Sepak Terjang OPM Organisasi Papua Merdeka

46 e. Pengeboman udara menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara di wilayah yang diperkirakan menjadi basis OPM, yaitu wilayah sekitar Danau Wissei Daerah Paniai dan Erotali pada bulan April 1969

B. Sepak Terjang OPM Organisasi Papua Merdeka

Sepak terjang OPM sejak tahun 1960 hingga 1965 ternyata telah mengalami berbagai perkembangan yang dinamis. Sebelumnya organisasi ini cenderung mengedepankan upaya diplomatispolitis melalui kesempatan yang pada masa itu memang banyak dipengaruhi oleh hegemoni internasional, diantaranya dari Belanda, Australia, Papua New Guinea hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam perkembangannya organisasi ini tidak hanya menjalankan operasionalnya melalui jalur politis, namun juga melalui gerakan bersenjata. Sepak terjang OPM memiliki arti penting, baik bagi rakyat Papua ataupun bagi pemerintah Indonesia. Keberadaan OPM memiliki peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan Papua. Organisasi ini kemudian dipandang secara serius oleh pemerintah Indonesia baik pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto karena berhasil memperoleh dukungan dari tiga organisasi dan negara, yaitu Vanuatu pada tahun 1965, Libya tahun 1969 dan Gerakan Aceh Merdeka tahun 1966. 4 4 KM. Da silva and Ronald James May, 1991, Internationalization of Ethnic Conflict , Michigan : Pinter Publishing, hlm.172. 47 Sejak didirikan pada tahun 1965, OPM konsisten dalam tujuannya untuk membantu mengambil alih pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New Peoples Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara.Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. 5 Pada dasarnya perjuangan OPM untuk mewujudkan kemerdekaan Papua Barat diwujudkan melalui tiga hal, yaitu : 6 a. Melakukan pemberontakan atau perlawanan kepada pemerintah Indonesia diantaranya pemberontakan fisik yaitu dengan melakukan penyerangan terhadap pasukan TNI yang menjaga pos keamanan di Irian Jaya yang menimbulkan korban jiwa dari TNI. Sedangkan pemberontakan non-fisik yaitu melakukan pengibaran bendera Bintang Kejora, penculikan kepada 5 David Bourchier, 2003, Indonesian Politic and Society , London and New York : Routledge Curson, hlm.261. 6 Bert Chapman, 2009, Military Doctrine and Reference Book , Denver and California : ABC Clio, hlm.92. 48 masyarakat dan elit sipil yang dipandang cenderung pro-Indonesia dan proklamasi pemerintahan Papua Barat di Viktoria b. Mencari dukungan kepada rakyat Irian Jaya. Organisasi Papua Merdeka dalam mencari dukungan rakyat Irian Jaya yaitu dengan cara mempengaruhi rakyat yang tinggal dipedalaman, karena mudah diprovokasi dengan alasan persamaan nasib hingga rayuan masa depan sosial-ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat Papua, khususnya yang tinggal di wilayah pedalaman. c. Mencari dukungan kepada dunia internasional, yaitu negara-negara yang serumpun, Negara Eropa Barat, dan negara Afrika. Upaya ini menjadi penting ketika isu mengenai kemerdekaan Papua pada masa itu menjadi sorotan dunia internasional dan ini sekaligus menjadi kesempatan penting bagi perjuangan Papua untuk dapat memperoleh legitimasi atau pengakuan dari dunia internasional. Sejarah perjuangan OPM juga diwujudkan dengan area pembagian tanggung jawab yang dikenal dengan wilayah adat Papua yang terbagi atas tujuh wilayah dari wilayah Mamta hingga Me-Pago. Gambaran tentang hal ini lihat peta 1. sebagai berikut : 49 Peta 1. Pembagian Wilayah Adat Papua Sumber : George Junus Aditjondro, 2000, Cahaya Bintang Kejora : Papua Barat Dalam Kajian Sejarah, Budaya, Ekonomi dan Hak Asasi Manusia , Jakarta : ELSAM, hal.49. Sepak terjang OPM menjadi semakin penting karena selain melalui jalur persuasive dengan mempengaruhi masyarakat di Papua, organisasi ini juga memiliki struktur militer untuk berjuang yang terbentuk secara rapi dan sistematis. Organisasi militer OPM didirikan dengan dengan tujuan untuk bergelirya di seluruh daerah kepala burung Vogel Kop pulau Papua dengan dibentuknya tujuh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Batalyon Kasuari dan dibantu oleh beberapa Komandan Peleton. Berikut adalah ketuju komandan Batalyon Kasuari tersebut, yaitu antara lain : 7 1. Batalyon Kasuari I dipimpin oleh Ex. PVK Sergean Permenas Ferry Awom, beliau merangkap sebagai Panglima Umum. Dengan daerah Operasi yaitu Manokwari Kota dan Menyambow. 2. Marthinus Jimmy Wambrau Komandan Batalyon Kasuari II dengan daerah Operasi yaitu Pesisir Pantai Utara Saukorem, Arfu, Numbrani, Sidei, dan Nuni. 3. Marthen Rumbiak Komandan Batalyon Kasuari III dengan daerah Gerilya yaitu Manokwari Timur Ransiki, Windesi, Oransbari, dan Wasior. 4. Ex. Komandan Polisi Papua, Yohanes. C. Jambuani John Caprini Jambuni sebagai Komandan Batalyon Kasuari IV. Dengan daerah gerilya yaitu Warsnembri, Kebar, Saukorem dan Manokwari Kota. 5. Silas wompere Ex. Sergean PVK sebagai Komandan Batalyon Kasuari V, dengan daerah gerilya di A3 Ayamaru, Aifat dan Aitinyo. Namun dalam gerilya beliau dibunuh di Ayamaru oleh komandan Peleton anak buahnya yaitu Martinus Prawar. 6. Ex. Polisi Papua, Fred Ajoi Komandan Batalyon Kasuari VI dengan daerah Operasi yaitu Kebar, Merdei, Menyambow, dan Manokwari. 7 Gatra, 2005, OPM Batalyon Kasuari , Jakarta : Era Media Informasi, hal.12-15. 51 7. Ex. Angkatan Laut Papua, Daniel Wanma sebagai Komandan Batalyon Kasuari VII. Dengan daera Gerilya yaitu Sausapor, Saukorem, Teminabuan, dan Sorong Kota. Dengan demikian sepak terjang OPM jika dikaitkan dengan pendekatan pergerakan maka ini merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi atau keadaan. Ketika pemerintah Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Soekarno dipandang memperlakukan secara tidak adil, serta diterapkannya kebijakan- kebijakan secara impresif maka OPM akan memberikan perlawanan. Isu sepak terjang akan terus mengusung nasionalisme bangsa Papua untuk dapat meraih kemerdekaan dan kehidupan yang lebih baik jika dibandingkan harus bergabung dengan pihak Indonesia pada era orde lama.

C. Perjuangan Organisasi Papua Merdeka OPM Ditinjau Dari Kepentingan Papua