5
2.4.3. Dokumentasi
Dokumentasi yang berasal dari kata dokumen, yang artinya barang barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan sebagainya. Dalam hal ini penulis
mengumpulkan data data serta informasi berupa hal-hal yang berkaitan dengan mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis UMS, Yaitu berupa data
sekunder berupa data kemahasiswaan dan sebagainya.
3. PEMBAHASAN
3.1. Analisis Tingkat Pemahaman Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta Terhadap Produk Makanan Halal.
Sebagaimana dijelaskan bahwa label halal MUI pada produk makanan adalah merupakan pernyataan yang diberikan oleh MUI melalui proses
sertifikasi halal kepada produsen, yang menyatakan bahwa produk tersebut dinyatakan halal. Dengan memenuhi segala syarat serta mekanisme yang
berlaku dan ditetapkan oleh MUI.
Adapaun Produk Halal oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dinyatakan bahwa produk makanan halal adalah produk yang terbebas dari
babi, Tidak mengandung bahan bahan yang diharamkan, seperti bahan bahan dari organ manusia, darah, kotoran dan sebegainya. Semua bahan yang
berasal dari hewan halal dan disembelih menurut syariat Islam. Semua tempat
penyimpanan, penjualan,
pengolahan pengelolaan,
dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi. Jika pernah digunakan
babi atau barang tidak halal lainnya harus dibersihkan terlebih dahulu dengan tata cara syariat Islam, Serta semua makanan dan minuman yang
tidak mengandung khamar.
Maka untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman mahasiswa Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta tentang Produk
Halal, penulis akan memaparkan berdasarkan interview yang telah dilakukan sebelumnya, dengan menemukan jawaban yang beragam, salah satunya
adalah Kris 2013 yang mengatakan bahwa produk makanan halal adalah produk makanan yang diperbolehkan oleh syariat dan tidak bertentangan
oleh Al-Quran dan sunnah.
Mengomentari pernyataan tersebut penulis menganggap jawaban ini telah memenuhi essensi dari kreteria suatu produk makanan halal yang
dimaksud oleh MUI, yang tentunya tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah digariskan oleh Al-Quran dan Sunnah. Salah satunya disebutkan
dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah 2: 168.
Melihat dari jawaban yang dikemukakan oleh responden, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis beranggapan
bahwa Produk halal adalah produk yang didalam pembuatannya mulai dari bahan hingga pengolahan tidak mengandung unsur haram seperti babi,
6
bangkai, zat berbahaya serta khamar. Sehingga hal ini tidak bertentangan sama sekali dengan syariat Islam. Maka penulis menganggap kesimpulan
yang disampaikan secara umum ini telah sejalan dengan apa yang di kreteriakan oleh MUI.
Kesimpulan yang didapat, memberi indikasi bahwa mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis yang memahami definisi dari produk halal
secara umum cukup besar, yakni terdapat 81.63 dari seluruh sample mahasiswa FEB.
Pendapat lain dikemukakan juga oleh sebagian mahasiswa FEB, antar lain Ardi 2013 yang menjawab bahwa produk makanan halal adalah
produk yang melalui proses filterisasi yang tinggi yang dilakukan oleh produsen muslim. Sejalan dengan itu Ian 2012 yang menjawab bahwa
makanan halal adalah makanan yang memenuhi syarat uji laboratorium sehingga terjamin kesehatan serta kebersihannya.
Mengomentari 2 pendapat diatas penulis melihat bahwa jawaban yang diberikan oleh keduanya kurang tepat, namun tidak melenceng jauh dari apa
yang dimaksud dengan makanan halal yang dimaksud MUI. Karena setiap proses pemilihan serta pengolahan makanan halal sudah semestinya melalui
filter yang tinggi serta lulus uji kesehatan. Namun Islam mengatur lebih dari pada itu, yaitu selain dari pada sehat dan menyehatkan tentu makanan pun
harus dari yang baik dan diperbolehkan oleh syariat. Al-Quran menegaskan dalam Al-Quran surat Al-Maidah 5: 4
Dari jawaban yang diperoleh diatas maka ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa yang memahami produk halal namun belum sempurna adalah
15,30 dari seluruh sample yang didapatkan. Selanjutnya pendapat lain juga disampaikan oleh Fergi 2013,
mengatakan bahwa produk makanan halal adalah anggapan umum masyarakat bahwa makanan itu layak dikonsumsi dan halal. Tentunya
jawaban ini melencang jauh dari kreteria yang telah ditapkan MUI.
Mengomentari hal tersebut penulis beranggapan bahwa jawaban ini tidak sesuai dengan kreteria yang dimaksudkan oleh MUI. Karna keberadaan
kreteria ini sesungguhnya adalah menjadi patokan utama dalam menentukan makanan tersebut halal. hal ini pun disandarkan MUI pada Al-Quran
Sunnah, bukan kepada anggapan masyarakat maupun ulama setempat. Tentunya sebagai seorang muslim tentu kreteria Al-Quran Sunnah
menjadi harga mati dalam menentukan produk halal.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa 3.07 mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis baru memahami Produk Halal hanya sebatas
anggapan semata, namun belum memahami essensi sebenarnya dari keberadaan kreteria halal MUI. Yang tentunya dengan anggapan seperti di
atas penulis menganggap hal ini tidak tepat, dan jauh dari definisi maupun kreteria halal MUI.
7
3.2. Analisis Pengaruh Labelisasi Halal MUI Terhadap Keputusan