PERANCANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF CD BELAJAR MANASIK HAJI.

(1)

TUGAS AKHIR

PERAN CAN GAN M U LT I M EDI A I N T ERAK T I F

CD BELAJ AR M AN ASI K H AJ I

DISUSUN OLEH :

SI T I ARM A’AT U S SOLI CH A

(0 9 5 4 0 1 0 0 2 0 )

PROGRAM ST U DI DESAI N K OM U N I K ASI V I SU AL

FAK U LT AS T EK N I K SI PI L & PEREN CAN AAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2013


(2)

PERAN CAN GAN M U LT I M EDI A I N T ERAK T I F

CD BELAJ AR M AN ASI K H AJ I

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

DISUSUN OLEH :

SI T I ARM A’AT U S SOLI CH A

(0 9 5 4 0 1 0 0 2 0 )

PROGRAM ST U DI DESAI N K OM U N I K ASI V I SU AL

FAK U LT AS T EK N I K SI PI L & PEREN CAN AAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2013


(3)

PERAN CAN GAN M U LT I M EDI A I N T ERAK T I F

CD BELAJ AR M AN ASI K H AJ I

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

DISUSUN OLEH :

SI T I ARM A’AT U S SOLI CH A

(0 9 5 4 0 1 0 0 2 0 )

PROGRAM ST U DI DESAI N K OM U N I K ASI V I SU AL

FAK U LT AS T EK N I K SI PI L & PEREN CAN AAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2013


(4)

TUGAS AKHIR

PERAN CAN GAN M U LT I M EDI A I N T ERAK T I F

CD BELAJ AR M AN ASI K H AJ I

Dipersiapkan dan disusun oleh

SI T I ARM A’AT U S SOLI CH A

0954010020

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada tanggal : 27 Mei 2013

Pembimbing I Penguji I

Fenty Fahminnansih, ST., MMT. Aditya Rahman Y, ST., M.Med.Kom. NPTY. 3810 9100 3031

Pembimbing II Penguji II

Aphief Tri Artanto, ST. Aris Sutejo, S.Sn., M.Sn. NPTY. 3851 1130 3531

Ketua Jurusan Koordinator

Heru Subiyantoro, ST., MT. Aditya Rahman Y, ST., M.Med.Kom. NPTY. 3 7102 96 0061 1 NPTY. 3810 9100 3031

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)

Tanggal : ………..

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat-Mu ya Allah, atas segala limpahan rahmat dan berkah-Nya, sehingga atas izin-Nya, laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasakan dengan judul ” Perancangan Multimedia Interaktif CD Belajar Manasik Haji ”. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak menerima bantuan baik moril maupun materiil yang tidak lepas dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, atas bantuan dan dukungan tersebut penulis benar-benar mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Heru Subiyantoro, ST, MT., selaku KaProgdi Desain Komunikasi Visual UPN “Veteran” dan juga menjadi Dosen Pembimbing.

3. Untuk seluruh Dosen DKV UPN “VETERAN” dan staff pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di UPN “VETERAN” JATIM.

4. Ibu Fenty Fahminnansih, ST., MMT. selaku pembimbing Utama yang telah banyak memberi masukan dan arahan sehingga Tugas Akhir ini dapat di selesaikan dengan baik.

5. Bapak Aditya Rahman Yani, ST., M.Med.Kom. selaku kordinator tugas akhir yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 6. Bapak Aphief Tri Artanto, ST. Selaku pembimbing kedua yang banyak

member masukan dan arahan sehingga tugas akhir ini diselesaikan dengan baik.

7. Ayah dan Ibu yang selalu memberi semangat dan doa dalam menjalankan Tugas Akhir ini.

8. Saudara-saudaraku dan teman-teman DKV yang selalu support.

9. Kekasiku Andro yang banyak memberi semangat dan yang selalu mengingatkan untuk cepat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.


(6)

Seperti kata pepatah, tiada gading yang tak retak, begitu pula penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Karena kesempurnaan bukan milik manusia melainkan milik allah SWT . Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 10 Juni 2013


(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Kata Pengantar ... iv

Pernyataan Orisinalitas Tugas Akhir ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... xii

Daftar Tabel ... xv

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ... 1

1.1.1. Manasik Haji ... 2

1.1.2. Metode Pembelajaran Manasik Haji ... ... 2

1.1.3. Media Pembelajaran Audio Visual Interaktif ... 3

1.1.4. Fenomena Jama’ah Haji Indonesia ... 4

1.2. Identifikasi Masalah ... 8

1.3. Rumusan Masalah ... 8

1.4. Batasan Masalah ... 8

1.5. Ruang Lingkup ... 8

1.5.1. Ruang Lingkup Studi ... 8

1.5.2. Implementasi Desain (Output) ... 9

1.6. Tujuan Perancangan ... 6

1.7. Manfaat Perancangan ... 9

1.8. Skema Perancangan ... 10

Bab II Studi Eksisting dan Pustaka 2.1. Haji ... 11

2.1.1. Syarat, Rukun dan Wajib Haji ... 11


(8)

2.1.3. Persiapan Ibadah Haji ... 13

2.1.4. Jenis Ibadah Haji ... 15

2.1.5. Kegiatan Ibadah Haji ... 16

2.1.6. Lokasi Utama Dalam Ibadah Haji ... 16

2.1.7. Tempat Bersejarah ... 17

2.1.8. Beberapa Kesalahan yang Dilakukan Oleh Sebagian Jamaah Haji ... 19

2.2. Metode Pembelajaran Manasik Haji ... 25

2.3. Proses Pembelajaran Manasik Haji ... 27

2.3.1. Pembimbing ... 27

2.3.2. Syarat Pembimbing ... 28

2.3.3. Peserta Bimbingan ... 28

2.4. Media ... 28

2.5. CD Interaktif ... 29

2.5.1. Pengertian CD Interaktif ... 29

2.5.2. Perkembangan CD Interaktif ... 31

2.5.3. Kelebihan dan Kekurangan CD Interaktif sabagai Media Pembelajaran ... 32

2.5.4. Jenis CD Interaktif ... 33

2.5.5. Elemen-elemen Perancangan CD Interaktif ... 33

2.5.6. Gaya Desain Seni Islam ... 34

2.5.7. Sistem yang Interaktif ... 36

2.5.8. Prinsip Dasar Desain ... 39

2.5.9. Elemen-elemen Desain Komunikasi Visual ... 41

2.6. Studi Eksisting ... 43

2.6.1. Visualisasi Desain ... 44

2.6.2. Point-point Buku ... 46

2.7. Studi Komparator ... 48

2.7.1. Gaya Bahasa ... 48

2.7.2. Visualisasi Desain ... 48


(9)

2.8. Studi Kompetitor ... 51

2.8.1. Gaya Bahasa ... 51

2.8.2. Visualisasi Desain ... 52

2.8.3. Point-point dalam CD Interaktif ... 53

Bab III Metode Perancangan 3.1. Definisi Judul dan Sub Judul ... 55

3.1.1. Definisi Pembuatan CD Interaktif ... 55

3.1.2. Definisi Pembuatan CD Interaktif Manasik Haji ... 55

3.2. Teknik Sampling ... 55

3.2.1. Populasi ... 55

3.3. Sample ... 57

3.3.1. Kuisioner ... 57

3.4. Jenis dan Sumber Data ... 58

3.4.1. Jenis Data ... 58

3.5. Metode Perancangan ... 59

3.6. Kerangka Berfikir ... 61

Bab IV

Konsep Desain

4.1. Penelusuran Masalah ... 62

4.2. Consumer Journey ... 63

4.3. Consumer insight ... 67

4.4. Point of Contact ... 67

4.5. Segmentasi ... 67

4.6. Target Segmentasi ... 68

4.7. Unique Selling Point (USP) ... 70

4.8. Konsep Keyword ... 71

4.9. Proses Visualisasi ... 73

4.9.1. Point-point isi CD Interaktif ... 73

4.10. Strategi Komunikasi (Gaya Bahasa) ... 76


(10)

4.12. Warna ... 77

4.13. Typografi ... 79

4.14. Layout ... 80

4.15. Button ... 80

4.16. Ukuran Layout CD Interaktif ... 80

4.17. Deskripsi konsep audio ... 81

4.17.1. Musik latar (environment) ... 81

4.17.2. Sound effects ... 81

4.18. Alternatif Desain ... 81

4.18.1. Alternatif Visual ... 81

4.18.2. Alternatif Desain Button ... 83

4.18.3. Alternatif Desain Layout ... 84

4.18.4. Implementasi Desain Layout ... 85

4.18.5. Alternatif Desain Cover ... 86

4.19. Analisa Media ... 88

4.19.1. Media Primer ... 88

4.19.2. Media Sekunder ... 89

Bab V Implementasi Desain 5.1. Tipography ... 90

5.2. Button ... 90

5.2.1. Button Menu Utama ... 91

5.2.2. Button Exit ... 91

5.2.3. Button Home ... 92

5.2.4. Button Kembali ... 92

5.2.5. Button Next dan Preview ... 92

5.2.6. Button Tatacara ... 93

5.2.7. Button Contoh ... 93

5.3. Desain CD Interaktif ... 94

5.3.1. Desain Layout Opening ... 94


(11)

5.3.3. Desain Layout Menu Persiapan ... 95

5.3.4. Desain Layout Menu Tatacara ... 96

5.3.5. Desain Layout Menu Manajemen Ibadah ... 97

5.3.6. Desain Cover ... 98

5.3.7. Desain Label CD ... 99

5.3.8. Desain Packaging ... 99

5.3.9. Brosur ... 100

5.4. Poster ... 100

5.5. X-Banner ... 101

5.6. Stiker ... 102

5.7. Mouse Pad ... 102

5.8. Shopping Bag ... 103

5.9. Gantungan Kunci ... 103

5.10. Tasbih ... 104

5.11. Sorban ... 104

Bab VI Kesimpulan dan Saran 6.1. Kesimpulan ... 105

6.2. Saran ... 105

Daftar Pustaka ... 107

Lampiran ... 109


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 unsur seni hiasan islam ... 35

Gambar 2-2 unsur seni hiasan islam ... 36

Gambar 2-3 Cover depan dan belakang buku tuntunan manasik haji dan umrah ... 44

Gambar 2-4 Cover depan dan belakang buku tuntunan manasik haji dan umrah ... 44

Gambar 2-5 isi buku tuntunan manasik haji dan umrah ... 45

Gambar 2-6 layout buku tuntunan manasik haji dan umrah ... 45

Gambar 2-7 cover dan isi buku tuntunan manasik haji dan umrah ... 46

Gambar 2-8 opening cd interaktif zakat ... 48

Gambar 2-9 menu utama cd interaktif zakat ... 48

Gambar 2-10 sub menu utama cd interaktif zakat ... 49

Gambar 2-11 opening cd interaktif haji ... 51

Gambar 2-12 menu utama cd interaktif haji ... 52

Gambar 2-13 sub menu utama cd interaktif haji ... 52

Gambar 2-14 sub Penutup cd interaktif haji ... 54

Gambar 4-1 unsur seni bangun islam ... 76

Gambar 4-2 proses animasi button dari kecil menjadi besar ... 77

Gambar 4-3 proses animasi button perubahan warna button ... 77

Gambar 4-4 Gradasi Warna Hijau yang di pilh ... 78

Gambar 4-5 Gradasi Warna Kuning yang di pilh ... 78

Gambar 4-6 Font Jenna sue ... 79

Gambar 4-7 Font Accidental_presiden ... 79

Gambar 4-8 Font Alte Haas Grotesk licence ... 79

Gambar 4-9 Font Alte Haas Grotesk Bold ... 79

Gambar 4-10 Button Dari Seni Bangun Islam ... 80

Gambar 4-11 Alternatif visual ... 82

Gambar 4-12 Alternatif visual yang terpilih ... 82


(13)

Gambar 4-14 Alternatif button yang terpilih ... 83

Gambar 4-15 Alternatif desain Layout ... 84

Gambar 4-16 Implementasi desain layout... 85

Gambar 4-17 Implementasi desain Layout yang terpilih ... 85

Gambar 4-18 Alternatif desain cover cd ... 86

Gambar 4-19 Alternatif desain cover cd yang terpilih ... 86

Gambar 4-20 Alternatif desain cover ... 87

Gambar 4-21 Alternatif desain cover yang terpilih ... 87

Gambar 5-1 Font Jenna sue ... 90

Gambar 5-2 Font Accidental_presiden ... 90

Gambar 5-3 Font Alte Haas Grotesk licence ... 90

Gambar 5-4 Animasi perubahan pada Button menu utama ... 91

Gambar 5-5 Animasi perubahan pada button exit ... 91

Gambar 5-6 Animasi perubahan pada button Home ... 92

Gambar 5-7 Animasi perubahan pada button back ... 92

Gambar 5-8 Animasi perubahan pada button next dan preview ... 92

Gambar 5-9 Animasi perubahan pada button contoh ... 93

Gambar 5-10 Animasi perubahan pada button contoh ... 93

Gambar 5-11 Layout opening ... 94

Gambar 5-12 Layout menu utama ... 94

Gambar 5-13 Layout menu Persiapan ... 95

Gambar 5-14 Isi Layout menu Persiapan ... 95

Gambar 5-15 Layout menu Tatacara ... 96

Gambar 5-16 Isi Layout menu Tatacara ... 97

Gambar 5-17 Layout Layout menu Manajemen ibadah ... 97

Gambar 5-18 Isi Layout menu Manajemen ibadah ... 97

Gambar 5-19 Desain Cover ... 98

Gambar 5-20 Desain label CD ... 99

Gambar 5-21 Desain Packaging ... 99

Gambar 5-22 Desain Brosur... 100


(14)

Gambar 5-24 Desain X-banner ... 101

Gambar 5-25 Desain stiker... 102

Gambar 5-26 Desain Mouse Pad ... 102

Gambar 5-27 Desain Shooping Bag ... 103

Gambar 5-28 Desain Gantungan Kunci ... 103

Gambar 5-29 Tasbih ... 104


(15)

DAFTAR TABEL

Table 1-1. Skema Prancangan ... 10

Table 3-1. Kerangka Berpikir ... 61

Tabel 4-1. Consumer Journey ... 63

Tabel 4-2. Konsep Keyword ... 71

Tabel 4-3. Menu CD Interaktif... 73

Tabel 4-4. Menu Persiapan CD Interaktif ... 74

Tabel 4-5. Menu Tatacara CD Interaktif ... 75


(16)

PERANCANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF CD BELAJAR MANASIK HAJI

Nama mahasiswa : SITI ARMA’ATUS SOLICHA

NPM : 0954010020

Jurusan : Desain Komunikasi Visual FTSP – UPN Dosen Pembimbing : FENTY FAHMINNANSIH, ST., MMT.

ABSTRAK

Dewasa ini calon Jamaah Haji semakin banyak di Indonesia, dari sekian banyak para calon jamaah haji di Indonesia masih belum paham tentang tata cara ber ibadah haji yang baik dan benar menurut ajaran agama islam. Untuk mengatasi masalah tersebut di butuhkan strategi khusus dalam membimbing para jamaah haji secara efektif. Salah satu media yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah media interaktif yang mudah di gunakan dan mudah di pelajari ia itu CD Interaktif. Tulisan ini akan membahas bagaimana merancang CD Interaktif yang mudah di pelajari untuk para calon jamaah haji dalam mempelajari tata cara ibadah haji yang baik dan benar.


(17)

CD INTERACTIVE MULTIMEDIA OF HAJJ RITUALS DESIGN

Student Name : SITI ARMA’ATUS SOLICHA

NPM : 0954010020

Department : Visual Communication Design FTSP - UPN

Student Advisor : FENTY FAHMINNANSIH, ST., MMT.

ABSTRACT

Nowdays the pilgrim to Mecca is always growing up year by year. Most of the pilgrim does not understand about worship in a good way. It needed the best strategy to give the understanding effectively to the pilgrim candidate. Interactive CD is one of the best solution to give the instruction how to do the good way in Hajj. Because Interactive CD is easy to used and learned. This thesis discusses how to create Interactive CD which easy to learn for pilgrim to Mecca. So, the pilgrim can easy to learn how the way to do worship in good way.


(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Haji adalah rukun Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa. Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi.1 Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Tempat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a (tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Pengertian waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf,mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.2

Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Zulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini. Dalam pelaksanan haji ini setiap calon jemaah haji harus mempelajari tata cara dalam melaksanakan ibadah haji dengan cara manasik haji sebelum melaksanakan ibadah haji.

Para jamaah haji harus mempelajari segala hal yang perlu diketahui selama menunaikan ibadah tersebut, seperti tata cara tayamum, waktu-waktu

       1

Nogarsyah Moede Gayo, Pustaka pintar haji dan umrah, Inovasi, Jakarta:2003

2

Sundarmi Burkan Saleh, Pedoman haji, umrah, dan ziarah, Senayan Abadi Publishing,


(19)

shalat, arah kiblat, tata cara shalat jamak dan qashar, tata cara manasik haji mulai dari hal-hal yang wajib, sunnah, yang membatalkan, yang dilarang, kaffarat (sanksi), hingga tata krama atau kesopanan.

Sebagian ulama mengatakan bahwa mempelajari tata cara ibadah haji bagi orang yang sudah bertekad akan pergi haji adalah wajib ‘ain. Wajib ‘ain artinya adalah kewajiban yang sifatnya mutlak bagi setiap individu dan jika tidak dilakukan maka ancamannya adalah dosa.

1.1.1. Manasik Haji

Sebelum berangkat menuju Baitullah, para calon jamaah haji perlu melakukan sejumlah persiapan. Persiapan tersebut dibutuhkan mengingat ibadah haji adalah sebuah kunjungan ke rumah Allah dan karena perjalanan menuju Baitullah cukup banyak menguras tenaga dan biaya.

Departemen Agama Republik Indonesia merumuskan pengertian manasik haji sebagai suatu ilmu yang mempelajari syarat, rukun dan wajib haji yang harus diketahui oleh setiap jama‘ah yang akan berangkat.3

Pembimbing manasik haji dapat juga dikatakan sebagai pendidik. Pembimbing manasik haji yang di maksud dalam penelitian ini adalah alim ulama yang menguasai ilmu manasik haji atau mereka yang mengikuti Orientasi Pembimbing Calon Haji yang diselenggarakan Departemen Agama untuk memberikan bimbingan ibadah haji.4 Para calon jemaah haji yang akan berangkat akan di tampung dalam asrama haji untuk di bekali ilmu sebelum mereka di berangkatkan ke tanah suci

1.1.2. Metode Pembelajaran Manasik Haji

Adapun metode pembelajaran manasik haji,5 yaitu: a. Metode ceramah

Metode ceramah, yaitu menyampaikan sesuatu ajaran secara lisan oleh pembimbing kepada yang dibimbing.

      

3 Depag RI, Pembakuan Sarana Alat Peraga Bimbingan Manasik Haji (Jakarta: DJPHI,2006), 5.

4 Depag RI, Pola Pembinaan Jamaah Haji (Jakarta: Dirjen BMIPH: 2004), 3.

5


(20)

b. Metode tanya jawab c. Metode peragaan

Metode peragaan ini, dilaksanakan melalui: spanduk, poster, panel, maket ka’bah mini, mas’a dan jamrah yang ditempatkan pada tempat-tempat strategis yang mudah dilihat oleh calon jama’ah haji.

d. Metode praktek lapangan

Metode peragaan/demonstrasi, yaitu suatu cara mengajar di mana pembimbing mempertunjukan tentang proses sesuatu.

e. Metode diskusi

Metode diskusi mempunyai tujuan untuk memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan seseorang terhadap sesuatu masalah.

f. Metode konsultasi

Metode ini terbuka lebar bagi peserta bimbingan yang memiliki permasalahan untuk berkonsultasi dengan pembimbing atas permasalahan yang dihadapinya.

1.1.3. Media Pembelajaran Audio Visual Interaktif

Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada awalnya media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakan alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif.6 Media pembelajaran interaktif yang banyak beredar saat ini adalah CD Interkatif, karena CD Interaktif mempunyai banyak keunggulan :

- Lebih mudah mempelajari tata cara berhaji

- Bisa mengenal, mempelajari, dan mengamalkan tata cara ibadah haji

       6


(21)

- Lebih tahu aturan-aturan yang sesuai dengan tuntunan Islam yang benar

- Tampilan Interaktif yang menarik - Praktis dalam penggunaannya

1.1.4. Fenomena Jama’ah Haji Indonesia7

Sebagian besar para calon jemaah Haji ini masih banyak yang tidak mengetahui syarat, wajib dan rukun haji. Ini terbukti dari banyaknya para calon jemaah haji yang hendak berangkat ke tanah suci yang berbondong-bondong mencari atau membeli buku panduan manasik haji untuk pedoman atau untuk persiapan berangkat haji.

Beberapa kesalahan yang dilakukan oleh sebagian jamaah haji yaitu:  Kesalahan Dalam Ihram

Biasanya para jamaah haji melakukan kesalahan dalam ihram yaitu Melewati miqat tanpa berihram dari miqat tersebut hingga sampai ke Jeddah atau tempat lain. Setelah melewati miqat, baru melakukan ihram dari tempat itu. Hal ini menyalahi perintah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengharuskan setiap jamaah haji agar berihram dari miqat yang dilaluinya

Kesalahan Dalam Thawaf

Dalam melakukan thawaf para jamaah haji sering juga melakukan beberapa kesalahan seperti :

- Memulai thawaf sebelum Hajar Aswad. - Thawaf di dalam Hijr Isma’il

- Raml (berlari-lari kecil) sebanyak 7 putaran

- Berdesak-desakkan untuk dapat mencium Hajar Aswad

- Keinginan para jamaah haji untuk mencium hajar aswad, Tidak mencium Hajar Aswad sebenarnya tidak membatalkan thawaf, thawafnya tetap sah sekalipun tidak menciumnya

       7


(22)

- Mengusap-usap Hajar Aswad dengan maksud untuk mendapatkan barokah dari batu itu.

- Menjamah seluruh pojok Ka’bah, - Mengeraskan suara pada waktu thawaf

- Menentukan doa khusus untuk setiap putaran dalam thawaf

- Berdesak-desakkan untuk melakukan shalat di dekat Maqam Ibrahim

Kesalahan Dalam Sa’i

Dalam melakukan sa’i sebagian jamaah haji melakukan beberapa kesalahan yaitu :

- ketika naik ke atas Shafa dan Marwah, mereka menghadap Ka’bah dan mengangkat tangan ke arahnya sewaktu membaca takbir, seolah-olah mereka bertakbir untuk shalat.

- Di bukit itu, cukuplah membaca tahmid dan takbir serta berdoa kepada Allah sesuka hati sambil menghadap Kiblat.

- Berjalan cepat pada waktu Sa’i antara Shafa dan Marwa pada seluruh putaran

Kesalahan Di Arafah

Beberapa kesalahan jamaah haji di arafah yaitu :

- Ada sebagian jamaah haji yang berhenti di luar batas Arafah dan tetap tinggal di tempat tersebut hingga terbenam matahari. Kemudian mereka berangkat ke Muzdalifah tanpa wukuf di Arafah

- Ada sebagian mereka yang pergi meninggalkan Arafah sebelum terbenam matahari

- Berdesak-desakkan untuk dapat naik ke atas gunung Arafah (Jabal Rahmah) hingga ke puncaknya yang dapat menimbulkan banyak bahaya

- Ada sebagian jamaah haji yang menghadap ke arah gunung Arafah ketika berdoa, padahal menurut sunnah adalah menghadap kiblat.


(23)

- Ada sebagian jamaah haji membuat gundukan pasir dan batu kerikil pada hari Arafah di tempat-tempat tertentu

Kesalahan di Muzdalifah

Kesalahan di muzdalifah yaitu Sebagian jamaah haji, di saat pertama kali tiba di Muzdalifah, sibuk memungut batu kerikil sebelum melaksanakan shalat Maghrib dan Isya. Ada pula sebagian mereka yang mencuci batu-batu dengan air.

Kesalahan Ketika Melempar Jumrah.

Dalam melempar jumrah para jamaah haji sering juga melakukan kesalahan yaitu :

- Ketika melempar jumrah, ada sebagian jama’ah haji yang beranggapan, bahwa mereka sedang melempar setan

- Sebagian mereka melempar jumrah dengan batu besar, sepatu, atau dengan kayu

- Yang disyariatkan dalam melemparnya hanyalah dengan batu-batu kecil sebesar kacang Arab.

- Berdesak-desakkan dan pukul-memukul di dekat tempat-tempat jumrah untuk dapat melempar

- Melemparkan batu-batu tersebut seluruhnya sekaligus

- Mewakilkan untuk melempar, sedangkan ia sendiri mampu, karena menghindari kesulitan dan desak-desakkan

Kesalahan Thawaf Wada’

Kesalahan dalam thawaf wada yaitu :

- Sebagian jamaah haji meninggalkan Mina pada hari nafar (tgl. 12 atau 13 Zul hijjah) sebelum melempar jumrah dan langsung melakukan thawaf Wada’


(24)

- Seusai melakukan thawaf Wada’, sebagian mereka keluar dari Masjid dengan berjalan mundur sambil menghadapkan muka ke Ka’bah - Saat sampai di pintu Masjid Haram, setelah melakukan thawaf Wada’,

ada sebagian mereka yang berpaling ke Ka’bah dan mengucapkan berbagai doa seakan-akan mereka mengucapkan selamat tinggal kepada Ka’bah

Kesalahan Ketika Ziarah Ke Masjid Nabawi

Beberapa kesalahan ketika ziarah ke masjid nabawi yaitu : - Mengusap-usap dinding dan tiang-tiang besi ketika menziarahi

makam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mengikatkan benang-benang atau semacamnya pada jendela-jendela untuk mendapatkan berkah

- Pergi ke gua-gua di Gunung Uhud, begitu juga ke Gua Hira dan Gua Tsur di Mekkah, dan mengikatkan potongan-potongan kain di tempat-tempat itu, di samping membaca berbagai doa yang tak diperkenankan oleh Allah ta’ala

- Menziarahi beberapa tempat yang dianggapnya sebagai bekas peninggalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

- Memohon kepada orang-orang yang telah mati ketika berziarah ke pemakaman Baqi dan Syuhada Uhud, serta melemparkan uang ke pemakaman itu untuk mendekatkan diri dan mengharapkan berkah dari penghuninya

Dengan adanya pembuatan CD Interaktif mansik haji diharapkan para calon jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci bisa terhindar dari kesalahan-kesalahan yang fatal sehingga pembuatan CD interaktif ini bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak dan khususnya calon jemaah haji yang akan berangat ke tanah suci.


(25)

1.2. Identifikasi Masalah

 Masih banyaknya calon jemaah haji yang belum mengetahui syarat, wajib, dan rukun haji.

 Calon jamaah haji wajib melakukan persiapan pengetahuan.

 Manasik haji adalah upaya untuk mendapatkan ilmu tentang syarat, rukun dan wajib haji yang harus diketahui oleh setiap jama‘ah yang akan berangkat.

 Metode pembelajaran manasik haji perlu menggunakan metode yang lebih praktis.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang didapatkan adalah “Bagaimana merancang media interaktif Manasik Haji untuk membantu para calon jemaah Haji dalam persiapan mempelajari syarat, rukun, dan wajib ibadah haji yang sesuai dengan tuntunan Islam yang benar?”

1.4. Batasan Masalah

1. Studi penelitian ini dalam lingkup Kota Surabaya dan sekitarnya.

2. Bentuk aplikasinya dari perancangan ini adalah berupa CD Interaktif, yang mengajarkan tentang tata cara beribadah haji yang benar sesuai dengan tuntunan islam.

3. Materi yang disampaikan adalah materi tentang tata cara beribadah haji untuk para calon jemaah haji.

1.5. Ruang Lingkup

1.5.1. Ruang Lingkup Studi

Lingkup permasalahan yang digunakan dalam perancangan CD interaktif manasik haji kali ini adalah:

1. Studi awal tentang haji 2. Studi tentang manasik haji


(26)

4. Studi tentang Gaya Visual (Gaya Bahasa, Studi Warna, Studi Layout dan desain)

5. Riset Target Segmen

1.5.2. Implementasi Desain (Output)  CD interaktif manasik haji  Cover CD interaktif manasik haji  Packaging CD interaktif manasik haji  Media promosi (Banner, poster, leaflet)  Gimmick sebagai aplikasi visual CD interaktif 1.6. Tujuan Perancangan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari perancangan CD interaktif manasik haji ini adalah:

1. Memudahkan calon jemaah haji untuk persiapan ibadah haji 2. Mengamalkan ilmu manasik haji ketika ibadah haji

1.7. Manfaat Perancangan

1. Membantu calon jemaah haji untuk mempelajari dan lebih mengamalkan tata cara ibadah haji


(27)

1.8. Skema Perancangan


(28)

BAB II

STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA 2.1. Haji

Haji adalah salah satu rukun Islam yang kelima. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan bagi kaum muslim yang mampu secara material, fisik, maupun keilmuan dengan berkunjung ke beberapa tempat di Arab Saudi dan melaksanakan beberapa kegiatan pada satu waktu yang telah ditentukan yaitu pada bulan Dzulhijjah.

Secara estimologi (bahasa), Haji berarti niat (Al Qasdu), sedangkan menurut syara’ berarti Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus.Temat-tempat tertentu yang dimaksud dalam definisi diatas adalah selain Ka’bah dan Mas’a (tempat sa’i), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh).

Sedangkan yang dimaksud dengan waktu tertentu adalah bulan-bulan haji yaitu dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Amalan ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumroh, dan mabit di Mina.1

2.1.1. Syarat, Rukun dan Wajib Haji Syarat Wajib Haji

Syarat wajib haji adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sehingga dia diwajibkan untuk melaksanakan haji, dan barang siapa yang tidak memenuhi salah satu dari syarat-syarat tersebut, maka dia belum wajib menunaikan haji. Adapun syarat wajib haji adalah sebagai berikut :

1. Islam 2. Berakal 3. Baligh 4. Merdeka 5. Mampu

       1


(29)

Rukun Haji

Yang dimaksud rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji, dan jika tidak dikerjakan hajinya tidak sah. Adapun rukun haji adalah sebagai berikut :

 Ihram

Ihram, yaitu pernyataan mulai mengerjakan ibadah haji atau umroh dengan memakai pakaian ihram disertai niat haji atau umroh di miqat.  Wukuf

Wukuf di Arafah, yaitu berdiam diri, dzikir dan berdo'a di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.

 Tawaf Ifadah

Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah.

 Sa'i

Sa'i, yaitu berjalan atau berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 Kali, dilakukan sesudah Tawaf Ifadah.

 Tahallul

Tahallul, yaitu bercukur atau menggunting rambut setelah melaksanakan Sa'i.

 Tertib

Tertib, yaitu mengerjakan kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada yang tertinggal.

Wajib Haji

Wajib Haji adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji, jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap sah, namun harus membayar dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah :

 Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram.

 Mabit (bermalam) di Muzdalifah, pada tanggal 9 Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina).


(30)

 Melontar Jumrah Aqabah, pada tanggal 10 Zulhijah yaitu dengan cara melontarkan tujuh butir kerikil berturut-turut dengan mengangkat tangan pada setiap melempar kerikil sambil berucap, “Allahu Akbar, Allahummaj ‘alhu hajjan mabruran wa zanban magfura(n)”. Setiap kerikil harus mengenai ke dalam jumrah jurang besar tempat jumrah.

 Mabit di Mina, pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).

 Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah, pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).

 Tawaf Wada', yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.

 Meninggalkan perbuatan yang dilarang saat ihram 2.1.2. Hukum dan Kedudukan Haji

Sepakat para ulama dan seluruh ummat bahwa haji merupakan "kewajiban dan fardhu 'ain" atas semua Muslim, pria maupun wanita, yang telah memenuhi persyaratannya, sekali dalam seumur.

Sedangkan kedudukan haji dalam Islam adalah Rukun Islam yang kelima

2.1.3. Persiapan Ibadah Haji

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum kita berangkat menuju Tanah Suci:

1. Bertaubat dari segala dosa dan maksiat serta hal-hal yang dimakruhkan oleh agama;

2. Mengembalikan barang milik orang lain yang diambil dengan cara tidak benar. Rasulullah SAW bersabda, “Mengembalikan satu daniq (seperenam dirham) uang haram setara dengan tujuh puluh kali haji di mata Allah.” Apabila pemilik barang tersebut tidak ditemukan maka harus ada niatan bahwa suatu saat nanti barang tersebut akan dikembalikan kepadanya; 3. Melunasi tanggungan hutang;

4. Mengembalikan barang-barang titipan yang ada di tangan kita kepada pemiliknya yang sah;


(31)

5. Meminta kerelaan hati siapa pun yang pernah menjalin transaksi dengan kita

6. Jika kita memiliki tanggungan utang, kita perlu menunjuk seseorang yang kita percaya untuk dilimpahi wewenang dalam melunasi utang-utang tersebut. Apabila debitur (orang yang mempunyai utang) akan menunaikan ibadah haji sementara dia memiliki kemampuan finansial untuk melunasi utangnya tapi hal itu tidak ia lakukan, maka kreditur (orang yang meminjamkan uang) berhak untuk mencegah kepergian si debitur;

7. Menyiapkan nafkah yang cukup untuk keluarga yang ditinggalkan. Nafkah tersebut harus cukup untuk membiayai segala kebutuhan mereka sejak kepergian kita dari Tanah Air hingga saat kita kembali;

8. Meminta doa restu dari orang-orang yang dihormati atau dicintai, seperti kedua orang tua, istri, saudara, dan anak-anak;

9. Menjaga kebersihan hati dari riya’ (hasrat ingin dipandang terhormat oleh orang lain), takabur (sombong), atau sum’ah (keinginan untuk dipuji atau terkenal). Allah SWT berfirman, “Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar mendirikan shalat serta menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Bayyinah: 5).

10. Biaya yang digunakan untuk menefripuh perjalanan haji maupun untuk membeli bekal harus bersumber dari uang yang halal dan bersih dari syubhat (ketidakjelasan halal-haramnya). Menurut Imam Nawawi, apabila uang yang digunakan untuk pergi haji berasal dari uang haram maka haji yang dikerjakan tidak mabrur di mata Allah. Demikian juga Imam Ahmad menambahkan bahwa haji yang seperti itu tidak sah hukumnya;

11. Para jamaah haji harus mempelajari segala hal yang perlu diketahui selama menunaikan ibadah tersebut, seperti tata cara tayamum, waktu-waktu shalat, arah kiblat, tata cara shalat jamak dan qashar, tata cara manasik haji mulai dari hal-hal yang wajib, sunnah, yang membatalkan, yang dilarang, kaffarat (sanksi), hingga tata krama atau kesopanan.


(32)

2.1.4. Jenis Ibadah Haji

Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.

“Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.”

Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud.

 Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.

 Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

 Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.


(33)

2.1.5. Kegiatan Ibadah Haji

Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:

 Sebelum 8 Zulhijah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.

 8 Zulhijah, jamaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Zulhijah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jamaah kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jamaah haji harus bermalam di Mina.

 9 Zulhijah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.

 10 Zulhijah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).

 11 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

 12 Zulhijah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.

 Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).

2.1.6. Lokasi Utama Dalam Ibadah Haji

 Makkah Al Mukaromah

 Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi


(34)

tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.

 Arafah

 Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Zulhijah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.

 Muzdalifah

 Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.

 Mina

 Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.

 Madinah

 Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi. Lihat foto-foto keadaan dan kegiatan dalam masjid ini.

2.1.7. Tempat Bersejarah

berikut ini adalah tempat-tempat bersejarah, yang meskipun bukan rukun haji, namum biasa dikunjungi oleh para jemaah haji atau peziarah lainnya


(35)

 Jabal Nur dan Gua Hira

 Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.

 Jabal Tsur

 Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.

 Jabal Rahmah

 Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyuyang terakhir pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.

 Jabal Uhud

 Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.

 Makam Baqi'

 Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal peletakan batu nisan.


(36)

 Masjid Qiblatain

 Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan salat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerusalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan salat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat salat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.

2.1.8. Beberapa Kesalahan yang Dilakukan Oleh Sebagian Jamaah Haji2Beberapa Kesalahan Dalam Ihram

Melewati miqat tanpa berihram dari miqat tersebut hingga sampai ke Jeddah atau tempat lain. Setelah melewati miqat, baru melakukan ihram dari tempat itu. Hal ini menyalahi perintah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam yang mengharuskan setiap jamaah haji agar berihram dari miqat yang dilaluinya.

Maka, bagi yang melakukan hal tersebut, agar kembali ke miqat yang dilaluinya tadi dan berihram dari miqat itu kalau memang memungkinkan. Jika tidak mungkin, maka ia wajib membayar fidyah dengan menyembelih binatang kurban di Mekkah dan memberikan keseluruhannya kepada orang-orang fakir. Ketentuan tersebut berlaku bagi yang datang lewat udara, darat maupun laut.

Jika tidak melintasi salah satu dari kelima miqat yang sudah ditentukan itu, maka ia dapat berihram dari tempat yang sejajar dengan miqat pertama yang dilaluinya.

Beberapa Kesalahan Dalam Thawaf

1. Memulai thawaf sebelum Hajar Aswad, sedang yang wajib haruslah dimulai dari Hajar Aswad.

      


(37)

2. Thawaf di dalam Hijr Isma’il. Itu berarti ia tidak mengelilingi seluruh Ka’bah, tapi hanya sebagiannya saja, karena Hijr Ismail termasuk Ka’bah, maka dengan demikian thawafnya tidak sah (batal).

3. Raml (berlari-lari kecil) pada seluruh putaran yang tujuh. Padahal raml itu hanya dilakukan pada tiga putaran pertama dan itupun hanya dalam thawaf qudum saja tidak pada thawaf yang lainnya.

4. Berdesak-desakkan untuk dapat mencium Hajar Aswad, kadang-kadang sampai pukul-memukul dan saling mencaci-maki. Hal itu tidak boleh, karena dapat menyakiti sesama muslim, di samping memaki dan memukul antar sesama muslim itu dilarang kecuali dengan jalan yang dibenarkan agama.

5. Tidak mencium Hajar Aswad sebenarnya tidak membatalkan thawaf, thawafnya tetap sah sekalipun tidak menciumnya. Maka cukuplah dengan berisyarat (melambaikan tangan) dan bertakbir di saat berada sejajar dengan Hajar Aswad, walaupun dari jauh.

6. Mengusap-usap Hajar Aswad dengan maksud untuk mendapatkan barokah dari batu itu. Hal ini adalah bid’ah, tidak mempunyai dasar sama sekali dalam syari’at Islam. Sedang menurut tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam cukup dengan menjamah atau menciumnya saja. Itupun kalau memungkinkan.

7. Menjamah seluruh pojok Ka’bah, bahkan kadang-kadang menjamah dan mengusap-usap seluruh dindingnya. Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah menjamah bagian-bagian Ka’bah kecuali Hajar Aswad dan Rukun Yamani saja.

8. Menentukan doa khusus untuk setiap putaran dalam thawaf. Karena hal itu tak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun yang beliau lakukan setiap melewati Hajar Aswad adalah bertakbir pada setiap akhir putaran antara Hajar Aswad dan Rukun Yamani beliau membaca:

وﺔ ﺴﺣةﺮﺧ ا وﺔ ﺴﺣﺎ ْﺪ ا ﺎ ﺁﺎ ر

رﺎ اباﺬﻋﺎ ﻗ

“ Wahai Tuhan kami, berilah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksaan api nereka “


(38)

9. Mengeraskan suara pada waktu thawaf sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jamaah atau para muthawwif yang dapat mengganggu orang lain yang juga sedang melakukan thawaf.

10. Berdesak-desakkan untuk melakukan shalat di dekat Maqam Ibrahim. Hal ini menyalahi sunnah, disamping mengganggu orang-orang yang sedang thawaf. Shalat dua rakaat thawaf dapat dilakukan di tempat lain di dalam Masjid Haram.

Beberapa Kesalahan Dalam Sa’i

1. Ada sebagian jamaah haji, ketika naik ke atas Shafa dan Marwah, mereka menghadap Ka’bah dan mengangkat tangan ke arahnya sewaktu membaca takbir, seolah-olah mereka bertakbir untuk shalat. Hal ini keliru, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat kedua telapak tangan beliau yang mulia hanyalah disaat berdoa.

2. Di bukit itu, cukuplah membaca tahmid dan takbir serta berdoa kepada Allah sesuka hati sambil menghadap Kiblat. Dan lebih utama lagi membaca dzikir yang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau di bukit Shafa dan Marwah.

3. Berjalan cepat pada waktu Sa’i antara Shafa dan Marwa pada seluruh putaran. Padahal menurut sunnah Rasul, berjalan cepat itu hanyalah dilakukan antara kedua tanda hijau saja. Adapun yang lain cukup dengan berjalan biasa.

Beberapa Kesalahan Di Arafah

1. Ada sebagian jamaah haji yang berhenti di luar batas Arafah dan tetap tinggal di tempat tersebut hingga terbenam matahari. Kemudian mereka berangkat ke Muzdalifah tanpa wukuf di Arafah. Ini suatu kesalahan besar, yang mengakibatkan mereka tidak mendapatkan ibadah haji. Karena sesungguhnya haji itu ialah wukuf di Arafah, untuk itu mereka wajib berada di dalam batas Arafah, bukan di luarnya.

a. Maka hendaklah mereka selalu memperhatikan masalah wukuf ini dan berusaha untuk berada dalam batas Arafah. Jika mendapatkan kesulitan, hendaklah mereka memasuki Arafah sebelum terbenam matahari, dan terus menetap di sana hingga terbenam matahari.


(39)

Dan cukup bagi mereka masuk Arafah di waktu malam khususnya pada malam hari raya kurban.

2. Ada sebagian mereka yang pergi meninggalkan Arafah sebelum terbenam matahari. Ini tidak boleh, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wuquf di Arafah sampai matahari terbenam dengan sempurna.

3. Berdesak-desakkan untuk dapat naik ke atas gunung Arafah (Jabal Rahmah) hingga ke puncaknya yang dapat menimbulkan banyak bahaya, sedangkan seluruh padang Arafah adalah tempat berwuquf, dan naik ke atas gunung Arafah tidak disyariatkan, begitu juga shalat di tempat itu. 4. Ada sebagian jamaah haji yang menghadap ke arah gunung Arafah ketika

berdoa, padahal menurut sunnah adalah menghadap kiblat.

5. Ada sebagian jamaah haji membuat gundukan pasir dan batu kerikil pada hari Arafah di tempat-tempat tertentu. Ini suatu perbuatan yang tidak ada dasarnya sama sekali dalam syariat Allah.

Beberapa Kesalahan di Muzdalifah

Sebagian jamaah haji, di saat pertama kali tiba di Muzdalifah, sibuk memungut batu kerikil sebelum melaksanakan shalat Maghrib dan Isya dan mereka berkeyakinan bahwa batu-batu kerikil untuk melempar jumrah itu harus diambil dari Muzdalifah.

Yang benar adalah, dibolehkannya mengambil batu-batu itu dari seluruh tempat di Tanah Haram. Sebab keterangan yang benar dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahwasanya beliau tak pernah menyuruh agar dipungutkan untuk beliau batu-batu pelempar jumrah Aqabah itu dari Muzdalifah. Hanya saja beliau pernah dipungutkan untuknya batu-batu itu diwaktu pagi ketika meninggalkan Muzdalifah setelah masuk Mina. Selebihnya, batu-batu itu beliau pungut dari Mina.

Ada pula sebagian mereka yang mencuci batu-batu dengan air, padahal inipun tidak disyariatkan.

Beberapa Kesalahan Ketika Melempar Jumrah.

1. Ketika melempar jumrah, ada sebagian jama’ah haji yang beranggapan, bahwa mereka sedang melempar setan. Maka mereka melemparnya


(40)

dengan penuh kemarahan disertai caci maki terhadapnya. Padahal melempar jumrah itu semata-mata disyariatkan dalam rangka zikir kepada Allah.

2. Sebagian mereka melempar jumrah dengan batu besar, sepatu, atau dengan kayu. Ini adalah perbuatan berlebih-lebihan dalam masalah agama, yang dilarang oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

3. Yang disyariatkan dalam melemparnya hanyalah dengan batu-batu kecil sebesar kacang Arab.

4. Berdesak-desakkan dan pukul-memukul di dekat tempat-tempat jumrah untuk dapat melempar. Sedang yang disyari’atkan adalah agar melempar dengan tenang dan hati-hati, dan berusaha semampu mungkin tidak menyakiti orang lain.

5. Melemparkan batu-batu tersebut seluruhnya sekaligus, menurut pendapat para ulama hal seperti itu hanya dihitung satu batu saja. Yang disyariatkan adalah melemparkan batu satu-persatu sambil bertakbir pada setiap lemparan.

6. Mewakilkan untuk melempar, sedangkan ia sendiri mampu, karena menghindari kesulitan dan desak-desakkan. Padahal mewakilkan untuk melempar itu hanya dibolehkan jika ia sendiri tidak mampu karena sakit atau semacamnya.

Beberapa Kesalahan Thawaf Wada’

1. Sebagian jamaah haji meninggalkan Mina pada hari nafar (tgl. 12 atau 13 Zul hijjah) sebelum melempar jumrah dan langsung melakukan thawaf Wada’. Kemudian kembali ke Mina untuk melempar Jumrah. Setelah itu mereka langsung pergi dari sana menuju negaranya masing-masing. Dengan demikian akhir perjumpaan mereka adalah dengan tempat-tempat jumrah, bukan dengan Baitullah, padahala nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ْ ْﺎ ﺪْﻬﻋﺮﺧﺁنْﻮﻜ ﻰ ﺣﺪﺣأنﺮ ْ ]

اور

[

“Janganlah sekali-kali seseorang meninggalkan (Mekkah), sebelum mengakhiri perjumpaannya (dengan melakukan thawaf) di Baitullah“ (Riwayat Muslim).


(41)

2. Maka dari itu, thawaf Wada’ wajib dilakukan setelah selesai dari seluruh amalan haji dan beberapa saat sebelum bertolak. Setelah melakukan thawaf Wada’ hendaknya jangan menetap di Mekkah, kecuali untuk sedikit keperluan.

3. Seusai melakukan thawaf Wada’, sebagian mereka keluar dari Masjid dengan berjalan mundur sambil menghadapkan muka ke Ka’bah, mereka mengira bahwa hal itu merupakan penghormatan terhadap Ka’bah. Perbuatan ini adalah bid’ah, tak ada dasarnya sama sekali dalam agama. 4. Saat sampai di pintu Masjid Haram, setelah melakukan thawaf Wada’, ada

sebagian mereka yang berpaling ke Ka’bah dan mengucapkan berbagai doa seakan-akan mereka mengucapkan selamat tinggal kepada Ka’bah. Inipun bid’ah, tidak disyariatkan.

Beberapa Kesalahan Ketika Ziarah Ke Masjid Nabawi

1. Mengusap-usap dinding dan tiang-tiang besi ketika menziarahi makam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mengikatkan benang-benang atau semacamnya pada jendela-jendela untuk mendapatkan berkah. Sedangkan keberkahan hanyalah terdapat dalam hal-hal yang disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam bukan dalam bid’ah.

2. Pergi ke gua-gua di Gunung Uhud, begitu juga ke Gua Hira dan Gua Tsur di Mekkah, dan mengikatkan potongan-potongan kain di tempat-tempat itu, di samping membaca berbagai doa yang tak diperkenankan oleh Allah ta’ala, serta bersusah payah untuk melakukan hal-hal tersebut. Kesemuanya itu adalah bid’ah, tak ada dasarnya sama sekali dalam syariat Islam yang suci ini.

3. Menziarahi beberapa tempat yang dianggapnya sebagai bekas peninggalan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti tempat mendekamnya unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, sumur khatam maupun sumur Utsman dan mengambil pasir dari tempat-tewmpat ini dengan mengharapkan berkah.

4. Memohon kepada orang-orang yang telah mati ketika berziarah ke pemakaman Baqi dan Syuhada Uhud, serta melemparkan uang ke


(42)

pemakaman itu untuk mendekatkan diri dan mengharapkan berkah dari penghuninya. Ini adalah termasuk kesalahan besar bahkan termasuk perbuatan syirik yang terbesar menurut pendapat para ulama, berdasarkan kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena sesungguhnya ibadah itu hanyalah ditujukan kepada Allah semata, tidak boleh sama sekali mengalihkan tujuan ibadah selain kepada Allah, seperti dalam berdoa, menyembelih kurban, bernazar dan jenis ibadah lainnya, karena firman Allah ta’ala:

“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama “ (Sumber Al Bayyinah: 5)

Firman-Nya:

“ Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah. Maka janganlah kamu meyembah seseorangpun di samping menyembah Allah“ ( Sumber Al Jin: 18 )

Kita memohon kepada Allah, semoga Dia memperbaiki keadaan ummat Islam dan memberi pemahaman dalam agama serta melindungi kita dan seluruh umat Islam dari fitnah-fitnah yang menyesatkan. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan doa hamba-Nya.

2.2. Metode Pembelajaran Manasik Haji

Adapun metode pembelajaran manasik haji,3 yaitu: a. Metode ceramah

       3


(43)

Abudin Nata menyampaikan bahwa Metode ceramah, yaitu menyampaikan sesuatu ajaran secara lisan oleh pembimbing kepada yang dibimbing. Metode ini digunakan pada bimbingan manasik haji, akhlakul karimah, kesehatan dan penerbangan. Diharapkan materi manasik haji disusun dan disiapkan dengan cara yang lebih mudah mencapai sasaran, dapat mendukung adanya jam pelajaran yang singkat, hendaknya pembimbing menggunaka alat bantu yang tersedia agar tidak menimbulkan kebosanan bagi peserta bimbingan.

b. Metode tanya jawab c. Metode peragaan

Metode peragaan ini, dilaksanakan melalui: spanduk, poster, panel, maket ka’bah mini, mas’a dan jamrah yang ditempatkan pada tempat-tempat strategis yang mudah dilihat oleh CJH. Metode ini, dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai pesan dan pengetahuan yang bersifat ”tontonan sebagai tuntunan atau tuntunan dalam tontonan”. Materi manasik haji yang dapat disampaikan dengan metode ini, adalah tata cara pelaksanaan ibadah haji, kesehatan haji dan hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan haji.

d. Metode praktek lapangan

Metode peragaan/demonstrasi, yaitu suatu cara mengajar di mana pembimbing mempertunjukan tentang proses sesuatu. Metode ini, dapat dilaksanakan dalam dua bentuk: pertama pembimbing dengan berpakaian ihram melakukan tawaf, sa’i. Wuquf, melontar jumrah yag seluruh gerakannya diikuti oleh peserta bimbingan. Selain itu pembimbing memberi penjelasan-penjelasan seperlunya agar tidak mengganggu proses praktek yang menjadi pusat perhatian peserta bimbingan. Kedua; pembimbing dapat menunjuk beberapa calon haji untuk berperan melakukan amalan – amalan ibadah tertentu.Metode ini merupakan tindak lanjut metode sebelumnya sekaligussebagai alat ukur sejauh mana peserta bimbingan memahami materi manasik haji yang telah disampaikan.


(44)

e. Metode diskusi

Metode diskusi, yaitu mempunyai tujuan lebih memantapkanpengertian dan sikap pengetahuan seseorang terhadap sesuatu masalah. Diskusi mungkin digunakan untuk memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk menyampaikan pendapatnya dan mendorong setiap individu untuk berpikir

f. Metode konsultasi

Metode ini terbuka lebar bagi peserta bimbingan yang memiliki permasalahan untuk berkonsultasi dengan pembimbingatas permasalahan yang dihadapinya.Dari beberapa metode yang dikemukakan di atas, yang perludiperhatikan adalah tidak ada satu metodepun yang dapat dipandang ideal untuk semua tujuan pepembelajaran, semua mata pelajaran, serta suasana dan aktivitas pembelajaran. Oleh sebab itu, tidak dapat dihindari untuk melakukan penggabungan berbagai metode dalam prakteknya dilapangan. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan, menurut Abdurrahman Shalih adalah:

 Metode itu dapat membentuk manusia menjadi hamba Allah yang mengabdi kepada Nya semata,

 Metode itu mengandung nilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah,

 Metode itu berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan ajaran Islam.

2.3. Proses Pembelajaran Manasik Haji 2.3.1. Pembimbing

Pembimbing manasik haji yang di maksud dalam penelitian ini adalah alim ulama yang menguasai ilmu manasik haji atau mereka yang mengikuti Orientasi Pembimbing Calon Haji yang diselenggarakan Departemen Agama untuk memberikan bimbingan ibadah haji.4 Dalam konteks pendidikan, sebagai aktivitas fenomenal yang dilakukan oleh orang dengan orang lain dan dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan

       4


(45)

diri manusia yang terjadi di masyarakat, dan dilaksanakan kegiatannya melalui jalur luar sekolah, maka yang dinamakan pendidik bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja, seperti orang tua menjadi pendidik anak-anaknya, tokoh masyarakat menjadi pendidik terhadap pengikutnya, dan lain sebagainya, hanya saja istilah yang digunakan berbeda.

2.3.2. Syarat Pembimbing

Seorang pembimbing haji mempunyai persyaratan,5 sebagai berikut: 1. Pejabat eselon III atau IV yang melaksanakan tugas dibidang Urusan Haji

Propinsi, ulama, mubaligh, pengurus atau anggota IPHI, pengurus KBIH propinsi yang bisa melatih atau menatar calon haji.

2. Sudah haji dan menguasai manasik haji 3. Pendidikan minimal SLTA atau sederajat 4. Sehat jasmani dan rohani

5. Mempunyai potensi sebagai pembimbing 6. Mengikuti orientasi pembimbing calon haji

7. Memiliki akhlak dan kepribadian yang baik dan pantas diteladani orang lain, terutama oleh calon haji

2.3.3. Peserta Bimbingan

Adapun peserta didik yang dimaksud dalam penyelenggaraan manasik haji, adalah calon jama‘ah haji (peserta bimbingan) baik masyarakat umum yang belum mendaftar haji maupun calon haji yang sudah terdaftar, yang mengikuti kegiatan pembelajaran manasik haji dengan tujuan agar masyarakat umum dapat memahami manasik haji dan terdorong untuk melaksanakan ibadah haji. Demikian juga, bagi calon haji yang sudah terdaftar supaya memahami tentang haji dan dapat mempraktekan manasik haji secara benar.

2.4. Media

Media merupakan sarana perantara dalam pembelajaran untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

       5


(46)

Media juga mempunyai peranan yang besar yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan, baik berupa benda (misal: media tulis, grafis, dan-lain-lain) serta berupa bukan benda (misal: keteladanan, perintah/larangan, ganjaran dan hukuman).

Begitu pentingnya arti media itu, maka sudah barang tentu sangat diperlukan di dalam proses pembelajaran manasik haji. Adapun media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran manasik haji adalah CD Interaktif manasik haji, buku-buku panduan manasik haji terbitan Depag RI, ka’bah mini, jamarat mini, dan shafa marwah mini, papan tulis, overhead projector (OHP), film, VCD dan kaset.

2.5. CD Interaktif

2.5.1. Pengertian CD interaktif

CD Interaktif merupakan materi pembelajaran yang berisi fitur gambar, animasi, video, keterangan serta suara yang menarik dimana dapat membantu peserta didik dalam memahami materi. Media CD Interaktif memiliki kelebihan dapat membantu mepertajam pesan yang disampaikan dengan kelebihannya menarik indera dan minat karena merupakan gabungan suara,gambar dan gerakan. Tampilan CD Interaktif diharapakan dapat membuat para peserta didik lebih semangat dan tertarik untuk belajar sehingga peserta didik bisa termotivasi. Tampilan CD Interaktif yang menarik juga diharapkan dapat mengatasi rasa bosan dan jenuh peserta didik terhadap pelajaran yang bersifat informatif ataupun hafalan.

Menurut tim Medikomp, 1994 CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di dalamnya.

Penggunaan model pembelajaran dan media berpengaruh terhadap motivasi. Motivasi belajar yang timbul pada diri peserta didik diharapkan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik sehingga akan menentukan keberhasilan


(47)

CD Interaktif (CD-i) adalah media visual digital, yang mampu memberikan berbagai macam fungsi dalam penggunaannya. Konsep dan bentuknya pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan para pengguna CD-i ini.

Pada dasarnya CD-i ini terdiri dari berbagai macam menu yang interaktif, dan disajikan / ditampilkan dengan visual grafis serta animasi yang mendukung presentasi digital dalam CD-i tersebut. Data-data penting, seperti profile (teks), gambar, maupun audio visual (video) dapat dimasukkan ke dalam CD-i ini. Narasi (audio) pun juga bisa melengkapi tampilan CD–i. Karena merupakan media digital, CD-i ini dapat diakses ke semua komputer. Hal ini penting, karena hampir semua orang yang ada di Indonesia telah menggunakan komputer dan laptop. Jadi memungkinkan penyampaian CD-i ini dapat secara efektif tersebar sesuai dengan target yang telah dirancang. Bahkan CD-i memberikan kemudahan dalam pendistribusiannya khususnya di media internet.

Kesan yang diberikan dari kehadiran CD-i ini mampu mengangkat citra perusahaan atau pengguna CD-i, yaitu praktis, elegan, hi-tech, dan eksklusif serta lebih personal. Bisa juga media CD-i ini disebut dengan versi offline dari Website, sehingga memungkinkan orang / konsumen yang jarang ber”seluncur” online dapat mengakses dari komputer atau laptop pribadinya.

CD Interaktif harus bersifat Plug and Play dan jalan secara autorun. dari segi fungsi dan tujuannya cd interaktif dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. CD interaktif Company Profile 2. CD interaktif Pembelajaran 3. CD interaktif tutorial 4. CD interaktif simulasi

5. CD interaktif Portofolio atau CV

6. CD interaktif Katalog Product/ Product Tour 7. CD interaktif Wedding / Invitation6

Media ini dapat diduplikasi dalam jumlah yang diinginkan. Kontennya pun juga dapat dirubah sesuai dengan yang dibutuhkan. Begitu juga dengan penyajian dalam kemasan (packaging) CD-i dapat dibuat / didesain sesuai

       6


(48)

dengan apa yang dibutuhkan. Sehingga CD Interaktif merupakan salah satu media yang tepat untuk menjadi media pembelajaran yang sangat tepat

2.5.2. Perkembangan CD Interaktif

CD interaktif adalah salah satu media yang bisa terbilang baru. Media ini sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi internet yang akhir-akhir ini berkembang pesat. Sebagaimana dimaklumi bahwa teknologi internet saat ini menjadi salah satu tolak ukur majunya suatu perusahaan. Dari data disebutkan bahwa lebih dari 200 juta orang menggunakan media ini termasuk diantaranya penduduk Indonesia.7

Menurut (Istanto,2001) memaparkan hasil survey AC Nielsen menyatakan bahwa 3% dari penduduk Indonesia juga merupakan pengguna aktif internet. Data ini juga memungkinkan perubahan yang semakin besar seiring semakin merakyatnya teknologi ini di masyarakat . hal yang sebenarnya tidak mengherankan, mengingat internet memiliki keunggulan – keunggulan di bandingkan dengan media lain. Media ini demikian mudah di gunakan, memiliki kecepatan tinggi dan yang paling penting bahwa internet memiliki jaringan yang mendunia.

Bahkan dengan kenyataan tersebut kini setiap perusahaan atau lembaga yang bergerak dalam bidang apapun merasa “berkewajiban” untuk memiliki situs sendiri yang berfungsi menyampaikan informasi seputar eksistensi keberadaan dirinya kepada masyarakat di seluruh dunia.

Berkembangnya internet ini tidak lepas dari perkembangan teknologi PC (Personal Computer) dan software yang dari tahun ke tahun semakin canggih. Terlebih lagi setelah di perkenalkan nya teknologi multimedia pada era tahun 80-an. Versi online (aktif di jaringan) internet ini kemudian di adopsi dalam versi offline (tanpa jaringan) dalam bentuk CD Interaktif dengan tampilan yang tetap menarik walau terbatas penggunaanya pada local satu unit PC saja. Hal ini yang menjadikan adanya korelasi antara internet dan CD Interaktif.

       7


(49)

2.5.3. Kelebihan dan kekurangan CD Interaktif sebagai Media pembelajaran

Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam, mulai dari media konvensional seperti buku dan alat peraga tradisional sampai dengan media modern audio visual berupa kaset tape, VCD ( Video Compact Disk ), maupun alat peraga modern lainya. Dengan beragam media tersebut maka suatu system pembelajran yang dapat mengahadirkan suasana menyenangkan mutlak di perlukan. Oleh Karena itu salah satu alternative media yang dapat menjawab kebutuhan tersebut.

Menurut praktisi media Augus Savara dalam program e-Lifestyle Metro TV kelebihan CD Interaktif antara lain:

1. Penggunanya bisa berinteraksi dengan program computer

2. Menambah pengetahuan. Pengetahuan yang di maksud adalah materi pelajran yang di sajikan CD Interaktif

3. Tampilan audio visual yang menarik Sedangkan kekurangan CD Interaktif antara lain :

1. Medium yang di guanakan hanya computer

2. Membatasi target audience karena hanya pemakai computer saja yang dapat mengaksesnya

3. Pemeliharannya harus lebih hati-hati dari pada buku ( tidak boleh kena panas, tergores berat atau pecah)

Kelebihan pertama yang menyebutkan bahwa penggunanya bisa berinteraksi dengan computer adalah bahwa dalam CD Interaktif terdapat menu – menu khusus yang dapat diklik oleh user untuk memunculkan informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diinginkan oleh pengguna. Kemudian yang kedua adalah menambah pengetahuan. Pengetahuan disini adalah materi pembelajaran yang dirancang kemudahanya dalam CD Interaktif bagi pengguna. Kelebihan ketiga adalah tampilan audio visual yang menarik, menarik disini tentu saja jika dibandingkan dengan media konvensional seperti buku atau media dua dimensi lainya. Kemenarikan disini utamanya karena system interaksi yang tidak dimilik oleh media cetak (buku) maupun media elektronik lain (film TV, audio).


(50)

Dari beberapa keunggulan CD Interaktif dapat di ketahui bahwa “CD Interaktif dapat membantu mempertajam pesan yang di sampaikan dengan kelebihannya menarik indera dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan (Suyanto, 2004:18).”8

2.5.4. Jenis CD Interaktif

Saat ini di Indonesia banyak sekali di jual CD Interaktif. CD tersebut ada yang buatan asing dan ada pula yang buatan lokal (dalam negeri). Ada CD Interaktif untuk anak-anak balita, yang tujuanya merangsang aspek kognitif anak. Ada juga untuk pelajar SD, yang isinya antara lain mengenal huruf, belajar membaca dan berhitung, dan yang berisi aneka gambar. Sedangkan untuk sekolah menengah ada CD interaktif berbagai mata pelajaran, seperti mengenal organ tubuh manusia. Untuk para pekerja pun telah terbit CD Tutorial dalam pembelajaran suatu software. (Tim Metro TV, 2004:22). Selain itu, Propinsi Bali telah menggunakan CD Interaktif dalam mempromosikan pariwisatanya. Perusahaan baik pemerintah maupun swasta telah banyak memakai media ini untuk menginformasikan profilnya pada calon-calon inverstor.

Jenis CD Interaktif dengan asumsi menurut tujuanya dapat di bagi menjadi: 1. Komersial, seperti CD Interaktif tutorial maupun pembelajaran untuk

anak-anak

2. Non-Komersial, seperti CD Interaktif profil pemerintahan, wisata, kota maupun profil perusahaan.

2.5.5. Elemen – elemen perancangan CD Interaktif

Membuat halaman CD Interaktif tak ubahnya membuat halaman web karena memang secara umum halaman web sama dengan halaman CD

       8

Suyanto, Muhammad. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran.


(51)

Interaktif. Hanya medianya saja yang berbeda. Dengan demikian hanya kaidah – kaidah yang da pada CD Interaktif dan web adalah sama.

Seorang desainer (Istanto, 2001:57) menggunakan elemen – elemen pokok agar sebuah desain dapat secara efektif menyampaikan tujuanya. Elemen – elemen yang digunakan tersebut antara lain adalah

 Tipografi  Simbolisme

 Ilustrasi  fotografi

Sedangkan menurut (Munir, 2012:17) menyatakan ada 10 unsur yang dapat digunakan untuk merancang sebuah halaman CD Interaktif yang cantik dan artistik, yaitu :

 Huruf  Warna  Gambar  Model  Foto  Animasi  Tiga dimensi

 Bentuk-bentuk geometri  Tekstur

 manusia

Dari berbagai pendapat itu maka dapat disimpulkan ada beberapa elemen yang sangat vital dalam proses perancangan sebuah CD Interaktif yang artistik dan efektif diantaranya adalah ;

 Typografi  Simbolisme  Ilustrasi  Warna  Fotografi  Animasi  Nuansa

 Halaman depan

2.5.6. Gaya desain seni islam

A. Seni Hiasan

Seniman muslim mengarah kepada dunia baru yang lepas dari gambar manusia atau hewan dan gambar alam. Keahlian dan kreatifitasnya tampak, daya imajinasinya dan perasaannya yang tajam bekerja. Dari sanalah lahir seni hiasan seni muslim.

Jika menciptakan ke indahan merupakan tugas seni islam, maka sesungguhnya hiasan merupakan bagian dari sarana untuk menciptakan ke


(52)

indahan itu. Tujuan murninya memang adalah menciptakan keindahan itu sendiri, bukan yang lain. Dari sisi bentuk, kerja seni dan isinya bertemu sehingga tercipta kesatuan yang kuat untuk membentuk keindahan luar dan dalam. Hal ini merupakan sesuatu yang hamper tidak kita temukan dalam bentuk seni yang lain.9

Seni hiasan telah memiliki ciri khas tersendiri dan berpengaruh besar dalam menampilkan kebangkitan peradaban islam. Hiasan-hiasan tersebut mencapai seni tingkat tinggi, baik dari segi rancangan, tema maupun gaya-gayanya.

Gambar 2-1 unsur seni hiasan islam

Unsur bentuk tumbuhan dan bentuk bangunan mendominasi seni hiasan, adakala keduannya di gabung menjadi satu, adakalanya dipisah atau di buat secara tersendiri. Karena itu ada 2 macam jenis sini hiasan, hiasan unsure tumbuhan dan hiasan unsur bangunan.

 Hiasan Tumbuhan

Seni hiasan tumbuhan di buat dengan bermacam-macam gambar daun, tumbuhan dan bunga. Gambarnya di desain dengan beragam gaya. Terkadang satu hiasan terdiri dari bermaca-macam unsure tumbuhan dengan bermacam-macam desain pula. Penggunan hiasan model ini telah biasa di pergunakan untuk menghias tembok, kuba, berbagai karya seni yang terbuat dari tembaga kaca dan keramik. Dan di gunakan dalam halaman buku dan sampulnya.

 Hiasan Bangun

Hiasan bangun merupakan bentuk lain dari hiasan islami. Para seniman muslim sangat mahir dalam menggunakan garis-garis dan membentuknya menjadi berbagai macam pemandangan yang artistik sehingga bermacam-macam bangun, ada bangun segi banyak, bangun       

9


(53)

bintang, lingkaran dan sebagainya. Kesemuanya bisa di rancang dalam satu kesatuan karya seni. Hiasan-hiasan tersebut di buat untuk menghiasi bangunan-bangunan, kerajinan tangan yang berbahan kayu dan tembaga pintu-pintu dan atap-atap.

B. Seni Kaligrafi

Seni khat arab (kaligrafi) merupakan seni islam murni karena diciptakan islam dan memiliki hubungan sangan akrab dengan kitab al-qur’an. Tulisan tidak menjadi seni yang dapat di nikmati mata yang memandangannya dalam bangsa-bangsa kecuali setelah al-qur’an turun kepada bangsa arab. Jika setiap bangsa memiliki bahasa dan tulisannya sendiri maka bahasa dan tulisantersebut tetap dengan fungsi utamanya yaitu mengungkapkan sesuatu yang di inginkan dalam hati. Akan tetapi bahasa dan tulisan tidak pernah menjadi seni yang menampilkan nilai-nilai artistic sebagaimana yang di alami bahasa arab setelah al-quran turun.10

Gambar 2-2 unsur seni hiasan islam

2.5.7. Sistem Interaktif

1. Halaman Multimedia Interaktif yang Interaktif

Sistem yang interaktif dibentuk oleh teknik penyajian halaman-halaman pada layar monitor yang akan diakses oleh pemakai. Untuk membuat halaman Multimedia interaktif yang interaktif, faktor-faktor berikut perlu mendapatkan perhatian, seperti yang dikemukaan Hofstetter (2001) dalam buku Multimedia Interaktif dalam pembelajaran (2012 : 113)

a. Workspace

Tampilan pada layar monitor harus ditata dengan baik dan proporsional, dimana tidak seluruh ruang yang ada dipenuhi dengan tulisan, gambar atau

      


(54)

fasilitas menu. Hal ini mempertimbangkan kemampuan dan kenyamanan mata dari si pengguna dalam melakukan scanning. Pembuat halaman Multimedia Interaktif juga harus mempertimbangkan sudut yang dibentuk ketika mata bergerak ke kiri terjauh dan kanan terjauh

b. Mudah digunakan

Pembangunan sistem juga harus memperhatikan derajat di mana pemakai dapat menggunakan sistem secara mudah karena sistem mudah dipelajari dan membangkitkan sikap positif setelah berinteraksi.

c. Ergonomic

Sistem yang baik juga harus mempertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan dalam penggunaan antar halaman Multimedia Interaktif. d. Cognitive Psychology

Agar sistem dapat berinteraksi dengan user secara baik, maka perancang harus mempertimbangkan faktor psikologis, karena pemahaman seseorang terhadap sesuatu yang ditatapnya dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman yang telah dimiliki seseorang sebelumnya. Oleh karena itu penggunaan simbol, bentuk, ataupun gambar tertentu harus mempertimbangkan faktor cognitive psychology tersebut antara lain:

 Jumlah warna.

Jumlah warna yang berlebihan akan mengaburkan penekanan informasi-informsi tertentu.

 Simbol standar.

Gunakan simbol-simbol yang standar dan secara umum telah diterima oleh komunitas TI, seperti OK, exit, close, gambar printer, gambar disket, dan sebagainya. Simbol-simbol itu akan mempermudah pengguna memahami halaman yang tersaji.

2. Sistem yang Mudah Digunakan

Agar sistem yang dibangun mudah digunakan, maka para analis dan pemrogram perlu memperhatikan beberapa teknik perancangan sistem sebagai berikut:


(55)

a. Perancangan berbasis pemakai. Rancangan sistem harus berdasarkan kebutuhan pemakai, bukan berdasarkan idealisme pembuat.

b. Perancangan secara partisipatif. Untuk memastikan bahwa sistem yang dibangun seseuai dengan kebutuhan pemakai, maka pemakai perlu dilibatkan sebagai anggota tim perancang atau sebagai konsultan.

c. Perancangan secara eksperimental. Perancangan model ini dilakukan dengan menyusun prototipe sistem. Setelah disusun, maka perlu dilakukan uji pemakai resmi untuk memperoleh kesan dan pendapat pemakai. Masukan dari hasil uji pemakai resmi ini digunakan untuk penyempurnaan sebelum sistem diterapkan.

d. Proses perancangan, pengujian, pengukuran dilakukan dengan prosedur yang tetap sampai memenuhi spesifikasi yang diharapkan

3. Sistem yang Ergonomik

Untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan dalam penggunaan antar halaman sistem, maka beberapa faktor berikut perlu dipertimbangkan:

a. Karakter tentu akan banyak mendominasi pembangunan antar halaman sistem. Oleh karena itu, penentuan jenis, ukuran, dan format karakter harus dirancang sedemikian rupa agar dapat memberi kenyamanan dan keamanan bagi pemakai. Nyaman karena mudah dan enak dibaca, sedangkan aman artinya menekan serendah mungkin resiko salah baca dan kerusakan organ mata pemakai. Oleh karena itu perancang sistem perlu mewaspadai karakter-karakter yang membingungkan seperti angka 1 (satu) dengan huruf l (el), 2 dengan z, 8 dengan B, 0 dan O dan sebagainya.

b. Pemilihan warna harus memperhatikan faktor radiasi sinar yang dapat melelahkan mata para pengguna, di mana warna merah, oranye, kuning, dan hijau serta warna-warna metalik perlu dihindari. Pilihan warna yang tepat diperlukan untuk menyajikan objek yang tipis atau kecil agar otot mata tidak tegang pada saat melihat dan mengamatinya.


(56)

c. Perpaduan warna juga harus mendapat perhatian tersediri. Misalnya jika latar ditentukan warna yang terang, maka warna tulisan sebaiknya warna yang lebih gelap.

d. Kompleksitas sajian pada sebuah halaman Multimedia Interaktif harus dikelola dengan baik agar tidak mengurangi kenyamanan pada saat melihatnya. Pengelolaan kompleksitas sajian antar halaman sangat diperlukan mengingat kemampuan scanning mata sangat terbatas.

2.5.8. Prinsip Dasar Desain

Prinsip dasar desain merupakan pengorganisasian unsur-unsur dasar desain dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam menciptakan dan mengaplikasikan kreativitas. Frank Jefkins (1997:245) mengelompokkan prinsip-prinsip desain menjadi: kesatuan, keberagaman, keseimbangan, ritme, keserasian, proporsi, skala, dan penekanan.11

a. Kesatuan (unity)

Kesatuan merupakan sebuah upaya untuk menggabungkan unsur-unsru desain menjadi suatu bentuk yang proporsional dan menyatu satu sama lain ke dalam sebuah media. Kesatuan desain merupakan hal yang penting dalam sebuah desain, tanpa ada kesatuan unsur-unsur desain akan terpecah berdiri sendiri-sendiri tidak memiliki keseimbangan dan keharmonisan yang utuh. b. Keberagaman (variety)

Keberagaman dalam desain bertujuan untuk menghindari suatu desain yang monoton. Untuk itu diperlukan sebuah perubahan dan pengkontrasan yang sesuai. Adanya perbedaan besar kecil, tebal tipis pada huruf, pemanfaatan pada gambar, perbedaan warna yang serasi, dan keragaman unsur-unsur lain yang serasi akan menimbulkan variasi yang harmonis.

c. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan adaslah bagaimana cara mengatur unsur-unsur yang ada menjadi sebuah komposisi yang tidak berat sebelah. Keseimbangan dapat tercapai dari dua bagian, yaitu secara simetris yang terkesan resmi/formal

       11

Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi Visual.


(57)

yang tercipta dari sebuah paduan bentuk dan ukuran tata letak yang sama, sedangkan keseimbangan asimetris memberi kesan informal, tapi dapat terlihat lebih dinamis yang terbentuk dari paduan garis, bentuk, ukuran, maupun tata letak yang tidak sama namun tetap seimbang.

d. Ritme/irama (rhythm)

Aliran secara keseluruhan terhadap desain selalu menyiratkan irama yang nyaman. Suatu gerak yang dijadikan sebagai dasar suatu irama dan ciri khasnya terletak pada pengulangan-pengulangan yang dilakukan secara teratur yang diberi tekanan atau aksen. Ritme membuat adanya kesan gerak yang menyiratkan mata pada tampilan yang nyaman dan berirama.

e. Keserasian (harmony)

Suptandar (1995:19) mengartikan keserasian sebagai usaha dari berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen lain yang disusun secara seimbang dalam suatu komposisi utuh agar nikmat untuk dipandang. Keserasian adalah keteraturan di antara bagian-bagian suatu karya.

f. Proporsi (proportion)

Proporsi merupakan perbandingan antara suatu bilangan dari suatu obyek atau komposisi (Kusmiati, 1999:19). Bisa dikatakan bahwa proporsi merupakan kesesuaian ukuran dan bentuk hingga tercipta keselarasan dalam sebuah bidang. Terdapat tiga hal yang berkaitan dengan masalah proporsi, yaitu penempatan susunan yang menarik, penentuan ukuran dan bentuk yang tepat, dan penentuan ukuran sehingga dapat diukur atau disusun sebaik mungkin.

g. Skala (scale)

Skala adalah ukuran relatif dari suatu obyek, jika dibandingkan terhadap obyek atau elemen lain yang telah diketahui ukurannya (Kusmiati, 1999:14). Skala berhubungan dengan jarak pandang atau penglihatan dengan unsur-unsur yang telah dimunculkan (faktor keterbacaan). Skala juga sangat berguna bagi terciptanya kesesuaian bentuk atau obyek dalam suatu desain.

h. Penekanan (emphasis)

Frank Jeffkin (1997:246) menyebutkan bahwa: “Dalam penekanan, all emphasis is no emphasis, bila semua ditonjolkan, maka yang terjadi adalah


(1)

103

 

5.8.Shopping Bag

Gambar 5-27 Desain Shooping Bag sumber gambar pribadi

Shooping Bag ini berfungsi sebagai merchandise bila seseorang membeli

CD interaktif ini. Shooping bag juga bermanfaat sebagai tas mukenah karna modelnya sangat simple dan dapat menyimpan benda-benda lainnya.

5.9. Gantungan Kunci

Gambar 5-28 Desain Gantungan Kunci sumber gambar pribadi

Gantungan Kunci ini berfungsi sebagai merchandise bila seseorang membeli CD interaktif ini.


(2)

5.10. Tasbih

Gambar 5-29 Tasbih sumber gambar pribadi

Tasbih ini berfungsi sebagai merchandise bila seseorang membeli CD interaktif ini.

5.11. Sorban

Gambar 5-30 Sorban sumber gambar pribadi

Sorban ini berfungsi sebagai merchandise bila seseorang membeli CD interaktif ini.


(3)

105

 

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1.Kesimpulan

Masih banyaknya kesalahan yang di alami oleh para jemaah haji saat ihram, wukuf, melempar jumrah, sa’i, di muzdhalifa, di arafa, dan lain-lain membuat penulis merasa harus membuat CD interaktif Manasik Haji ini.

Pembuatan CD interaktif manasik haji ini bukan hanya di ajarkan teori saja, namun juga praktek tata cara yang benar dalam melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar, mempelajari dan lebih mengamalkan tata cara ibadah haji juga membantu calon jemaah haji dalam persiapan ibadah haji.

Setelah CD interaktif ini selesai dibuat dan diedarkan semoga dalam kelanjutannya CD interaktif ini dapat membantu masyarakat khususnya yang ingin dan akan menunaikan ibadah haji dalam mempelajari tata cara berhaji yang baik dan benar dan dapat diamalkan ketika beribadah haji. Sehingga masyarakat dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik dan benar dan menjadi haji yang mabrur.

6.2.Saran

CD interaktif ini adalah salah satu media untuk memberikan pelajaran tentang bagaimana cara haji yang benar dan baik menurut ajaran Rasulullah SAW, karena masih banyak masyarakat yang kurang atau salah dalam menunaikan ibadah haji dengan baik dan benar. Untuk itu sangat perlu media pembelajaran yang membantu mereka supaya mereka lebih mudah untuk mempelajari tata cara haji. Saran penulis untuk :

1. Penulis lainnya berkaitan dengan pembuatan CD interaktif semoga tulisan ini dapat membantu sebagai referensi yang baik sehingga dalam pembuatan CD interaktif berikutnya lebih sempurna.

2. Masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji semoga terbantu dengan adanya CD Iteraktif pembelajaran manasik haji dalam mempelajari tatacara berhaji yang baik dan benar dengan adanya CD interaktif ini.


(4)

3. Teman mahasiswa yang akan melaksanakan TA semester berikutnya semoga dengan adanya tulisan ini dapat dijadikan acuan dalam menyusun laporan TA dan dalam mendesain sebuah CD interaktif harus disesuaikan dengan karakter-karakter dari target audiencenya. Sekian dari penulis, akhir kata penulis ucapkan terima kasih.


(5)

107

 

DAFTAR PUSTAKA

Buku

As-sirjani, Raghib. 2011. Sumbangan peradaban islam pada dunia. Jakarta : pustaka al-kautsar

Cenadi, Christine Suharto. 1999. Elemen-elemen dalam Desain Komunikasi Visual. Nirmana.

Depag RI. 2006. Pembakuan Sarana Alat Peraga Bimbingan Manasik Haji. Jakarta : DJPHI

Depag RI. 2004. Pola Pembinaan Jamaah Haji. Jakarta : Dirjen BMIPH Elizabeth B. Hurlock. Psikologi Perkembangan

H.M. Iwan Gayo. 2010. Buku Pintar Haji & Umrah. Jakarta : Pustaka Warga Negara

Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga

Kamus besar bahasa Indonesia, 1999. edisi kedua. Jakarta : Balai Pustaka

Kusrianto, Andi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi Kusmiati, A, S. Pudjiastuti & P. Suptandar. 1999. Teori Dasar Desain Komunikasi

Visual. Jakarta: Djambatan

Munir, 2012. Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Nogarsyah Moede Gayo, 2003. Pustaka pintar haji dan umrah. Jakarta: Inovasi Kasali, Rhenald. 1998. Membidik pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, dan

Positioning. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sundarmi, Burkan Saleh. 2003. Pedoman haji, umrah, dan ziarah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing


(6)

Suyanto, Muhammad. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Andi

Internet 

www.islamhouse.com/file/id_guide_for_hajj_umrah

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran http://cdinteraktif-info.blogspot.com/2011/02/pengertian-cd-interaktif.html http://copytarik.com/kelebihan-cd-interaktif-sebagai-media-pembelajaran/ http://mediainternusa.com/cd-interaktif/