mempengaruhi besarnya penyerapan air papan partikel yaitu adanya saluran kapiler yang menghubungkan antar ruang kosong, volume ruang kosong diantara
partikel, dalamnya penetrasi perekat terhadap partikel dan luas permukaan partikel yang tidak ditutupi perekat
c. Pengembangan Tebal
Pengembangan tebal adalah besaran yang menyatakan pertambahan tebal contoh uji dalam persen terhadap tebal awalnya setelah contoh uji direndam
dalam air dingin selama 24 jam. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan partikel dari limbah batang kelapa sawit dengan perekat UF terlihat pada Gambar
8 dan nilai selengkapnya disajikan pada Lampiran 2.
Gambar 8. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan partikel dari limbah batang kelapa sawit dengan perlakuan perendaman awal
Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa nilai pengembang tebal papan partikel berkisar antara 16,15-30,43. Berdasarkan SNI 03-2105-2006
nilai pengembangan tebal yang disyaratkan maksimal 12 , maka semua papan tidak
memenuhi standar. Nilai pengembangan tebal tertinggi didapat pada perlakuan
20,05 22,22
16,15 30,43
21,87 22,54
4 8
12 16
20 24
28 32
1 jam 2 jam
3 jam 24 jam
48 jam 72 jam
P e
ng e
m ba
ng a
n T
e ba
l
Air Panas Air Dingin
Perlakuan Perendaman Awal
SNI 03-2105 2006 :
Maks 12
Universitas Sumatera Utara
perendaman air dingin selama 24 jam yaitu sebesar 30,43, sedangkan nilai pengembangan tebal terendah terdapat pada perlakuan perendaman air panas
selama 3 jam sebesar 16,15. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya nilai pengembangan
papan partikel yang dihasilkan adalah ketidakseragaman ukuran partikel yang digunakan. Semakin variatif ukuran partikel yang digunakan maka semakin tinggi
pula pengembangan tebal papan partikel. Hal ini disebabkan karena semakin banyak terdapat rongga-rongga dalam papan partikel yang mengakibatkan
semakin rendahnya stabilitas dimensi papan partikel. Tsoumis 1991 menyatakan bahwa kembang susut pada arah tebal papan dipengaruhi oleh geometri partikel.
Papan yang dibuat dari partikel yang berukuran lebih kecil akan mempunyai perubahan dimensi yang lebih kecil.
Faktor lain yang mempengaruhi tingginya persentase pengembangan tebal papan yang dihasilkan adalah perekat yang digunakan. Pada penelitian ini perekat
UF yang digunakan mempunyai sifat yang tidak tahan terhadap air sehingga saat direndam kekuatan perekat akan melemah dan mengakibatkan ikatan antara
partikel tidak kuat sehingga akan memudahkan air masuk kedalam papan. Maloney 1993 menyatakan bahwa terdapat kelemahan utama perekat urea
formaldehida yaitu terjadinya kerusakan pada ikatannya yang disebabkan oleh air dan kelembaban. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Ruhendi 1988 yang
menyatakan bahwa perekat urea formaldehida tidak tahan air karena air mudah sekali merusak ikatan-ikatan antar perekat dan partikel.
Berat jenis bahan baku yang digunakan juga dapat mempengaruhi besarnya pengembangan tebal papan yang dihasilkan. Nuryawan 2007
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa proses pengempaan pada papan komposit yang berasal dari kayu asal berkerapatan rendah akan menyebabkan pengembangan tebal yang
tinggi apabila papan tersebut direndam dalam air akibat dari internal stress yang ditimbulkannya.
Faktor lain yang menyebabkan tingginya pengembangan tebal papan partikel adalah tidak ditambahkannya bahan yang tahan dan dapat menghambat
air seperti paraffin atau plastik. Dumanauw 2001 menyatakan bahwa sebelum papan partikel diproses, perekat dapat dicampur dengan bahan tambahan yang
salah satunya yaitu lak parafin agar papan partikel tidak menyerap air.
Sifat Mekanis Papan Partikel a. MOE
Hasil penelitian menunjukkan nilai modulus elastisitas papan partikel dari limbah batang kelapa sawit dengan perlakuan perendaman awal dapat dilihat pada
Gambar 9. Hasil selengkapnya disajikan pada Lampiran 3.
Gambar 9. Nilai rata-rata MOE papan partikel dari limbah batang kelapa sawit dengan perlakuan perendaman awal
17174,37 15133,43
14312,98 17756,35
10451,71 18274,77
4000 8000
12000 16000
20000 24000
1 jam 2 jam
3 jam 24 jam 48 jam 72 jam
M O
E k
g c
m
2
Air Panas Air Dingin
Perlakuan Perendaman Awal
SNI 03-2105 2006 :
≥ 20.400 kgcm
2
Universitas Sumatera Utara
Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata MOE papan partikel berkisar antara 10.451 – 18.274 kgcm
2
. Nilai MOE yang dihasilkan menunjukan bahwa semua papan partikel tidak memenuhi memenuhi SNI 03-2105-2006 yang
mensyaratkan nilai MOE papan partikel minimal 20.400 kgcm². Hasil uji MOE yang rendah disebabkan oleh rendahnya kerapatan bahan
baku yang digunakan. Bakar 2003 menyatakan bahwa kerapatan batang kelapa sawit sangat rendah yaitu berkisar antara 0,2–0,35 gcm
3
. Secara umum papan yang dibuat dari partikel berkerapatan tinggi akan menghasilkan papan dengan
kekuatan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Maloney 1993 yang menyatakan bahwa semakin besar kerapatan jenis partikel maka semakin besar
nilai MOE dari papan partikel yang dihasilkan. Selain itu kandungan bahan baku yang digunakan juga dapat
mempengaruhi kekuatan papan yang diperoleh. Maloney 1993 menyatakan bahwa nilai MOE dipengaruhi oleh kandungan dan jenis bahan perekat yang
digunakan dan daya ikat rekat. Sifat batang kelapa sawit yang mengandung pati dapat mengganggu perekatan dan mengakibatkan berkurangnya daya ikat antara
partikel sehingga dapat mengurangi kekuatan papan yang dihasilkan. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya nilai MOE papan yang
dihasilkan disebabkan oleh partikel yang digunakan dalam pembuatan papan memiliki ukuran dan dimensi yang berbeda-beda sehingga mengakibatkan
distribusi perekat tidak merata dan mengakibatkan ikatan antara partikelnya kurang kompak. Syafarini 2000 menyatakan bahwa kekuatan lembaran papan
partikel pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan ikatan masing masing partikel yang terdiri dari susunan individu individu serat. Partikel yang ukurannya relatif
Universitas Sumatera Utara
lebih besar memiliki banyak individu serat yang utuh sehingga akan menghasilkan papan partikel dengan kekuatan yg lebih besar. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bowyer dkk,2003 bahwa partikel ideal untuk mengembangkan kekuatan dan stabilitas dimensi adalah partikel serpih tipis dengan ketebalan seragam dengan
perbandingan tebal dan panjang yang tinggi.
b. MOR