Perancangan multimedia interaktif mengenal Tari Yapong

(1)

(2)

(3)

(4)

19

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Iqbal Erlangga Fajrul Rahman Tempat, Tangga Lahir : Tanggerang, 26 Januari 1991 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Status perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pendidikan Terakhir : S1

PENDIDIKAN FORMAL

 SD Negeri Priang 1, berijazah tahun 2003.  SMP Negeri 4 di Tanggerang, berijazah tahun 2006.  SMK Negeri 1 di Tanggerang, berijazah tahun 2009.  Universitas Komputer Indonesia.

KONTAK:

Alamat :Jl. Melatimas AD 18, Tanggerang selatan 15325 Telepon / HP : 085697730713


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MENGENAL TARI YAPONG

DK 38315/Tugas Akhir

Oleh :

IQBAL ERLANGGA FAJRUL RAHMAN 51909152

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II TARI YAPONG DAN MULTIMEDIA INTERAKTIF ... 4

II.1 Pengertian Seni tari ... 4

II.2 Fungsi Seni Tari ... 5

II.3 Kategori Seni Tari ... ...6

II.4 Jenis Tari... ... 7

II.5 Kebudayaan Betawi.... ... 8

II.6 Multimedia Interaktif.... ... 11

II.7 Analisa Permasalahan.... ... 14

II.8 Penyelesaian Masalah... ... 14

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 16

III.1 Strategi Perancangan ... 16

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 16

III.1.2 Strategi Kreatif ... 16

III.1.3 Strategi Media ... 17

III.1.3.1 Media Utama... ... 17


(7)

vi

III.1.3.3 Media Distribusi ... 18

III.4 Konsep Visual.... ... 18

III.1.4.1 Format desain... ... 18

III.1.4.2 Ilustrasi... ... 18

III.1.4.3 Warna... ... 18

III.1.4.4 TIpografi... ... 19

BAB IV STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL... 24

IV.1 Multimedia Interaktif ... 24

IV.1.1 Media ... 24

IV.1.2 Teknis Produksi Media ... 24

IV.2 Media Promosi ... 28

IV.2.1 Poster... ... 28

IV.1.2.1 Media.... ... 28

IV.1.2.2 Teknis Produksi... ... 28

IV.2.2 Mini X-Banner ... 29

IV.2.2.1 Media.... ... 29

IV.2.2.2 Teknis Produksi... ... 29

IV.2.3 Stiker ... 30

IV.2.3.1 Media.... ... 31

IV.2.3.2 Teknis Produksi... ... 31

IV.2.4 Cover Dvd ... 32

IV.2.4.1 Teknis Produksi... ... 32

IV.2.5 Gambar Tampilan ... 32 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(8)

Daftar Pustaka

Ariesto Hadi Sutopo, Multimedia Interaktif Dengan Flash dan CD, Graha Ilmu Jakarta, 2005.

Deris,Ben, Teaching With Media, a Pepar Presented at Tecnology and education conference in Athens, Greece, 1991.

Munir, Konsep dan Aplikasi Program Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Interaction), P3MP,UPI, 2005.

Nand, Penggunaan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan, GEA, 2006.

Rahmida Setiawati, Seni Tari, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008.

Ran Ramelan, Cagar Budaya Betawi, Lembaga Kebudayaan Betawi, Jakarta,1977. Ridwan Saidi, Potret Budaya Manusia Betawi, Lembaga Kebudayaan Betawi,

Jakarta, 2011.

Ratih Kumla, Kronik Betawi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009.

Rusma, Model - Model Multimedia Interaktif Berbasis Komputer, P3MP, UPI, Bandung, 2005.

Sumber Lain

http: //3.bp.blogspot.com


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian, dengan berbagai seni budaya tersebut Indonesia dikenal di dunia Internasional. Dengan potensi senibudaya Indonesia diharapkan mampu melestarikan serta mengembangkan nilai–nilai luhur dan sebagai modal ciri khas suatu bangsa.Keanekaragaman seni budaya daerah menjadi ciri khas negara Indonesia, dimana budaya tersebut sebagai penunjang dalam kekayaan budaya nasional. Kebudayaan yang berkembang di Indonesia mempunyai nilai penting dan merupakan bagian dari warisan bangsa. Di Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan menggunakan kurang lebih 250 bahasa daerah dan terdapat 164 tarian daerah.

Menurut Ran Ramelan ( 1977) Jakarta sebagai ibu kota merupakan kota yang paling banyak mendapatkan pengaruh kebudayaan dari luar, tidak saja pengaruh budaya yang datang dari luar Jakarta akan tetapi terdapat pula budaya yang datang dari luar negara Indonesia seperti Cina, Arab, Portugis, dan juga Eropa sehingga tidak heran bila terdapat banyak unsur dalam seni budaya Betawi, baik dari kesenian maupun tarian Betawi. Salah satu tarian Betawi ialah Tari Yapong yang merupakan tarian yang diciptakan dalam peringatan HUT Kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977 sebagai tarian yang bercerita mengenang perjuangan Pangeran Jayakarta. Banyak sekali orang yang tidak begitu mengetahui tari Yapong yang berasal dari Jakarta karena masyarakat cenderung lebih mengenal kesenian Ondel - Ondel dikarenakan lebih sering dilihat ataupun dipentaskan disetiap acara - acara kebudayaan yang diselenggarakan oleh pemerintahan kota Jakarta.

Banyak faktor yang mengakibatkan budaya tari Yapong tidak berkembang, Seperti terhambatnya regenerasi karena perubahan sosial budaya yang begitu cepat, masuknya budaya asing pada negeri ini, kemajuan kota Jakarta yang semakin berkembang pesat, pemikiran dan perkembangan arus informasi yang semakin cepat pula, sehingga hal tersebut terkadang membuat Masyarakat sering melupakan kebudayaan yang ada pada daerahnya, yang merupakan identitas diri


(10)

2 sebagai masyarakat Jakarta.

Dengan perubahan yang terjadi di kota Jakarta sudah tentu usaha yang mengarah kepada peningkatan, pengembangan, serta pelestarian budaya tari Yapong perlu disambut dengan antusias serta diharapkan berhasil dengan baik. Menurut Bapak Supriadi, H.S selaku anggota Kementrian Komunikasi dan Informasi di Lembaga Kebudayaan Betawi memang seni tari Yapong dijaman sekarang tidak sepopuler pada tahun 80 an, dikarenakan pada jaman itu banyak sekali pentas seni tari yang mempertunjukan tari Yapong, akan tetapi hal itu berbeda pada jaman sekarang, dimana setiap pentas kesenian Betawi, jarang sekali tari Yapong dipertunjukan, sehingga masyarakat khususnya masyarakat Jakarta banyak yang tidak mengenal tari Yapong.

Faktor kurang mengenalnya masyarakat Jakarta terhadap tari Yapong dikarenakan media yang memberikan informasi tari Yapong sangat sedikit, bahkan buku seni budaya yang di pelajari oleh anak - anak pun sangat sedikit yang membahas tentang tari Yapong, banyak yang keliru mengira tari Yapong sama dengan tari Jaipong. Demikian pula dengan CD Interaktif yang ada di toko - toko, jarang sekali yang membahas secara detail mengenai seni tari Yapong, untuk mengakses informasi mengenai seni tari Yapong pun sangat sulit. Dengan demikian tidak heran apabila regenerasi tari Yapong sangat terhambat, karena tidak adanya informasi yang cukup terhadap tari Yapong baik dalam bentuk sejarah, gerakan, dan unsur - unsur lain yang terkandung didalamnya, seperti alat musik dan pakaian yang digunakan oleh penari itu sendiri. Oleh sebab itu, rasa untuk menjaga dan mencintai seni tari Yapong tidak ada di kalangan anak anak, sehingga tidak mengherankan apabila anak -anak cenderung menyukai budaya asing. Karena media informasi yang mereka dapatkan tentang kebudayaan asing tersebut begitu banyak serta mudah untuk mengakses informasi mengenai hal itu.

Dengan memperkenalkan seni tari Yapong di kalangan anak - anak diharapkan dapat membantu terciptanya regenerasi yang berkualitas, serta dapat meningkatkan minat terhadap tari Yapong dikalangan masyarakat khususnya anak - anak di kota Jakarta, akan tetapi sepertinya pemerintah kota Jakarta tidak memberi ruang untuk tari Yapong berkembang dikarenakan masyarakat umum lebih mengenal kebudayaan kota Jakarta dengan ondel - ondel, tari Topeng dan


(11)

3

Pencak Silat sebagai kebudayaan khas dari Betawi bahkan masyarakat umum mengira tari Yapong itu merupakan tari Jaipong yang berasal dari Jawa Barat. Tanpa adanya peran dari pemerintah kota Jakarta, sangatlah sulit untuk tari Yapong berkembang di jaman seperti ini, namun kita masih bisa mengharapkan dukungan dari masyarakat Jakarta agar mau membantu untuk bersama - sama melestarikan seni tari Yapong, agar tari Yapong mampu bersaing dengan seni tari lainnya di Nusantara bahkan dengan budaya asing sekalipun.

I. 2 Identifikasi Masalah

• Generasi muda khususnya anak - anak kurang memiliki minat untuk mengenal dan mempelajari tari Yapong

• Kurangnya informasi yang diberikan kepada masyarakat mengenai tari Yapong.

• Kesalahan informasi yg membuat tari Yapong di bilang sama dengan tari Jaipong

I. 3 Rumusan Masalah

• Bagaimanakah cara meningkatkan minat anak – anak untuk mengenal dan mempelajari kebudayaan Indonesia khususnya tari Yapong.

• Bagaimana memberikan informasi mengenai tari Yapong

I. 4 Batasan Masalah

Pembatasan masalah ini dilakukan agar dalam perancangan sistem yang dihasilkan, tidak terlalu meluas sehingga dapat memfokuskan pembahasan kepada bagaimana tersampaikannya informasi secara baik dan jelas untuk anak - anak dengan memberikan sarana yang baik untuk mereka, agar anak – anak dapat mengenal dan mempelajari budaya tari Yapong dengan cara yang menarik dan tidak membosankan.

I. 5 Tujuan Perancangan

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ialah :


(12)

4

khususnya tari Yapong kepada generasi muda terutama anak – anak.

• Generasi muda khusunya anak - anak lebih dapat mencintai tarian Indonesia salah satunya tari Yapong.


(13)

5 BAB II

TARI YAPONG DAN MULTIMEDIA INTERAKTIF

II. 1 Pengertian Seni Tari

Seni tari menurut Haukins (1990) adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, waktu, dan tenaga.

Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.

Berdasarkan penjelasan beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan, sebagai berikut:

Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta.Secara tidak langsung, di sini Haukin juga memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan.

Yoki Mirantiyo, menyatakan Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari, mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin disampaikan.

Jadi tari merupakan ungkapan ekspresi jiwa manusia secara berirama dalam ruang dan waktu untuk keperluan pergaulan dan juga menyatakan maksud dan pikiran.

Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis. Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa buah unsur, yaitu wiraga (raga), Wirama (irama), dan Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis dan unsur utama dalam tari adalah gerak.


(14)

6

anggota badan di dalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.Jadi dapat disimpulkan pengertian seni tari adalah sebuah gerakan keindahan tubuh yang berirama yang mencerminkan ekspresi jiwa dengan beberapa unsur perpanduan antara wiraga (raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa) yang mempunyai pesan di dalam setiap gerakannya. Unsur - unsur tersebut sangatlah penting agar terciptanya tarian yang indah dan harmonis, adapun prinsip penting lainnya yang harus diketahui adalah keutuhan, keselarasan dan keseimbangan.

II. 2 Fungsi Tari

Menurut Rahmida Setiawati (2008) mengatakan Tari hadir menjadi bagian dari adat istiadat yang tidak bisa dilepaskan dari tatanan hidup masyarakat.Tari berfungsi sebagai hiburan ataupun sebagai pemenuhan ungkapan permohonan kebutuhan dan rasa syukur terhadap Sang Pencipta. Dengan demikian, faktor perbedaan latar belakang kebutuhan, letak geografis, adat istiadat, faham atau isme, tempramen manusia, dan sarana komunikasi yang dewasa ini merupakan hal penting dan sangat berpengaruh terhadap fungsi tari dalam kehidupan bermasyarakat.

Fungsi tari dapat dikelompokan menjadi tiga bagian ( Yuyus Suherman , 2006 ) yaitu :

a. Tari yang berfungsi sebagi Tari Upacara umumnya merupakan tarian yang memiliki kekuatan magis dan sakral, seperti pada upacara keagamaan atau tarian yang menjadikan bagian dari adat istiadat. Tari yang berfungsi sebagai tari upacara keagamaan adalah tari yang menjadikan media untuk melakukan kegiatan upacara keagamaan, seperti pemujaan terhadap roh, benda - benda bertuah, penyampaian rasa syukur atas kesuburan tanah dan berkahnya, penyampaian keinginan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahkan untuk mengobati penyakit. Hal tersebut dilakukan karena tarian dianggap mengandung kekuatan yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu.


(15)

7

b. Tari yang berfungsi sebagai tarian hiburan lebih menitikberatkan pada kesenangan penari ketika membawakannya. jenis tari ini tidak mementingkan keindahan gerakan, atau mempertimbangkan kepuasan penonton, yang terpenting adalah kepuasan penari. Penari dapat menikmatinya sebagai sebuah sarana untuk mengungkapkan ekspresi kegembiraan. Oleh karena itu, dalam tarian hiburan tidak ada pola - pola baku yang mengikat penari.

c. Tari pertunjukan berfungsi sebagai salah satu media pada kegiatan upacara keagamaan. Namun, seiring kemajuan zaman fungsi tari mengalami pergeseran dan perubahan. Perubahan fungsi ini bermula dari perubahan kebutuhan hidup manusia. Faktor yang melatarbelakangi perubahan fungsi tari tersebut di antaranya adalah keinginan memperkenalkan tarian kepada masyarakat yang lebih luas serta alasan ekonomi dengan tujuan komersial yang ingin dipenuhi dari hasil pertunjukan dianggap dapat memenuhi kebutuhan sekunder manusia, khususnya kebutuhan akan materi. Tari pertunjukan yang dipentaskan tidak hanya menonjolkan koreografi / gerakan tetapi juga penataan panggung, tatarias dan pencahayaan, dengan tujuan agar secara keseluruhan dapat dinikmati oleh penonton.

II. 3 Kategori Seni Tari

Menurut Rahmida Setiawati dalam buku yang berjudul seni tari, terdapat berbagai macam kategori seni tari, diantaranya :

A. Tari tradisional

Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada.Tarian ini diwariskan secara turun temurun, Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan religius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasannya hingga kini tidak banyak mengalami perubahan, ada pun macam - macam tariantradisional, diantaranya adalah:


(16)

8 b. Tari tradisional kerakyatan

II.4 Jenis Tari

a. Tari Tunggal

Gambar 2.1: Tari Pendet Sumber:http://3.bp.blogspot.com

Tari tunggal adalah tari yang dalam penampilannya hanya dibawakan oleh satu orang penari. Tari tunggal ini lebih menampilkan eskpresi perseorangan, bisa dibawakan oleh penari pria maupun penari wanita. Tari tunggal dapat dibagi menjadi tari tunggal ritual, tari tunggal tradisional, dan tari tunggal kreasi baru.

b. Tari kelompok

Gambar 2.2: Tari Yapong Sumber:http://3.bp.blogspot.com

Dalam kesenian tari, selain dikenal pertunjukan tari yang dibawakan oleh penari tunggal, dikenal pula pertunjukan tari yang dibawakan secara


(17)

9

berkelompok. seperti tari yapong dari Betawi merupakan bentuk tari yang menuntut kekompakan dari seluruh penarinya. Dengan kekompakan tersebut, tarian terlihat begitu indah dan harmonis.

Tari kelompok atau biasa juga disebut dengan tari massal adalah suatu bentuk tari yang diperagakan oleh penari lebih dari dua orang. Biasanya tari ini berupa gabungan dari tari tunggal atau tari berpasangan yang dilakukan secara bersama - sama. Para penari harus terlihat serempak, saling mengisi dan melengkapi antara penari yang satu dengan yang lainnya.

Selain tari kelompok dikenal pula tari berpasangan, tari berpasangan adalah tari yang dilakukan oleh dua orang penari. Tari berpasangan atau tari duet menggunakan pola - pola gerak berlawanan selain gerak serempak yang dilakukan bersama - sama.

II. 5 Budaya Betawi

Gambar 2.3: Budaya Betawi Sumber:http://3.bp.blogspot.com

Kebudayaan suku Betawi terbentuk dari akulturasi atau percampuran berbagai kebudayaan yang telah ada sebelumnya.Hal ini terjadi karena Jakarta sebagai tempat hidup suku Betawi, merupakan daerah pesisir yang sejak dahulu menjadi pusat perdagangan.Oleh karena itu, dengan sendirinya menjadi tujuan berbagai


(18)

10

etnis dari kawasan Nusantara dan dunia. Di samping itu, sikap terbuka orang Betawi dan penghargaannya yang tinggi terhadap perbedaan juga turut mempercepat akulturasi tersebut. Karena akulturasi tadi, kebudayaan suku Betawi dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan pengaruh kebudayaan-kebudayaan asal yang membentuknya, yaitu:

1. Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan Arab dan Melayu, seperti Samrah, Rebana, dan Marawis.

2. Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan Cina, seperti Lenong, Topeng Betawi, Gambang Kromong, tari Cokek, dan tari Yapong.

3. Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan Portugis dan Belanda, misalnya Keroncong Tugu dan Tanjidor.

Kebudayaan suku Betawi bisa jadi menjadi kebudayaan terkaya yang dimiliki Indonesia. Mengingat akulturasi yang terjadi pada kebudayaan suku ini yang cukup banyak.Tidak mengherankan jika akhirnya kebudayaan suku Betawi ini menarik minat para pendatang untuk ikut mendiami sebagian besar wilayah Jakarta sebagai tempat berlangsungnya kebudayaan suku Betawi secara turun temurun. Berikut ini uraian singkat mengenai berbagai kebudayaan tari suku betawi, diantaranya yaitu :

1. Kebudayaan Betawi - Tari Cokek

Gambar 2.4 : Tari Cokek Sumber:http://3.bp.blogspot.com

Cokek adalah tarian khas dari betawi dengan iringan musik gambang kromong.Ditarikan secara berpasangan, pria dan wanita.Seni tari ini berkembang di kawasan Cina Benteng di Tangerang, Banten.Kesenian


(19)

11

suku Betawi ini biasanya dimainkan pada acara perkawinan atau hari raya Cina.Seni ini kurang diterima oleh masyarakat Betawi yang terkenal sebagai penganut Islam yang taat sehingga perkembangannya hanya terkonsentrasi di daerah Cina Benteng.

2. Kebudayaan Suku Betawi - Tari Yapong

Tari Yapong tercipta pada acara peringatan HUT Kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977.Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI menyiapkan sebuah pergelaran tari massal yang spektakuler dengan mempertunjukan cerita perjuangan Pangeran Jayakarta.Pergelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan penggarapannya kepada seniman Bagong Kussudiarjo. Untuk mempersiapkan pergelaran itu, ki Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi melalui perpustakaan, film, slide maupun langsung pada masyarakat Betawi. Akhirnya pergelaran tari ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 di Balai Sidang Senayan.Pementasannya didukung 300 orang artis dan musikus.Tari Yapong sendiri merupakan suatu tarian bernuansa gembira dengan gerakan yang dinamis.

Dalam adegan tersebut dipertunjukkan suasana gembira menyambut kemenangan Pangeran Jayakarta.Adegan ini dinamai Yapong dengan tidak mengandung arti apapun. Namun istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya,ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” dan berkembang menjadi Yapong.

Unsur - unsur yang terkandung di dalam tari Yapong, salah satunya corak pakaian yang dikenakan para penarinya, merupakan pengembangan pakaian tari Kembang Topeng Betawi.Tampak jelas bentuk serta ragam hiasan tutup kepala serta selempang dadanya, yang disebut toka-toka. Tari Yapong diwarnai oleh tari rakyat Betawi,


(20)

12

kemudian diolah dengan unsur-unsur tari pop, antara lain unsur tari dari daerah Sumatera.

Karena kesenian Betawi banyak dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, maka dalam tari Yapong juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai oleh para penari terdapat motif-motif naga dengan warna merah menyala.Alat musik yang digunakan saat tarian ini dipergelarkan adalah campuran antara Betawi, Jawa Tengah dan Jawa Barat.Setelah menjadi tarian lepas, dalam tarian tersebut, DKl Jakarta memanfaatkan instrumen Rebana Biang, Rebana Hadroh, dan Rebana Ketimpring.Dengan demikian tari Yapong merupakan garapan kreasi baru yang bertolak dari unsur-unsur gerak tradisional Betawi.

Gambar 2.5: Tari Yapong Sumber:http://3.bp.blogspot.com II.6 Multimedia Interaktif

Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone, 2005/2006).

Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli diantaranya:


(21)

13

ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002)

2. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video (Robin dan Linda, 2001)

3. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter (2001) adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll.yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.

Pemanfaatan multimedia sangatlah banyak diantaranya, untuk media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dll.(Wahono, 2007).Bila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut multimedia interaktif.

Thorn (2006) mengajukan enam kriteria untuk menilai multimedia interaktif, yaitu :

1. Kriteria pertama adalah kemudahan navigasi, 2. Kriteria kedua adalah kandungan kognisi. 3. Kriteria ketiga adalah presentasi informasi, 4. Kriteria keempat adalah integrasi media, 5. Kriteria kelima adalah artistik dan estetika dan 6. Kriteria penilaian yang terakhir adalah fungsi secara

keseluruhan.

Multimedia interaktif menggabungkan dan mengsinergikan semua media yang terdiri dari: teks,grafik,audio,dan interaktivitas (Green & Brown, 2002: 2-6).


(22)

14 A.Teks

Teks adalah simbol berupa medium visual yang digunakan untuk menjelaskan dengan bahasa lisan. Teks memiliki berbagai macam jenis bentuk atau tipe sebagai contoh: Time New Roman, Arial, Comic San MS, ukuran dan warna. Satuan dari ukuran suatu teks terdiri dari length dan size.Length biasanya menyatakan banyaknya teks dalam sebuah kata atau halaman.Size menyatakan ukuran besar atau kecil suatu huruf.Standar teks memiliki size 10 atau 12 poin, Semakin besar size suatu huruf maka semakin tampak besar ukuran huruf tersebut.

B. Grafik

Grafik adalah suatu medium berbasis visual.Seluruh gambar dua dimensi adalah grafik. Apabila gambar di render dalam bentuk tiga dimensi (3D), maka tetap disajikan melalui medium dua dimensi.

Hal ini termasuk gambar yang disajikan lewat kertas, televisi ataupun layar monitor. Grafik bisa saja menyajikan kenyataan (reality) atau hanya berbentuk ikonic.Contoh grafik yang menyajikan kenyataan adalah foto dan contoh grafik yang berbentuk ikonic adalah kartun seperti gambar yang biasa dipasang dipintu toilet untuk membedakan toilet laki-laki dan perempuan.

Grafik terdiri dari gambar diam dan gambar bergerak.Contoh dari gambar diam yaitu foto, gambar digital, lukisan, dan poster.Gambar diam biasa diukur berdasarkan size (sering disebut juga canvas size) dan resolusi.Contoh dari gambar bergerak adalah animasi, video dan film.Selain bisa diukur dengan menggunakan size dan resolusi, gambar bergerak juga memiliki durasi.

C.Audio

Audio atau medium berbasis suara adalah segala sesuatu yang bisa didengar dengan menggunakan indera pendengaran. Contoh: narasi, lagu, sound effect, back sound.

D.Interaktivitas

Interaktivitas bukanlah medium, interaktivitas adalah rancangan dibalik suatu program multimedia. Interaktivitas mengijinkan seseorang untuk mengakses


(23)

15

berbagai macam bentuk media atau jalur didalam suatu program multimedia sehingga program tersebut dapat lebih berarti dan lebih memberikan kepuasan bagi pengguna. Interaktivitas dapat disebut juga sebagaiinterface design atau human factor design.

Interaktivitas dapat dibagi menjadi dua macam struktur, yakni struktur linear dan struktur non linear. Struktur linear menyediakan satu pilihan situasi saja kepada pengguna sedangkan struktur nonlinear terdiri dari berbagai macam pilihan kepada pengguna.

Green & Brown (2002 : 3) menjelaskan, terdapat beberapa metode yang digunakan dalam menyajikan multimedia, yaitu:

a. Berbasis kertas (Paper-based), contoh: buku, majalah, brosur. b. Berbasis cahaya (Light-based), contoh: slide shows, transparasi. c. Berbasis suara (Audio-based), contoh: CD Players, tape recorder,

radio.

d. Berbasis gambar bergerak (Moving-image-based), contoh: televisi, VCR (Video cassette recorder), film.

e. Berbasiskan digital (Digitally-based), contoh: komputer. II.7 Analisa Permasalahan

Berdasarkan hasil wawancara kepada 20 orang anak di SDN Priyang 1Jakarta tidak ada anak – anak yang mengetahui tari Yapong dan berasal dari mana tari Yapong tersebut. Mereka lebih mengenal tari Jaipong yang berasal dari Jawa Barat.

Dalam hal ini pemerintah dan masyarakat berkewajiban ikut serta dalam menjaga dan melestarikan tari Yapong yang merupakan salah satu budaya Betawi, akan tetapi pada kenyatannya berbanding terbalik dengan fakta - fakta yang terjadi di lapangan dimana pemerintah dan masyarakat kurang berperan dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan tari Yapong di antaranya :

1. Pemerintah kurang mempromosikan seni tari Yapong melalui media televisi atau media cetak.


(24)

16

2. Kurang mengadakan acara - acara pegelaran kebudayaan Betawi di kota Jakarta

3. Masyarakat kota jakarta terlalu antusias dengan datangnya budaya asing ke kota Jakarta yang mengakibatkan budaya Betawi yang ada di kota Jakarta semakin terpinggirkan.

Dengan fakta - fakta yang terjadi sangat tidak mengherankan apabila banyak kebudayaan dari indonesia yang di akui sebagai kebudayaandari negara lain serta kurang mengenalnya anak - anak bangsa sebagai generasi penerus terhadap kebudayaan negeri sendiri khususnya seni tari Yapong.

II.8 Penyelesaian Masalah

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka permasalahan yang telah dipaparkan di atas akan diselesaikan dengan memberi informasi mengenai tari Yapong dalam bentuk Multimedia Interaktif karena penulis ingin memperkenalkan kebudayaan tradisional dengan memanfaatkan perkembangan teknologi pada era modern seperti saat ini. Informasi yang terdapat di Multimedia Interaktif berupa sejarah, gerakan, alat musik, serta pakaian yang digunakan oleh penari, dengan Multimedia Interaktif ini, diharapkan anak - anak dapat mempelajari sekaligus bermain dengan visual animasi yang terdapat dalam Multimedia Interaktif tersebut. kelebihan Multimedia Interaktif ini pesan yang disampaikan lebih mengen karena anak - anak ikut berinteraksi, adanya animasi yang bergerak serta suara yang membuat anak - anak lebih tertarik. Akan tetapi multimedia interaktif ini terdapat kekurangannya yaitu pemasaranya terbatas hanya anak - anak yang memilik komputer yg bisa menggunakan multimedia interaktif tersebut.


(25)

17

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III. 1 Strategi Perancangan

Perancangan multimedia interaktif ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai seni tari Yapong kepada anak-anak.Informasi yang diberikan berupa informasi sejarah, gerakan, alat musik, dan pakaian yang di gunakan tujuannya untuk menambah wawasan anak-anak mengenai salah satu seni tari Indonesia.

Multimedia interaktif ini ditujukan kepada anak SD (Sekolah Dasar). Untuk menentukan kelompok sasaran,.

1. Kelompok Sasaran Primer

Kelompok sasaran primer merupakan sasaran utama dalam pemasaran multimedia interaktif ini yang meliputi:

- Demografis

Secara demografis, kelompok sasaran primer meliputi kedua jenis kelamin, yaitu perempuan dan laki-laki dengan kategori umur berkisar dari rentan usia 6-10 tahun.

- Geografis

Secara geografis, multimedia interaktif ini ditujukan untuk wilayah yang terdapat banyak toko CD Interaktif dan distribusinya masih dalam jangkauan.

- Psikografis

Secara psikografis, multimedia interaktif ditujukan untuk anak-anak yang mempunyai ketertarikan dalam menari, senang bermain, memiliki imajinasi, dan kreatifitas yang tinggi.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Tari Yapong adalah salah satu tarian Indonesia yang mempunyai makna dan sejarah yang patut dilestarikan.Masuknya budaya asing menjadi faktor, dimana tari-tarian Indonesia menjadi terlupakan sedikit demi sedikit sesuai dengan perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat.Dalam hal ini


(26)

18

informasi perlu dilakukan sedini mungkin, dengan penyampaian informasi kepada anak usia 6-10 tahun. Pengetahuan yang diberikan berupa multimedia interaktif, yang memungkinkan anak dapat mempelajari dengan mudah seni tari Yapong dalam bentuk digital.

Strategi komunikasi yang akan dilakukan, yaitu:

1. Memperkenalkan metode pelajaran berupa wawasan dengan menggunakan CD Interaktif untuk anak - anak dalam mempelajari kebudayaan Betawi khususnya tari Yapong.

2. Menginformasikan kepada anak pada masa-masa sekolah dengan rentan usia 6-10 tahun dengan mudah, jelas dan menarik dalam segi visual maupun multimedia interaktif.

3. Memakai bahasa yang tidak kaku tetapi sopan terhadap anak-anak usia 6-10 tahun, dan menggunakan bahasa Indonesia yang jelas dan dapat dimengerti oleh anak-anak.

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang ditampilkan pada multimedia interaktif ini ialahbermain dengan konsep perpetualangan dalam hal mencari informasi tentang tari Yapong . Unsur – unsur seperti tampilan, ikon, dan voice yang di gunakan akan bernuansa alam sehingga anak - anak dapat bermain sekaligus belajar dengan cara yang menyenangkan, sedangkan teks berupa penjelasan tentang tari Yapong. Karakter yang digunakan adalah anak-anak yang sedang berpakaian seragam sekolah menjadi objek utama dalam multimedia interaktif ini sehingga anak-anak akan merasa terlibat ketika mengaplikasikan multimedia interaktif ini.


(27)

19

Gambar 3.1: gambar navigasi

III.1.5 Story Board


(28)

20

III.1.6 Strategi Media

Pemilihan media adalah berdasarkan dengan kebutuhan target audiens. Adapun media yang digunakan terbagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung.

III.1.6.1 Media Utama

Media utama yang digunakan adalah multimedia interaktif yang berupa CD Interaktifyang berisi konten- konten tentang tari Yapong seperti sejarah terciptanya, gerakannya, alat musik dan pakaian yang digunakan.Isi dari konten tersebut disesuaikan dengan tema setiap kontennya, untuk konten gerakan isinya adalah video mengenai anak anak yang mementasakan tari Yapong sehingga anak – anak juga bisa mengenal sekaligus ikut mencontohkan gerakan dari tari Yapong tersebut.Oleh karena itu diharapkan dapat membantu terciptanya regenerasi yang berkualitas, serta dapat meningkatkan minat terhadap tari Yapong dikalangan masyarakat khususnya anak - anak yang berada di kota Jakarta.

III.1.6.2 Media Pendukung

Sesuai fungsinya, media pendukung adalah media yang mendukung tersampaikannya informasi pada media utama. Adapun media pendukung yang digunakan antara lain:

- Poster

Poster berfungsi sebagai media promosi.Poster yang akan dibuat berukuran A3 dan dicetak di atas art paper 210 gram. Poster akan diletakkan di dekat toko-toko buku dan di tempat penjualan CD Interaktif dengan tujuan dapat memancing rasa penasaran pada diri anak - anak untuk memasuki toko - toko buku dan tempat penjualan CD Interaktif.

- Cover dvd

coverdengan tampilan yang menarik akan membuat anak melihat dan ingin memiliknya.


(29)

21

- xbanner

berfungsi sama dengan poster sebagai media promosi di toko toko buku atau di mini market.

III.1.6.3 Media Distribusi

Media yang akan dipasarkan adalah berupa multimedia animasi CD Interktif. Distribusi yang dilakukan merupakan kerjasama dengan perusahaan animasi Indismart. Dengan promosi yang akan dilakukan ke berbagai tempat penjualan, yaitu di toko-toko buku juga di tempat disc shop. Dan tempat-tempat yang terjangkau oleh anak-anak dan orang tua sebagai target konsumen.

III.1.7 Konsep Visual

III.I.7.1 Format Layout

Menggunakan layar lcd dengan ukuran 1024x768px. merupakan ukuran standar lcd pada umunya dan mengguanakn ukuran resolusi tampilan 150 dpi sehingga tidak akan terjadi pecah gambar saat menjalankan cd interaktif ini.


(30)

22

III.I.7.2 Ilustrasi

Gaya ilustrasi yang digunakan adalah gayailustarsi kartun dimana gaya tersebut menvisualsiasikan tokoh atau karakter dengan visual yang lucu yang membuat anak – anak akan mejadi tertarik berikut contoh gaya ilustrasi kartun

Gambar 3.4: Gaya ilustrai kartun Sumber:http://google.com

Gambar 3.5: Ilustrasi yang digunakan

III.I.7.3 Warna

Warna yang digunakan adalah warna RGB.Dengan menggunakan warna yang cerah dan bernuansa budaya betawi dengan berbagai macam kecenderungan warna visual yang muncul.


(31)

23

Gambar 3.6 : Contoh warna rumah betawi

Gambar 3.7: Warna yang digunakan

III.I.5.4 Tipografi

Font yang digunakan pada perancangan ini adalah font yang memberikan kesan bermain yang disesuaikan dengan target komunikasi. Font yang dipilih juga font yang jelas dan mudah dibaca oleh anak-anak seperti showcard gothic dan berlin sans.

Showcard gothic


(32)

(33)

25 BAB IV

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

IV.1 Multimedia Interaktif IV.1.1 Media

Media utama CD Interaktif untuk membuat konten animasinya menggunakan program adobe Flash cs 4. Media utama ini dibuat semenarik mungkin dengan tampilan dan cover dvd yang menarik. Sedangkan untuk covernya digunakan menggunakan program adobe illustrator cs 4.

IV.1.2 Teknis Produksi Media

Teknik pengerjaan media utama di awali dengan membuat sketsa secara manual dengan menggunakan pensil dan kertas HVS ukuran A4.Setelah sketsa manual selesai dikerjakan, proses selanjutnya adalah merubah sketsa tersebut menjadi format digital dengan bantuan scanner.


(34)

26

Kertas yang berisi sketsa discan lalu dimasukan ke dalam komputer.Software yang digunakan dalam melakukan tarcing, editing dan mewarnai adalah adobe flash cs 4.flash dipilih karena software ini memiliki fungsi yang cukup untuk membuat pengerjaan ilustrasi secara digital. Baik untuk proses tracing, coloring, layouting maupun editing.Dan dapat meminimalis size objek sehingga saat menjalankan flash tidak terjadi patah - patah pada animasi.

Gambar 4.2: Hasil tracing digital

Setelah semua proses diatas selesai, barulah berikutnya dilakukan pewarnaan secara menyeluruh. Mode warna yang digunakan saat proses pewarnaan adalah RBG, karena pengerjaannya dilakukan di dalam komputer sehingga warna yang dihasilkan akan menyesuaikan dengan kalibrasi monitor.


(35)

27

Gambar 4.3: Hasil pewarnaan digital

Proses selanjutnya adalah menganimasikan objek yang sudah di warnain secara menyeluru. Dalam proses animasi ini menggunakan program actionscript 2.0 pada adobe flash, oleh karena itu, pilih create new lalu pilih flash file (actionscript 2.0)

Gambar 4.4: Tampilan adobe flash cs 4

Kemudian barulah semua file disatukan agar lebih mudah saat mengerjakan animasi nantinya.setelah proses animasi sudah di lakukan maka proses selanjutnya


(36)

28

adalah memasukan suara ( dubbing ) untuk memberi suasana pada animasi. Software yang di gunakana adalah audio studio yang berguna untuk merekam suara ( dubbing ).Setelah proses merekam suara selesai baru masukan ke dalam adobe flash kemudian masukan actionscript untuk memunculkan suara ke dalam animasi.

Gambar 4.5: Proses penganimasian objek


(37)

29 IV.2 Media Promosi

IV.2.1 Poster IV.2.1.1 Media

Untuk media promosi CD Interaktif ini, digunakan poster sebagai media informasi yang menerangkan telah tersedianya CD Interaktif mengenal budaya tari Yapong ini.Layout poster dibuat agar lebih terfokus kepada contoh konten di dalam CD Interaktif dan judulnya. Tidak lupa juga ditambahkan elemen pendukung lainnya seperti frame agar poster ini bisa lebih menarik lagi. Media promosi ini ditujukan untuk anak-anak dan orang tuanya.Karena itu layout yang digunakan agak lebih simple namun tetap bisa terlihat jelas.

IV.2.1.2 Teknis Produksi

Mode pewarnaan yang digunakan adalah CMYK, karena dalam pembuatannya menggunakan cara digital dan akan di cetak ke dalam kertas. Ukuran poster yang digunakan adalah A3 (29,7 cm x 42) di kertas berjenis artpaper. Karena mempunyai kualitas yang tidak gampang kotor dan kualitas warna yang terjaga.


(38)

30 IV.2.2 Mini X-Banner

IV.2.2.1 Media

Mini X-Banner digunakan sebagai media promosi yang akan ditempatkan pada meja kasir atau stand di toko buku. Media ini berfungsi untuk memberikan informasi tentang keberadaan CD Interaktif ini.

Konsep yang digunakan sama seperti konsep pada media promosi poster. Hal ini dilakukan agar orang yang telah melihat posternya bisa langsung mengenalinya.Bahwa CD Interaktif yang mereka liat di poster saat ini sudah ada dan telah dijual.

IV.2.2.2 Teknis Produksi

Mini X-Banner ini menggunakan ukuran 40cm x 30cm. Ini adalah ukuran standar yang biasa dipakai oleh mini x-banner.Sedangkan bahan yang dipilih adalah PVC super highres.Bahan ini sangat cocok untuk mini x-banner karena sangat kuat dan memiliki hasil cetak yang bagus.


(39)

31 IV.2.3 Stiker

IV.2.3.1 Media

Stiker ini merupakan media promosi langsung yang diberikan disisipkan ke dalam CD Iinteraktif ini.Disini stiker berfungsi sebagai media pengingat yang fleksibel dan praktis untuk ditempelkan dimana saja. Pada tiap pembelian media utama maka akan mendapatkan lima stiker sebagai bonus dari pembelian yang mereka lakukan.

IV.2.3.2 Teknis Produksi

Desain stiker mengambil beberapa ilustrasi yang ada pada CD Interaktif ini. Yaitu dengan mengambil 5 ilustrasi yang ditampilkan. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak bisa terus mengingat tokoh yang ada di CD Interaktif ini.Sedangkan untuk bahannya, menggunakan kertas stiker standar yang tidak transparan.


(40)

32 IV.2.4 Cover Dvd

Gambar 4.10: Mini X-Banner

IV.2.4.1 Teknis Produksi

cover dvd ini menggunakan karakter dila sebagai tokoh utama dengan di dampingi oleh teman - temannya.Bagian belakang terdapat sinopsis dari multimedia interaktif mengenal tari Yapong, berguna untuk menarik konsumen dan terdapat penjelasan mengenai spesifikasi komputer yang bisa mengguanakan cd interaktif ini.

IV.3 Gambar Tampilan


(41)

33

Gambar 4.12: Tampilan menu

Gambar 4.13: Tampilan konten


(1)

adalah memasukan suara ( dubbing ) untuk memberi suasana pada animasi. Software yang di gunakana adalah audio studio yang berguna untuk merekam suara ( dubbing ).Setelah proses merekam suara selesai baru masukan ke dalam adobe flash kemudian masukan actionscript untuk memunculkan suara ke dalam animasi.

Gambar 4.5: Proses penganimasian objek


(2)

IV.2 Media Promosi IV.2.1 Poster

IV.2.1.1 Media

Untuk media promosi CD Interaktif ini, digunakan poster sebagai media informasi yang menerangkan telah tersedianya CD Interaktif mengenal budaya tari Yapong ini.Layout poster dibuat agar lebih terfokus kepada contoh konten di dalam CD Interaktif dan judulnya. Tidak lupa juga ditambahkan elemen pendukung lainnya seperti frame agar poster ini bisa lebih menarik lagi. Media promosi ini ditujukan untuk anak-anak dan orang tuanya.Karena itu layout yang digunakan agak lebih simple namun tetap bisa terlihat jelas.

IV.2.1.2 Teknis Produksi

Mode pewarnaan yang digunakan adalah CMYK, karena dalam pembuatannya menggunakan cara digital dan akan di cetak ke dalam kertas. Ukuran poster yang digunakan adalah A3 (29,7 cm x 42) di kertas berjenis artpaper. Karena mempunyai kualitas yang tidak gampang kotor dan kualitas warna yang terjaga.


(3)

IV.2.2 Mini X-Banner IV.2.2.1 Media

Mini X-Banner digunakan sebagai media promosi yang akan ditempatkan pada meja kasir atau stand di toko buku. Media ini berfungsi untuk memberikan informasi tentang keberadaan CD Interaktif ini.

Konsep yang digunakan sama seperti konsep pada media promosi poster. Hal ini dilakukan agar orang yang telah melihat posternya bisa langsung mengenalinya.Bahwa CD Interaktif yang mereka liat di poster saat ini sudah ada dan telah dijual.

IV.2.2.2 Teknis Produksi

Mini X-Banner ini menggunakan ukuran 40cm x 30cm. Ini adalah ukuran standar yang biasa dipakai oleh mini x-banner.Sedangkan bahan yang dipilih adalah PVC super highres.Bahan ini sangat cocok untuk mini x-banner karena sangat kuat dan memiliki hasil cetak yang bagus.


(4)

IV.2.3 Stiker IV.2.3.1 Media

Stiker ini merupakan media promosi langsung yang diberikan disisipkan ke dalam CD Iinteraktif ini.Disini stiker berfungsi sebagai media pengingat yang fleksibel dan praktis untuk ditempelkan dimana saja. Pada tiap pembelian media utama maka akan mendapatkan lima stiker sebagai bonus dari pembelian yang mereka lakukan.

IV.2.3.2 Teknis Produksi

Desain stiker mengambil beberapa ilustrasi yang ada pada CD Interaktif ini. Yaitu dengan mengambil 5 ilustrasi yang ditampilkan. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak bisa terus mengingat tokoh yang ada di CD Interaktif ini.Sedangkan untuk bahannya, menggunakan kertas stiker standar yang tidak transparan.


(5)

IV.2.4 Cover Dvd

Gambar 4.10: Mini X-Banner

IV.2.4.1 Teknis Produksi

cover dvd ini menggunakan karakter dila sebagai tokoh utama dengan di dampingi oleh teman - temannya.Bagian belakang terdapat sinopsis dari multimedia interaktif mengenal tari Yapong, berguna untuk menarik konsumen dan terdapat penjelasan mengenai spesifikasi komputer yang bisa mengguanakan cd interaktif ini.


(6)

Gambar 4.12: Tampilan menu

Gambar 4.13: Tampilan konten