhasil ditaklukkan, maka seluruh
wilayah Kediri dipersatukan dengan Tumapel dan lahirlah Kerajaan Singhasari.
Setelah berdiri Kerajaan Singhasari, Ken Arok tampil sebagai raja pertama. Ken Arok sebagai raja bergelar Sri Ranggah Rajasa
Sang Amurwabumi. Ken Arok memerintah selama lima tahun. Pada tahun 1227 M Ken Arok dibunuh oleh seorang pengalasan atau
pesuruh dan Batil, atas perintah Anusapati. Anusapati adalah putra Ken Dedes dengan Tunggul Ametung. Jenazah Ken Arok dicandikan
di Kagenengan dalam bangunan perpaduan Syiwa-Buddha. Ken Arok meninggalkan beberapa putra. Bersama Ken Umang, Ken Arok
memiliki empat putra, yaitu Panji Tohjoyo, Panji Sudatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi. Bersama Ken Dedes, Ken Arok mempunyai putra
bernama Mahesa Wongateleng.
b. Anusapati
Tahun 1227 M Anusapati naik takhta Kerajaan Singhasari. Ia memerintah selama 21 tahun. Akan tetapi, ia belum banyak berbuat
untuk pembangunan kerajaan.
Lambat laun berita tentang pembunuhan Ken Arok sampai pula kepada Tohjoyo putra Ken Arok. Oleh karena ia mengetahui
Di unduh dari : Bukupaket.com
127
Sejarah Indonesia
pembunuh ayahnya adalah Anusapati, maka Tohjoyo ingin membalas dendam, yaitu
membunuh Anusapati. Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati memiliki kesukaan
menyabung ayam maka ia mengajak Anusapati untuk menyabung ayam. Pada saat menyabung
ayam, Tohjoyo berhasil membunuh Anusapati. Anusapati dicandikan di Candi Kidal dekat Kota
Malang sekarang. Anusapati meninggalkan seorang putra bernama Ronggowuni.
c. Tohjoyo 1248 M
Setelah berhasil membunuh Anusapati, Tohjoyo naik takhta. Masa pemerintahannya
sangat singkat, Ronggowuni yang merasa berhak atas takhta kerajaan, menuntut takhta
kepada Tohjoyo. Ronggowuni dalam hal ini dibantu oleh Mahesa Cempaka, putra dari
Mahesa Wongateleng. Menghadapi tuntutan ini, maka Tohjoyo mengirim pasukannya di bawah Lembu Ampal
untuk melawan Ronggowuni. Kemudian terjadi pertempuran antara pasukan Tohjoyo dengan pengikut Ronggowuni. Dalam pertempuran
tersebut Lembu Ampal berbalik memihak Ronggowuni. Serangan pengikut Ronggowuni semakin kuat dan berhasil menduduki istana
Singhasari. Tohjoyo berhasil meloloskan diri dan akhirnya meninggal di daerah Katang Lumbang akibat luka-luka yang dideritanya.
d. Ronggowuni 1248 - 1268 M
Ronggowuni naik takhta Kerajaan Singhasari tahun 1248 M. Ronggowuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardana. Dalam memerintah
ia didampingi oleh Mahesa Cempaka yang berkedudukan sebagai Ratu Anggabaya. Mahesa Cempaka bergelar Narasimhamurti. Di
samping itu, pada tahun 1254 M Wisnuwardana juga mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai raja muda atau
Yuwaraja. Pada saat itu Kertanegara masih sangat muda.
Sumber : Kartodirdjo,Sartono dkk, 2012, 700 Tahun Majapahit suatu Bunga Rampai,Dinas
Pariwisata Daerah propinsi Daerah Jawa Timur.
Gambar 2.35 Candi Kidal
Di unduh dari : Bukupaket.com
128
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi
Semester 1
Singhasari di bawah pemerintahan Ronggowuni dan Mahesa Cempaka hidup dalam keadaan aman dan tenteram. Rakyat
hidup dengan bertani dan berdagang. Kehidupan rakyat juga mulai terjamin. Raja memerintahkan untuk membangun benteng
pertahanan di Canggu Lor.
Tahun 1268 M, Ronggowuni meninggal dunia dan dicandikan di dua tempat, yaitu sebagai Syiwa di Waleri dan sebagai Buddha
Amogapasa di Jajagu. Jajagu kemudian dikenal dengan Candi Jago. Bentuk Candi Jago sangat menarik, yaitu kaki candi bertingkat
tiga dan tersusun berundak-undak. Reliefnya datar dan gambar orangnya menyerupai wayang kulit di Bali. Tokoh satria selalu diikuti
dengan punakawan. Tidak lama kemudian Mahesa Cempaka pun meninggal dunia. Ia dicandikan di Kumeper dan Wudi Kucir.
e. Kertanegara 1268 - 1292 M