yang rendah akan memudahkan proses pemadatan pada saat pengempaan sehingga akan menghasilkan papan yang lebih padat dan kuat. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Koch 1985 dalam Nuryawan 2007 bahwa faktor yang mempengaruhi nilai MOR papan partikel adalah BJ kayu, geometri partikel,
orientasi partikel, kadar perekat, kadar air dan prosedur kempa.
c. Kekuatan Rekat Internal Bond
Nilai rata-rata hasil pengujian IB papan partikel dari limbah BKS dengan perlakuan perendaman awal disajikan pada Gambar 11. Hasil selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Gambar
11. Nilai rata-rata Internal Bond papan partikel dari limbah batang kelapa sawit dengan perlakuan perendaman awal
Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata IB papan partikel berkisar antara 2,76–9,01 kgcm
2
. Nilai IB paling tinggi diperoleh pada perlakuan perendaman air panas 2 jam yaitu sebesar 9,01 kgcm
2
sedangkan nilai paling rendah diperoleh pada perlakuan perendaman air dingin 72 jam yaitu sebesar 2,76
kgcm
2
. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua papan partikel yang
4,48 9,01
4,22 5,58
3,35 2,76
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 jam 2 jam
3 jam 24 jam
48 jam 72 jam
In te
rn al
B on
d kg
cm
2
Air Panas Air Dingin
Perlakuan Perendaman Awal
SNI 03-2105 2006 :
≥1,5 kgcm
2
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan memenuhi SNI 03-2105-2006 yang mensyaratkan nilai IB papan partikel minimal 1,5 kgcm².
Tingginya rata-rata internal bond pada papan partikel yang dihasilkan dikarenakan karena semakin sedikit bahan zat ekstraktif yang menghalangi
proses perekatan antara perekat dengan partikel sehingga ikatan antar perekat akan semakin kuat dan keteguhan rekat papan partikelnya meningkat. Menurut
Sutigno 1994 zat ekstraktif dapat mengurangi keteguhan rekat karena menghalangi perekat untuk bereaksi dengan komponen dalam dinding sel dari
kayu seperti selulosa. Semakin banyak zat ekstraktif dalam suatu kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya, semakin banyak pula pengaruhnya terhadap keteguhan
rekat. Hal serupa juga dinyatakan oleh Winarno 1996 bahwa perendaman panas pada partikel limbah batang kelapa sawit menyebabkan koagulasi dan melelehnya
komponen pati, sehingga mengakibatkan kontak antar partikel dengan perekat menjadi kuat intensif dibandingkan dengan papan tanpa perlakuan perendaman.
Variasi perendaman awal yang dilakukan akan mengakibatkan zat ekstraktif yang terdegradasi berbeda-beda sehingga nilai IB yang diperoleh juga
akan berbeda. Pada penelitian ini perlakuan perendaman air panas selama 2 jam merupakan yang terbaik, hasil ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya
seperti Hadi 1988 menyatakan bahwa perendaman selumbar dalam air panas selama 2 jam merupakan perlakuan yang optimal karena tidak berbeda dengan
perendaman 3 dan 4 jam untuk meningkatkan stabilitas dimensi papan partikelnya. Hal ini ditegaskan kembali oleh Hertapari 1994 melalui
penelitiannya, perendaman dengan air bersuhu 80-90 ºC selama 2 jam pada
Universitas Sumatera Utara
selumbar kayu merupakan perlakuan yang optimum terhadap respon keteguhan rekat papan panil.
d. Ketahanan papan partikel terhadap serangan rayap tanah